Anda di halaman 1dari 12

Pertama, basyar ( ) .

Di dalam al-Qur'an kata al-Basyar ()


berakar dari huruf ba (), syin (), dan ra (
),
memiliki
kata
derifasi
basysyir/yubasysyiru, busyra, mubsyirin,
yastabsyirun, dan absyiru.
Disebutkan dalam Al-Mufradat Fi Gharibil Quran,
bahwa istilah ini berasal dari kata dasar
basyarah ( ) , artinya bagian permukaan
kulit, Manusia disebut dengan basyar karena
kulit mereka lebih banyak terlihat di permukaan
tubuhnya dibanding rambut, berbeda dengan
hewan yang umumnya lebih banyak ditutupi
bulu, rambut, dan wool. Dari kata dasar yang
bermakna kulit ini pula muncul istilah
mubasyarah ( ) , artinya persentuhan
kulit dengan kulit secara langsung, dan
bangsa Arab memakainya sebagai kiasan dari
hubungan suami istri. Kabar gembira juga
disebut dengan bisyarah ( ) dan busyra (
) , karena ketika seseorang bergembira maka
darah menyebar ke seluruh kulitnya sehingga
tampak nyata perubahannya, terutama pada
wajah.
oleh Abu al-Husain Ahmad ibn Faris ibn
Zakariya diartikan sebagai
yang berarti tampaknya sesuatu dengan
baik dan indah.
Wakulna
hasya
lillahi
ma
basyara.inhaza illa malakun karim

haza



Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar .31
cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita
itu dan disediakannya bagi mereka tempat
duduk, dan diberikannya kepada masing-masing
mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan),
kemudian Dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah
(nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka
tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka
melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha
sempurna
Allah,
ini
bukanlah
manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat
".yang mulia
Kolat robbi anna yakunu li waladun walam
yamsassni basyar




47. Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa
mungkin aku mempunyai anak, Padahal aku
belum pernah disentuh oleh seorang lakilakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan
Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang

dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak


menetapkan sesuatu, Maka Allah hanya cukup
berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah Dia.
Dengan demikian, ketika manusia disebut basyar
dalam bahasa Arab, Basyar adalah manusia
secara biologis dan fisiologis; makan, minum,
berjalan di pasar, beranak-pinak, berubah dari
kecil menjadi dewasa, dan akhirnya mati. sebagai
materi di alam raya ini. Ini pula inti gugatan
kaum kafir kepada para Nabi yang dikirim kepada
mereka, karena secara fisik mereka adalah
basyar, makhluk berbadan wadak seperti
umatnya. Hanya saja, mereka mendapatkan
wahyu dari Allah, dan inilah yang membuat
mereka berbeda dari manusia lainnya. Kata
basyar muncul 35 kali di dalam Al-Quran.
Kedua, insan ( ) .
Dalam al-Qur'an, kata al-Insan yang berakar
kata dari huruf hamzah (), nun (), dan sin
(), memiliki kata turunan (derifasi) ins (
), unas (), anasiyy (), insiyy (),
dan Al-nas ().
Insan disebut sebanyak 65 kali dalam al-Quran.
Kita boleh mengelompokkan konteks insan dalam
tiga kategori, iaitu:
Pertama,
insan
dihubungkan
dengan
keistimewaannya sebagai khalifah atau pemikul
amanah.

Kedua, insan dihubungkan dengan ciri-ciri


negatif diri manusia.
Ketiga, insan dihubungkan dengan proses
penciptaan manusia.
kita melihat keistimewaan manusia sebagai
wujud yang berbeza dengan haiwani. Menurut alQuran, manusia adalah makhluk yang diberi
ilmu:
Yang
mengajar
dengan
pena,
mengajar
insan
apa
yang
tidak
diketahuinya. (al-Alaq: 4, 5).





30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."
kerana manusia memikul amanah, maka insan di
dalam al-Quran juga dihubungkan dengan
konsep tanggungjawab (a-Qiaamah: 36;
ahasiban nnasu ayytutraka suda


36. Apakah manusia mengira, bahwa ia
akan
dibiarkan
begitu
saja
(tanpa
pertanggung jawaban)?
Manusia diperintah untuk berbuat baik
(Luqman: 14;
Wawassoinl insana biwalidaihi hamalthu
ummuhu




14. Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
kata insan dihubungkan dengan ciri negatif pada
diri manusia. Menurut al-Quran, manusia itu
cenderung zalim dan kafir (Ibrahim: 34;
innal insana lazolumun kaffar

tergesa-gesa, terburu-buru (al-Israa: 11;
wakanal insanu ajula

bakhil (al-Israa: 100),


wakanal insanu koturo

bodoh (al-Ahzab: 72),
innahu kana zoluman jahula



72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat[1233] kepada langit, bumi dan gununggunung, Maka semuanya enggan untuk memikul
amanat
itu dan
mereka
khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim
dan Amat bodoh,
banyak menafikan atau membantah
Kahfi: 54;
wakanal insanu aksaru syaiin jadala

(al-


resah, gelisah, dan enggan membantu (al,Maaarij: 19)
innal insana huliko halua

.
tidak berterima kasih (al-Aadiyaat: 6),
innal insana lirobbihi lakanud

berbuat dosa / Melampai batas(al-Alaq: 6;


kalla innal insana layatgo

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benarbenar melampaui batas,
meragukan hari akhirat (Maryam: 66).
Yakulul insanu iiza ma mittu lasaufa ukraju hayya


66. Dan berkata manusia: "Betulkah apabila aku
telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan
dibangkitkan menjadi hidup kembali?"
Secara menarik, proses penciptaan manusia atau
asal kejadian manusia dinisbahkan kepada
konsep insan dan basyar sekaligus. Sebagai
insan, manusia diciptakan daripada tanah
liat, intipati tanah, tanah (al-Hijr: 26; arRahmaan: 14; al-Mukminun: 12; as-Sajdah: 7).
Walaqod holakna insana min solsolin min hamaim
masnun


26. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
berasal daripada tanah liat, tanah (al-Hijr: 28;
Saad: 71; ar-Rum: 20)

aiz kola robbuka lilmalaikati inni kholikum


basyaram min solsolin min hamain masnun



28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk,
dan air (al-Furqan: 54).
Wahuwal lazi holaqo min mai basyara fajaalnahu
nasabaw wa sihro wakana robbuka kodiro


54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia
dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah[1070] dan adalah
Tuhanmu Maha Kuasa.
[1070]
Mushaharah
artinya
hubungan
kekeluargaan yang berasal dari perkawinan,
seperti menantu, ipar, mertua dan sebagainya.
Ini dapat disimpulkan bahawa proses penciptaan
manusia
menggambarkan
secara
simbolik
perwatakan basyari dan perwatakan insani.
Menurut Qardhawi (1973: 76), manusia adalah
gabungan kekuatan tanah dan hembusan Ilahi
(bain qabdhat al-thin wa nafkhat al-roh).

Ketiga, naas ( ) . Dijelaskan dalam Lisanul


Arab, bahwa kata ini berasal dari nawasa ( ) ,
artinya bergerak, tidak menetap pada satu
keadaan, bimbang. Aslinya adalah anas ( ) ,
lalu diringankan menjadi naas ( ) .
Konsep kunci ketiga ialah al-nas yang mengarah
kepada manusia sebagai makhluk sosial. Inilah
manusia yang paling banyak disebut di dalam alQuran (sebanyak 240 kali
Pertama, banyak ayat yang menunjukkan
kelompok-kelompok
sosial
dengan
perwatakannya. Ayat-ayat itu lazimnya dikenali
dengan ungkapan wa min al-nas (dan di antara
sebahagian manusia). Dengan memperhatikan
ungkapan ini, kita menemukan kelompok
manusia yang menyatakan beriman, tetapi
sebenarnya tidak beriman (al-Baqarah: 8),
Waminannasi mayyakulu amanna billahi wal
yaumul akhir wamahum bimukminin


yang mempersekutukan
Baqarah: 165),

Allah

s.w.t

(al-

165. Dan diantara manusia ada orang-orang


yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah;
mereka
mencintainya
sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman Amat sangat cintanya kepada
Allah. dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).
yang hanya memikirkan kehidupan dunia
(al-Baqarah: 200),
faminan nasi mayyakulu robbana atina fiddunya
wamalahu fil akhiroti min kholaq


Maka di antara manusia ada orang yang bendoa:


"Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di
dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang
menyenangkan) di akhirat.
yang
mempesonakan
orang
dalam
pembicaraan tentang kehidupan dunia,
tetapi memusuhi kebenaran (al-Baqarah:
204),




204. Dan di antara manusia ada orang yang
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik
hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah
penantang yang paling keras.
yang berdebat dengan Allah s.w.t tanpa
ilmu, petunjuk, dan al-Kitab (al-Hajj: 3, 8;
Luqman: 20),
waminannasi may yujadilu fillahi bighoiri ilmin
wala huda wala kitabimmunir


dan di antara manusia ada yang membantah
tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan
atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi
penerangan.
yang menyembah Allah s.w.t dengan iman
yang lemah (al-Hajj: 11; al-Ankabut: 10),





11. Dan di antara manusia ada orang yang


menyembah Allah dengan berada di tepi[980];
Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia
dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu
bencana, berbaliklah ia ke belakang[981]. rugilah
ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata.
[980]
Maksudnya:
tidak
dengan
keyakinan.
[981] Maksudnya: kembali kafir lagi.

penuh

yang memperagakan percakapan yang


menyesatkan (Luqman: 6);




6. Dan di antara manusia (ada) orang yang
mempergunakan Perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah
tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh
azab yang menghinakan.

Anda mungkin juga menyukai