Dialog dalam ayat di atas berlangsung antara Al-Haq Yang Maha mulia dengan
malaikatnya serta pembicaraan tentang orang-orang dzalim yang harus dibalas
dengan azab Jahannam. Digambarkan bahwa orang-orang dzalim itu telah
menyadari kebangkitan kubur dan mereka tengah menghadapi hari kiamat.
Kemudian, datanglah seruan Rabani kepada malaikat-malaikat penjaga Jahannam
agar mereka menggiring orang-orang dzalim itu ke neraka. Kemudian, muncullah
dialog untuk menjelaskan bahwa ketika itu, manusia sangat lemah dan harus
menerima hisab yang sesuai dengan perbuatan di dunia:
"Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri. " (Ash-Shaff: 26)
Diantara pemimpin kedzaliman dan rakyat jelata yang taat pada kedzaliman
terjadi dialog dan mereka disatukan dalam azab yang pedih.
"Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-
bantahan.Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin mereka):
'Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan." (Ash-Shaff: 27-
28)
Para pemimpin kezaliman itu melepaskan diri dari tanggung jawab sebagaimana
diisyaratkan ayat ini:
Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa dampak edukatif dari
dialog deskriptif itu adalah:
Ketiga, selain menyajikan deskripsi perasaan penghuni neraka, Al- Qur'an pun
menyajikan deskripsi yang menakjubkan tentang penghuni surga. Contohnya
dapat kita lihat pada ayat berikut ini:
"Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-
cakap. Berkatalah salah seorang antara mereka: 'Sesungguhnya aku dahulu (di
dunia) mempunyai seorang teman yang berkata: 'Apakah kamu sungguh-sungguh
termasuk orang-orang yang membenarkan (hari berbangkit)? Apakah jika kita
telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya
kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?' Berkata pulalah
dia: 'Maukah kamu meninjau (temanku itu)? Maka dia meninjaunya, lalu dia
melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Dia berkata (pula):
'Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau
tidaklah karena nikmat Tuhanku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret
(ke neraka).'" (Ash-Shaff: 50-57)