Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN METODE TARTILI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA Al-QUR’AN PADA SISWA MTsS


BADRUL ULUM KUTACANE, ACEH TENGGARA

SIKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dan Ilmu Keguruan IAIN Langsa

Oleh :
ERNA WATI
(1012018071)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. Berkat rahmat dan hidayah-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan sikripsi ini. Shalawat berangkaian salam kita
sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw beserta keluarga
dan para sahabatnya yang senantiasa memberi penerangan kepada umatnya
sekalian.Dalam penulisan sikripsi ini penelitian mengambil judul.
“PENERAPAN METODE TARTILI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA MTsS
BADRUL ULUM, KUTACANE, ACEH TENGGARA
Pada proses penyusunan sikripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih
kepada dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikan sikripsi ini.
Penulis mohon maaf jika ada kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam
penulisan proposal ini. Kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Langsa, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Batasan Masalah.........................................................................5
C. Rumusan Masalah......................................................................6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................6
E. Manfaat Penelitian.....................................................................6
F. Kajian Terdahulu........................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Pendidikan Agama Islam atau yang sering disebut dengan istilah
PAI, terdapat pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pada madrasah
tsanawiyah (MTs) terdapat satu mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) yang diajarkan dua jam pelajaran dalam satu minggu.
Sedangkan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs), pendidikan agama
islam dibagi dalam beberapa mata pelajaran yang meliputi Al-Qur’an
Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan
Bahasa Arab. 1
Dalam pendidikan agama, kita akan banyak menemukan
literatur pendidikan yang menggunakan bahasa Arab serta kajian-
kajian berupan Hadist dan ayat-ayat Al-Qur’an. Rasulullah Saw
membekali umat manusia dengan Al-Qur’an dan Hadist agar
dijadikan sebagai pedoman hidup yang mampu mengarahkan ke
jalan yang benar. Dengan demikian Al-Qur’an merupakan
pendidikan mendasar yang harus dimiliki oleh siswa sebab
pengetahuan dalam membentuk moral dan perilaku manusia yang
sesuai norma sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an. 2
Tujuan pendidikan Al-Qur’an adalah untuk petunjuk
mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar
hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan
tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, Al-

1
KMA Nomor 165 Tahun 2014, Keputusan Menteri Agama tentang Kurikulum Madrasah
2013.
2
Fitriyah Mahdali, Analisis Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam Perspektif
Sosiologi Pengentahuan : institut Agama Islam al-Qalam Malang (Masdar : jurnal studi Al-Qur’an
Hadist, vol. 2 2020(143-168)
Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.3
Secara etomologis Al-Qur’an berarti bacaan, menghimpun,
dan mengumpulkan. Al-Qur’an sebagai kitab suci, juga disebut Al-
Kitab (yang ditulis) atau kitabullah (kitab Allah). Selain itu masih
ada sebutan lain, Al-Furqan (pembeda), at-Tanzil (yang
diturunkan )dan masih banyak nama-nama lainya. Dan yang paling
masyhur dan khas ialah Al-Qur’an.
Adapun secara terminologis, Al-Qur’an dimaknakan sebagai
kalam Allah Swt. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad Saw.
Menurut Anshori, Al-Qur’an yaitu sebuah ajaran untuk dibaca
kepada seluruh umat Islam. Disebutkan demikian sebab seolah-olah
Al-Qur’an menghimpun beberapa huruf, kata dan kalimat secara
tertib sehingga tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu Al-Qur’an
harus dibaca dengan benar sesuai dnegan mahraj huruf dan sifat-
sifat hurufnya, juga dipahami , amalkan dalam kehidupan sehari-
hari dengan tujuan apa yang dialami masyarakat untuk
menghidupkan Al-Qur’an baik secara teks, lisan ataupun budaya.4
Oleh karena itu Al-Qur’an merupakan penting untuk
diajarkan disekolah dan madrasah-madrasah sehingga dalam diri
siswa akan tertanam nilai-nilai dari Al-Qur’an dan menjadikan Al-
Qur’an sebagai bacaan yang pedoman dan penting dalam kehidupan
sehari-hari.
Al-Qur’an seperti yang terkandung dalam maknanya, adalah
bacaan. Makna ini diisyaratkan, bahwa Al-Qur’an harus dibaca. Bagi
seorang muslim, membaca Al-Qur’an merupakan bagian dari
3
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an : Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), hlm. 57
4
Anshori, Ulumul Qur’an , ( Jakarta; Rajawali Pers, 2013), hlm. 17
kewajiban agama, kemampuan membaca Al-Qur’an ini bagi
muslim terkait dengan Shalat. Sebagai ibadah mahdhah (khusus),
shalat sudah dibebankan kepada seorang sejak ia menginjak usia
akil-Baliq. Saat ia mencapai usia tersebut, ibadah shalat sudah
merupakan kewajiban penuh. Tidak boleh diabaikan. 5
Keberhasilan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar (tartil) harus dengan proses belajar. Terjadinya belajar
mengajar merupakan suatu bentuk usaha manusia untuk
mengembangkan fitrah yang ada pada diri manusia itu sendiri agar
dapat berkembang secara optimal, begitu pula dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an yaitu penyajian bahan pelajaran
membaca Al-Qur’an oleh seseorang pendidik kepada siswa dengan
bertujuan agar siswa tersebut mampu memiliki kemampuan dalam
membaca Al-Qur’an serta dapat meningkatkan kualitas membaca
Al-Qur’an secara baik dan teratur. Oleh karena itu kemampuan
membaca merupakan modal untuk dapat mengamalkan isi makna
kandungan dalam Al-Qur’an. Bagaimana siswa bisa dapat
memahami bahkan mengamalkan Al-Qur’an jika tidak memiliki
kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar. Oleh karena
itu kemampuan membaca merupakan modal utama untuk
menjadikan manusia yang tergolong baik di hadapan Allah Swt. 6
Dari pengamatan peneliti justru tidak sesuai dengan harapan.
sebahagian siswa MTsS tersebut masih kurang dalam bacaan
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik. Kemudian dari segi
pengucapan makhorijul huruf serta bacaan tajwid masih kurang
fasih dan kurang jelas. Ketika ada huruf yang sama namun berbeda

5
H. Jalaluddin, Cepat Membaca Al-Qur’an Melalui Metode Tunjuk Silang, (Jakarta :
Kalam Mulia, 2012) hlm, 1-5
6
Yusuf Qoradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, ( Jakarta : Pustaka
Kautsar, 2006), hlm, 3
bentuknya mereka sulit memahami dan membacanya dengan baik
dan benar
Oleh karena itu, tugas pendidik atau guru adalah menciptakan
suasan pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk senantiasa
belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang
demikian akan berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’An dengan baik dan benar sesuai kaidah yang ada.
Sehingga peserta didik dapat memahami dan membaca serta
mengamalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar. pendidik
sebaliknnya memiliki kemampuan dalam memilih metode atau
strategi pembelajaran yang tepat karena metode merupakan salah
satu hal yang sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. 7
Atas dasar pembahasan diatas tersebut maka peneliti perlu
diterapkan sebuah metode pembelajaran yaitu Metode Tartili yang
dapat membantu meningkatkan kemampuan dalam membaca dan
proses membahas materi agar dapat dipahami.
Metode tartili (Tartil) adalah metode membaca Al-Qur’an
yang digunakan dalam pemebelajaran membaca Al-Qur’an dengan
cara membaca pelan dan tenang sesuai dengan hukum-hukum ilmu
Tajwid dan tanda-tanda waqof. Setiap proses pembelajaran yang
berlangsung tidak lepas dari dimensi afektif. Dimensi kecerdasan
sikap atau kepribadian.8
Metode Tartili yang digunakan dalam pembelajaran membaca
Al-Qur’an proses pembelajarannya mencakup tiga ranah kognitif
dengan memberikan pengetahuan tentang pengenalan huruf-huruf
Al-Qur’an, tanda baca, cara membacanya dan penulisannya. Dengan
ranah afektif diharapkan siswa mampu membiasakan membaca Al-
7
Agung, Iskandar. Meningkatkan kreativitas pembelajaran bagi guru, (Jakarta : Bestari
Buana Murni, 2010).
8
(http://pembelajaranalqur’an wordpress.com diakses pada tanggal 22/01/2020).
Qur’an. Ranah psikomotorik agara siswa mampu mempratikan cara
membaca Al-Qur’an dengan tartil sesuai dengan hukum ilmu
Tajwid, makhorijul huruf dan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an.
Dengan metode Tartili ini untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an khususnya dalam
mendengar ( istima’), dan membaca (qira’ah atau tilawah) baik
binnadzar (dengan melihat tulisan) atau bilghaib (dengan hafalan).
Metode tartili ini adalah penekanan terhadap membaca secara
pelan, ditekankan pada yang lebih terhadap makhrajul hurufnya dan
penanaman kaidah tajwid dengan metode drill secara berulang-ulang
sampai siswa benar-benar menguasainya.
Oleh karena itu belajar membaca Al-Qur’an tentu sangat
mendukung serta mempercepatkan dalam kemampuan siswa untuk
dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.9
Dalam studi kasus permasalahan dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an maka perlu perkembangan proses
pembelajaran, Penerapan metode ataupun model pembelajaran.
Peneliti menggunakan metode Tartili sebagai pemecah masalah,
upaya mengembangkan kemampuan, membaca dan hasil belajar
peserta didik. Dalam hal ini, maka peneliti hendak melakukan
penelitian dengan judul. “PENERAPAN METODE TARTILI
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA Al-
QUR’AN PADA SISWA MTsS BADRUL ULUM KUTACANE,
ACEH TENGGARA

C. Identifikasi Masalah

9
Luluk Masfufah, Penerapan Metode Tartili Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Di TPQ Nurul Hikmah Kertonagoro Jenggawah Jember : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 2
No 1 1 Oktober 2021, Hal. 3
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat
beberapa Indentifikasi masalah peneliti antara lain sebagai berikut :
1. Penerapan Metode Tartili
Penerapan adalah pelaksanaan. Penerapan adalah suatu
perihal mempraktekan.
Metode tartili (Tartil) adalah metode membaca Al-Qur’an
yang digunakan dalam pemebelajaran membaca Al-Qur’an dengan
cara membaca pelan dan tenang sesuai dengan hukum-hukum ilmu
Tajwid dan tanda-tanda waqof. Setiap proses pembelajaran yang
berlangsung tidak lepas dari dimensi afektif. Dimensi kecerdasan
sikap atau kepribadian. Sama pentingnya dengan dua dimensi lainya,
yakni dimensi kognitif fan psikomotorik.
2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan berarti kecakapan, kesanggupan dan kekuatan
seorang individu untuk berusaha sendiri. Sedangkan membaca Al-
Qur’an adalah proses mengubah sebuah bentuk tulisan /tanda
menjadi sebuah bacaan yang kemudian dapat dipahami isinya.
Oleh karena itu kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan
suatu kecakapan seorang individu untuk membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka
peneliti dapat membuat rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah
Penerapan Metode Tartili Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Mtss Badrul Ulum Kutacane, Aceh
Tenggara”.?

D. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah penelitian ini bertujuan yang hendak
dicapai yaitu, Untuk mendeskripsikan Penerapan Metode Tartili
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Siswa
Mtss Badrul Ulum Kutacane, Aceh Tenggara.

E. Manfaat penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan masukan bagi pihak sekolah dalam usaha untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan
guru akan keberagaman metode pembelajaran yang dapat dipilih
dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan dan
wawasan pengetahuan bagi peneliti yang berminat meneliti
tentang metode Tartili.

F. KAJIAN TERDAHULU.

Penelitian tentang metode pembelajaran membaca Al-Qur’an


bukanlah penelitian yang pertama kali. Dalam kaitannya dengan
penelitian ini peneliti melakukan kajian pustaka maupun jurnal
terhadap penelitian-penelitian sebelumnya diantaranya ;

1. Penelitian yang dilakukan Tira Rahayu berjudul “ Implementasi


Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Metode Tartili Di MAS Sinar
Serdang Perbauangan”. Dari penelitian ini menjelaskan
pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dengan metode
Tartili dimulai dengan melafalkan do’a sehari-hari atau surat pendek
bersama –sama, kemudian masuk materi guru membacakan serta
menjelaskan, sedangkan siswa menyimak pada buku/ Al-Qur’an.
Kemudian siswa memindahkan tulisan di Al-Qur’an ke buku tulis
setelah menulis dinilai oleh guru. Persamaan dari judul peneliti yaitu
sama-sama menggunakan metode Tartili.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yakhsan berjudul “Implementasi


Metode Tartili Dalam Pembelajaran Membaca Tartil Al-Qur’an
Bagi Santri Di Jami’iyyah Muratottil Qur’anil Karim Desa Pasir
Lor Kecamatan Karanglewas Kabupaten Bayumas”. Menjelaskan
pelaksanaan metode tartili yang digunakan pembelajaran Al-Qur’an
ini mampu mempercepat santri dalam mengenal bacaan Al-Qur’an
dan cepat tanggap menerima materi.

Anda mungkin juga menyukai