Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rangga Pramudya Alamsyah

NIM : KHG.A.18155

Kelas : 2D D3 Keperawatan

Tugas : UTS Kep. Spiritual

1. Mencari dan menuliskan ayat-ayat Al Quran beserta artinya yg menjelaskan ttg: "Albasyar,
Annas, Al Insan dan Bani Adam"?

2. Kemudian anda menganalisis arti Ayat-ayat tersebut kalimat albasyar, Annas , Al insan dan bani adam
manakah yang mengandung arti biologi, psikologis, sosial, spiritual, jelaskan alasan / argumentasi anda
terkait hubungan istilah sebutan dalam al-qur'an dengan sebutan sebagai bio,pski,sosial,spiritual.

Al Basyar

A. Kata basyar disebut dalam al-Quran 35 kali dikaitkan dengan manusia dan 25 kali
dihubungkan dengan nabi-rasul. Kata basyar pada keseluruhan ayat tersebut memberikan
referensi kepada manusia sebagai makhluk biologis. Salah satunya pada surah Yusuf ayat 31

َ ‫فَلَ َّما َرأَ ْينَهُ أَ ْكبَرْ نَهُ َوقَطَّ ْعنَ أَ ْي ِديَه َُّن َوقُ ْلنَ َح‬
ٌ َ‫اش هَّلِل ِ َما هَ َذا بَ َشرًا إِ ْن هَ َذا إِاَّل َمل‬
‫ك َك ِريم‬

“Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepadanya (keelokan rupanya) dan
mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia
(basyar). Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Q.S.Yusuf : 31)

B. Kesimpulanya : Mereka kagum kepadanya (keelokan rupanya)

Dalam al-quran nama lain dari manusia salah satunya adalah al-basyar yang bila di analisa
dari arti surah Yusuf ayat 31, manusia (al-basyar) berkaitan dengan makhluk biologis karena
pada Ayat tersebut menceritakan wanita-wanita pembesar Mesir yang diundang Zulaikha dalam
suatu pertemuan yang takjub ketika melihat ketampanan Yusuf as. Konteks ayat ini tidak
memandang Yusuf as dari segi moralitas atau intelektualitasnya, melainkan pada perawakannya
yang tampan dan penampilannya yang mempesona

konsep basyar selalu dihubungkan dengan sifat-sifat ketubuhan (biologis) manusia yang
mempunyai bentuk atau postur tubuh, mengalami pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
makan, minum, melakukan hubungan seksual, bercinta, berjalan-jalan di pasar, dan lain-lain.
Dengan kata lain, basyar dipakai untuk menunjuk dimensi alamiah yang menjadi ciri pokok
manusia pada umumnya.

Annas

A. Konsep an-Nas mengacu pada manusia sebagi makhluk sosial. Manusia dalam arti al-nas
paling banyak disebut al-Quran yaitu sebanyak 240 kali. Salah satunya adalah :

ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬


‫ش ُعوبا ً َوقَبَائِ َل لِتَ َعا َرفُوا‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

“Wahai manusia sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal”. (Q.S.al-Hujurat : 13)
B. Kesimpulanya : berbangsa dan ber suku-suku supaya kamu saling mengenal
Menariknya dalam mengungkapkan manusia sebagai makhluk sosial, al-Quran tidak pernah
melakukan generalisasi, melainkan ditunjukkan dengan dua model pengungkapan :

Dengan menunjukkan kelompok-kelompok sosial dengan disertai karakteristik masing-masing


yang berbeda satu sama lain. Ayat-ayatnya biasanya menggunakan ungkapan wa min al-nas (dan
diantara manusia). Jika diperhatikan ayat-ayat yang menggunakan ungkapan ini ditemukan
petunjuk bahwa ada kelompok manusia (tidak seluruhnya) yang mengaku beriman padahal
sesungguhnya tidak beriman, ada sebagian manusia mengambil sesembahan selain Allah. Juga
didapat informasi bahwa manusia secara sosial cenderung memikirkan kehidupan dunia,
berdebat dengan Allah tanpa ilmu, petunjuk dan kitab Allah, yang menyembah Allah dengan
iman yang lemah.

Dengan mengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas yang umumnya menggunakan


ungkapan aktsaran-nas (sebagian besar manusia). Memperhatikan ungkapan ini ditemukan
petunjuk dari al-Quran bahwa sebagian besar (mayoritas) manusia mempunyai kualitas rendah,
dari sisi ilmu maupun iman. Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayatnya yang menyatakan bahwa
kebanyakan manusia tidak berilmu, tidak bersyukur, tidak beriman, fasiq, melalaikan ayat-ayat
Allah, kufur, dan harus menanggung azab. Kesimpulan itu dipertegas dengan ayat-ayat lain yang
menunjukkan bahwa sangat sedikit kelompok manusia yang beriman, yang berilmu dan dapat
mengambil pelajaran, yang mau bersyukur atas nikmat Allah.

Demikian banyaknya penyebutan kata al-nas dalam al-Quran – jika dikaitkan dengan al-Quran
sebagai petunjuk – menunjukkan bahwa sebagian besar bimbingan Tuhan diperuntukkan bagi
manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai contoh adalah masalah perkawinan. Dalam al-Quran
Tuhan tidak mengatur tata cara hubungan seksual, karena sebagai makhluk biologis semua
manusia betapapun primitifnya bisa melakukannya. Justru yang dipandang perlu untuk diatur
Tuhan adalah hubungan sosial pasca perkawinan meliputi hak, kewajiban, tanggung jawab suami
istri dalam rumah tangga dan hubungan yang terjadi setelah berkeluarga mencakup pendidikan
anak, kekerabatan, warisan dan masalah yang berkaitan dengan kekayaan. Perlunya pengaturan
karena pada aspek-aspek sosial manusia sering kelewat batas dan tak terkendali.
Bani Adam

A. QS. Ya-Sin [36] : 60

َ ٰ ‫وا ٱل َّشي‬
۞ ٌ‫ْط َن ۖ إِ َّنهُۥ َل ُك ْم َع ُدوٌّ م ُِّبين‬ ۟ ‫أَ َل ْم أَعْ َه ْد إِ َل ْي ُك ْم ٰ َي َبن ِٓى َءادَ َم أَن اَّل َتعْ ُب ُد‬

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu".(Bukankah
Aku telah memerintahkan kepada kalian hai Bani Adam) melalui lisan Rasul-rasul-Ku (supaya
kalian tidak menyembah setan) jangan menaatinya. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagi kalian") yakni jelas permusuhannya. Bukankah telah Aku wasiatkan kepada kalian,
wahai anak keturunan Adam, agar kalian tidak mengikuti jalan setan sehingga kalian menjadi
budaknya? Sesungguhnya setan itu merupakan musuh yang nyata.

B. Kesimpulannya : Yakni melalui lisan para rasul-Ku.

Yakni menaati setan. Teguran keras ini mencakup teguran keras terhadap semua kekuran dan
kemaksiatan, karena sikap demikian disebabkan karena menaati setan dan menyembahnya.

Oleh karena itu, kamu diperingatkan untuk menjauhinya dan tidak menaatinya.

Al insan
A. Kata al-insan disebut sebanyak 65 kali dalam al-Quran. Hampir semua ayat yang menyebut
manusia dengan kata insan, konteksnya selalu menampilkan manusia sebagai makhluk istimewa,
secara moral maupun spiritual.
al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 172

ُ ‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوأَ ْشهَ َدهُ ْم َعلَى أَ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَس‬


‫ْت بِ َربِّ ُك ْم قَالُوا بَلَى َش ِه ْدنَا‬ ِ ‫َوإِ ْذ أَخَ َذ َربُّكَ ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belulang) anak cucu Adam
keturunan mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman) :
Bukankah Aku ini Tuhanmu?. Kami bersaksi”. (Q.S.al-A’raf : 172)

B. Kesimpulanya : Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka

Allah telah meminta kesaksian terhadap ruh manusia sebelum manusia di lahirkan ke dunia,
berarti allah telah menanamkan spiritualitas kita sebelum kita lahir ke dunia.

Dalam al-quran nama lain dari manusia selanjutnya adalah al-insan yang bila di analisa dari arti
surah Al-A’raf ayat 172, manusia (al-insan) berkaitan dengan spiritual karena pada ayat tersebut
telah dijelaskan yang apabila disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang paradoksal,
yang berjuang mengatasi konflik dan kekuatan yang saling bertentangan ; tarik menarik antara
mengikuti fitrah (memikul amanah dan menjadi khalifah) dan mengikuti nafsu negatif dan
merusak. Kedua kekuatan itu digambarkan dalam asal usul kejadian manusia yang dalam bahasa
Yusuf Qardawi baina qabdhat al-tin wa nafkhat al-ruh.

Anda mungkin juga menyukai