Tugas
Disusun Oleh
Satria Tegar Bintang Raharja
20105085
Bank Universal BPR memperkenalkan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dan pendiri Yayasan Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali sebagai Brand Ambassador dengan
tagline “Saya Percaya Universal BPR”. Universal BPR memilih Rhenald Kasali karena dinilai
dapat mewakili orang bijaksana dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank
perkreditan rakyat, khususnya Universal BPR.
Sebagai brand ambassador, Prof Rhenald akan turut mengedukasi masyarakat untuk lebih
bijak dalam memilih bank dan mendukung BPR. “Penting untuk mempertimbangkan aspek nilai-
nilai. Saya percaya niat baik dan komitmen Universal BPR dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, baik lewat penyaluran kredit ke UMKM produktif dan program deposito peduli yang
sangat inovatif membantu masyarakat,” ujar Prof Rhenald dalam sebuah interview di Rumah
Perubahan.
Ada berbagai pertimbangan yang membuat Prof Rhenald bersedia menjadi brand
ambassador Universal BPR, salah satunya dengan melihat nilai nilai , inovasi dan perbaikan apa
saja yang telah dilakukan.Berbeda dengan iklan promosi pada umumnya, Prof Rhenald diberi
kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya. Hal ini penting agar Prof. Rhenald bersifat objektif
dan meyakinkan.
Universal BPR merupakan lembaga keuangan bank yang menerima simpanan dana pihak
ketiga dalam bentuk deposito dan tabungan, lalu disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman. Universal BPR didirikan pada 2003 oleh Kaman Siboro dan Stephen Satyahadi dua
sosok yang berpengalaman lebih dari 30 tahun di sektor perbankan. Sebagaimana bank umum,
Bank Universal BPR terdaftar dan diawasi OJK serta merupakan peserta program penjaminan
LPS.
Profil Prof Rhenald adalah seoarang yang sangat dikenal dan sangat relevan karena beliau
merupakan seorang prof dibidang ekonomi. Kredibilitas atau keahlian pengetahuan dari Prof
Rhenald juga tidak diragukan lagi, beliau dapat memberikan keyakinan terhadap konsumen agar
menggunakan jasa bank BPR dia merupakan seorang pakar yang update mengenai permainan uang
yang sedang trend misalnya binomo dan sejenisnya yang membuat masyarakat lebih percaya
terhadap produk jasa yang dipromosikan oleh Prof Rhenald.
HARD SELLING
Hard Selling adalah sebuah strategi pemasaran untuk melakukan penjualan (sales) yang bersifat
gamblang atau langsung. Tujuannya adalah untuk melakukan transaksi terhadap produk yang
diiklankan dengan cepat. Hard Selling kerap disebut sebagai metode pemasaran yang agresif.
Pasarnya, tidak ada basa- basi kepada konsumen. Promosi bersifat to the point dan cenderung buru-
buru untuk mendorong calon konsumen segera melakukan transaksi.
1. Iklan Rokok Magnum Classic
Rokok magnum merukan produk dari HM Sampoerna merupakan salah satu pemimpin pasar
dan yang terbesar dalam industri rokok nasional kita tahu bahwa rokok merupakan penyumbang
pajak terbesar di Indonesia banyak masyarakat yang mengkonsumsi rokok baik dewasa maupun
anak remaja. Menjadi suatu hal yang menarik karena dengan iklan yang baik membuat
konsumen menjadi lebih tertarik pada produk rokok satu ini. sebenarnya penjualan rokok tidak
perlu terlalu hard selling. Sebaliknya, soft selling justru berdampak lebih bagus. Asal
pendekatannya halus. Orang justru akan lebih loyal meski tidak langsung menuai hasil,
mungkin konsumen tidak langsung membeli, di kemudian hari ia akan membelinya karena
sudah tahu produknya. Sementara hard selling, bisa jadi langsung dibeli, tapi sulit membuat
orang setia pada produk itu. Dengan soft selling, orang akan simpati pada rokok itu Tapi di sisi
lain, penjualan secara soft selling juga akan mengurangi jumlah perokok. perokok. Mereka yang
memang tertarik pada produknya bisa jadi membeli. Tapi mereka yang memang tidak mencari
tidak akan "tergoda." Saya mengambil contoh iklan rokok magnum dengan tagline yang baru
yang diburu merupakan contoh iklan soft selling.
2. Iklan Toko Depo Pelita Ramadhan Selling
Toko Depo Pelita merupakan took yang menjual berbagai kebutuhan elektronik dan perabot
rumahtangga yang berada di Sokaraja, Kab.Banyumas. Toko ini sudah berdiri sejak dahulu dan
terbilang legend di Purwokerto harga yang murah dan banyak promo membuat took ini
digandrungi oleh konsumen apalagi saat bulan Ramadhan kebutuhan rumahtangga akan
semakin meningkat penjualannya. Hal ini dimanfaatkan Depo Pelita untuk memberikan metode
hard seliing dengan memerikan diskon 70% pada produknya seperti Kasur dan perabot
rumahtangga lainnya. Terlihat jelas bahwa tujuan penjualan ini menyebabkan tidak terbangun
sebuah hubungan terhadap konsumen tetapi agar segera membeli produk perabotan yang
ditawarkan, penjualan ini bersifat jangka pendek dan ada massanya
3. Iklan Alat Bantu Dengar Audiotone Purwokerto merupakan pedia produk kesehatan telinga
bagi tuna rungu serta konsultasi mengenai masalah pendengaran berada di jalan DR. Angka,
Kec.Sokanegara, Purwokerto. Iklan ini termasuk kedalam Hard Selling karena menunjukan
promo sebesar 50% dan berpeluang mendapakan barang elektronik lain seperti smartphone
dsbnya. Banyak tawaran promo yang saya lihat dan menarik untuk konsumen.
4. Iklan Kerudung Rabbani
Toko kerudung Rabbani di JL.Tieere Tendean, Purwokerto merupakan sebuah metode soft
selling deengan memperlihatkan barnd image yang sudah melekat dari dulu terhadap
masyarakat termasuk penulis. Menurut Analisa dari penulis kerudung Rabbani sangat melekat
pada target market seorang siswi sekolah kebanyakan menggunakan kerudung Rabbani yang
terkesan simple dan langsung pakai sehingga nyaman digunakan dalam sehari- hari. Terdapat
tagline “Kerudung Andalan Sekolah’ akan melekat selalu pada masyarakat.
5. Iklan Kacamata Photocromic Korea
Penulis berkunjung pada sebuah toko yang merupakan teman dari penulis owner bernama
Teguh beliau menjual berbagai produk salah satunya kacamata yang ada pada toko Sakura.
Terdapat promosi beli kacamata dapat emas dan mendapat berbagai penawaran menarik
lainnya. Iklan ini termasuk kedalam hard selling.