A. Pengertian
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki
(tingkatan) tertentu. Dalam pembelajaran, taksonomi dibuat untuk
mengklasifikasikan tujuan pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil
pembelajaran..
1. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi
efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Kondisi pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil dilapangan
atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran
selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik, kondisi kelas,
materi pembelajaran.
Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabel-variabel
yang mempengaruhi penggunaan variabel metode yaitu :
1.1 Tujuan Bidang Studi
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada hasil
pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran yang
diharapkan, berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu, dan
berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini.
1.2 Kendala Bidang Studi
kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti media, waktu,
personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik
dalam menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru
sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan
media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
3. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda.
Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
- Keefektifan
- Efisiensi
- Daya tarik
Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi
belajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan
keefektifan pembelajaran yaitu (1) kecermatan penguasaan prilaku yang
dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan”, (2) kecepatan untuk
kerja, (3) tingkat alih belajar, (4) tingkat retensi apa yang dipelajari.
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan dan
jumlah waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang
digunakan.
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan
siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan
daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan
mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa
untuk terus atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran
itu sendiri atau dengan bidang studi.
Dari tiga variabel diatas kita dapat mengukur keberhasilan kita dalam mengajar,
apakah pembelajaran kita sudah efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Ciri
pembelajaran yang baik apabila pembelajaan tersebut efektif, artinya si belajar
telah mencapai tujuan dari apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian efisien,
sudahkah waktu yang ditentukan mencukupi dalam penyampaian materi
pembelajaran, dan apakah biaya yang diperlukan dalam pembelajaran tadi
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selanjutnya adakah pembelajaran
yang disampaikan memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa, apabila
pembelajaran tersebut memberikan kesan kepada siswa dan siswa cenderung
untuk mencinai pembelajaran itu, berati kita telah berhasil dalam melaksanakan
pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Variabel pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu :
1. Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi efek metode
dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Reigeluth dan Merrill mengelompokkan
variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
- Tujuan ndan karakteristik bidang studi
- Kendala dan karakteristik bidang studi
- Karakteristik siswa
2. Variabel metode pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel metode
pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga, yaitu :
- Strategi pengorganisasian
- Strategi penyampaian
- Strategi pengelolaan
3. Variabel hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang
berbeda. Variabel hasil pembelajaran juga diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
- Keeektifan
- Efisien
- Daya tarik
Variabel kondisi dan metode adalah variabel bebas dan parameter kedua
variabel ini berinteraksi untuk menghasilkan efek pada variabel hasil pembelajaran,
sebagai variabel tergantung. Efek ini bisa berupa efek yang sengaja dirancang; karena
itu ia merupakan efek yang diinginkan, dan bisa juga berupa efek nyata sebagai hasil
penggunaan metode pengajaran tertentu. Bila acuan pembelajaran adalah pada efek
atau hasil pengajaran yang diinginkan, maka hasil ini harus ditetapkan lebih dulu
sebelum menetapkan metode pembelajaran. Jadi, metode pembelajaran nyang dipilih
adalah metode yang optimal untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan. Langkah
akan terbalik, apabila acuan pengajaran adalah pada efek atau hasil pengajaran yang
nyata. Metode pengajaran yang akan dipakai ditetapkan lebih dulu, kemudian garu
mengamati hasil pengajaran sebagia akibat dari penggunaan metode itu dibawah
kondisi pengajaran yang ada.
Berdasarkan pendapat Reigeluth dan Merrill tentang taksonomi variabel
pembelajaran khususnya variabel hasil pembelajaran diperkuat oleh taksonomi
Bloom dkk bahwa untuk mengukur hasil pengajaran dalam proses pembelajaran
didasarkan pada tipe isi bidang studi diklasifikasi menjadi 3 ranah yaitu :
1. Ranah kognitif terdiri dari : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, penilaian.
2. Ranah sikap terdiri dari : menerima, merespon, menghargai, mengorganisasi,
karakteristik.
1.2. Saran
Dari pembahasan tentang taksonomi Variabel Pembelajaran maka disarankan
kepada pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut sesuai dengan
pengklasifikasian variabel, sehingga dalam kegiatan pembelajaran seorang pendidik
mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudana Degeng. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung
Persada Press.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sardiman A.M. 2001. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.