Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku. (QS Al-Kahfi 18:110).
3
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam: Dalam Perspektif Filsafat (Jakarta: Kencana, 2014),
hal.40.
4
Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2011), hal. 304.
Artinya: Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku
belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.... (QS. Ali-Imran 3: 47).5
Dengan pemaknaan kuat ayat diperkuat ayat di atas, dapat difahami bahwa seluruh
manusia (bani Adam as) akan mengalami proses reproduksi seksual dan senantiasa berupaya
untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya, memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk
terhadap hukum alamiahnya, baik yang berupa sunnatullah (sosial-kemasyarakatan), maupun
takdir Allah (hukum alam). Semuanya itu merupakan konsekuensi logis dari proses pemenuhan
kebutuhan tersebut. Untuk itu Allah Swt memberikan kebebasan dan potensi yang dimilikinya
untuk mengelola dan memanfaatkan alam semesta sebagai salah satu tugas kekhalifahannya di
muka bumi.6
b. Al-Insan
Al-Insan yang berasal dari kata al-uns, dinyatakan dalam Al-Qur'an sebanyak 73 kali
dan tersebar dalam 43 surat. Secara etimologi Al-Insan dapat diartikan harmonis, lemah
lembut, tampak, atau pelupa. Kata al-insan digunakan di dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan
totalitas manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Harmonisasi kedua aspek tersebut
dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Mengantarkan manusia sebagai makhluk Allah
yang unik dan istimewa, sempurna, dan memiliki diferensiasi individual antara satu dengan
yang lain, dan sebagai makhluk dinamis, sehingga mampu menyandang predikat khalifah Allah
dimuka bumi.
Pada beberapa ayat, Allah Swt mempersandingkan kata al-insan dengan kata syaitan.
Ayat-ayat tersebut pada umumnya berisikan peringatan Allah agar manusia senantiasa sadar
dan menempatkan pada posisi fitrahnya sesuai dengan yang diinginkan Allah, yaitu pada posisi
yang hanif." Firman Allah:
Artinya: Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada
saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".
(QS Yusuf 12: 5).8
Kata al-Nas dinyatakan dalam Al-Qur'an sebanyak 240 kali dan tersebar dalam 53
surat. Kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk sosial dan
kebanyakan digambarkan sebagai kelompok manusia tertentu yang sering melakukan
mafsadah dan merupakan pengisi neraka disamping iblis. Hal ini terlihat pada firman Allah
Swt:
Artinya: Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) -- dan pasti kamu tidak akan dapat
Membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS Al-Baqarah 2: 24).10
7
Ibid, hal. 5.
8
Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahnya, Op., Cit, hal. 236.
9
Ibid., hal. 287.
10
Ibid., hal. 4.
Artinya: Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan
mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami
biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami,
bergelimangan di dalam kesesatan mereka. (QS Yunus 10:11).11
Kata an-nas dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan bahwa sebagian besar manusia tidak
memiliki ketetapan keimanan yang kuat. Kadangkala ia beriman, sementara pada waktu yang
lain ia munafik.12
Manusia merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan
keterbatasan, seperti makan, minum, seks, keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya.
Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani, dan manusia sebagai makhluk sosial.
Artinya: Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"
(seorang manusia), maka jadilah dia. (QS Ali-Imran 3: 59).13
Artinya: Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS
Al-Hijr 15: 29).14
11
Ibid., hal. 209.
12
Samsul Nizar, Op., Cit., hal. 13.
13
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op. Cit, hal. 57.
KESIMPULAN
42
Haidar Putra Daulay, Op., Cit., hal. 54.