Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS KURIKULUM


2013

Untuk Memenuhi Tugas Individu

Matakuliah Kurikulum Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Dr. Hasan Suaedi, M.Pd

Dibuat oleh

Lestari Aulia

18102201033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah “DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN DALAM
KONTEKS KURIKULUM 2013”, sholawat serta salam tercurah
limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.

Puji syukur kepada allah SWT Yang telah memberi kami


kemudahan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
HASAN SUAEDI, S.Pd., M.Pd selaku dosen matakuliah KURIKULUM
BAHASA INDONESIA. Yang telah membimbing dalam pembuatan
makalah ini.

Kami ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada pihak-pihak


yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar
bahwa kesempurnaan hanya milik allah SWT, maka dari itu apabila ada
kesalahan pada makalah ini mohon maaf sebesar-besarnyaa.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat, bukan hanya untuk kami tapi
juga bagi semuanya yang telah membaca. Mohon maaf apabila ada
kesalahan jika ada kritik dan saran itu sangat membantu penulis dalam
memperbaikinya dalam tugas selanjutnya.

Jember,26 Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Desain Sistem Pembelajaran 2
2.2 Mengembangkan Desain Sistem Pembelajaran 4
2.2.1 Analisis Kebutuhan untuk Mengidentifikasi Tujuan
Pembelajaran 4
2.2.2 Melakukan Analisis Pembelajaran 4
2.2.3 Menganalisis Siswa dan Konteks Pembelajaran 4
2.2.4 Merumuskan Tujuan Performasi 5
2.2.5 Mengembangkan Instrumen Penilaian 5
2.2.6 Mengembangkan Strategi Pembelajaran 6
2.2.7 Mengembangkan Materi Pembelajaran 6
2.2.8 Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif 7
2.2.9 Merevisi Pembelajaran 7
2.2.10 Mengambangkan Evaluasi Sumatif 8
2.3 Mendesain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas terencana yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu di bawah bimbingan,arahan,dan
motivasi guru. Pembelajaran tidak dilakukan denga nasal-asalan
melainkan harus dilakukan secara baik. Dalam proses ini merencanakan
pembelajaran tidak hanya di mulai dengan menyusun RPP melainkan
merupakan proses sistematis yang dilakukan dari tahap penentuan
kebutuhan hingga menguji keefektifan desain pembelajaran yang
dikembangkan. Dalam pengembangan pembelajaran ini biasa disebut
dengan Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 13. Hasil
akhir dari pengembangan desain system pembelajaran ialah suatu model
pembelajaran tertentu yang generik,komprehensif,dan sistematis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana yang di maksud dengan system pembelajaran ?
2. Bagaimana cara mengembangkan desain system pembelajaran ?
3. Bagaimana cara mendesain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan system pembelajaran
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan desain system pembelajaran
3. Untuk mengetahui cara mendesain pembelajaran dalam konteks kurikulum
2013.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Desain Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran pada dasarnya merupakan cara-cara untuk


mencapai tujuan pembelajaran yaitu tercapainya hasil belajar secara
maksimal oleh peserta didik dalam kegiatan belajar. Hasil belajar
merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar. Melalui hasil
belajar yang dicapai oleh siswa dapat diketahui kemampuan siswa dalam
memahami materi yang diajarkan guru dan dapat menentukan keberhasilan
siswa dalam belajarnya. Sementara bagi guru, hasil belajar siswa dapat
memberikan gambaran keberhasilan dan kualitas guru dalam mengajar.
Sudjana (2004:22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat diketahui setelah evaluasi.
Hasil evaluasi memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar
siswa. Harapan setiap siswa atau guru, siswa memperoleh hasil belajar
tinggi.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,
misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai
proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai
penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran
merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai
sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur
untuk meningkatkan mutu belajar.
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful

2
Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik
yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin
kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa
penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep
pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang
digunakan.Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran
adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara
guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari
pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan
merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya
transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang
sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu
oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Menurut Dick,Carey,dan Carey (2009) secara terperinci
menyatakan bahwa pengembangan desain pembelajaran merupakan
seperangkan kegiatan yang meliputi perencanaan,pengembangan,dan
evaluasi terhadap system instruksional yang sedang dikembangkan
sehingga setelah mengalami beberapa revisi,desain system pembelajaran
tersebut dapat memuaskan hati pengembangnya. Dick,Carey dan Carey
(2009) memandang desain pembelajaran sebagai seuah system dan
menganggap pembelajaran adalah proses yang sistematis. Desain
pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan system pembelajaran. Desain system
pembelajaran meliputi tahapan perencanaan,pengembangan,implementasi,
dan evaluasi.

3
2.2 Mengembangkan Desain Sistem Pembelajaran

Dalam mengembangkan desain system pembelajaran memerlukan


upaya serius,upaya ini dilakukan dengan meminjam dan mengaplikasikan
salah satu teori pengembangan desain pembelajaran yang telah digagas
oleh ahli. Menurut Dick,Carey,dan carey (2009) terdapat sepuluh
tahapan,yaitu :

2.2.1 Analisis Kebutuhan untuk Mengidentifikasi Tujuan


Pembelajaran.

Analis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah


langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah
desain system pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan apa
yang harus dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Secara
spesifik terdapat model analis awal dan akhir yaitu analisis
performa,analisis kebutuhan,analisis pekerjaan,pengalaman praktis tentang
kesulitas siswa belajar,dan beberapa konsep baru yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.

2.2.2 Melakukan Analisis Pembelajaran.

Analisis pembelajaran adalah suatu prosedur apabila diterapkan


pada suatu pembelajaran akan menghasilkan suatu identifikasi
kemampuan-kemampuan bawahan yang diperlukan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran utama. Analisis pembelajaran dilakukan untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana mencapai suatu
tujuan pembelajaran yang ditetapkan melalui analisis tujuan
pengembangan akhir.

2.2.3 Menganalisis Siswa dan Konteks Pembelajaran

Langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau parallel


analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang

4
dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi
oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang di
pelajari. Analisis pembelajaran ditujukan untuk mengenali profil siswa
secara menyeluruh termasuk di dalamnya analisis kemampuan dan
keterampilan awal,sikap,motivasi,bakat,minat,karakter, dan kepribadian
siswa. Analisis ini lalu dikaitkan dengan konteks performasi dan konteks
pembelajaran.

Konteks performasi terkait dengan penyediaan media


belajar,dukungan sekolah,keluarga,dan masyarakat serta aspek relevansi
keterampilan kerja tertentu. Konteks pembelajaran terkait dengan lokasi
pembelajaran,kebutuhan kondisi tertentu agar proses belajar bisa
berjalan,dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

2.2.4 Merumuskan Tujuan Performasi

Tujuan performasi adalah sebuah gambaran detail tentang apa yang


akan dapat dilakukan oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
Tujuan performasi lebih menyarankan bagaimana siswa mampu
menerapkan seluruh pengetahuan,keterampilan,bagaimana siswa mampu
menerapkan seluruh pengetahuan,keterampilan dan sikapnya dalam
konteks dunia nyata atau di luar pembelajaran. Tujuan performasi pada
dasarnya adalah keterampilan yang diperoleh dari kegiatan analisis
pembelajaran. Tujuan-tujuan ini harus ditulis secara rinci sebab terkadang
tujuan-tujuan tersebut diidentifikasikan sebagai entry behavior (masukan
awal) bagi tujuan yang lainnya.

2.2.5 Mengembangkan Instrumen Penilaian

Yang perlu diperhatikan dalam menentukan instrument penilaian


adalah bahwa instrument harus dapat mengukur performa siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara tepat,sahih
dan reliabel. Sejalan dengan hal tersebut,instrumen yang dikembangkan
hendaknya beragam bergantung pada jenis tujuan khususnya yang telah
dibuat. Penilaian formatif ini sangat berfungsi untuk memahami capaian

5
tahapan belajar siswa sehingga guru dapat mengetahui kesulitan yang
dihadapi siswa dan dapat memberikan solusi . pengembangan instrument
penialaian hendaknya bersifat otentik sehingga dapat memberikan
gambaran nyata yang menyeluruh tentang kemampuan siswa dalam
konteks pembelajaran maupun sebagai cermin dalam konteks kehidupan
sehari-hari.

2.2.6 Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Dalam memilih,menyusun dan mengembangkan strategi


pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu :

a. Strategi pembelajaran hendaknya dijiwai oleh


pendekatan konstruktivis dan konstektual.
b. Didasarkan atas teori dan penelitian baru.
c. Berisi seperangkat aktivitas belajar yang otentik dan
bukan hanya berorientasi penyampaian materi.
d. Dilandasi pengembangan karakter siswa.
e. Dioerientasikan untuk mencapai tujuan belajar yang
bersifat implementatif bukan sekadar tujuan yang
bersifat konsep.
2.2.7 Mengembangkan Materi Pembelajaran.

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan keterampilan,dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci,jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta,konsep,prinsip,prosedur) keterampilan dan sikap atau nilai.
Pengembangan bahan ajar hendaknya dilakukan sejalan dengan strategi
pembelajaran atau berbasis model pembelajaran. Menurut Syahruddin,dan
Abidin (2012) dapat dijelaskan bahwa bahan ajar yang terbukti efektif
mengembangkan pengetahuan,keterampilan,dan karakter siswa yaitu, (1)
bahan ajar yang dikembangkan sejalan dengan model pembelajaran yang
relevan (2) bahan ajar yang disusun berbasis aktivitas nyata para siswa (3)

6
bahan ajar tidak hanya menyajikan aktivitas melainkan aktivitas yang
bersifat inkuiri/konstruktivis (4) bahan ajar yang dilengkapi dengan lembar
kerja proses yang menggiring siswa bekerja berdasarkan tuntutan model
pembelajaran yang digunakan.

2.2.8 Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif

Menurut Dick,Carey, dan Carey terdapat tiga jenis evaluative


yang dapat di aplikasikan untuk mengembangkan desain system
pembelajaran,yakni

a. Evaluasi perorangan,yakni evaluasi yang dilakukan


melalui kegiatan uji coba terbatas dengan minimal tiga
orang siswa untuk memperoleh masukan tentang
kesalahan-kesalahan yang tampak dalam desain yang
dikembangkan.
b. Evaluasi kelompok kecil,yakni evaluasi yang dilakukan
dengan mengujicobakan desain system pembelajaran
yang dikembangkan terhadap sekelompok kecil siswa
(10-20 orang siswa), dilakukan untuk menentukan
efektivitas perubahan yang telah dibuat setelah evaluasi
perorangan dan mengidentifikasi masalah yang masih
ada.
c. Evaluasi lapangan,yakni uji coba desain system
pembelajaran yang dikembangkan terhadap sekelompok
besar siswa (satu kelas siswa) sebelum program tersebut
digunakan dalam situasi pembelajaran yang
sesungguhnya.

2.2.9 Merevisi Pembelajaran

Data yang digunakan untuk landasar revisi adalah dari evaluasi


formatif yang telah dilakukan. Evaluasi formatif tidak hanya dilakukan

7
pada draf program pembelajaran saja,tetapi juga terhadap aspek-aspek
desain system pembelajaran yang digunakan dalam program seperti
analisis,pembelajaran,entry behavior,dan karakteristik siswa.

2.2.10 Mengembangkan Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai di evaluasi


secara formatif dan direvisi sesuai dengan standar yang digunakan oleh
perancang. Evaluasi sumatif tidak termasuk dalam desain system
pembelajaran. Tujuan evaluasi sumatif adalah menguji keefektifan desain
system pembelajaran,yang dikembangkan dengan dibandingkan dengan
desain system pembelajaran yang digunakan di sekolah.

2.3 Mendesain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013

Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 diyakini akan


terlakasana denagn baik dan mencapai tujuan jika dikembangkan secara
fundamental, terperinci komprehensif, dan reflek-evaluatif. Bertemali
dengan hal tersebut, pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 tidak
dapat dilakukan dengan berasaskan untuk memenuhi kewajiban belaka,
namun harus dilandasi kebesaran jiwa dan kesatuan tekad untuk
mengembangkan pembelajaran bermutu, harmonis, dan bermartabat. Oleh
sebab itu, pengembangan desain sistem pembelajaran dalam konteks
kurikulum 2013 harus dilakukan secar tepat guna dan tepat sasaran. Dalam
kaitanya dengan analisis kebutuhan, pembelajaran dalam konteks kurikulum
2013 harus mampu menghasilkan lulusan yang releven dengan tuntutan
belajar abad ke-21 yakni terampil belajar dan berinovasi. Dalam kaitanya
dengan analisis pekerjaan, pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013
harus diarahkan agar siswa mampu memiliki kemampuan bekerja dengan
menggunakan daya pikirnya sehingga mereka memiliki keterampilan hidup
dan berkarier secara fleksibel dan adaptif.

Berdasarkan analisis pengalaman praktis tentang kesulitan siswa


belajar dan beberapa konsep baru yang di butuhkan dalam pembelajaran,
pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 haruslah didasarkan pada

8
sistem pembelajaran saintifik proses, integratif dan berdiferensial,
multisensori, multiliterasi dan koperatif. Langkah kedua yang harus di
lakukan dalam mengembangkan desain pembelajaran. Tujuan utama analisis
pembelajaran adalah mengidentifikasi sikap keterampilan, pengetahuan yang
harus dikembangkan selama proses pembelajaran. Berkaitan dengan analisis
pembelajaran ini, secara jelas kurikulum 2013 telah dikembangkan dengan
berdasar pada standar nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan
oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidik
Nasional pada Pasal 35. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai
acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan
merupakan salah satu dari delapan standar nasional pendididkan
sebagaimana yang ditetapakan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Standar lulusan kurikulum 2013 telah
diatur melalui Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Desain sistem pembelajaran merupakan seperangkat kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengemvangan, dan evaluasi terhadap sistem
instruksional yang sedang dikembangkan sehingga setelah mengalami
beberapa kali revisi, Pengembangan desain pembelajaran adalah teknik
pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah pembelajaran
atau, setidak- tidaknya, dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber
belajar yang ada untuk memperoleh pendidikan.
Dalam Pengembangan desain pembelajaran terdapat sepuluh
tahapan,yaitu tahap analisis kebutuhan, analisis pembelajaran dan analisis
pembelajar, penentuan tujua n pembelajaran, pengembangan instrumen
penilaian, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan
ajar, dan perancangan dan pelaksanaan evaluasi model pembelajaran baik
secara formatif sebagai dasar merevisi desain yang dikembangkan dan
evaluasi sumatif untu menguji keberartian model desain yang
dikembangkan.
3.2 Saran
Melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita,
yaitu sebagai berikut.
1. Untuk calon guru dapat menambah wawasan tentang
bagaimana konsep pembelajaran kurikulum 2013.
2. Bagi penulis selanjutnya, dengan adanya keterbatasan dalam
makalah ini, maka penulis selanjutnya dapat mengembangkan
makalah mengenai Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013.

10
DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks


Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama

11

Anda mungkin juga menyukai