Anda di halaman 1dari 12

PEMIKIRAN ABDURRAMAN ANNAHLAWi TENTANG METODE PENDIDIKAN

ISLAM DAN RELEVASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATERI AL-QUR’AN


HADIS PADA MADRASAH IBTIDAIYAH BERDASARKAN KEPUTUSAN DIRJEN
PENDIS NO. 3211 TAHUN 2022
Penulis, Abdi wibowo, Abdul Wachid, Abdun Nafi’
Email; 4bdiwibowo@gmail.com, abdulwachid24302@gmail.com,
abdunnafi732@gmail.com

Abstrak: Al-Qur'an Hadits yang dikembangkan di Madrasah ibtidaiyah diharapkan dapat


menjamin tumbuhnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, tumbuhnya
kecakapan hidup, kemampuan bekerja dan bertindak ilmiah, sekaligus mengembangkan
kepribadian yang tangguh dan berakhlak mulia dapat menjamin akhlak. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan. Subjek penelitian ini
adalah pemikiran Abdurahman An Anahlawi tentang metode pendidikan islam dan
relevansinya dalam pembelajaran materi alquran hadis pada madrasah ibtidiyah
berdasarkan keputusan dirjen pendis No.3211 tahun 2022 ditingkat kelas 1,2,3,4,5 dan 6
di Madrasah Ibtidaiyah. Hasil: Untuk kompetensi dasar yang disajikan di kelas 1, 2 dan
3 belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena kompetensi dasar tersebut
menyebutkan peserta didik diharuskan dapat melafalkan dan menghafalkan ayat-ayat
pendek secara benar dan fasih

Kata Kunci: Abdurahman An Anahlawi keputusan dirjen pendis No.3211 tahun 2022 Al-
Qur’an Hadis ; di Madrasah ibtidaiyah; metode
PENDAHULUAN
Karakteristik materi alquran hadis pada madrasah ibtidaiyah berdasarkan
keputusan dirjen pendis No.3211 tahun 2022.materi pelajaran al-Quran hadis merupakan
mata pelajaran yang memuat pedoman dasar agam ajaran agama islam, yakni alquran dan
sunnah nabi muhammad saw (hadis). Karakteristik materi pada pelajaran al-quran hadis
cukup kompleks, antara lain materi yang berkaitan dengan kemampuan memba ca
alquran dan hadis sesuai kaidah ilmu tajwid, menulis dengan benar,dan menghafal surah-
surah hadis dengan benar,dan menghafal surah-surah dan hadis pendek.1
Karena metode pembelajaran sangat menentukan upaya penyampaian materi
pelajaran Al-Qur'an dan Hadits kepada siswa di kelas agar dapat menyerap dan
memahaminya dengan baik.2
Didalam artikel ini terdapat penjelasan mengenai tentang metode-metode
pendidikan islam menurut Abdurrahman Annahlawi dan indentifikasi materi al-quran
hadis pada madrasah ibtidaiyah.3

1
Moh. Isom, ‘Capaian Pembelajaran PAI Dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka Pada Madrasah’, 2022, pp.
248–53 (p. 9).
2
Moh. Isom, p. 10.
1
3
Moh. Isom, p. 11.

2
KAJIAN TEORI
Metode Pendidikan Islam Menurut Abdurrahman Annahlaw, metode pendidikan Islam
adalah cara mengajak umat Islam untuk mengembangkan cinta ilahi dan pengembangan
akal manusia. Ini memungkinkan kita untuk berpikir secara logis dan masuk akal.
Metode Al Khiwar Al Qur’any Wa Annabawy
Dialog dapat dipahami sebagai percakapan antara dua pihak atau lebih, yang berlangsung
melalui tanya jawab, dimana topik atau tujuan pembelajarannya konsisten. Kegunaan
pembaca terkait erat dengan fitur. (1)Dialog khithabi dan ta’abbudi (2) Al-Qur'an
diturunkan kepada orang-orang saleh sebagai petunjuk dan kabar baik didalamnya
terdapat seruan allah bagi hambanya yang beriman sebgai pijakan. Dialog deskriptif
disajikan dengan deskripsi atau gambar dari orang yang membuat dialog. Uraian tersebut
mencakup uraian tentang kehidupan dan kondisi psikologis orang-orang yang ikut
berdialog, sehingga kita dapat memahami kelebihan dan kekurangannya. Dialog naratif
terjadi dalam episode- episode cerita yang plotnya begitu jelas sehingga menjadi bagian
dari modus atau unsur cerita Al-Qur’an. Dalam dialog-dialog argumentatif kita
menemukan perdebatan dan argumentasi yang ditujukan untuk memperkuat argumentasi
melawan musyrik, mengakui pentingnya iman dan pemahaman baginya, mengakui
kerasulan terakhir Muhammad saw, kepalsuan Mengakui kebenaran seruan Kurir Allah
SWT, sebagaimana dijelaskan olehnya Isra mikra Dialog Profetik Pada dasarnya,
Rasulullah menjadikannya jenis dan bentuk dialog Al-Qur'an sebagai Panduan praktis
untuk metode belajar dan mengajarnya. Tidak heran, karena karakternya adalah Alquran.
Metode dan ajarannya merupakan penerapan ayat-ayat Allah yang dinamis dan
manusiawi.
Metode Al Qashah Al Qurani Wa Al Nabawi
Pada hakekatnya, kisah-kisah Al-Qur'an dan Anabawi memiliki efek psikologis dan
pendidikan yang edukatif dan mendalam. Pendidikan melalui cerita-cerita tersebut dapat
mengantarkan siswa pada kehangatan emosi kehidupan dan kedinamisan jiwa manusia,
mendorong manusia untuk mengubah perilakunya dan memperbaharui keputusannya
sesuai dengan tuntutan dan pelajaran yang membimbing dari cerita-cerita tersebut.
Metode Al Amtsal Al Qurani Wa Al Nabawi
Perbandingan Al Quran dan Nabawi tidak hanya menunjukkan tingginya karya seni yang
mencapai keindahan Balagah. Selain itu, perumpamaan tersebut memiliki tujuan
pedagogis-psikologis, yang selain keajaiban balagha dan efek dari metode pengajian yang
digunakan di dalamnya, terlihat pada kedalaman makna dan ketinggian makna.
Metode Al Qudwah
Untuk kebutuhan itulah allah mengutus nabi muhammad saw. sebagai hamba dan
rasulnya menjadi teladan bagi manusia dalam mewujudkan tujuan pendidikan islam.
Aisyah sendiri telah menyebutkan bahwa akhlak rasulullah adalah al quran.akhalak beliau
merupakan perwujudan landasan dan metode pendidikan yang terdapat didalam al quran

3
Metode Al Mumarotsah Wal Amal
Menurut sebagian ulama salaf, ilmu bisa bertambah dan menguat dengan amalan,
sedangkan ilmu bisa berkurang tanpa amal. Pada dasarnya, pengajaran dan pendidikan
yang dilakukan melalui praktik atau penerapan langsung memiliki efek khusus pada
siswa, memastikan bahwa pengetahuan tertanam lebih dalam di benak mereka.
Selanjutnya bahwa seorang guru harus membimbing siswanya untuk keyakinan untuk
menerapkan informasi yang telah dipelajari dalam situasi individu dan sosial.
Metode Al Ibrah Al Mau’izhah
Ibrah adalah keadaan yang memberikan kesadaran diri pengetahuan yang terlihat dan
mengarah pada sesuatu yang tidak terlihat atau jelas menunjukkan pemikiran dan refleksi.
Jadi, ibrah adalah ekspresi mental yang mendorong manusia pada informasi yang tak
henti- hentinya diharapkan sejauh hal-hal yang dilihat, diperiksa, diukur, tidak terpaku
pada pemikirannya, sehingga sampai pada hasil akhir yang dapat mempercepatnya. hati,
sehingga kesungguhan mereka didorong untuk bertindak bijaksana dan sesuai dengan
keadaan masyarakat. Mau'izah adalah kecerdikan, tarhib, tarhib, dan hidayah melalui
kerinduan (batasan yang ditetapkan oleh Allah). Nasihat ini diberikan kepada orang-orang
yang percaya kepada Allah dan kepadanya adanya pembalasan atas segala amal diakhirat.
Metode Al Targhib Wa Al Tarhib
At-Targhib adalah janji untuk menunda manfaat kelembutan dan kenikmatan. Tetapi
penundaan pasti baik dan murni, dan dicapai melalui perbuatan baik atau pantang dari
kesenangan yang merugikan (pekerjaan buruk). Tarhib adalah ancaman atau intimidasi
hukuman karena melakukan dosa atau perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Identifikasi Materi Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Fase A (Kelas I dan II Madrasah Ibtidaiyah)
Pertama, Elemen Tajwid
Siswa dapat mengenal huruf Hijaiyah secara individu dan beserta tanda bacanya, bacaan
Ghunnah, Al Oamariyah dan Al Syamsiyah, sehingga dapat membaca dan mengamalkan
hukum tajwid dengan baik dan benar sebagai syarat untuk memenuhi kewajiban dalam
Al- Qur'an, menghargai dan mengamalkannya dalam kaitannya dengan agama, ras dan
bangsa.4
Kedua, Elemen Al-Qur’an
Siswa akan mampu melafalkan surah-surah pendek/pilihan, menghafalnya, memahami
artinya serta membiasakan diri berceramah, tadabbur dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai langkah awal dalam menghayati dan mengamalkan Al-
Quran untuk diamalkan. Dalam konteks agama, kebangsaan dan kebangsaan.5

4
Moh. Isom, p. 11.
5
Moh. Isom, p. 11.

4
Ketiga, Elemen Hadis
Siswa mampu melafalkan, menghafal dan memahami hadits-hadits tentang kebersihan
dan keutamaan belajar sehingga memiliki teladan pola hidup bersih dan semangat belajar
sepanjang hayat serta menghormati orang tua untuk menjalani pola hidup yang
selaras dengan tuntunan Nabi Muhammad. dalam konteks agama, bangsa dan negara.6
Fase B (Kelas III dan IV Madrasah Ibtidaiyah)
Pertama, Elemen Tajwid
Siswa dapat menerapkan hukum bacaan Oalgalah, Mad Thabit, Izhar, Ithfa, Idgham
Bighunnah, Idgham Bilaghunnah dan Iqlab untuk membiasakan membaca Al-Qur'an
dengan baik dan benar sebagai syarat membaca Al-Qur'an. Kita dapat dengan mudah
memenuhi kewajiban kita untuk menghargai dan mengamalkannya dalam konteks agama,
ras, dan negara .7
Kedua, Elemen Al-Qur’an
Siswa dapat melafalkan, mengingat, memahami dan mengkomunikasikan makna dan
kandungan surat-surat pendek/pilihan dalam kehidupan sehari-hari secara tekstual dan
kontekstual untuk menghayati dan mengamalkan Al-Quran dalam konteks agama, bangsa
dan negara.8
Ketiga, Elemen Hadis
Siswa mampu melafalkan, mengingat, memahami dan menunjukkan isi dan kandungan
hadits-hadits tentang shalat berjamaah, ukhuwah, taqwa, niat dan silaturahmi untuk
menjalani gaya hidup ibadah sehari-hari yang selaras dengan dimensi ukhrawi . di bawah
bimbingan Nabi Muhammad saw. dalam konteks agama, bangsa dan negara.9
Fase C (Kelas V dan VI Madrasah Ibtidaiyah)
Pertama, Elemen Tajwid
Siswa mampu menerapkan hukum Mim Mati/Sukun, Waqaf-Washal, Tafkhim, Targig
dan Jajazul Wajhain untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah
hukum tajwid. syarat lancar membaca Al-Qur'an untuk memenuhi kewajiban menghayati
dan mengamalkannya dalam konteks beragama, berbangsa dan bernegara.10
Kedua, Elemen Al-Qur’an
Siswa dapat melafalkan, menghafal, menganalisis dan mengkomunikasikan makna dan isi
surah-surah pendek/pilihan secara tekstual dan kontekstual, agar kita dapat mengimani
kebenaran Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dan mengamalkannya dalam konteks
keseharian beragama, ras dan patriotisme. 11

6
Moh. Isom, p. 11.
7
Moh. Isom, p. 12.
8
Moh. Isom, p. 12.
9
Moh. Isom, p. 12.
10
Moh. Isom, p. 13.
11
Moh. Isom, p. 13.

5
Ketiga, Elemen Hadis
Siswa dapat melafalkan, mengingat, menganalisis dan menyampaikan makna dan
kandungan kandungan hadits tentang sifat-sifat munafik, mencintai anak yatim,
keutamaan memberi dan amal shalih sebagai dasar kejujuran dan kesalehan
sosial. di bawah bimbingan Nabi Muhammad. menjawab tantangan masyarakat global
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara .12
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kepustakaan, d Umum
Pendidikan Islam. No. 3211 tahun 2022 (3) artikel atau majalah lain yang berkaitan
dengan metode pendidikan Islam. Pustaka penelitian ini digunakan untuk mengurangi
beberapa permasalahan yang muncul di lapangan, khususnya di bidang pendidikan, yang
meliputi aspek konseptual-teoritis tokoh pendidikan atau konsep tertentu seperti tujuan,
metode, dan lingkungan pendidikan. Metode penelitian ini mengkaji relevansi metode
pendidikan Islam dengan pembelajaran materi Al-Qur'an. hadis pada madrasah ibtidaiyah
berdasarkan keputusan dirjen pendis no. 3211 tahun 2022. dianalisis secara kritis dengan
memadukan tiga ranah pembelajaran, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sehingga penilaiannya jelas terkontrol dan terukur menggunakan standar kualifikasi yang
ada .13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Relevansi Metode Al Khiwar Al Qur’any Wa Annabawy Untuk Pembelajaran
Materi Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Dialog adalah percakapan tanya jawab antara dua pihak atau lebih di mana subjek atau
tujuan percakapan disatukan. Oleh karena itu, dialog adalah jembatan yang
menghubungkan pikiran dengan orang lain. Dialog menyajikan setidaknya dua opsi kedua
belah pihak puas dan hanya pihak tertentu yang puas. Secara praktik dalam metode ini
peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada
Pendidik ataupun sebaliknya. Sehingga dengan metode ini peserta didik akan selalu berhati
hati dalam pelajaran karena di lain waktu ya akan dapatkan giliran untuk menjawab
pertanyaan.1Terlepas dari hasilnya, dialog sangat menguntungkan pihak ketiga, yaitu
pendengar atau pembaca. Melalui dialog, pembaca yang benar-benar memperhatikan
materi dialog mendapatkan nilai lebih, baik sebagai tambahan pemahaman maupun
penegasan identitas dirinya.14
Relevansi metode ini:
kaitan antara kisah-kisah Alquran dan metode penceritaan sangat tinggi dalam
lingkungan pendidikan ini. Metode ini merupakan transfer pengetahuan dan teknik
pengajaran yang sangat berharga dan pendidik harus dapat menggunakan potensi cerita
dalam membentuk sikap yang merupakan bagian integral dari pendidikan Al-Qur’an dan
Nabawi.

1
Tiy kusmarrabi Karo, “WAWASAN ALQURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN” I, no. 2 (2016): 1–
18.
6
12
Moh. Isom, p. 13.
13
Purniadi Putra and Idawati Idawati, ‘Telaah Kurikulum Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Di
Madrasah Ibtidaiyah’, JIP Jurnal Ilmiah PGMI, 3.2 (2017), 108–19
<https://doi.org/10.19109/jip.v3i2.1645>.
14
ABDURRAHMAN AN NAHLAWI, PENDIDIKAN ISLAM DI RUMAH SEKOLAH DAN MASYARAKAT (jakarta:
Gema Insani Press, 1996).

7
Relevansi Metode Al-Qasas Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah untuk pembelajaran
materi Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Menantang bahasa lain untuk menggantikan bentuk cerita pedagogis dalam pendidikan
Islam. Pada dasarnya, narasi Al-Qur'an dan Nabawi memiliki dampak mental dan
instruktif yang positif, tidak masuk akal dan signifikan yang bertahan selamanya.
Pelatihan melalui kisah-kisah ini dapat mengarahkan siswa pada kehangatan yang
mendalam, unsur-unsur kehidupan dan jiwa dan mendorong individu untuk mengubah
cara berperilaku dan mengisi kembali pilihan mereka seperti yang ditunjukkan oleh
permintaan, judul, akhir, dan contoh dari dongeng. Secara lebih eksplisit, dampak
pelatihan melalui penceritaan.15
Relevansi metode ini:
Khususnya dalam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah dimana usia anak pada jenjang ini
merupakan usia dimana anak dapat dengan mudah meniru atau mencontoh apa yang
dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, sebagai salah satu metode pengajaran Islam,
Qashas Al Qur'an sangat cocok untuk pembentukan karakter anak khususnya di sekolah
dasar, karena anak memiliki daya tarik emosional yang mempengaruhi jiwa anak.
Relevansi Metode Al Amtsal Al Qur’aniyah Wa Annabawiyah Untuk Pembelajaran
Materi Al-Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Penjelasan adalah perumpamaan. Perumpamaan bukan hanya metafora, itu adalah seni
menjelaskan makna, konsep, dan gagasan abstrak. Jiwa, nafsu, surga, neraka, pahala,
kepuasan adalah hal-hal abstrak yang tampak cepat berlalu. Ketika perumpamaan
diberikan untuk perkara fakta di atas, fakta menjadi konkret. Ibarat orang yang melihat
sesuatu di cermin, dia melihat dengan jelas apa yang ada di depan dan di belakangnya.
Perumpamaan itu nyata di matanya.16
Relevansi metode ini:
Metode ini banyak digunakan dalam Al-Qur'an dan Hadits untuk mengenal akhlak yang
mulia. Dalam metode perumpamaan ini dianjurkan untuk mencari istri yang baik ketika
berbicara dengan siswa, karena perumpamaan tetap dalam ingatan dan sulit untuk
dilupakan.
Relevansi Metode Al-Qudwah untuk pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis Pada
Madrasah Ibtidaiyah
Seluruh program pendidikan jelas berpusat pada kemajuan manusia dengan mengatur
kemampuan manusia, penelitian otak, perasaan, sikap dan kemungkinan. Namun, tidak
dapat disangkal bahwa ada masalah dan model pendidikan yang realistis masih
diperlukan untuk kurikulum semacam itu. Guru mencontohkan dengan cara dia bersikap
dan mengajar siswanya dengan memperhatikan prinsip, metode, dan tujuan kelas.
Kurikulum Allah mengutus Muhammad, saw, untuk alasan ini. sebagai hamba dan
utusan-Nya, menunjukkan kepada orang-orang bagaimana mencapai tujuan pendidikan
Islam.

15
ABDURRAHMAN AN NAHLAWI, ‘PENDIDIKAN ISLAM DI RUMAH SEKOLAH DAN MASYARAKAT’, p. 239.
8
16
Junaidi Arsyad, ‘Metode Perumpamaan Dalam Praktik Mengajar Rasulullah’, NIZHAMIYAH Jurnal
Pendidikan Islam Dan Teknologi Pendidikan, 7.1 (2017), 1–22.

9
Relevansi Metode Ini:
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa praktik belajar mengajar yang baik dapat
diterapkan dengan dua cara, yang pertama secara langsung, artinya guru benar-benar
melihat dirinya sebagai panutan yang baik bagi siswa. Guru memberi teladan bagi murid-
muridnya dengan menceritakan kisah-kisah teladan yang baik tentang para nabi, orang-
orang hebat, pahlawan dan syuhada. Metode contoh juga dapat digunakan dengan cara
tidak langsung. Metode keteladanan bersifat langsung dan tidak langsung. Tujuannya
adalah agar para siswa dapat menggunakan tokoh-tokoh tersebut sebagai inspirasi bagi
kehidupan mereka sendiri.
Relevansi Metode Al Mumarotsah Wal Amal Untuk Pembelajaran Materi Al-
Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Islam bukanlah agama irasional yang mengajarkan ide-ide abstrak yang tidak dipahami
oleh pengikutnya. Pada dasarnya, Islam adalah agama dalam terang hubungan yang
nyaman antara manusia dan pencipta alam semesta. Islam adalah agama yang
mengharuskan kita untuk mengikuti kebiasaan yang realistis dan saleh. Selain itu, Islam
menuntut agar pemeluknya mengarahkan segala tindakan, manipulasi, dan gaya hidupnya
untuk mewujudkan etika dan hukum-hukum Tuhan. Dasar utama adalah fakta bahwa
dunia manusia terdiri dari pikiran dan tubuh dan pandangan realistis Islam menjaga
keseimbangan antara keduanya dan realitas manusia dalam masyarakat tujuan yang ideal.
Hukum ketuhanan Islam selalu menerjemahkan tujuan ini ke dalam perilaku praktis, yang
sekaligus menyatukan kepuasan kebutuhan kodrati manusia dengan hukum ketuhanan.
Dengan demikian, cinta manusia berada di latar depan dan memutuskan tentang
keselamatan manusia terhadap azab Allah di hari perhitungan. Konsep ini menunjukkan
bahwa orang yang berpengetahuan paling buruk, tetapi gagal mempraktikkan
pengetahuan mereka.
Relevansi Metode Ini:
cara penyajian materi pembelajaran sekaligus melatih siswa menguasai pelajaran dan
keterampilan. Mengenai pelaksanaannya, para siswa pada awalnya menerima informasi
teoritis yang cukup. Kemudian, di bawah bimbingan guru, siswa didorong untuk berlatih
untuk memperoleh keterampilan dan kompetensi.
Relevansi Metode Al Ibrah Wa Al Mau’idzoh Untuk Pembelajaran Materi Al-
Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Metode Ibrah diartikan sebagai merenung atau mengambil pelajaran dan mau Indah ialah
memberi nasehat dan peringatan untuk menyentuh perasaan agar dapat menuju pada
kebaikan metode Ibrah dan mauIdo ini mengajak peserta didik untuk mencari dan
mengambil pelajaran dari suatu perkara sehingga kesimpulannya dapat tertanam dalam
hati.17 penyampaian nasehat dilakukan dengan lemah lembut karena dapat membuat
peserta didik terdorong untuk akrab dengan pendidikan dalam upaya membentuk
membentuk kepribadian dalam mata pelajaran Al-Quran Hadis di ini.

17
Andi Hidayat, ‘Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millennial’, Fenomena, 10.1 (2018), 55–76
<https://doi.org/10.21093/fj.v10i1.1184>.

1
0
Relevansi metode ini:
Dalam Al-Qur'an, ibrah mauidzah diartikan sebagai berusaha belajar dari pengalaman
orang lain atau kejadian masa lalu melalui proses perenungan yang mendalam, agar
seseorang menjadi lebih sadar melalui nasihat dan peringatan. contoh sesuatu yang baik
dan sesuatu yang buruk sebagai motivasi siswa.
Relevansi Metode At Targhib Wa At Tarhib Untuk Pembelajaran Materi Al-
Qur’an Hadis Pada Madrasah Ibtidaiyah
Targhib adalah janji kenikmatan dunia akhirat yang disertai dengan keimanan, selain itu
Targhib adalah ancaman atau intimidasi hukuman atas dosa, kejahatan atau perbuatan
yang dilarang oleh Allah. Metode Tarhib wa Tarhib didasarkan pada fitrah manusia (sifat
ruhani), yaitu. Keinginan untuk kesenangan, perasaan aman dan keinginan untuk
kesakitan dan penderitaan.18
Relevansi Metode Ini:
Implementasi metode Targīb-Tarhīb dalam mekanisme pembelajaran merupakan metode
motivasional untuk menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran dengan memberikan
informasi tentang baik buruknya perilaku terpuji, sehingga mengevaluasi perilaku terpuji
dan memberikan konsekuensi progresif bagi siswa atas perilaku terpuji yang ditawarkan.
KESIMPULAN
Mata pelajaran alquran hadis pada madrasah ibtidaiyah menurut keputusan Dirjen pendis
No. 3211 tahun 2022 merupakan mata pelajaran yang didalamnya mencakup materi
alquran hadis. Tujuan pembelajarannya adalah peserta didik mampu membaca, menulis,
dan memaknai ayat-ayat alquran hadis. Selain itu, tujuan pembelajaran adalah
membentuk kepribadian peserta didik yang memahami kandungan ayat dan hadits serta
menerapkannya dalam kehidupan nyata.

18
Erwin Yudi Prahara, ‘Metode Targhib Wa Tarhib Dalam Pendidikan Islam’, Cendekia: Jurnal
Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 13.1 (2015), 157 <https://doi.org/10.21154/cendekia.v13i1.243>.
1
1
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Junaidi, ‘Metode Perumpamaan Dalam Praktik Mengajar Rasulullah’,
NIZHAMIYAH Jurnal Pendidikan Islam Dan Teknologi Pendidikan, 7.1 (2017), 1–
22
Hidayat, Andi, ‘Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Millennial’, Fenomena, 10.1
(2018), 55–76 <https://doi.org/10.21093/fj.v10i1.1184>
Moh. Isom, ‘Capaian Pembelajaran PAI Dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka Pada
Madrasah’, 2022, pp. 248–53
NAHLAWI, ABDURRAHMAN AN, PENDIDIKAN ISLAM DI RUMAH SEKOLAH
DAN MASYARAKAT (jakarta: Gema Insani Press, 1996)
———, ‘PENDIDIKAN ISLAM DI RUMAH SEKOLAH DAN MASYARAKAT’
Prahara, Erwin Yudi, ‘Metode Targhib Wa Tarhib Dalam Pendidikan Islam’, Cendekia:
Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 13.1 (2015), 157
<https://doi.org/10.21154/cendekia.v13i1.243>
Putra, Purniadi, and Idawati Idawati, ‘Telaah Kurikulum Dalam Mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadist Di Madrasah Ibtidaiyah’, JIP Jurnal Ilmiah PGMI, 3.2 (2017), 108–
19 <https://doi.org/10.19109/jip.v3i2.1645>

1
2

Anda mungkin juga menyukai