Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN FIQIH MATERI DIBALIK KESULITAN TERDAPAT


KEMUDAHAN MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PROJECT
BASED LEARNING DI MIS Al-ISLAMIYAH

Syaifuddin
Guru MIS Al-Islamiyah

Email: asipukduaribu@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang
dilaksanakan pada kelas VII semester 2,tahun ajaran 2021/2022,Subjek penelitian
adalah peserta didik kelas VII sebanyak 25 orang. Sumber data terdiri dari sumber data
primer dan data sekunder. Instrumen penelitian ini peneliti sendiri, dan menggunakan
lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan untuk mengumpulkan
data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan
efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat
dibanding pre test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan
metode pembelajaran berbasis masalah (PJBL) di sekolah.

Kata Kunci: Efektivitas, PJBL, Hasil Belajar

PENDAHULUAN secara sama oleh semua orang, baik dalarn


Al-Qur’an adalah sekumpulan teks yang hal pemahaman maknanya, kesan-kesan dan
dijadikan sebagai sentral sejarah dan pengambaran-penggambaran yang
peradaban Islam, dan sekaligus sebagai dasar diutarakannya. Sifatnya yang universal telah
ilmu pengetahuan. Peradaban Islam pada membawa kepada perkembangan dalam hal
dasarnya adalah kegiatan manusiawi yang penafsirannya. Quraish Shihab menyatakan
banyak didialogkan dengan realitas, dan dari bahwa, redaksi ayat-ayat Al-Qur’an,
segi lain, peradaban itu didialogkan dengan sebagaimana redaksi yang diucapkan atau
teks (Al-Qur’an). Karena itu, teks Al-Qur’an ditulis, tidak dapat dijangkau maksudnya
dapat dijadikan sebagai sentral peradaban, secara pasti, kecuali oleh pemilik redaksi
sentral ilmu dan pegangan keagamaan. tersebut. Hal ini kemudian menirnbulkan
Interpretasi (tafsir) adalah salah satu keanekaragaman penafsiran. Dalam hal Al-
mekanisme kebudayaan yang penting dalam Qur’an, para shahabat Nabi sekalipun yang
memproduksi ilmu pengetahuan. secara umum menyaksikan turunnya wahyu,
Ia mengandung ajaran keagamaan, baik rnengetahui konteksnya, serta memahami
yang berkaitan dengan teologi, hukum, secara alamiah sruktur bahasa dan arti kosa
maupun akhlak. AlQur’an diturunkan Allah katanya, tidak jarang mereka berbeda
dalam bahasa Arab yang amat tinggi pendapat, atau bahkan keliru dalam
tingkatan mutu sastranva. Al-Qur’an sukar pemahaman mereka tentang rnaksud-
dibantah dalil-dalilnya, mencakup berbagai maksud firman Allah itu.
masalah dan mengandung berbagai rahasia. Oleh karena itu Abd Hayy al-Fannawi,
Semuanya tidak rnungkin dapat ditangkap ketika menerangkan salah satu kegunaan

147
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

tafsir adalah mengetahui, sesuai dengan memahami kandungan yang terdapat di


kemampuan, maksud Allah yang terdapat di adalamnya. Mengingat pentingnya
dalam syari’at-Nya yang berupa perintah dan mempelajari Alquran, maka salah satu materi
larangan, yang dengannya keadaan manusia pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
menjadi lurus dan baik. diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di
Tafsir sebagai usaha memahami dan sekolah, termasuk lembaga pendidikan umum
menerangkan Al-Qur’an telah mengalami adalah Alquran. Demikian juga pada
perkembangan yang bervariasi, jenjang Madrasah Diniyah Awaliyah,
perkembangan ini tumbuh dan sejalan diberikan materi pelajaran Alquran. Salah satu
dengan realitas dan era yang dilalui oleh materi Alquran yang diajarkan di kelas
kaum muslimin, sehingga lahirlah tafsir-tafsir Madrasah Diniyah Awaliyah adalah
balaghi, salafi dan falsafi.3 “Menghapal Surah-Surah Pendek”.
Al-Qur’an merupakan kitab yang Pembelajaran Alquran yang diberikan di
diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah Madrasah selama ini belum maksimal, karena
Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah mukjizat masih ada siswa yang belum bisa membaca
yang diturunkan oleh Allah SWT untuk dan menghapal surah-surah pendek yang
menjadi pegangan hidup bagi manusia yang terdapat dalam Alquran. Hal ini menyebabkan
ingin mencapai kebahagian hidup di dunia munculnya kekhawatiran tentang kualitas
maupun akhirat. Alquran bukan hanya sekedar pembelajaran Alquran di Madrasah
dokumen tertulis dan tuntunan spiritual, merupakan jenjang pendidikan yang berusaha
tetapi merupakan mitra dialog dalam melatakkan dasar- dasar pengetahuan,
memecahkan berbagai persoalan dalam pemahaman, penghayatan dan pengalaman
kehidupan. Hal ini sesuai dengan hadis agama pada anak. Artinya pembelajaran
Rasulullah, yaitu: "Aku tinggalkan untuk kamu menghapal Alquran pada usia dini ini berperan
dua perkara (pusaka), tidaklah kamu tersesat penting terhadap kemampuan siswa dalam
selama–lamanya, selama kamu berpegang menghapal surah–surah Alquran pada usia
kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah berikutnya.
Rasul-Nya" Karena dilihat pada perkembangan zaman
Hadist di atas menunjukkan bahwa sekarang sulit sekali anak- anak diberi
Alquran merupakan pedoman hidup yang pemahaman untuk belajar dikarenakan
dapat menuntun umat manusia agar terhindar pengaruh lingkungan dan teknologi sehingga
dari kesesatan. Sebagai pedoman dan anak- anak diberi perintah untuk belajar
penuntun hidup, al-Qur’an tidak memiliki khususnya dalam hal hafalan-hafalan. Oleh
keraguan sedikitpun sebagaimana yang karena itu pembelajaran di Madrasah Diniyah
terdapat dalam firman Allah SWT dalam Awaliyah khususnya dalam hafalan hafalan di
Alquran surah al–Baqarah ayat 2 : "Kitab kelas diterapkan penggunaan metode card
(Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, short diharapkan memudahkan anak–anak
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa" Selain menghafal surah– surah pendek.
merupakan pedoman dan penuntun hidup Studi awalnya menunjukkan bahwa siswa
yang tidak ada keraguan didalamnya, MIS Al-Islamiyah sebagian besar masih sulit
Alquran juga memberikan jalan keluar menghapal surah–surah Alquran. Pada
dalam menghadapi persoalan yang dasarnya banyak faktor yang menjadi
diperselisihkan manusia sebagaimana yang penyebab kurangnya keberhasilan siswa
terdapat dalam Al-Qur’an surah al–Baqarah menghapal surah–surah pendek Alquran,
ayat 213: "Dan Allah menurunkan bersama diantaranya adalah berasal dari pihak guru,
mereka Kitab yang benar, untuk memberi yaitu selama ini guru–guru cenderung
keputusan di antara manusia tentang perkara mengguanakan strategi dan metode yang
yang mereka perselisihkan". monoton dalam mengajarkan Alquran. Selain
Dari ayat di atas disimpulkan bahwa itu guru jarang menggunakan media
Alquran merupakan petunjuk, pemberi arah pembelajaran dalam mengajarkan materi
sekaligus sebagai solusi terhadap berbagai Alquran.
persoalan yang dihadapi manusia. Oleh sebab Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru
itu, manusia wajib mempelajari Alquran agar dalam meningkatkan kemampuan siswa

148 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

menghafal surah–surah pendek Alquran melalui metode PJBL di kelas VI MIS Al-
adalah menggunakan media Card Short. Islamiyah.
Dengan menggunakan media ini ini Pra Tindakan/Pre Test KKM (70)
diharapkan siswa akan lebih mudah
menghafal surah-surah pendek tersebut. No Nama Nilai Tuntas Tidak tuntas
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas siswa
maka penulis tertarik menulis masalah ini 1 Bejo 70 T
dengan mengangkat judul “Penggunaan Media 2 Ali 60 TT
Card Short dalam Materi Hafalan Surah
3 Sinta 65 TT
Pendek Pada Siswa MIS Al-Islamiyah”.
4 Tina 78 T

METODE PENELITIAN 5 Pipin 67 TT


Pendekatan Penelitian ini merupakan 6 Lia 58 TT
penelitian tindakan kelas atau classroom 7 Tia 56 TT
action research. Penelitian tindakan kelas 8 Sisi 65 TT
adalah penelitian tindakan yang dilakukan 9 Roi 62 TT
dikelas dengan tujuan memperbaiki atau 10 Dodo 65 TT
meningkatkan mutu praktik pembelajaran 11 Nur 62 TT
PTK berfokus pada kelas atau pada proses
12 Intan 63 TT
belajar mengajar yang terjadi dikelas. Bukan
13 Paisal 73 T
pada input kelas (silabus, materi dan lain-
lain) atau ouput (hasil belajar). PTK harus 14 Parme 62 TT
tertujuatau megenai hal-hal yang terjadi n
15 Tono 63 TT
didalam kelas . 16 Painem 72 T
Menurut Daryanto Penelitian Tindakan 17 Painte 68 TT
Kelas adalah suatu penelitian yang n
18 Lilik 67 TT
dilakukan oleh guru didalam kelasnya 19 Karyo 72 T
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan 20 Kasme 70 T
untuk memperbaiki kualitas proses n
21 Budi 72 T
pembelajaran dikelas, sehingga hasil belajar
22 Burhan 68 TT
siswa dapat ditingkatkan. Tujuan tindakan
ini adalah untuk meningkatkan kegiatan 23 Nando 67 TT
nyata guru dalam kegiatan pemgembangan 24 Irul 72 T
profesinya. Penerapan PTK dimaksudkan 25 Toni 68 T
untuk mengatasi permasalahan yang Jumlah 1.447
terdapat didalam kelas. Rata-rata 57,88
kelas
Presentasi 3
ketuntasan
Presentasi 2 68%
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar
ketidak %
A. Penyajian Data Hasil Penelitian tuntasan
Tabel di atas tersebut menggambarkan
1. Pra Siklus belajar
bahwa rata-rata Siswa kelas VI di MIS Al-
Sebelum tindakan kelas dilaksanakan, Islamiyah pada pra tindakan hanya 62,68 Maka
terlebih dahulu peneliti mengadakan pra dari itu akan dijadikan perbandingan untuk
siklus.Peneliti melakukan pra siklus dikelas VII upaya meningkatkan hasil belajar fiqih bahan
dengan materi DIBALIK KESULITAN ADA ajar Di Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan.
KEMUDAHAN, sebagai dasar pijakan Data pra tindakan diambil dari hasil tes sebelum
merumuskan. Rencana pembelajaran siklus 1 melakukan penelitian, berdasarkan table di atas
dari hasil pra siklus yang dilaksanakan diperoleh nilai tertinggi 77 nilai terendah 55
diperolehlah Nilai sebagai mana yang terdaftar nilai rata-rata kelas hanya mencapai 62,68
pada Tabel Hasil Belajar siswa bahan ajar belum mencapai kriteria ketuntasan minimum
DIBALIK KESULITAN ADA KEMUDAHAN (KKM), sedangkan KKM untuk mata pelajaran
Fiqih yaitu 75.

149 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

mengenai tata cara shalat jama dan qasar.


2. Siklus I Setelah kelompok siswi selesai, langsung
a. Perencanaan dilanjutkan dengan kelompok siswa. Setelah
Untuk mendapatkan hasil yang lebih semua siswa selesai melaksanakan praktek,
maksimal, pada pembelajaran fiqih tentang siswapun diarahkan kembali menuju kelas.
shalat jamak dan qasar melalui metode PJBL dari Kemudian setelah itu peneliti memberikan
pertemuan sebelumnya maka perlu penjelasan kembali mengenai materi yang
perencanaan yang sangat matang sehingga hasil sudah didemontrasikan atau dipraktekan dan
dapat tercapai dengan maksimal. Maka menanyakan kepada siswa apa yang belum
perencanaan dibuat adalah sebagai berikut : dimengerti. Kemudian setelah itu, peneliti
1) Membuat Rencana Pelaksanaan memberikan tes tulis.
Pembelajaran (RPP)
2) Menentukan pokok bahasan yaitu Setelah semuanya selesai mengerjakan dan
menjelaskan kembali bacaan, gerakan mengumpulkan penelitipun mengucapkan
gerakan dan kaifiah tata cara shalat terima kasih dan memberikan motifasi kepada
jama dan qasar dengan benar siswa agar selalu semangat dalam mencari ilmu.
3) Penyusunan tes evaluasi digunakan Kegiatan belajar mengajarpun diakhiri dengan
untuk mengetahui tinggkat salam penutup
keterampilan siswa dalam
mempraktikan shalat jamak dan qasar c.Pengamatan
melalui metode PJBL di kelas VI MIS Al- Pada siklus ini peneliti mencatat setiap
Islamiyah. perilaku siswa yang terjadi saat proses
4) Menyususn pedoman observasi siswa pembelajaran menggunakan metode PJBL
dan guru . dimulai dari awal sampai pembelajaran ditutup.
Pada awal pelaksanaan penelitian tindakan
b. Pelaksanaan kelas berjalan dengan baik dan siswa kelihatan
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada antusias, ketika guru mempraktekan beberapa
tanggal 13 Juni 2022 yang bertempat di kelas VI gerakan gerakan shalat jamak dan qasar dan
MIS Al-Islamiyah, dengan jumlah siswa 10 siswa menirukan gerakan yang diperagakan
orang yang terdiri atas 4 siswa laki-laki dan 6 oleh peneliti. Adapun hasil obsevasi siswa
siswa perempuan mata pelajaran yang peneliti adalah 56 sedangkan hasil observasi guru
berikan adalah Fiqih dengan materi pokok Di adalah 56. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan melalui mengajar diperoleh dari hasil pengamatan
metode PJBL di kelas VI MIS Al-Islamiyah. sebagai berikut:
1) Guru kurang dalam memotivasi siswa
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dan dalam menyampaikan tujuan
adalah : pembelajaran
Langkah pertama ialah, mempersiapkan 2) Guru kurang dalam pengelolaan waktu
ruangan yang hendak dijadikan tempat 3) Siswa cenderung ribut dan membawa
berlangsungnya pembelajaran mengunakan diri dalam pelaksanaan pembelajaran
metode PJBL atau praktek dan alat-alat
perlengkapan lainnya, seperti tikar. Setelah
Tabel Hasil belajar Siswa Bahan Ajar Shalat
tempat atau ruangan sudah dipersiapkan,
jamak dan qasar Melalui Metode Demontrasi
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran,
kelas VI MIS Al-Islamiyah pada siklus 1 KKM
memberikan penjelasan singkat mengenai
75
materi pelajaran yang akan disampaikan,
No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak Tuntas
kemudian siswa dibagi kedalam 2 kelompok
1 Bejo 72
yaitu kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan. Setelah pembagian kelompok, 2 Ali 70
siswa langsung diarahkan menuju ruangan yang 3 Sinta 72
telah disediakan untuk melaksanakan praktek. 4 Tina 72
Kelompok pertama yang melalakukan paktek 5 Pipin 67
yaitu kelompok siswi, peneliti memperagakan

150 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

6 Lia 73 keterampilan nilai praktik shalat jamak dan


7 Tia 70 qasar sudah lumayan bagus.
8 Sisi 68
Hasil tersebut menunjukan bahwa pada
9 Roi 70
siklus kesatu secara klasial siswa sudah
10 Dodo 73 lumayan bagus keterampilannya, Karena siswa
11 Nur 65 yang memperoleh nilai lebih besar dari pada
12 Intan 67 yang terendah.
13 Paisal 85
d. Refleksi
14 Parmen 68
Dari kegiatan penelitian yang pertama pada
15 Tono 70 mata pelajaran fiqih bahasan shalat jamak dan
16 Painem 75 qasar ini sudah baik.Pelaksanaan kegiatan
17 Painten 72
belajar mengajar pada siklus 1 ini sudah cukup
bagus tapi masih terdapat kekurangan, sehingga
18 Lilik 70 perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus
19 Karyo 73 berikutnya
20 Kasmen 75
21 Budi 73
1) Guru perlu lebih terampil dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
22 Burhan 78 menyampaikan tujuan pembelajaran.
23 Nando 80 Dimana siswa diajak untuk terlibat
24 Irul 75 langsung dalam setiap kegiatan yang
akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu
25 Toni 72
secara baik dengan menambahkan
Jumlah 1957 informasi-informasi yang dirasa perlu
Rata-rata kelas 73 dan memberi catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan
Presentasi 80%
ketuntasan bersemangat dalam memoyivasi siswa
belajar sehingga siswa bisa lebih antusias
Presentasi 20%
ketidak tuntasan 3. Siklus II
belajar a. Perencanaan Untuk mendapatkan hasil yang
Dari tabel di atas menyatakan bahwa lebih maksimal, pada pembelajaran fiqih
penilaian yang diberikan siswa diambil dari nilai tentang shalat jamak dan qasar melalui metode
hasil tes siklus1. Hal tersebut dibuktikan dengan demontrasi dari pertemuan sebelumnya maka
rata-rata siswa kelas VII A 73 berdasarkan tabel perlu perencanaan yang sangat matang sehingga
tersebut di atas, bisa disimpulkan bahwa hasil dapat tercapai dengan maksimal. Maka
penilaiannya sudah cukup bagus karena nilai perencanaan dibuat adalah sebagai berikut :
paling rendah 65 dan nilai tertinggi 85 sehingga 1) Membuat Rencana Pelaksanaan
dalam penerapan metode demontrasi hasil Pembelajaran (RPP)
belajar dan keterampilan siswa dalam 2) Menentukan pokok bahasan yaitu
mempraktekan shalat jamak dan qasar sudah menjelaskan kembali bacaan, gerakan
baik. gerakan dan kaifiah tata cara shalat
jamak dan qasar dengan benar
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan menggunakan metode demontrasi HASIL PENELITIAN
diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa Peneliti telah mengumpulkan data-data dari
dalam praktek shalat jamak dan qasar adalah hasil penelitian yaitu : pengamatan atau
73,17 dari 25 siswa nilai yang paling rendah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap
68,33 dan nilai yang paling tinggi 85. Jadi selanjutnya yaitu analisis data, dimana dalam

151 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

data analisis kualitatif berkaitan data dengan Sesuai dengan mata pelajaran Fiqih, maka
kata-kata atau kalimat yang disusun oleh proses pembelajarannya pun dilakukan sesuai
peneliti berdasarkan dari hasil objek penelitian dengan perencanaan pembelajaran sehingga
dan berkaitan dengan kejadian yang melingkupi menghasilkan rangkaian aktivitas
objek tersebut. pembelajaran. Karena Pelajaran Fiqih
merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
Proses Pembelajaran Fiqih Berbasis Daring hokum –hukum syariat atas suatu perbuatan
dengan Model Project Based Learning di MIS Al- yang diambil dari dalil- dalil yang terperinci.,
Islamiyah Berdasarkan hasil penelitian yang maka untuk proyek atau tugas yang diberikan
dilakukan, proses pembelajaran mata pelajaran guru kepada peserta didik tidak jauh dari
Fiqih dengan model Project Based Learning di kehidupan sehari-hari.
MIS Al-Islamiyah melalui 6 tahap yaitu :
1. Start with the essential question (dimulai Adapun proses pembelajaran mata pelajaran
dengan memberikan pertanyaan Fiqih berbasis daring dengan model Project
pertanyaan yang mendasar), Based Learning di MIS Al-Islamiyah
2. .Design a plan for the project (penyusunan dilaksanakan, sebagai berikut :
rencana),
3. 3.create the schedule (membuat jadwal 1. Start With the Essential Question
kegiatan atau agenda), Pada langkah pertama ini yaitu Start with
4. monitor the student and the progress of the the essential question adalah langkah
project (memonitor jalannya project yang pembelajaran yang dilakukan antara guru dan
dikerjakan oleh siswa), peserta didik . Pada langkah ini guru memulai
5. assess the outcome (penilaian terhadap dengan pertanyaan esensial atau pertanyaan
project), dan yang mengarah pada penugasan yang akan
6. evaluate the experience (evaluasi). diberikan pada peserta didik. Topik yang
diambil juga harus sesuai dengan realita dari
Ke enam tahap proses. pembelajaran dunia nyata. Selain itu, guru juga berusaha
dengan model Project Based Learning sudah mengangkat topik yang relefan untuk para
dilaksanakan cukup baik oleh para guru mata peserta didiknya.
pelajaran Fiqih kelas VII. Selain itu, guru-guru Proses pembelajaran kelas VII pada langkah
pemegang mata pelajaran kelas VII ini juga ini dilaksanakan secara sederhana, dimana guru
mampu mengatur pelaksanaan pembelajaran hanya memberikan pertanyaan mendasar dan
dengan cukup baik pada setiap tahap langsung mengarah pada penugasan yang akan
pembelajaran Project Based Learning. Seperti diberikan kepada peserta didik. Pada tahap ini
pada umumnya, sebelum melaksanakan dilakukan agar peserta didik memiliki
pembelajaran Fiqih dengan model Project Based gambaran, terfokuskan dan faham atas
Learning ini guru juga berusaha untuk keterkaitan antara pertanyaan dengan tugas
menciptakan suasana layaknya seperti di dalam yang akan diberikan. Sehingga peserta didik
kelas. Upaya tersebut dilakukan agar siswa tetap mampu mengerjakan tugas atau proyek dengan
disiplin dan memiliki tata krama disaat baik, selain itu peserta didik juga mampu
pembelajaran, seperti contohnya ketika on mengaplikasikan materi yang telah dibahas
camera siswa dilarang untuk tidur tiduran sebelumnya ke dalam tugas yang akan
atau makan, dan lain sebagainya. Sebelum diberikan.
memasuki 6 tahap atau 6 langkah proses
pembelajaran mata pelajaran Fiqih dengan 2. Design a Plan for the Project
model Project Based Learning di MIS Al- Pada langkah kedua ini, bisa disebut dengan
Islamiyah ini, guru melakukan 3 unsur kegiatan perencanaan proyek yang akan dikerjakan
yaitu : kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan sesuai dengan arahan dari guru. Perencanaan ini
inti, lalu kegiatan penutup. Kemudian, 6 langkah dilakukan secara kolaboratif antara guru dan
proses pembelajaran model Project Based peserta didik, sehingga peserta didik merasa
Learning dilakukan di akhir pembelajaran atau memiliki proyek tersebut. Dalam langkah
sebelum kegiatan pembelajaran di tutup. perencanaan berisi tentang aturan, pemilihan
aktivitas yang sesuai dengan pertanyaan

152 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

esensial yang diberikan guru sebelumnya, serta Pada langkah kelima ini adalah penilaian
alat serta bahan yang mudah dijangkau oleh atau menguji hasil, maksudnya adalah penilian
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan agar ini dilakukan untuk membantu guru dalam
penugasan yang diberikan guru secara jelas bisa mengukur kemampuan serta ketercapaian
diterima oleh peserta didik, selain itu pada standar, dan mengevaluasi kemajuan masing-
langkah perencanaan ini melatih keterfokusan masing dari peserta didik dengan cara
peserta didik agar mampu menangkap dan mengerjakan soal- soal .
memahami segala sesuatu yang telah dijelaskan
oleh guru.
3. Create the Schedule 6. Evaluate the Experience
Pada langkah ketiga adalah membuat jadwal Langkah terakhir adalah mengevaluasi
atau agenda. Menurut Kosasih dalam bukunya pengalaman. Secara umum pada kegiatan
menyatakan bahwa dibawah bimbingan guru, evaluasi pengalaman ini adalah sebuah upaya
para siswa melakukan penjadwalan semua refleksi terhadap hasil proyek yang telah
kegiatan yang dirancangnya.Sementara itu dikerjakan oleh peserta didik. Selain itu, pada
menurut Zaenal dan Murtadlo dalam bukunya tahap ini juga memberikan kesempatan kepada
menyatakan bahwa dalam kegiatan penyusunan mereka untuk berbagi pengalamannya selama
jadwal guru dan peserta didik secara kolaboratif mengerjakan proyek tersebut, sehingga guru
menyusun jadwal penyelesaian proyek. dan peserta didik mampu membuka diskusi
Adapun penyusunan jadwal tersebut sebagai untuk memperbaiki kinerja selama proses
berikut : pembelajaran . Untuk evaluasi kelas VII
a. Membuat timeline (alokasi waktu), b. dilakukan guru pada pertemuan selanjutnya,
Membuat deadline (batas waktu), guru menjelaskan secara ringkas dari rata-rata
b. Membawa peserta didik agar jawaban peserta didik yang salah. Sehingga
merencanakan cara yang baru, mereka mampu memahami soal dan jawaban
c. Membimbing peserta didik ketika yang benar melalui evaluasi ini, hal ini mampu
mereka membuat cara yang tidak memudahkan mereka ketika nanti ujian dan
berhubungan dengan membuat proyek, guru memberikan soal yang sama seperti
dan sebelumnya.
d. Meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan tentang pemilihan suatu KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
cara.
dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan
Dengan adanya pembuatan jadwal yang
sebagai berikut :
telah disepakati antara guru dan peserta didik,
diharapkan peserta didik mampu mengerjakan 1. Proses pembelajaran fiqih yang dilaksanakan
proyek atau tugas yang diberikan guru dengan di MIS Al-Islamiyah dilakukan dengan 6 tahap
baik yaitu :
a. Start With the Essential Question, dimana
4. Monitor the Student and the Progress of
langkah ini merupakan langkah pertama
the Project
yang dilakukan guru untuk memberikan
Pada langkah keempat ini adalah
pertanyaan esensial atau mendasar yang
memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
kemudian akan mengarahkan pada
yang dikerjakan. Monitoring ini dilakukan oleh
penugasan yang akan diberikan kepada
guru untuk mengetahui kemajuan dari proyek
peserta didik.
yang dikerjakan para peserta didik, biasanya
b. Design a Plan for the Project, langkah
pada pembelajaran tatap muka untuk
kedua adalah perencaan untuk proyek.
mempermudah memonitoring peserta didik di
Pada langkah ini guru akan menjelaskan
dalam kelas membutuhkan rubrik yang
secara rinci mengenai aturan, pemilihan
berfungsi untuk merekam keseluruhan aktivitas
aktivitas yang sesuai dengan pertanyaan
peserta didik yang berkaitan dengan
esensial sebelumnya, dan alat serta bahan
penyelesaian proyek
yang dibutuhkan.
5. Assess the Outcome

153 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

c. Create the Schedule, langkah ketiga adalah menyatakan bahwa pembelajaran seperti
membuat jadwal atau agenda. Pembuatan ini mampu memberikan manfaat seperti
jadwal pada langkah model pembelajaran mengasah kefahaman siswa terhadap
Project Based Learning di MIS Al- materi yang diberikan oleh guru dapat
Islamiyah yang disepakati adalah alokasi mempraktekkan shalat jamak,qashar dan
waktu, batas waktu shalat dalam keadaan darurat
d. Monitor the Student and the Progress of b. Cukup puas, merasa cukup puas dengan
the Project, langkah keempat adalah model Project Based Learning ini, namun
memonitor peserta didik dan kemajuan hanya sedikit mengalami kesulitan dalam
proyek yang dikerjakan ,guru hanya mengerjakan tugas. Selain itu dengan model
menanyakan seputar kendala dan progress Project Based Learning ini memberikan
yang telah para peserta didik capai manfaat karena mampu memperoleh
e. Assess the Outcome, langkah kelima adalah pengetahuan dan keterampilan baru dalam
penilaian atau menguji hasil. Pada langkah belajar.
ini, guru mata pelajaran Fiqih kelas VII di c. Kurang puas, sulit menerima materi dan
MIS Al-Islamiyah melakukan penilaian memahaminya. Selain itu, siswa juga merasa
proyek ketika telah finishing atau selesai. kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang
f. Evaluate the Experience, langkah terakhir diberikan oleh guru karena baginya materi
adalah evaluasi. Untuk evaluasi kelas VII yang disampaikan oleh guru yang tidak
dilakukan guru pada pertemuan maksimal. Tetapi, di sisi lain pembelajaran
selanjutnya, guru menjelaskan secara fiqih dengan model Project Based Learning
ringkas dari rata-rata jawaban peserta ini memberikan manfaat yang salah satunya
didik yang salah. adalah membantu mengasah otak dengan
mengerjakan latihan-latihan soal yang
2. Dampak pembelajaran Fiqih dengan model
diberikan
Project Based Learning pada kepuasan belajar
siswa di MIS Al-Islamiyah yaitu :
a. Puas, Fiqih itu akan jauh lebih mudah Dari kesimpulan diatas menunjukkan bahwa
diterima materinya ketika faham akan model pembelajaran Project Based Learning ini
konsep pembelajarannya, sehingga mampu meningkatkan kompetensi siswa karena
menghasilkan perasaan senang dalam menurut pengakuan siswa-siswi kelas VII
belajar dan tidak mengalami kesulitan menyebutkan bahwa model pembelajaran
dalam mengerjaan tugas- tugas yang Project Based Learning memiliki manfaat salah
diberikan oleh guru pemegang mata satunya adalah melatih kemampuan berpikir
pelajaran Fiqih di kelasnya, selain itu ia juga siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan

DAFTAR BACAAN
A.M, Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Edisi 1.Cet. Ke 20: Jakarta : PT
Raja Grafindo Persabda
Agustina, Lilia. (218). “Penerapan Model Pembalajaran Take and Give Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas IV di MIN 2 Kota Palembang”,
Akib, Zainal. (2013). Model-Model dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovasi), Bandung:
Yrama Widya.
Anni, Tri, Catharina. (2004). Psikologi Belajar, Semarang: IKIP Semarang Press.
Arifin, H, M . (2004). Perbandingan Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

154 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….
ITTIHAD, Vol. V, No. 2, Juli – Desember 2021 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
Darajat, Zakiyah, dkk. (2002). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Djamah, Bahri, Syaiful. (2002), Psilokogi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto, M. (2001). Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
UIN Raden Fatah Palembang. Aqib, Zainal, DKK. (2002) Penelitian T indan Kelas, Bandung:
CV.Irama Widya.

155 | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih ….

Anda mungkin juga menyukai