Anda di halaman 1dari 5

Nama : DANU EGA DANISWARA

Nim : 049149737
Tugas 1 Pendidikan Agama Islam

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis
ibadah tersebut.
Jawab :

Mahdhah memiliki arti adalah murni atau tak bercampur dalam praktek nya ibadah ini tidak
boleh di wakilkan orang lain seperti hal nya sholat dan puasa, ibadah yang murni berupa
gerakan fisik tanpa dicampuri dengan komponen lainnya.

Adapun ibadah maliyah mahdhah dapat d wakilkan karena merupakan ibadah murni yang
meyangkut harta contoh ny sededah dan zakat. Ghairu mahdhah memiliki arti ibadah tidak
murni atau bercampur hal lain dalam prateknya ibadah ini boleh di wakilkan orang lain seperti
hal nya ibadah haji dan umrah, ibadah yang melibatkan fisik dan memerlukan niat dalam
pelaksanaan nya.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta
jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!

Jawab :
‫ ٍني ِط ِّنم ٍَةَٰل ُلس ِنم ََٰن سِْنٱل َاْنَقَلخ َْد َقَلَو نِيِق ل‬. ‫ ٍنِيَّك م ٍرا ََر ق ِىف ًَةْفُطن َُٰه ْنَلَعج َُّم ث‬. ‫َةْغ ُض م ََةَقَلْع ٱل َاْنَقَلَخ ف ًَةَقَلع ََةْفُّطنٱل َاْنَقَلخ َُّم ث‬
‫َْٰخ ٱل َُنْسَح أ َُّٱل ََكرَاَبَتف ۚ ََر خَاء ًاْقَلخ َُٰه ْنَأشَنأ َُّم ث ًاْم َح ل ََٰم ِظ ْع ٱل َاْنَو َس َكف ًاَٰم ِظ ع ََةْغ ُض ْم ٱل َاْنَقَلَخ ف‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik"
Proses penciptaan manusia yang dijelaskan dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14 menjelaskan
bahwa manusia berasal dari sari pati tanah liat. Mengutip buku Literasi Al-Qur'an di Sekolah
Negeri karangan La Ode Ilman, Tobroni, Ishomudin, Khozin, manusia hanya lumpur hitam yang
bahan dasarnya adalah air mani yang hina kemudian terbentuklah manusia yang berakal dan
memiliki hati.
Selain itu, manusia pun diciptakan lewat pencampuran sel sperma dan sel telur dari sepasang.
Hal ini berkaitan dengan penjabaran sains dan disebutkan juga dalam hadits Musnad Ahmad.

Hadits tersebut bersumber dari Husain ibn al- Hasan yang telah menceritakan kepada kami Abu
Kudainah dari Ata ibn as-Sa'ib dari al-Qasim ibn Abdurrahman dari Ayahnya dari Abdullah.

Kemudian ia berkata,

"Seorang Yahudi lewat di depan Rasulullah SAW. yang saat itu sedang berbincang dengan para
sahabatnya. Lalu orang-orang Quraisy berkata, "Hai Yahudi, orang ini mengaku sebagai Nabi!"
Yahudi itu pun berkata, "Sungguh, aku akan menanyakan sesuatu padanya, yang tidak diketahui
kecuali oleh seorang Nabi."

Yahudi itu lalu menghampiri beliau dan duduk di dekatnya seraya bertanya, "Wahai
Muhammad, dari apa manusia diciptakan?"
Nabi lalu menjawab," Wahai Yahudi, setiap manusia itu diciptakan dari nutfah (air mani)
seorang lelaki dan nutfah seorang wanita. Nutfah laki-laki sifatnya lebih keras dan nantinya dia
akan berubah menjadi tulang dan urat saraf. Adapun nutfah wanita sifatnya lebih halus dan
nantinya dia akan membentuk daging dan darah."

Orang Yahudi itu lalu berdiri dan berkata, "Beginilah yang dikatakan nabi-nabi sebelummu."

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilahistilah


yang digunakan tersebut

(-) Basyar (Manusia ada, human being)


Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu
dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit.
Manusia dinamai basyar karena kulitnya nampak jelas, dan berbeda dengan kulit
makhluk lain yang tertutupi bulu. Dengan demikian istilah basyar merupakan gambaran
manusia secara materi yang dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam pengertian ini disebutkan di
dalam Alquran sebanyak 35 kali dalam berbagai surat. Diantaranya terdapat dalam surat
AlAnbiyaa: 2-3, Al-Kahfi: 110, Ibrahim: 10, Hud: 26, Al-Mukminuun: 24 dan 33, As-
Syu’araa: 93, Yassin: 15, Al-Isra: 93, dan lain-lain.
Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being). Singkatnya, basyar adalah manusia
dalam arti fisis-biologis. Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh berbeda dengan
hewan. Manusia bisa makan, minum, tidur, sakit dan mati. Begitu pula hewan. Bahkan,
bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi perbuatan nistanya, maka manusia bisa
lebih jahat dan kejam)

(-) Insan/An-Naas (Manusia menjadi, manusia being)


Kata insan diambil dari akar kata uns yang berarti jinak, lawan dari binatang liar;
harmonis dan tampak. Namun dari sudut pandang Alquran, barangkali lebih tepat
diambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu (berguncang).

Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju menuju


ke kesempurnaan. Karakter “menjadi” ini membedakan manusia dengan
fenomena lain di alam. Hewan tidak dapat mengubah kondisinya,
sedangkan manusia bisa terus berupaya menyempurnakan dirinya serta berevolusi
dengan akal dan ilmu. Di tataran ini, manusia sudah mulai memiliki perbedaan
daripada hewan.

Alquran sering kali memperhadapkan insan dengan jin. Jin adalah makhluk halus
yang tidak tampak, sedangkan manusia memiliki ‘badan kasar’ yang nyata dan
berwatak ramah dibanding bangsa jin. Kata insan digunakan Alquran untuk
menunjuk kepada manusia secara menyeluruh dalam jiwa dan raga.

Sedangkan An-Naas adalah bentuk jamak dari insan. Alquran menyebut manusia
sebagai naas dalam statusnya sebagai makhluk sosial yang bergaul dan
bermasyarakat serta dalam berbagai contoh perilakunya terhadap Tuhan.

(-) Bani Adam


Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai keturunan
Nabi Adam AS. Dalam konteks, dari mana seorang manusia berasal, untuk apa dia
hidup, dan kemana dia akan kembali. Penggunaan istilah Bani Adam menunjukkan
bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus (sejenis kera). Manusia
dalam pandangan Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk
penjasadan sifat-sifat Tuhan.

Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis yang memiliki


sesuatu yang agung di dalam dirinya. Di samping itu manusia dianugerahi akal yang
dapat membedakan nilai baik dan buruk, sehingga membawa ia pada kualitas
tertinggi sebagai makhluk yang bertakwa. Al-Quran memandang manusia sebagai
makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang kotor dan penuh dengan
dosa, sebagaimana pandangan mereka bahwa nabi Adam dan Hawa yang diturunkan
dari surga karena melanggar larangan Allah merupakan asal mula hakikat manusia
sebagai pembawa dosa bawaan (turunan).

Alquran memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi, yang sedang dalaam


perjalanan menuju kehidupan spiritual yang suci dan abadi di akhirat kelak, meskipun
ia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa ketika melakukan
kesalahan di dalam kehidupan dunia.

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan


manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!

Langkah-langkah yang dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai


khalifah:

a. Merawat alam dan melestarikannya.


b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Mendorong keadilan sosial dan ekonomi.
d. Membangun masyarakat yang beradab.
e. Beribadah dan bertindak jujjur
Tugas manusia sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana firman Allah dalam surat
Al=Baqarah ayat 30

‫َوِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم اَل ِئَك ِة ِإِّني َج اِع ٌل ِفي اَأْلْر ِض َخ ِليَفًة ۖ َقاُلوا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ْن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم اَء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس‬
‫َلَك ۖ َقاَل ِإِّني َأْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬

Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".
Manusia sebagai khalifah adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang ditakdirkan Allah
SWT sebagai pemimpin di bumi (khalifah fil al-ardhi). Pemimpin dalam hal ini bukan sebagai
penguasa namun lebih kepada mengusahakan dan mengelola kemakmuran di bumi agar bisa
dinikmati semua makhluk.

5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan
prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

Islam mengajarkan prinsip-prinsip yang kuat untuk


menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera, yang meliputi aspek spiritual, moral,
sosial, dan ekonomi.

Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan
berkeadilan.

Berikut adalah beberapa prinsip utama Islam untuk mencapai masyarakat yang beradab
dan sejahtera:

1. Keadilan

Islam mendorong keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam sistem
hukum, ekonomi, maupun sosial. Prinsip keadilan ini mengharuskan perlakuan
yang sama dan adil terhadap semua individu tanpa memandang latar belakang,
agama, atau status sosial. Keadilan menjadi dasar bagi stabilitas masyarakat yang
beradab dan sejahtera.

2. Persaudaraan dan Toleransi

Islam mengajarkan nilai persaudaraan antar sesama manusia, tidak memandang


perbedaan ras, agama, atau budaya. Prinsip toleransi menghormati keberagaman
dan mempromosikan dialog antar agama dan budaya, menciptakan lingkungan
yang harmonis dan beradab di tengah masyarakat yang multikultural.

Anda mungkin juga menyukai