Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 1 ANALISIS FILM DOKUMENTER

Disusun Oleh:

SATRIA TEGAR BINTANG RAHARJA

20105085

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

2022
SIPNOSIS

Diantara beberapa informasi yang ada mengenai R. Soetedja, film dokumenter“Mencari


Soetedja” 2018 merupakan salah satu media yang hadir sebagai wujud kepedulian masyarakat
dalam menyikapi sebuah sejarah. Diwakilkan oleh parasineas lokal yang tergabung dalam
komunitas Community Love Cinema (CLC) Purbalingga, Film “Mencari Soetedja” 2018
memberikan gambaran secara singkat mengenai sosok R. Soetedja sebagai seorang seniman
musik yang namanya hampir hilang tanpa jejak. Dalam film tersebut disajikan infromasi
mengenai sosok R.Soetedja hingga kiprahnya di bidang musik dari beberapa pihak yang pernah
bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan R. Soetedja termasuk didalamnya yaitu
anak-anak R. Soetedja.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah film dokumenter “Mencari Soetedja”
(2018). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terbagi atas tiga aspek, yaitu mengenai perjalan
hidup R. Soetedja, kontribusi R. Soetedja dalam permusikan di Indonesia,serta R. Soetedja
dalam pandangan anak-anaknya sebagai seniman musik. Padaa spek pertama yaitu mengenai
perjalanan hidup R. Soetedja, didapat tiga adegan terpilih. Adegan-adegan tersebut yang
menceritakan informasi terkait keluarga R.Soetedja, Rumah tinggal R. Soetedja dan keluarga
angkat R. soetedja. Ketiga adegan tersebut menggambarkan sosok seorang R. Soetedja yang
berasal dari kalangan piryayi (pejabat pemerintah) yang dibesarkan pula oleh keluarga kaya,
yaitu keluarga Mbah Soemandar serta digambarkan pula mengenai akses pendidikan yang
diperoleh R. Soetedja sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tingginya dalam mempelajari
seni musik.

Kemudian pada aspek ke dua mengenai kontribusi R. Soetedja dalam permusikan di


Indonesia didapat lima adegan terpilih. Adegan-adegan tersebut menceritakan mengenai
kontribusi R. Soetedja sebagai seniman musik mulai dari karya-karyanya,catatan arsip dan
sejarah mengenai karya-karyanya, tempat kerjanya, dan mengenai popularitas R. Soetedja
dibandingkan dengan teman-teman sejawatnya.

Pada aspek ketiga mengenai R. Soetedja dalam pandangan anak-anaknya sebagai seorang
seniman terdapat tiga adegan terpilih. Masing-masing adegan terpilih merupakan adegan yang
berisi menganai wawancara bersama kedua anak R. Soetedja. Dua dari sembilan anak R.
Soetedja yaitu Budhy Rahardjo dan Lily Sumandri. Pada aspek ketiga juga ditambahkan
informasi mengenai sang istri yang tidak banyak pula diceritakan dalam film dokumenter
“Mencari Soetedja” 2018. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneiti berharap akan ada riset
selanjutnya untuk memperkaya informasi mengenai seorang seniman musik legendaris
bernamaR. Soetedja. Sehingga informasi mengenai R. Soetedja beserta karya-karyanya dapat
diketahui dan dihargai oleh masyarakat seperti yang seharusnya.

TREATMENT

SC Video Audio Durasi


1 Saya bisa cerita sedikit tentang sub foto Bapak Sugeng 0.01.25 – 00.02.08
ini dari ibu saya yang kebetulan ibu Wijono selaku
saya itu adik kandung dari Soetedja ini keponakan
waktu beliau mendirikan tent musik R.Soetedja
dengan nama tenda ROLLS ROYCE
waktu itu beliau masih sekolah SMA
AMS ini waktu ada pertunjukan di Kota
Semarang aliran musik yang didirikan
beliau ini musiknya musik Hawaiian,
nah waktu itu menjadi trend musik pada
saat itu. Bertempat di rumah
2 Soetedja lahir tanggal 15 Oktober 1909 Bapak Sugeng 00.02.09 – 00. 03.08
di Purwokerto di jalan Pereng, yang Wijono selaku
sekarang namanya Jalan Slamet Riyadi keponakan
kalau ndak keliru. nama bapaknya R.Soetedja
Soetedja itu Purwodi Broto jabatan
beliau pak Purwodi Broto itu asisten
wedanan kebumen, Baturraden, bisa
diistilahkan kalau jaman sekarang itu
camat. Rumah dinas yang dikebumen
sudah tidak ada sudah berubah menjadi
puskesmas kebumen. Rumahnya Mbah
Purwodi Broto di jalan Pereng itu ada
tiga bersebelahan tiga itu berderetan dan
sekarang masih utuh seperti aslinya
hanya pemiliknya yang sudah berubah.
Menunjukan rumah kecil R.Soetedja
didekat RSM Purwokerto
3 Menampilkan view rumah R.Soetedja Musik keroncong 00.03.08 - 00.04.42
pada masa kecil
4 Rumah Pereng ini adalah rumahnya Bapak Sugeng 00.04.42 – 00.05.18
Mbah Purwodi Broto orang tuanya R. Wijono selaku
Soetedja mengenai tata letak dari rumah keponakan
ini itu masih utuh seperti awal hanya R.Soetedja
ada perubahan mungkin ini seingat saya
plafonnya dulu gendeng sekarang pakai
ternit atau tripleks apa iternit itu saya
ndak tau ini.
5 Putra putrinya Mbah Purwo di Broto itu Bapak Sugeng 00.05.19 – 00.05.55
ada 8 semuanya. Soetedja itu putra yang Wijono selaku
ke empat dan ibu saya anak yang ke keponakan
enam Mbah Purwodi Broto dengan R.Soetedja
Mbah Sunandar itu kakaknya Mbah
Purwodi Broto lalu setelah lahir putra
ke empat yaitu pak Soetedja, pak
Soetedja diadopsi oleh Mbah Sumandar
itu ia dibawa ke Rampog itu setelah
umur 10 tahun.
6 Menampilkan view lingkungan sekitar Musik keroncong 00.05.55 – 00.06.40
rumah orang tua angkat R.Soetedja

7 Saya meninggalkan rumah ini terakhir Bapak Sugeng 00.06.40 – 00.07.53


sampai sekarang sudah hampir 70 tahun Wijono selaku
menurut Ingatan saya bangunan induk keponakan
itu masih utuh hanya ada tambahan R.Soetedja
sedikit-sedikit tapi tidak mempengaruhi
bangunan aslinya. bangunan induk ini
dulu digunakan untuk kantornya Mbah
Sumandar untuk mengurus beliau
sebagai supplier pabrik pabrik gula di
wilayah kabupaten Banyumas dan
mensuplai karung karung ke tempat
pabrik gula, Mbah Sumandar juga
punya usaha batik di sebelah kanan dari
bangunan induk ini, sedangkan Mbah
Sumandar sendiri menempati rumah
sebelah kirinya sebagai rumah pribadi
yang untuk tempat tinggal bahwa ini
tempat membatik yang ada di ruang ini
itu los sampai ke batas sumur untuk
mencuci hasil pembatikan setelah
diwarnai.
8 kan yang namanya anak kecil pindah Bapak Sugeng 00.07.55 – 00.11.04
lingkungan kan mesti ada gejolak nah Wijono selaku
itu Gejolak itu dilampiaskan oleh keponakan
Soetedja apa aja yang ada pintunya di R.Soetedja
totok-totok tapi dengan ritme musik
terus ember renceng untuk anu batikan
waktu itu kebetulan mbah Mandar
kakung itu ada transaksi perdagangan di
Eropa pulangnya itu membelikan biola
stradivarius dan diberikan kepada
Soetedja sepengetahuan Saya dari
ceritanya ibu itu asalnya di Purworejo
Klampok smp-nya di wiroyudo di
Semarang sma-nya AMS itu di
Bandung setelah tamat AMS dan
kembali ke Purworejo Klampok cita-
citanya ingin sekolah musik tapi oleh
mbah Soeandar itu dilarang
“aja sekolah musik, kamu harus sekolah
kedokteranatau hukum”
tapi Suteja hanya ingin sekolah musik
dan tidak terdapat titik temu antara
kemauan Soetedja dengan Mbah
Sunandar. Maka Mbah Soemandar
terpaksa mengambil keputusan
“ kalau kamu ndak mau mengambil
kedokteran atau hukum maka kamu
pergi dari rumah ini “
lalu Soetedja mengabdi kepada keluarga
Sultan Hamid di Kalimantan menjadi
guru musik di sana mbah Mandar
kakung itu sakit-sakitan karena
keyungyun Akhirnya Mbah sumandar
pun mengalah dan memperbolehkan
Soetedja untuk sekolah musik sangking
senangnya Mbah Mandar pun sembuh
dan berujar
“ini Soetedja mau saya ajak ke
perkebunan tebu saya di daerah kemawi
menyusuri Sungai Serayu”
Di sungai serayu mbah Soemandar
berujar kepada Sutejo untuk tidak
memikirkan biaya sebab perkebunan
tebu nya itu merupakan salah satu
sumber peluang yang bisa ia dapatkan
untuk membiayai dirinya tapi soetedja
tidak bergumam sama sekali atas rayuan
Mbah Sunandar yang dipikirkan Suteja
hanyalah keindahan alam saat
menyusuri Sungai Serayu melihat
keindahan alam yang menarik melihat
Gunung Slamet lalu Suteja pun tercetus
ide dan menciptakan lagu di tepian
sungai Serayu
Mbah Sunandar pun mengijinkan
Soetedja untuk mengambil sekolah
musik lalu dia memilih sekolah musik
di conservatory music Italy
9 Bercerita tentang Soetedja tidak banyak David Tarigan selaku 00.11.49 – 00.14.00
yang bisa saya ceritakan sebenarnya pemilik studio
informasi tentang Soetedja itu minimal rekaman di Jakarta
sekali memang, dia meninggal di tahun
60 media cetak yang masih aktif atau
ada sampe sekarang itu rata-rata berdiri
setelah tahun 60 jadi dari situ aja kita
udah bisa ngelihat publikasi tentang
kematiannya aja minimal sekali seperti
itu. Saya dan teman-teman irama
nusantara hanya memiliki segala
sesuatu tentang sutedja berdasarkan
rekaman rekaman yang berhasil kita
arsipkan ya rata-rata memang lagu-lagu
yang dinyanyikan atau dimainkan oleh
sejawatnya gitu pastinya lah inter notes
dari mengenangkan Soetedja album
Insan Irama jadi itu sebuah album
instrumental ya yang dibuat oleh
sejawatnya itu cek 5 cek Asmara. ya
kita sama-sama tahu lah negeri ini itu
memang lemah sekali dalam hal
pengarsipan Mungkin kita bisa dibilang
tidak punya tradisi mengarsip. Kenapa
orang tidak mengenal Soetedja ya saya
juga sendiri bingung sebenarnya kenapa
Ismail Marzuki bisa lebih terkenal ya
kan, itu juga jadi sebuah pertanyaan.
sama-sama meninggal muda dua-
duanya dan tapi kenapa exposure
terhadap Ismail Marzuki lebih besar,
memang mungkin Ismail Marzuki lebih
banyak menghasilkan lagu yang populer
saat itu mungkin banyak hal yang masih
relevan sampai sekarang gitu sekitar
tahun 50-an sampai sekarang itu di
Indonesia jadi memang Masalahnya tuh
pasti banyak masalah yang sama di
negeri ini sebenernya. jadi mau
gimanapun bentuk ekspresinya zaman
sekarang orang masih bisa relate gitu.
Jadi sayang sekali gitu orang yang
Gatau Soetedja ya negara sebesar
Indonesia gitu dengan budaya yang
sedemikian hebatnya sebenarnya tidak
mengapresiasi Salah satu tokoh yang
begitu penting di bidang musik itu
kelewatan si sebenarnya.
10 View kota Jakarta dengan hiruk pikuk Musik keroncong 00.14.00- 00.14.24
ramainya kota
11 Setyo Tamtomo, 00.14.24 – 00.13.33
Pak Soetedja itu tidak tiba-tiba di pensiunan pegawai
Purwokerto tapi mampir orkes di RRI Purwokerto
Jakarta dulu di RRI Jakarta ya sekitar
tahun 46-47 itu kan ada 8 radio bekas
Suzuki Oku yang dijadikan RRI modal
RRI di Indonesia waktu itu diantaranya
RRI Purwokerto Nah Pak Suteja
kemudian ke Purwokerto ada sebabnya
karena Jakarta tidak aman bagi RRI dan
kemudian RRI pusatnya dipindahkan ke
Jogjakarta nah pak Suteja berada di RRI
Purwokerto pengalaman yang saya
himpun ketika menyusun RRI
Purwokerto selintas jadi kegiatan beliau
selain siaran siaran siaran ya melatih
melatih para kader orkes pada waktu itu
Disamping itu juga menciptakan lagu-
lagu yang sampai sekarang masih ada di
antaranya di tepian sungai Serayu, ada
Ratna Juwita, dan kemudian ada yang
mirip-mirip yang judulnya hanya sungai
Serayu, selamat berjuang Pahlawanku
itu diantaranya musik-musik yang
sampai sekarang masih ada (R.Soetedja
meniarkan lagunya di RRI)
12 Musik dari keroncong dari Budhy Musik dari iringan 00.13.33-00.16.03
Rahardjo, putra sulung R,Soetedja Budhy Rahardjo,
dengan lagu yang paling dia kenang putra sulung
bersama bapaknya R,Soetedja
13 Lagu Tidurlah intan lagu tersebut Budhy Rahardjo, 00.16.03 – 00.18.27
diciptakan atau dibuat untuk anak putra sulung
pertama Pak Sutejo yaitu saya sendiri R,Soetedja
Budhy Rahardjo pada saat saya
dilahirkan tahun 1942 almarhum bapa
itu memang sangat humble ya sangat
sederhana sangat disenangi oleh kawan-
kawan maupun bawahan bawahannya
bersama pada waktu beliau pemimpin
orkestra di Jakarta yang dibentuk oleh
almarhum Bapak RRI studio Jakarta
beliau kemudian diminta oleh
komandan muda yaitu Pak Suyoso yang
dikenal atau yang terkenal dengan
panggilan mas Yos bergabung dengan
angkatan udara sebagai Direktur Corps
musik Angkatan Udara disitu Bing
Slamet memperdalam vokalnya yaitu
dengan dengan bapak jadi beliau sering
datang ke rumah kami dan sebelumnya
itu pun nama bing itu karena suaranya
itu Mirip penyanyi zaman 40-an Bing
Crosby makanya namanya slamet itu
ditambahin oleh almarhum Bapak
dengan Bing beliau kalau menciptakan
lagu ataupun membuat aransemen
ataupun membuat partitur nah itu
biasanya sampai tengah malam sambil
minum kopi rokoknya cukup kuat,
Kretek. Kadang kadang saya sudah tidur
Jam 2 malam Saya dibangunkan
“nasi goreng dong”
beliau sangat senang kalau makan nasi
goreng bikinan saya. biola tersebut
merk stradivarius buatan Swedia tahun
1834 jadi biola ini sudah berumur
kurang lebih 184 tahun (menjelaskan
lagu dari R.Soetedja dan menjadi guru
Bing slamet yang lebih terkenal dari
R.Soetedja )
bapak saya meninggal saat usia saya 12 Budhy Rahardjo, 19:08 – 20:07
14 tahun jadi kenangan Saya hanya sebatas putra sulung
di usia 12 tahun itu itu ya manis lah ya R,Soetedja
kalau orang tua tidak pernah marah
segitunya sayang kepada keluarga Ya
begitulah seorang seniman dan juga
beliau sangat humoris Waktu itu saya
sering diajak kalau bapa saya jadi juri
karena selama ini bapa saya selalu
menjadi ketua dewan juri untuk
misalnya penyiaran radio makanya
disitu jemput-jemput R.I So Jasmine
tahu kan yang hidup di dunia musik
terus Ismail Marzuki, Iskandar, terus
Saiful Bahri, Bing Slamet.
(Menjelaskan R.Soetedja sosok ayah
bagi anak-anaknya)
15 Jadi pemain drum berhalangan semua Budhy Rahardjo, 00.20.08 – 00.20.49
jadi Bapak almarhum bingung gimana putra sulung
ya Saya dengar saya bilang sama Ibu Bu R,Soetedja
aku aja Bu pemain drumnya bu daripada
itu Terus ibu bilang ke bapa, bapa nanya
ke saya
“apa kowe bisa? Coba dites”
bapa main piano lalu saya main drum “
yuh wis”
akhirnya malam minggu berangkatlah
tampil saya pakai jas bapak agak
kedombrangan ya itulah kenangan
terakhir yang gak pernah terlupakan
(Kenangan Terakhir Budi Rahardjo saat
maganggung Bersama ayahnya)
16 Dan keseluruhan semuanya ini kenapa Lyly Sumandari putri 00.20.50 – 00.21.22
tidak ada yang nurun aja keempat R.Soetedja
“ Ana sing tiru aku nggak usah, belum
bisa diambil apa belum bisa dihargai di
sini”
katanya gitu tapi secara tidak langsung
inilah yang pertama bapak Budhy Itu
otodidak juga anak saya ada yang nggak
nurut itunya agak bandel nggak mau
sekolah arsitek kurang lebih 4 semester
deh arsitek bayangin kokyo metu, kok
yo keluar nggak mau nerusin (Penerus
keluarga yang seperti ayahnya)
lagu terakhir sebelum meninggal itu Lyly Sumandari putri 00.21.23 – 00.22.17
lagu keroncong yang judulnya Melati keempat R.Soetedja
pesanku Nah itu maknanya sangat dan Budhy Rahardjo,
dalam ya Melati pesanku putra sulung
Seolah-olah beliau itu ingin ditaburi R,Soetedja
melati, inilah pesanku terakhir Bing
Slamet kan pelawak juga beliau datang
nangis nangisnya sesenggukan nah
orang-orang ini pada ketawa melihat
Bing Slamet yang namanya karena
gerak-geriknya saja sudah bikin orang
ketawa marah beliau saya lagi sedih
betul-betul sedih ini kok pada ketawa
kalau kayak gitu saya pulang begitu
akan dimakamkan beliau datang lagi
kemakan juga (Menjelaskan lagu
terakhir R.Soetedja dan Ketika beliau
meninggal Bing Slamet berduka karena
kehilangan sosok gurunya)
17 Lagi main piano jam 4 lalu dia bangun Lyly Sumandari putri 00.22:18 – 00.23.35
panggil Ibu saya keempat R.Soetedja
“Kok aku pusing ya “
pusing ke kamar gak sadar dibawa ke
dokter langsung jam 1.30 pagi
meninggal (kejadian saat R.Soetedja
meninggal)
18 Suasana pemakaman R.Soetedja di TPU Lagu keroncong dsari 00.23.35 - 00. 24.00
Karet R.Soetedja
TUGAS 2 FILM DOKUMENTER

Disusun Oleh:

SATRIA TEGAR BINTANG RAHARJA

20105085
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

2022

SIPNOSIS
“Nom” adalah produk air minum dari keluarga penulis yang berwal dari pemanfatan SDA sekitar
rumah. Rumah penulis ada di Desa Karangangka, Purwokerto. Air disini begitu melimpah dan
bersih tapi tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar, bahkan saking baiknya kualitas
air disini setiap rumah dialiri oleh air bersih tanpa henti asli dari kaki Gunung Slamet. Dengan
tekat yang kuat untuk memberdayakan usaha milik warga pak toto dan rekannya membangun
depot air minum dari hutang menjadi usaha yang menjanjikan dan dapat mensejahterakan warga
sekitar.

SC Video Audio Durasi


1 Suasana Desa Karangnangka Musik Ilustrasi 00.00.00-00.00.23
Memperkenalkan pak Toto sebagai Suara narasumber 00.00.23-00.00.32
2 owner depot “Nom” pak Toto
2 Menjelaskan Tempat tinggalnya Suara narasumber 00.00.32-00.00.41
pak Toto
2 Menjelaskan sejak kapan depot berdiri Suara narasumber 00.00.41- 00.00.51
pak Toto
2 Awal mula nama depot Suara narasumber 00.00.51- 00.01.00
pak Toto
2 Cerita awal mula usaha dirintis Suara narasumber 00.01.00-00.01.51
pak Toto
3 Take video sedang memasak Musik Ilustrasi 00.01.51-00.02.01
4 Menjelaskan alat dan cara kerja dari air Suara narasumber 00.02.01-00.02.26
mentah menjadi air siap minum pak Toto
5 Menjelaskan masalah atau tantangan Suara narasumber 00.02.26-00.03.17
yang dihadapi saat berbisnis pak Toto
6 Solusi menghadapi masalah Suara narasumber 00.03.17-00.03.50
pak Toto
8 Strategi marketing yang dilakukan Pak dwi selaku 00.03.50-00.04.30
depot karyawan depot
bagian marketing
9 Adaptasi dengan pelanggan dengan Pak dwi selaku 00.04.30- 00.05.00
membuat hubungan yang baik agar karyawan depot
tercipta Branding bagian marketing
10 Rencana kedepan untuk perkembangan Suara narasumber 00.05.00-00.05.40
depot pak Toto
11 Cerita masalalu yang susah dan Suara narasumber 00.05.40-00.06.30
sekarang jauh lebih baik karena pak Toto
usahanya
12 Pendapat masyarakat sekitar mengenai Pak Tri selaku warga 00.06.30- 00.07.30
adanya depot sekitar depot
13 Motivasi dari owner kepada para Suara narasumber 00.07.30-00.08.00
audience pak Toto

Anda mungkin juga menyukai