Disusun oleh :
Islam telah dengan jelas menjabarkan tentang konsep dan hakikat manusia
melalui Al-quran dan hadist sehingga manusia dapat memahami eksistensinya
dan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan memiliki segala kesempurnaannya dan derajat paling tinggi
di antara ciptaan yang lainnya untuk menjadi khalifah di muka bumi yang
terkandung pada:
o Q.S Al-Baqarah (2): 30
ُوَإ ذُْ قَا لَُ رَ بُّ كَُ لِ لْ مَ لَا ئِ كَ ةُِ إ نِّ يُ جَا عِلُ فِ يُ ا لْ أَ رْضُ خَ لِي فَةُُُۖ قَال واُ أَ تَ جْ عَل
ُفِي هَ اُ مَنُْ يُ فْ سِ دُ فِي هَ اُ وَ يَ سْ فِ كُ ال دِّ مَاءُ وَ نَ حْ نُ نُ سَ بِّ حُ ب حَ مْ دِ كَُ وَ نُ قَ دِّ س
َُلَ كَُُُۖ قَا لَُ إ نِّ يُ أَ عْ لَ مُ مَ اُ لَ اُ تَ عْ لَ مُو ن
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".”
ُۖسنُوْن
ْ َّوَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَا ُنَ مِنْ صَْلصَالُ مِّنْ حَمَاُ م
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.
Seperti yang telah tercantumkan Q.S Al-Hijr (15): 26, tentang penciptaan
manusia (Adam a.s.) yang oleh Allah SWT ciptakan dengan tanah liat kering dari
lumpur hitam (min hamain masnun) lalu oleh Dia beri bentuk “min hamain masnun’
itu dalam sebaik – baiknya bentuk. Lebih lanjut juga diterangkan tentang
penciptaan Adam a.s. dari tanah yang di terangkan dalam hadist nabi yang berbunyi,
1
KH. Mustholimin Al Wiyani, Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an.
(https://kicaunews.com/2017/03/16/proses-penciptaan-manusia-menurut-al-quran, Diakses
pada pada tanggal 16 Maret 2017)
o Q.S Ali ‘Imran (3): 59
Dari keterangan yang telah dijabarkan pada Al-quran dan Hadist, maka
sungguh Allah SWT memang telah benar – benar menciptakan manusia dari tanah
yang diberi bentuk dan raga yang sebaik - baiknya lalu dimasukkannya itu dengan
roh.
َّوَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَا ُنَ مِنْ ُس ٰللَةُ مِّنْ طِيْنُُۖ ث ُمَّ جَعَ ْلنٰهُ نُ ْطفَةُ فِيْ قَرَارُ مَّكِيْنُُۖ ث ُم
َضغَ ُةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا اْلعِظٰ ُم
ْ خَلَقْنَا النُّ ْطفَُةَ عَلَقَةُ فَخَلَقْنَا اْلعَلَقَُةَ ُمضْغَةُ فَخََلقْنَا الْ ُم
َُۖلَحْمًا ث ُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقا اٰخَ ُرَۖ فَتَبَارَ ُكَ اللٰهُ اَحْسَنُ اْلخَاُلِقِْين
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”.
Dalam ayat diatas telah dijelaskan proses penciptaan manusia yang dimulai
dengan tahap sulalah (saripati makanan) kemudian nutfah (sperma) lalu terjadi
konsepsi (pembuahan) dan masuk kedalam rahim (menjadi embrio) kemudian
berkembang membentuk ‘alaqah kemudian berproses menjadi mudhghah, ‘izaman
(tumbuh tulang belulangnya) kemudian tulang-tulang itu dibungkus dengan daging.
Setelah terbentuk manusia yang utuh, kemudian Allah SWT meniupkan (nafakha)
kepadanya ruh nya kemudian jadilah ia makhluk yang unik (khalqan Akhar).
Disebut demikian karena manusia memiliki substansi psikis yang berasal dari
substansi tuhan sama sekali tidak dimiliki makhluk-makhluk lain.2
• An-Nas
2
Oktaviani, R. (2020, November 26). Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains.
(https://doi.org/10.31219/osf.io/95d7y, Diakses pada pada tanggal 26 November 2020)
o Q.S An-Nas (144): 1
َُبِّ النَّاس
ُ قلْ اَعُوْذ بر
“Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”
• Al-Insan
• Al-Basyar
َُوَ مِ نُْ آ يَا تِ هُِ أَ نُْ خَ لَ قَك مُْ مِنُْ تُ رَابُ ث مَُّ إ ذَاُ أَ نْ تُ مُْ بَ شَرُ تَ نْ تَ شِ رُو ن
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia
yang berkembang biak.”
3
Rusyja Rustam, Zainal A. Harus, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, (CV
Budi Utama, Yogyakarta: 2018). Hlm. 41.
4
Agus Haryo Sudarmojo, Perjalanan Akbar Ras Adam, (PT Mizan Pustaka, Bandung: 2009) Hlm.
151-158.
4. Implikasi kebertuhanan dalam membangun pribadi mulia
A. Kesimpulan
Menurut perspektif islam, manusia merupakan makhluk yang paling
istimewa dan memiliki derajat yang paling tinggi dari makhluk lainnya yang telah
Allah SWT ciptakan. Allah SWT telah menciptakan manusia dari sari pati tanah,
lalu Dia bentuk dengan rupa yang seindah – indahnya dan raga yang sebaik –
baiknya yang kemudian Dia tiupkan (nafakha) kepadanya ruh nya, kemudian
jadilah ia makhluk yang unik (khalqan Akhar) dan tidak lupa juga Allah berikan
juga manusia akal untuk berpikir dan menjaga akhlaknya lalu Dia jadikan manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini.
Dengan segala kesempurnaan dan juga keistimewaan, maka manusia juga
tak luput dari tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi ini untuk
menyebarkan kebaikan dan menjaga kelestarian yang berada disekitarnya
sebagaimana dengan ajaran islam yang merupakan “rahmatan lil’alamin” atau
rahmat bagi seluruh alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Haryo Sudarmojo, Perjalanan Akbar Ras Adam, (PT Mizan Pustaka,
Bandung: 2009) Hlm. 151-158.