Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Markhamah, M. Hum.
Disusun oleh:
1. Arinda Oktaviyana Sari (A310200007)
2. Erin Arindha (A310200033)
3. Tiara Anggun Safitri (A310200035)
4. Yeppi Apriliany (A310200178)
ِ ت ْٱل َح ِم
ير ُ ْصو ِ صوْ تِكَ ۚ ِإ َّن َأن َك َر ٱَأْلصْ ٰ َو
َ َت ل َ ك َوٱ ْغضُضْ ِمن ِ َوٱ ْق
َ ِص ْد فِى َم ْشي
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai.
Tafsir :
Setelah Allah melarang semua bentuk kesombongan, lalu pada ayat ini Allah memerintahkan
untuk berjalan dengan sederhana. Maksudnya untuk berjalan dengan biasa-biasa saja
sewajarnya. Kemudian Allah memerintahkan untuk merendahkan suara. Jangan mengangkat
suara jika tidak perlu. Jadi orang-orang yang suka berteriak dan mengangkat suara maka itu
adalah orang-orang yang buruk. Jika ada keperluan maka tidak mengapa. Mengapa dilarang?
Karena jika mengangkat suara menunjukkan orang yang paling hebat maka tentunya yang
paling hebat adalah keledai. Namun ternyata suara yang paling buruk adalah suara keledai.
Maksudnya besarnya suara tidak menunjukkan kemuliaan seseorang.
Dalam ayat ini seakan-akan Allah ingin membantah jika kamu merasa dengan suara besar
sebagai orang yang mulia maka keledai lebih mulia dari dirimu. Karena suara keledai lebih
besar daripada suaramu. Ini semua berbicara tentang adab-adab kepada manusia yang
diajarkan oleh Luqman Al-Hakim kepada putranya. Ini menunjukkan bahwasanya akhlak
kepada orang lain bukan perkara yang sepele dalam syariat dan syariat memperhatikan
masalah akhlak sampai-sampai wasiat Luqman Al-Hakim yang diabadikan al-Qurán adalah
nasehat Luqman kepada anaknya berkaitan dengan akhlak.
Teman-teman yang dirahmati Allah, mungkin cukup sekian kultum yang dapat saya
sampaikan pada kesempatan kali ini. Terima kasih atas perhatian yang diberikan dan mohon
maaf bila masih banyak kekurangan dalam perkataan maupun perilaku saya. Billahi taufiq
wal hidayah. Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
B. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat manusia yang berisi petunjuk, perintah, ajakan,
larangan, cerita dan berita oleh Allah Swt kepada umat manusia sebagai pedoman untuk
memperoleh kebahagiaan dan ketentraman hidup di dunia dan akhirat. Peneliti berusaha
memahami isi kandungan Al-Quran dengan cara melakukan analisis terhadap Al-Quran, yaitu
melalui terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, bahasa yang paling dipahami oleh
penulis. Salah satu dari sekian terjemahan Alquran yang ada, penulis memilih terjemahan
Surat An-Nisa. Analisis tersebut dilakukan terhadap terjemahan salah satu surat yang terdapat
dalam Al-Quran, yakni surat An-Nisa.
Untuk mengetahui lebih dalam makna-makna yang terdapat pada Surat An Nisa dan
Surat Luqman, maka penulis akan menggunakan kajian sintaksis pada makalah ini.
Pemakaian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana merupakan salah satu bentuk
kepaduan dan keutuhan sebuah wacana. Pemakaian konjungsi sangat berpengaruh terhadap
makna dalam sebuah kalimat atau wacana. Chaer (2003: 240) menyebutkan bahwa kalimat
adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa dan
dilengkapi dengan konjungsi untuk mempermudah menangkap makna dari apa yang
disampaikan. Surat An Nisa dipilih karena kandungan isinya sarat makna. Oleh sebab itu,
penulis tertarik untuk menganalisis konjungsi pada terjemahan surah An Nisa. Makalah ini
berjudul “Analisis Konjungsi Pada Terjemahan Surah An-nisa”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memaparkan makna fungsi, kategori dan peran unsur-unsur terkandung dalam
surah An nisa.
C. PEMBAHASAN
Klausa yang diawali konjungsi subordinatif ini meliputi klausa yang diawali oleh
konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu (berurutan, saat) syarat, pengandaian, sebab,
akibat, tujuan, harapan, penjelas, ketidakpastian (menggunakan konjungsi seakan-akan),
perkecualian, modalitas, konsesif, dan konsekutif (menggunakan kata biarpun, kendatipun.
Selain itu ditemukan juga klausa yang menggunakan konjungsi yang menyatakan pertalian
makna kesungguhan, seruan, dan perbandingan. Bersadarkan struktur fungsionalnya
ditemukan beberapa variasi.
Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif karena
Konjungsi subordinatif karena pada data (30) befungsi menyatakan hubungan sebab
mereka riya kepada manusia maka orang-orang menafkahkan harta-harta mereka.
(32) Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya kami hapus kesalahankesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)
dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (An-nisa (4): 31)
Konjungsi subordinatif jika pada data (32) berfungsi menyatakan hubungan syarat dari
klausa kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosadosa yang dilarang kamu
mengerjakannya dengan klausa niscaya kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-
dosamu yang kecil) dan kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Konjungsi subordinatif untuk pada data (35) berfungsi untuk menyatakan hubungan
tujuan klausa Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya dengan klausa untuk
(kemudharatan) dirinya sendiri.
(38)Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya
mereka disamaratakan dengan tanah[300], dan mereka tidak dapat menyembunyikan
(dari Allah) sesuatu kejadianpun. (An-nisa (4) : 42)
Konjungsi subordinatif supaya pada data (38) berfungsi menyatakan hubungan tujuan
antara klausa Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul
dengan klausa supaya mereka disamaratakan dengan tanah
(41)Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji [275], hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka
Telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah
sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya[276].
(An-nisa (4) : 15)
Konjungsi subordinatif supaya pada data (41) berfungsi menyatakan hubungan batas
akhir antara klausa Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah dengan
klausa sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain
kepadanya
(43)Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang
miskin, Maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik. (An-nisa (4) : 8)
Konjungsi subordinatif apabila pada data (43) berfungsi menyatakan hubungan syarat
untuk klausa Maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik dengan klausa apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat.
Hasil analisis data terhadap konjungsi subordinatif menyatakan makna penyebab terlihat
dalam pembahasan berikut :
(31) Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), Karena di
sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
(An-nisa (4) : 134)
Konjungsi subordinatif karena pada data (31) menyatakan makna sebab. Akibatnya,
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja mereka akan merugi sebab di sisi
Allah ada pahala dunia dan akhirat.
(34) Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Kuasa. (An-nisa (4) : 149)
Konjungsi subordinatif jika pada data (34) menyatakan makna syarat. Syaratnya Allah
akan memaafkan kesalahan kamu, karena Dia Maha Pema'af lagi Maha Kuasa jika kamu
melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan
(orang lain).
Konjungsi subordinatif untuk pada data (35) menyatakan makna tujuan. Tujuannya
adalah kemudharatan dirinya sendiri apabila dia mengerjakan dosa.
(41) Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji [275], hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka
Telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah
sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya[276].
(An-nisa (4) : 15)
Konjungsi subordinatif sampai pada data (41) menyatakan makan batas akhir. Jadi batas
akhirnya adalah saat mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain
kepadanya.
(46) Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim,
Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam
api yang menyala-nyala (neraka) (An-nisa (4) : 10)
10. Klausa yang diawali Konjungsi Subordinatif yang Menyatakan Makna Penegas
No Data Unsur Klausa
(6: 108) 3 demikianlah kami perindah bagi setiap umat mereka
(6: 112) 1 dan demikian kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh
itulah
F P S
K Konj FV FP
P Penjelas Perbuatan Penerima
11. Klausa Berkonjungsi Subordinatif yang Menyatakan Pertalian Makna Perkecualian
No Data Unsur Klausa
(2: 235) 7 kecuali sekedar mengucapkan perkataan yang
(kepada mereka) ma’ruf
F P O
K Konj V FN
P Perkecualian Perbuatan Penderita
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang Berjudul Analisis Klausa Subordinatif Pada Teks
Terjemahan Al-Qur’an Surat An-Nisa Berdasarkan Surafungsi, Kategori Dan Peran Unsur-
Unsur dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada tujuh jenis konjungsi subordinatif yaitu
konjungsi itu adalah konjungsi subordinatif karena, jika, untuk, supaya, sampai, apabila,
sesungguhnya. Analisis klausa subordinatif pada TTA berdasarkan fungsi, kategori, dan
peran unsur-unsur, dapat dibagi menjadi delapan belas struktur fungsionalnya yang meliputi,
konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu, syarat, pengandaian, pertalian makna sebab,
pertalian makna akibat, makna tak serasian, makna tujuan, makna harapan, makna penjelas,
makna penegas, pertalian makna perkecualian, pertalian makna sikap, pertalian makna
penguatan, pertalian makna keniscayaan, pertalian makna kepastian, diawali kata yang
(klausa relatif), seruan, dan klausa tanya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Asajati, Farikha. 2013. “Analisis Konjungsi Antar klausa dalam Kalimat Majemuk
Pada Terjemahan Al-quran Surah Al Hajj”.Skripsi.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
F. KARYA MAHASISWA