Anda di halaman 1dari 42

IMPLEMENTASI KONSEP CSR DAZZLE DALAM

MEMASARKAN PRODUK UMKM DI YOGYAKARTA

DIMAS CHRISTIAN SETYAPRATAMA


ILMU KOMUNIKASI 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perdangangan adalah sebuah kegiatan tukar menukar barang maupun

jasa yang didasari kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut

dilakukan atas dasar persetujuan antara penjual dengan pembeli. Selain

melibatkan penjual dan juga pembeli, perdagangan juga dapat dilakukan

melalui perantara. Perdagangan yang melalui perantara adalah perdagangan

yang tidak langsung, karena pedagang dan pembeli tidak bertemu secara

langsung. Apabila pedagang dan pembeli tidak bertemu secara langsung, maka

umumnya ada pihak ketiga yang menghubungkan antara pedagang dengan

pembeli. Pihak ketiga ini umumnya disebut dengan distributor, sedangkan

tindakannya adalah distribusi.

Perdagangan sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu perdagangan

mikro dan perdagangan makro. Perdagangan makro ini memiliki ruang

lingkup yang luas. Selain itu, perdagangan makro juga mencangkup ekonomi

pemerintahan atau suatu negara di dunia. Sedangkan perdagangan mikro

sendiri lebih condong kepada sebuah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

suatu perusahaan maupun sebuah individu. Salah satu contoh perdagangan

mikro ini adalah UMKM atau biasa disebut dengan Usaha Masyarakat Kecil

Menengah. Ada banyak sekali contoh contoh UMKM yang berkembang di

sekitar kita, dan produk produknya pun bisa dengan mudah untuk ditemui.
Sebagai contoh, pada toko indomaret kita bisa menjumpai area area khusus

yang menawarkan produk UMKM. produk produk tersebut umumnya berupa

makanan ringan, dan ditempatkan di area yang baik dan lumayan sering untuk

dilalui oleh konsumen. Peritel besar ikut serta memasarkan UMKM agar dapat

memberdayakan industry UMKM.

Memasuki tahun 2020, arus perdagangan yang terjadi di hampir seluruh

aspek mengalami kendala. Kendala ini disebabkan oleh munculnya virus

Covid-19. Kemunculan virus ini dalam waktu singkat menyebar hingga

seluruh dunia, bahkan WHO telah mengumumkan bahwa virus ini adalah

pandemi. Dalam rangka menekan laju penyebaran virus ini, WHO (World

Health Organzation) menginstruksikan tentang cara cara menghentikan laju

penularan virus SARS-CoV-21, diantaranya; Clean your hands often, Cough

or sneeze in your bent elbow - not your hands!, Avoid touching your eyes,

nose and mouth, Limit social gatherings and time spent in crowded places,

Avoid close contact with someone who is sick, and Clean and disinfect

frequently touched objects and surfaces. Anjuran WHO yang berisikan Limit

social gatherings and time spent in crowded places menyebabkan hambatan

antara pedagang UMKM dengan konsumen, sehingga menyebabkan

banyaknya UMKM gulung tikar akibat tidak bisa bertahan ditengah pandemi

virus ini.

1
COVID-19 advice - Protect yourself and others | WHO Western Pacific diakses pada 10
September 2021 pukul 10:00 WIB
Dampak buruk sudah dialami oleh pelaku UMKM. Mereka umumnya

tidak memiliki kesadararan merek atau brand awareness yang kuat. Mereka

mayoritas akan menjual produk dari segi fungsi saja, bukan dari merek dan

bukan dari kedua jenis tersebut. Merek fungsional (functional brand) adalah

merek yang cenderung dirancang untuk memberikan persepsi mengenai

kegunaan produk tersebut terhadap konsumen. Tetapi, UMKM umumnya

lemah dalam hal membangun kesadaran merek, sehingga umumnya UMKM

hanya terfokus dalam bagaimana cara mereka menjual produk secara cepat

kepada konsumen. Agar UMKM bisa menjangkau lebih banyak konsumen,

mereka menggunakan macam macam strategi. Salah satu strategi dalam

memasarkan produk tersebut adalah dengan menggunakan Toko toko yang

sudah memiliki nama besar atau branding kuat dimata konsumen. Tetapi hal

itu dapat disiasati dengan menjual produk produk mereka di area yang baik

seperti area yang memiliki laju pergerakan konsumen yang cukup tinggi atau

area yang memiliki jumlah kunjungan yang tinggi. Umumnya produk produk

UMKM akan diselipkan di toko toko yang lebih besar atau peritel besar.

Masuknya produk produk UMKM pada peritel besar adalah hasil dari

seorang CSR perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

sebuah kesepakatan dari World Summit on Sustainable Development (WSSD)

di Johannesburg Afrika Selatan 2002 yang ditujukan untuk mendorong

seluruh perusahaan di dunia dalam rangka terciptanya suatu pembangunan

yang berkelanjutan (sustainable development). Peranan CSR dapat dipandang


sebagai upaya untuk mewujudkan good corporate governance, good

corporate citizenship dan good business ethics dari sebuah entitas bisnis2.

CSR adalah kegiatan yang punya banyak keuntungan, salah satunya

bagi masyarakat. Manfaat corporate social responsibility adalah untuk

berkontribusi dalam masyarakat. Salah satu contoh nyata corporate social

responsibility adalah pendirian pabrik di tengah-tengah masyarakat dengan

memperhatikan kenyamanan dan keamanan warga sekitar. Selain itu, CSR

perusahaan juga dapat diwujudkan dengan menyerap tenaga kerja dari warga

di lingkungan perusahaan.

Ada salah satu peritel besar di Yogyakarta yang memiliki beberapa

produk UMKM, salah satunya adalah Dazzle. Toko tersebut beralamatkan di

jalan kaliurang dan jalan gejayan, Yogyakarta. Toko Dazzle sendiri

menawarkan aksesoris telepon genggam hingga komputer. Aksesoris ini

berupa Casing Hp, Tripod, Tempered Glass, memory, dll. Selain aksesoris

telepon genggam, toko ini juga menjual produk telepon genggam dengan

merek terkemuka seperti Samsung, Oppo, Vivo, Xiaomi, dll. Untuk aksesoris

komputer, mereka menawarkan Harddisk, Keyboard, Headset, dll. Sedangkan

Toko Super Dazzle memiliki produk yang sama, tetapi memiliki ukuran yang

relatif lebih besar dan memiliki kategori produk yang lebih banyak daripada

toko Dazzle. Salah satu kategori produk yang tidak ada di toko Dazzle adalah

Peralatan rumah Tangga. Di toko Super Dazzle, kategori produk ini


2
Dikutip dari journal Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat oleh Andi
Mapisangka hlm 1, vol 1, no. 1. 2009
ditempatkan di areka khusus. Sebagai contoh di Super Dazzle gejayan, area

khusus peralatan rumah tangga berada di lantai 2 toko. Hal serupa juga terjadi

di toko Super Dazzle Jakal yang juga menawarkan produk peralatan rumah

tangga pada lantai 2 mereka. Kategori peralatan rumah tangga masih terbilang

baru di toko Super Dazzle Gejayan dan Super Dazzle Jakal. Hal ini menarik,

mengingat nama Dazzle sudah terkenal dengan aksesoris telepon genggam,

tetapi menghadirkan kategori produk yang diluar dari kategori yang eksis.

Kategori peralatan rumah tangga ini berisikan barang barang keperluan

rumah tangga seperti; kompor gas, alat alat masak, alat alat kebersihan, dll.

Selain alat alat tersebut, ada juga diselipkan produk produk UMKM juga.

Salah satu produk UMKM yang ditawarkan pada area tersebut adalah bawang

goreng. Produk ini ditawarkan pada pertengahan 2021 dan dikemas dengan

wadah berupa toples plastik, tetapi tidak ditempelkan label apapun pada

produk ini. Selain bawang goreng, masih banyak produk produk UMKM lain

yang ditawarkan pada area peralatan rumah tangga. Fenomena ini adalah hal

yang menarik mengingat sebelumnya toko Dazzle belum pernah menyisipkan

produk produk UMKM pada rak rak toko mereka. Bisa jadi fenomena ini

berkaitan dengan PSBB maupun PPKM. Menurut peneliti, fenomena

penambahan kategori ini mungkin memiliki tujuan untuk memberdayakan

masyakarat yang memiliki produk yang berkualitas tinggi.

Perusahaan ini memiliki CSR yang berfungsi untuk memasukkan

produk produk UMKM pada setiap toko mereka agar UMKM dapat

diberdayakan. Konsep memasukkan produk produk UMKM pada peritel besar


adalah hal yang menarik, mengingat perusahaan tersebut telah membangun

kesadaran merek yang tinggi. Kesadaran merek yang mereka miliki adalah

sebagai toko yang menjual aksesoris telepon genggam dengan harga yang

murah.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi konsep CSR dazzle dalam memasarkan

produk UMKM

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi konsep CSR

dazzle dalam memasarkan produk UMKM.

4. Manfaat Penelitian
4.1. Manfaat Praktis
Pada penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan

untuk mengetahui implementasi CSR. Dimanapun lokasi sebuah perusahaan,

dapat dipastikan bahwa mereka hidup berdampingan dengan masyarakat. Oleh

karena itu, umumnya ada beberapa perusahaan yang memiliki CSR. Bagian

CSR inilah yang memiliki peran penghubung antara sebuah perusahaan

dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penelitian ini akan memiliki

manfaat besar, salah satunya untuk mengetahui efektif dan tidaknya program

yang dikeluarkan oleh seorang CSR terhadap masyakat. Pada penelitian ini,

CSR memiliki program untuk memberdayakan usaha kecil menengah atau

UMKM. maka, dengan dilakukannnya penelitian ini, diharapkan akan


diketahui implementasi konsep CSR perusahaan Dazzle terhadap UMKM.

setelah penelitian ini dilakukan, maka diharapkan juga dapat digunakan

sebagai tolak ukur sebuah perusahaan dalam memberdayakan masyarakat

dengan bantuan CSR.

4.2. Manfaat Teoritis


Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam

keilmuan khususnya dibidang ilmu komunikasi dengan konsentrasi marketing

komunikasi. Kontribusi yang dimaksud ini berupa bagaimanakah cara menjadi

seorang CSR yang baik. Sehingga apabila seseorang akan menjadi seorang

CSR, maka diharapkan orang tersebut mengetahui tata cara yang benar dalam

membuat sebuah konsep yang berhubungan dengan UMKM. Wawasan dalam

membuat sebuah program dari CSR adalah sesuatu hal yang penting bagi

sebuah perusahaan, mengingat sebuah perusahaan berlokasi ditengah tengah

masyarakat. Jadi, dengan adanya CSR dapat digunakan oleh perusahaan dalam

menjembatani antara sebuah perusahaan dengan masyarakat sekitar. Selain itu,

dapat diketahui juga bagaimana tingkat efektifitas dari progam CSR yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan, sehingga perusahaan ain dapat

menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam membuat sebuah program

CSR.
5. Metode Penelitian
5.1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang berjenis deskriptif kualitatif. Jenis

penelitian deskriptif kualitatif merupakan tipe penelitian yang

menggambarkan atau menjabarkan mengenai suatu objek yang diteliti

berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh objek tersebut. Penelitian

berjenis deskriptif kualitatif memiliki tujuan untuk menjelaskan fenomena

atau suatu kejadian dengan mencari data dengan cara melakukan pengumpulan

data sampai sedetail detailnya. Apabila data yang dikumpulkan sudah cukup

mendetail, dan sudah dinyatakan bisa untuk menjelaskan mengenai fenomena

atau sebuah kejadian yang sedang terjadi, maka sudah tidak diperlukan lagi

untuk mencari sampling lainnya. Penelitian deskriptif berusaha menuturkan

pemecahan masalah mengenai strategi komunikasi pemasaran yang ada

berdasarkan data-data dan hasil observasi, maka peneliti juga menyajikan data,

menganalisa dan menginterpretasikan. Peneliti bertindak sebagai pengamat.

Peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat

dalam buku observasinya3. Penelitian ini tidak berusaha mencari hubungan,

tidak pula menguji hipotesis, serta tidak terpaku pada teori. Dengan demikian

peneliti dapat bebas menggali informasi yang dibutuhkan dari objek

penelitiannya saat berada di lapangan.

3
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. VIII,
2007), h. 44
5.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di toko Super Dazzle Gejayan yang

beralamat di Jalan Affandi No. 20, Soropadan, Condongcatur, Kecamatan

Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Lokasi ini

ditentukan berdasarkan dari judul yang ditentukan oleh peneliti sendiri. Lokasi

ini dinilai pas dibanding lokasi lain yaitu Toko Super Dazzle Jakal karena

lokasi ini dianggap lebih agresif dalam menjual produk produk UMKM.

5.3. Subjek Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti akan menempatkan pelaku UMKM sebagai

subjek penelitian. Pada toko super dazzle terdapat banyak pelaku UMKM

yang menjajakan produk mereka di rak rak etalase hingga di tenda belakang

tempat parker super dazzle gejayan.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti aka menggunakan beberapa macam

Teknik pengumpulan data, diantaranya; Wawancara, Dokumentasi dan

Observasi langsung

6.1. Data Primer


Data primer adalah data yang diambil secara langsung dilokasi

penelitian. Untuk data primer pada penelitian ini nantinya berupa wawancara ,

dan dokumentasi.

6.1.1. Wawancara

Menurut Harsono, wawancara merupakan proses

pengumpulan data yang langsung memperoleh informasi langsung


dari sumbernya. Menurut Mantja (dalam Harsono, 2008: 162),

wawancara mendalam merupakan percakapan terarah yang

tujuannnya untuk mengumpulkan informasi etnografi. Wawancara

mendalam dapat diberi makna kombinasi antara pertanyaan-

pertanyaan deskriptif, struktural dan kontras. Wawancara

mendalam dilakukan secara langsung kepada seorang nara sumber

atau dalam bentuk fokus group discussion, tergantung pada

perjanjian dengan nara sumber. Dalam penelitian ini, wawancara

dilakukan dengan informan langsung.

Wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan- pertanyaan terbuka, yang memungkinkan responden

memberikan jawaban secara luas. Data yang diperoleh dari

wawancara mendalam berupan pengalaman, pendapat, perasaan,

dan pengetahuan key informan dan informan mengenai

inplementasi dari program oleh CSR untuk UMKM.

6.1.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diproses melalui

dokumen-dokumen. Metode dokumentasi dipakai untuk

mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin

mendukung atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara


(Harsono, 2008: 165). Teknik ini dilakukan untuk memperoleh

data yang berupa dokumen atau arsip. Metode dokumentasi

dilaksanakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari

wawancara dan observasi. Data yang diperoleh berupa tulisan,

rekaman seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan

harian, notulen rapat (Arikunto, 2002: 135). Dalam penelitian ini,

teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen yang memiliki kaitan dengan program CSR

pada UMKM di toko super dazzle

6.2. Data Sekunder


Untuk data sekunder, peneliti akan melakukan observasi. Teknik

pengumpulan data dengan metode observasi atau pengamatan, peneliti akan

memantau aktivitas yang terjadi pada toko dazzle, dan melihat tinggi

kurangnya minat konsumen terhadap produk produk UMKM yang dijajakan

di etalase toko.

6.2.1. Observasi

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menjaring

data yang diperlukan guna melengkapi data dari wawancara.

Menurut Sutopo (dalam Harsono, 2008: 164), observasi merupakan

kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, di mana peneliti

berperan aktif dalam lokasi studi sehingga benar-benar terlihat

dalam kegiatan yang ditelitinya. Dalam observasi ini, peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi dipakai


untuk memahami persoalan-persoalan yang ada di sekitar pelaku

dan nara sumber (Harsono, 2008: 165).

7. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan oleh peneliti

dalam melakukan olah data dari data yang diperoleh sehingga didapatkan hasil

penelitian atau evaluasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara,

dokumentasi dan observasi dalam mendapatkan data. Setelah data wawancara

dan observasi diperoleh, maka peneliti akan merekapnya dan memproses data

tersebut. Penelitian yang menggunakan model interaktif berkiblat pada

penelitian yang dilakukan secara interaktif dan dilaksanakan secara terus

menerus sampai pada akhirnya data yang didapatkan berada pada titik jenuh.

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah

anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive

Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam

kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data

collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions). Hasil wawancara, hasil

observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan

masalah penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui

pencarian data selanjutnya.

7.1. Reduksi Data


Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final

dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 2007: 16). Menurut

Mantja (dalam Harsono, 2008: 169), reduksi data berlangsung secara terus

menrus sepanjang penelitian belum diakhiri. Produk dari reduksi data

adalah berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari catatan awal,

perluasan, maupun penambahan.

7.2. Penyajian Data

Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data

dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan

tindakan (Miles dan Huberman, 2007: 84). Menurut Sutopo (dalam

Harsono, 2008: 169) menyatakan bahwa sajian data berupa narasi kalimat,

gambar/skema, jaringan kerja dan tabel sebagai narasinya.

7.3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan

konfigurasi yang utuh (Miles dan Huberman, 2007: 18). Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan

ditarik semenjak peneliti menyususn pencatatan, pola- pola, pernyataan-

pernyataan, konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi

(Harsono, 2008: 169).


Adapun panduan yang dijadikan dalam proses analisis data, dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Dari hasil wawancara, observasi, pencatatan dokumen, dibuat

catatan lapangan secara lengkap. Catatan lapangan ini terdiri

atas deskripsi dan refleksi.

2. Berdasarkan catatan lapangan, selanjutnya dibuat reduksi data.

Reduksi data ini berupa pokok-pokok temuan yang penting.

3. Dari reduksi data kemudian diikuti penyusunan sajian data yang

berupa cerita sistematis dengan suntingan peneliti supaya

maknanya lebih jelas dipahami. Sajian data ini, dilengkapi

dengan faktor pendukung, antara lain metode, skema, bagan,

tabel, dan sebagainya.

4. Berdasarkan sajian data tersebut, kemudian dirumuskan

kesimpulan sementara.

5. Kesimpulan sementara tersebut senantiasa akan terus

berkembang sejalan dengan penemuan data baru dan

pemahaman baru, sehingga akan didapat suatu kesimpulan yang

mantap dan benar-benar sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya. Demikian seterusnya aktivitas penelitian ini

berlangsung, yaitu terjadi, interaksi yang terus menerus antara

ketiga komponen analisisnya bersamaan dengan pengumpulan


data baru yang dirasakan bisa menghasilkan data yang lengkap

sehingga dapat dirumuskan kesimpulan akhir.

6. Dalam merumuskan kesimpulan akhir, agar dapat terhindar dari

unsur subjektif, dilakukan upaya:

a. Melengkapi data-data kualitatif.

b. Mengembangkan “intersubjektivitas”, melalui diskusi

dengan orang lain


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.2 Kajian Teori

2.1.1 Implementasi

1. Pengertian Implementasi

Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme

suatu sistem. Implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma

tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.(Syafruddin and Usman 2002:70)

2.

2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan

atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan

dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomis, sosial dan lingkungan.(Untung and Hendrik. 2007:1)

Definisi CSR menurut (Petkoski and Twose 2003) yaitu sebagai komitmen

bisnis untuk berperan dalam mendukung pembangunan ekonomi, bekerja

sama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat


luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang

menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

2. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

Banyak istilah tentang tanggungjawab perusahaan, dalam perudang-

undangan menggunakan tanggungjawab sosial dan lingkungan atau corporate

social responsibility atau kadangkala orang menyebut juga dengan business

social responsibility atau corporate citizenship atau corporate responsibility

atau business citizenship. Istilah-istilah diatas sama artinya dan sering

digunakan untuk merujuk pengertian CSR. CSR walau masih sangat sedikit

tapi sudah diatur secara tegas di Indonesia, yaitu dalam Undang-Undang

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25

tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Peraturan Menteri Negara Badan

Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007 tentang Program Kemitraan

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, khusus untuk

perusahaan-perusahaan BUMN.(Marnelly 2012)

3. Progam Corporate Social Responsibility (CSR)

2.1.2 Pengertian Produk UMKM

2.3

2.4

2. Penelitian Terdahulu
Sebelumnya, penelitian seperti ini tidak tgerlepas dari penelitian
sebelumnya. Pada penelitian sejenis ini, sebelumnya para peneliti telah
melakukan kajian terhadap implementasi dari program yang dibuat oleh CSR
terhadap masyarakat. Sehingga akan dibutuhkan penelitian sebelumnya untuk
dijadikan acuan oleh penelitian yang akan peneliti lakukan.peneliti akan
melakukan penelitian mengenai, “Implementasi Konsep CSR Dazzle Dalam
Memasarkan Produk UMKM Di Yogyakarta. berdasarkan hasil penelusuran
dari peneliti mengenai temuan penelitian sejenis yang pernah dilakukan, maka
dapat dijabarkan sebagai berikut:

No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan


. Peneliti Penelitian
1 Eboy Pranata Implementasi Dampak dari Pada penelitian
(2018) CSR dalam implemementasi PKBL tersebut
pemberdayaan belum dirasakan optimal. dijelaskan
UMKM: Studi Angka kemiskinan bahwa program
kemitraan PKBL disekitar pabrik tidak yang dilakukan
PT. Madubaru turun secara signifikan. oleh perusahaan
Madukismo Meskipun PT. Madubaru tersebut adalah
Yogyakarta telah melaksanakan memberikan
PKBL dalam berbagai pinjaman.
kegiatan dan merasa ada Sedangkan pada
hubungan baik dengan penelitian ini,
masyarakat setempat tindakan CSR
yang tercipta melalui yang dilakukan
implementasi PKBL adalah
tersebut, namun memberikan
kemanfaatan dirasakan tempat untuk
belum optimal sebab UMKM
programnya belum
sampai pada taraf
memberdayakan
masyarakat.
2 Zulfadillah Analisis Dengan adanya CSR, PT. Pada penelitian
(2018) Implementasi Bank Sumut dapat tersebut hanya
Corporate Social menjalin hubungan dijelaskan
Responsibility dengan UMKM dalam mengenai
Pt. Bank Sumut bentuk penyaluran tahapan dalam
Kantor Pusat program bantuan dari PT. penyaluran
Dalam Bank Sumut. program CSR
Pemberdayaan Melalui CSR PT Bank hingga peran
UMKM Kota Sumut terhadap UMKM program CSR
Medan diharapkan bahwa dalam
(Studi Pada bantuan CSR tersebut menjembatani
UMKM Binaan dapat membantu dan atau membantu
Pt Bank Sumut) mendorong perekonomian mewujudkan
dan pembangunan daerah. program
Kemudian peran CSR PT pemerintah
Bank Sumut adalah untuk
menjembatani atau memberdayakan
membantu mewujudkan UMKM di kota
program pemerintah medan.
untuk melakukan
pemberdayaan UMKM di
Kota Medan.
3 Lita Winda Analisis Implementasi Corporate Penelitian
Sari Br Implementasi Social Responsibility tersebut
Ginting Corporate Social (CSR) yang dilakukan terfokus pada
(2019) Responsibility PT. Toba Pulp Lestari, program CSR
Terhadap Tbk dikelompokkan ke terhadap
Perkembangan dalam 6 pilar kegiatan UMKM yang
Usaha yaitu, Pendidikan dan dibina oleh PT.
Mikro Kecil kebudayaan, kesehatan, Toba Pulp
Menengah penciptaan lapangan kerja Lestari, Tbk dan
Binaan dan pengembangan dikelompokkan
Pt. Toba Pulp keterampilan, investasi dalam
Lestari Tbk sosial , sosial, dan berberapa pilar
lingkungan. kegiatan demi
kelancaran dari
Perkembangan UMKM program CSR.
tidak mengalami
perkembangan yang
signifikan terbukti dari
kondisi modal, kualitas,
kuantitas dan diversifikasi
produk UMKM dari
tahun ke tahun tidak
mengalami
perkembangan yang
berarti. Selain itu
Implementasi CSR
terhadap UMKM juga
tidak terfokus dan tidak
memiliki tujuan jangka
panjang yang jelas.

Perbedaan penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya dari Eboy Pranata


adalah, cara kerja dari program yang dilakukan oleh CSR dari Dazzle. Perihal
objek, masih memiliki kesamaan yaitu sama sama UMKM. pada penelitian
Eboy Pranata dijelaskan bahwa program dari CSR tersebut berupa
memberikan pinjaman dana terhadap UMKM dengan harapan menaikkan taraf
hidup atau kualitas dari masyarakat khususnya pelaku UMKM disekitar
perusahaan tersebut. Selain itu dijelaskan juga mengenai program CSR yang
dirasa kurang memberdayakan masyarakat karena program yang dibuat hanya
sebatas pemberian pinjaman dengan bunga yang rendah.

Adapun penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Zulfadillah. Penelitian


tersebut masih memiliki objek yang saja yaitu UMKM, tetapi subjeknya
adalah PT. Bank Sumut. Sedangkan untuk peran dari CSR tersebut adalah
menjembatani dan membantu mewujudkan program pemerintah untuk
melakukan pemberdayaan UMKM di Kota Medan. Selain itu, CSR juga
memiliki tugas untuk melakukan analisa terhadap kelayakan proposal atau
usulan program bantuan terhadap UMKM. Jadi dapat diketahui dari penelitian
tersebut bahwa implementasi dari program yang ditangani oleh CSR tersebut
harus diawali dengan permohonan proposal dari pihak yang berkepentingan.
Peran dari PT. Bank Sumut hanya sebatas pendanaan saja, tidak sampai
memberdayakan secara langsung para pelaku UMKM. Selain itu, peran CSR
dalam sebuah perusahaan tersebut masih dirasa kurang karena CSR hanya
bertugas untuk melakukan Analisa terhadap proposal saja.

Selain kedua penelitian tersebut, Lita Winda Sari Br Ginting juga pernah
melakukan penelitian serupa dengan objek UMKM. tetapi yang membedakan
penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah tindakan yang dilakukan oleh
PT. Toba Pulp Lestari Tbk terhadap UMKM hanya sekedar melakukan
pembinaan. Jadi perusahaan tersebut tidak melakukan bantuan modal terhadap
UMKM, dan juga tidak turut serta dalam meningkatkan kualitas dari produk
UMKM. Sehingga, dikarenakan tindakan dari perusahaan tersebut hanya
sekedar melakukan pelatihan, maka kondisi UMKM yang ada tidak
mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
3. Kerangka Pemikiran
Penggunaan CSR dalam beberapa tahun ini telah menjadi sebuah topik
hangat yang terus menjadi perbincangan oleh perusahaan perusahaan besar.
CSR atau Corporate Social Responsibility bertugas untuk menjaga hubungan
antara perusahaan dengan lingkungan sosial dalam bentuk kontribusi
perusahaan dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat sekitar
tempat perusahaan tersebut berada. Menurut (Kotler & Nance, 2005) CSR
didefinisikan sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi
sumber daya korporasi. Sedangkan menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR
merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan (tidak hanya Perseroan
Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun
tidak langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin
keberadaan dan kelangsungan hidup usaha (sustainability) perusahaan
tersebut. Adapun definisi lain dari CSR menurut World Business Council for
Sustainable Development yang mengartikan CSR sebagai komitmen bisnis
untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan
dengan memperhatikan para karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar
serta publik pada umumnya guna meningkatkan kualitas hidup mereka.

Dalam sebuah perusahaan, CSR akan membuat sebuah program yang


dimana program tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan baik antara
perusahaan dengan masyarakat. Sebagai contoh, seorang CSR membuat
sebuah program yang berkelanjutan dalam bentuk sebuah kegiatan yang
melibatkan masyarakat sekitar, maka perusahaan dapat memiliki dampak
positif dalam hal lapangan pekerjaan serta berdampak langsung terhadap
perekonomian warga sekitar perusahaan tersebut.

Adapun konsep piramida dari CSR yang dikembangkan oleh Archie B.


Carol. Menurut pandangan Carol, CSR merupakan sebuah puncak piramida
yang erat terkait bahkan identik terhadap tanggung jawab filantropis. Adapun
4 poin penting diantaranya make a profit, obey the law, be ethical, dan be a
good citizen. Poin-poin tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut;
2.1 Make a profit
Tanggung jawab ekonomis atau make a profit. Umumnya semua
perusahaan memiliki motif yang sama yaitu mendapatkan laba yang
banyak. Dengan laba yang banyak, maka perusahaan dapat terus menjaga
eksistensi mereka di dunia persaingan bisnis. Selain itu perusahaan dapat
terus hidup dan berkembang dengan baik apabila perusahaan tersebut
memiliki laba yang sesuai.
2.2 Obey the law
Tanggung jawab legal atau Obey the law. Aturan yang dibuat oleh
Lembaga hukum mencangkup semua aspek, tak terkecuali perusahaan.
Dalam proses mencari keuntungan, perusahaan harus taat terhadap hukum
yang berlaku dan tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun. Apabila
dilakukan pelanggaran baik sengaja maupun tidak disengaja, maka
perusahan dapat terkena sanksi dari hukum yang telah ditetapkan oleh
Lembaga hukum maupun pemerintah.
2.3 Be ethical
Tanggung jawab etis atau Be ethical. Hubungan antar manusia umumnya
terkait oleh aturan tertulis dan tidak tertulis. Untuk aturan tidak tertulis,
umumnya tertuang kedalam norma-norma yang berlaku. Begitupun
dengan sebuah perusahaan yang sudah seharusnya wajib menjalankan
bisnis mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku dari masyarakat
setempat. Dalam melakukan praktek bisnis yang baik, perusahaan juga
harus melakukannya dengan baik, adil, benar hingga jujur.
2.4 Be a good citizen
Tanggung jawab filantropis atau be a good citizen. 3 hal sebelumnya
dapat dipahami bahwa perusahaan harus memiliki laba yang banyak atau
setidaknya cukup, mentaati aturan aturan yang berlaku, dan bersikap baik
dan benar sesuai dengan norma norma yang berlaku. Selain ketiga hal
tersebut, perusahaan juga memiliki tangung jawab filantropis berupa
memberikan kontribusi yang dapat secara langsung dirasakan oleh
masyarakat sekitar. Kontribusi tersebut memiliki tujuan berupa
memperbaiki kualitas hidup masyarakat atau meningkatkan kesejahteraan
masyakarat. Jadi perusahaan memiliki tanggung jawab tambahan yaitu
peran perusahaan terhadap masyarakat.

Dalam menjalankan program programnya, CSR harus memiliki prinsip


dasar berupa sustainable (berkelanjutan), accountability (bisa diukur), dan
transparant (jelas). Prinsip prinsip dasar tersebut perlu dilakukan agar
program CSR dapat tepat sasaran. Sebagai contoh seorang CSR membuat
sebuah program yang kurang jelas maka program tersebut tidak akan berjalan
dengan baik sesuai harapan. Oleh karena itu prinsip dasar CSR harus dipegang
teguh, karena program dari CSR akan terkait dengan prinsip-prinsip tersebut.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah meneliti implementasi


dari program yang sudah dilakukan oleh seorang CSR. Dalam salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Perusahaan tersebut telah
menugaskan CSR dalam membuat suatu program yang memiliki hubungan
erat dengan pelaku industry kecil dan menengah atau biasa disebut dengan
UMKM.

CSR
PERUSAHAAN UMKM

IMPLEMENTASI
4. Kajian Teoritis
2.1 Definisi CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR sendiri adalah sebuah singkatan dari (Corporate Social
Responsibility). Ada banyak definisi dari CSR, tetapi ada 1 Definisi CSR
yang cukup terkenal dan diungkapkan oleh Carol (1991). Carroll (1991)
mendefinisikan CSR kedalam 4 bagian yaitu : tanggung jawab ekonomi
(economic responsibilities), tanggung jawab hukum (legal
responsibilities), tanggung jawab etis (ethical responsibilities), tanggung
jawab filantropis (philanthropic responsibilities).
Dalam memberikan sebuah definisi, Carol juga menggambarkan
bagian CSR kedalam sebuah piramida. Carroll menggambarkan keempat
bagian CSR tersebut kedalam bentuk menyerupai piramid. Piramida CSR
didasari oleh tanggung jawab ekonomi (economic responsibilities)
sebagai dasar untuk tanggung jawab yang lain. Pada saat yang bersamaan
perusahaan juga diharapkan untuk mematuhi hukum yang berlaku, karena
hukum adalah himpunan berbagai peraturan menjadi undang-undang yang
dapat diterima masyarakat atas perilaku yang dapat diterima dan yang
tidak dapat diterima, dan hal tersebut disebut juga dengan legal
responsibilities. Lalu, perusahaan juga harus bertanggung jawab sesuai
dengan asas perilaku yang disepakati secara umum atau ethical
responsibilities. Dan diakhiri dengan, perusahaan diharapkan untuk
berperilaku menjadi perusahaan yang baik (good corporate citizen)
CSR dapat dibedakan menjadi 3 jenis (Lantos, 2001), yaitu:
a. Ethical Corporate Social Responsibility adalah perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan
atau sosial kemasyarakatan akibat kegiatan bisnis perusahaan.
b. Althruistic Corporate Social Responsibility adalah aktivitas sosial
perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat tanpa terkait langsung dengan keputusan
perusahaaan.
c. Strategic Corporate Social Responsibility adalah aktivitas perusahaan
ditujukan untuk meningkatkan citra perusahaan pada target pasarnya
guna meningkatkan pendapatan perusahaan.
Dalam melakukan pengukuran kinerja CSR, peneliti akan menggunakan
GRI Index. GRI Index adalah indeks pengungkapan CSR perusahaan
dalam laporan keberlanjutan atau annual report berdasarkan GRI
Guideliness. GRI merupakan singkatan dari Global Reporting Initiative.
GRI Index adalah sebuah kerangka pelaporan untuk membuat
sustainability report yang terdiri atas prinsip-prinsip pelaporan, panduan
pelaporan dan standar pengungkapan (termasuk di dalamnya indikator
kinerja). Kategori Pengungkapan CSR menggunakan standar dari GRI
terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial
sebagai dasar sustainability reporting (Dahlia Dan Siregar 2008). Dalam
GRI berisi beberapa indikator yaitu :
a. Indikator Kinerja Ekonomi
b. Indikator Kinerja Lingkungan
c. Indikator Kinerja Tenaga Kerja
d. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia
e. Indikator Kinerja Sosial
f. Indikator Kinerja Produk

Menurut Alexander Dahlsrud , 2006 CSR terbagi atas 5 Dimensi diantaranya


lingkungan,sosial,ekonomi,stakeholder maupun vouluntir murni. Kelima dimensi
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut;

a. Dimensi Lingkungan
Dimensi lingkungan ini merepresentasikan tindakan CSR yang
memiliki keterkaitan dengan lingkungan seperti membuat program
yang memiliki tujuan untuk menjaga atau memperbaiki lingkungan.
Salah satu program yang bisa dilakukan dalam dimensi ini adalah
membuat kampanye atau ajakan untuk menanam pohon. Apadun
program lain yang bisa dilakukan yaitu dengan pembangunan pusat
pengolahan limbah.
b. Dimensi Sosial
Dimensi sosial merupakan dimensi yang memiliki arti berupa
hubungan antara perusahaan dan masyarakat. Dimensi ini dapat
dicontohkan sebagai tindakan perusahaan yang memberdayakan
masyarakat. Sebagai contoh perusahaan memberikan KUR (Kredit
Usaha Rakyat) dengan Bungan yang kompetitif terhadap lingkungan
sosial tempat perusahaan tersebut berada.
c. Dimensi Ekonomi
Dimensi Ekonomimerupakan dimensi yang berisikan tentang dampak
atau timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat pada bidang
ekonomi. Pada dimensi ini dapat dicontohkan bahwa perusahaan dapat
membuka lapangan kerja yang dikhususkan atau diperuntukkan untuk
masyarakat sekitar perusahaan tersebut. tindakan ini sama saja seperti
memberdayakan masyarakat agar masyarakat mendapatkan pekerjaan
yang layak sehinga mengangkat keadaa perekonomian masyarakat
tempat perusahaan tersebut berada.
d. Dimensi Stakeholder
Dimensi stakeholder atau pemangku kepentingan. Pada dimensi ini
CSR dituntut oleh para stakeholders untuk mendapatkan citra yang
baik dari khalayak.
e. Dimensi Voluntir Murni
Dimensi voluntir murni memiliki definisi berupa tindakan CSR yang
tidak ditentukan oleh hukum. Sebagai contoh tindakan dimensi
voluntir murni adalah berdasarkan nilai nilai etika yang berada diluar
hukum atau sebuah tindakan sukarela. Tindakan CSR yang
berhubungan dengan voluntir murni adalah penggalangan dana.

1.2. CSR (Corporate Social Responsibility)


Dikutip dari jurnal Eka Megawati dengan judul Peran Corporate
Social Responsibility (CSR) Dalam Revolusi Industri 4.0. Kesimpulan
dari jurnal tersebut adalah peran CSR dalam era revolusi industry 4.0 atau
umum disebut dengan era digitalisasi. Disebabkan oleh pergeseran era
menjadi digitalisasi, maka banyak dari perusahaan lebih sibuk dalam
memproses digitalisasi seluruh sistem dalam perusahaan. Oleh karena itu,
CSR tersisihkan oleh era yang baru. Agar bisa bersaing di era yang baru,
CSR harus terhubung dan berperan aktif dalam proses digitalisasi.
Diketahui bahwa CSR adalah alat dari perusahaan dalam berkomunikasi
dengan para stakeholder, hal ini menyebabkan CSR dituntut untuk lebih
kreatif dalam membangun sebuah strategi baru dalam menyesuaikan
proses digitalisasi yang akan atau sedang dilakukan oleh perusahaan.
Bersama dengan para staff perusahaan, CSR perlu untuk melakukan
perancangan rencana hingga melakukan revolusi proses kerja mereka.
Dan juga menjadikan CSR bukan lagi hanya tanggung jawab, tetapi
merupakan pelaku bagi perusahaan. 4

4
Journal PERAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAMREVOLUSI INDUSTRI 4.0 oleh
Eka Megawati
Adapun jurnal lain yang menjelaskan peranan dari Corporate
Social Responsibility (CSR). Jurnal tersebut dibuat oleh Deasy Wulandari
dengan judul Peranan Corporate Social Responsibility Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mengurangi Kemiskinan. Pada jurnal
tersebut., Deasy Wulandari menyimpulkan bahwa pelaksanaan CSR yang
sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan harus mendapatkan apresiasi.
Program CSR tersebut tidak hanya untuk menarik simpati dari konsumen,
tetapi harus memiliki makna sebagai sebuah kewajiban dari perusahaan
kepada masyarakat dengan tujuan untuk membantu masyarakat di
lingkungan sosialnya.
Apabila CSR dilaksanakan secara terfokus, dan dilakukan integrasi
yang baik diantara pihak pihak yang memiliki keterkaitan, maka
dipercaya tingkat kemiskinan di Indonesia dapat berkurang. Yang perlu
digaris bawahi adalah pemahaman mengenai CSR yang hanya dilakukan
oleh perusahaan perusahaan besar saja adalah hal yang tidak bisa
dibenarkan. Perusahaan skala menengah bahkan mikro sesungguhnya
juga dapat melakukan program CSR juga. Perusahaan skala menengah
hingga mikro dipercaya dapat melakukan tindakan CSR dengan cara
mereka sendiri. Oleh karena itu, tidak perlu dipertanyakan lagi
perusahaan mana sajakah yang harus melakukan program CSR. Setiap
perusahaan seharusnya dapat melaksanakan program CSR, baik itu
perusahaan besar maupun skala mikro. Tindakan CSR merupakan sebuah
tanggung jawab mutlak oleh perusahaan Dlam melaksanakan
kewajibannya dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
khususnya masyarakat yang memiliki domisisli yang cukup dekat dengan
lokasi dimana perusahaan tersebut berada. Dengan dilakukannya tindakan
CSR maka perusahaan memiliki dampak positif kepada masyakarat yaitu
memiliki peran untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia dengan
cara meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar5.

5
Jurnal Peranan Corporate Social Responsibility sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk
mengurangi kemiskinan oleh Deasy Wulandari.
Dalam sebuah perusahaan yang besar, CSR atau corporate social
responsibility memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga
harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Aktivitas CSR
(corporate social responsibility) yang dijalankan oleh perusahaan dapat
menjadi salah satu strategi dalam peningkatan membenarkan dengan sah
keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat dan peningkatan
reputasi baik perusahaan. Dalam pelaksanaannya, CSR oleh perusahaan
memiliki orientasi dari dalam lalu keluar perusahaan, yang bearti aktivitas
dari CSR akan dikelola secara langsung oleh perusahaan. Hal tersebut
dilatar belakangi oleh kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya,
seorang CSR harus juga menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan
benar, oleh karena itu antara tata kelola perusahaan dengan CSR akan
saling berkaitan satu sama lain.
The World Business Council for Sustainable Development
memberikan definisi mengenai CSR yaitu sebagai komitment perusahaan
untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja
dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan, komunitas lokal,
dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan. CSR adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh
perusahaan maupun pengusaha dalam pembangunan yang berkelanjutan
untuk melakukan program pengembangan terhadap masyarakat dalam
bentuk kepedulian yang dilakukan melalui pemeliharaan sumber daya
manusia masyarakat sekitar yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat sekitar dimana tempat usaha tersebut berada. Pengembangan
CSR dapat dilakukan dengan koridor Tri Bottom Line yang memiliki
cakupan unsur sosial, ekonomi, hingga lingkungan. Sebagai mana contoh
dari tindakan CSR ini berupa melakukan pemberdayaan masyarakat
dalam bentuk akses untuk menjual barang barang hasil karya masyarakat
sekitar atau umumnya dikenal sebagai UMKM pada bagian etalase toko.
Seperti menjual pernak Pernik yang diproduksi oleh UMKM sekitarnya.
Sebelumnya Ernest and Young pernah mengemukakan bahwa
sebuah perusahaan harus memiliki 4 tanggung jawab utama terhadap
karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungan. Atas dasar itu, maka
perusahaan dapat membentuk program CSR yang sempurna. Adapun
terdapat 9 program kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan CSR diantaranya;
1. Employee Programs
Dalam sebuah perusahaan, keberadaan karyawan yang
berkualitas adalah salah satu aset dalam keberlangsungan usaha
mereka. Hal ini akan berakibat pada perhatian khusus terhadap
seluruh sumber daya manusia yang berada pada lingkungan
perusahaan. Dalam rangka mendapatkan kualitas sumber daya
manusia yang baik, maka diperlukan juga program kerja yang
berdampak pada pengembangan kompetensi sumber daya
manusia, selain itu perlu juga dilakukan program yang
menjamin kesejahteraan sumber daya manusia pada perusahaan
tersebut. sebagai contoh pemberian benefit berupa bonus,
kenyamanan tempat kerja, pemberlakuan jam kerja yang sesuai
dengan aturan, jaminan Kesehatan hingga gaji yang layak
kepada seluruh sumber daya manusia yang ada. Selain hal hal
tersebut, diperlukan juga program promosi atau kenaikan
jabatan agar menumbuhkan semangat kerja yang tinggi.
2. Community and Broader Society
Umumnya hampir semua perusahaan memiliki program pada
aspek ini. Program yang dilaksanakan oleh perusahaan salah
satunya adalah pemberdayaan masyarakat. Masyarakat dapat
diberdayakan melalui banyak cara, yaitu dengan menerima
masyarakat sekitar sebagai karyawan,
Mayoritas perusahaan memiliki aktivitas dalam area ini, salah
satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat yang intinya
adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk
membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka
(Shardlow, 1998 dalam Ambadar, 2008). Implementasi
pemberdayaan masyarakat melalui: a. proyek-proyek pembangunan
yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan
dalam memenuhi kebutuhan. b. kampanye dan aksi sosial yang
memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh
pihak-pihak lain yang bertanggung jawab.
3. Environtment Programs
Adalah sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam
aspek pemeliharaan lingkungan. Sebagai contoh perusahaan
tersebut memiliki pengelolaan limbah yang sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku, dan tidak mencemari lingkungan.
Selain itu, perusahaan dapat melakukan program ini dengan
memproduksi barang barang yang ramah lingkungan sperti
mudah diurai dan tidak berbahaya bagi kesehatan masyarakat
4. Reporting and Communications Programs
Dalam melakukan tindakan CSR, umumnya perusahaan akan
membuat laporan mengenai program tersebut secara berkala.
Laporan dapat dibentuk dengan interval harian, mingguan,
bulanan hingga tahunan. Hal ini diperlukan dalam tindakan
CSR karena dengan adanya sebuah laporan, maka program
CSR yang dijalanan dapat dipertanggung jawabkan dan
memiliki bukti riil bahwa perusahaan telah benar benar
melakukan program CSRnya dengan benar.
5. Governance or Code of Conduct Programs
Perusahaan memfokuskan kegiatan sosial yang memang sudah
ditetapkan oleh aturan yang diatur langsung oleh pemerintah.
Hal penting dalam CSR adalah bagaimana dibentuk
kesepakatan antara stakeholder, pemerintah, msayarakat, dan
dunia usaha dalam membuat regulasi yang memang sudah
disepakati oleh semua pihak dalam rangka menjaga efektifitas
CSR. Hal tersebut dapat diartikan bahwa diperlukan sekali
undang undang atau aturan yang dibentuk dengan tujuan untuk
mengatur program CSR pada level mikro hingga makro agar
program CSR tersebut tepat sasaran. Selain itu akan diperlukan
juga standar penilaian keberhasilan program CSR dan juga
koordinasi antara stakeholder, pemerintah, msayarakat, dan
dunia usaha dalam rangka melancarkan program CSR yang
diberlakukan.
6. Stakeholder Engagement Programs
Program tersebut adalah upaya dalam menciptakan, “effective
engagement programs” sebagai kunci utama dalam meraih
kesuksesan dalam strategi program CSR dan sustainability
strategy.
7. Supplier Programs
Dalam ekosistem sebuah perusahaan, diperlukan juga program
yang berfungsi untuk membina hubungan baik antara
perusahaan denga mitra bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan
melalui pengelolaan pasokan produk dari produsen atau
supplier kepada perusahaan atau pedagang. Adapun hal yang
lain yang dapat dilakukan berupa membuat jaringan bisnis yang
kuat antara perusahaan dengan supplier. Hubungan baik yang
dibina ini mencangkup unsur kepercayaan, komitmen hingga
pembagian informasi antara perusahaan dengan penyedia
produk atau supplier.
8. Customer/Product Stewardship Programs
Dalam menjaga loyalitas dan kepuasan konsumen, perusahaan
perlu untuk memperhatikan setiap keluhan dari konsumen.
Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan kualitas
produk yang mereka tawarkan. Umumnya perusahaan
memberikan jaminan kualitas produk dalam bentuk garansi
atau layanan after sales yang baik. Sehingga konsumen akan
terus membeli produk di toko tersebut, dan keberlangsungan
perusahaan akan semakin baik kedepannya.
9. Shareholder Programs
Program yang dilakukan berupa peningkatan “share value”
bagi shareholder dikarenakan shareholder merupakan prioritas
bagi perusahaan.
BAB III
OBJEK PENELITIAN

1. Gambaran Umum Super Dazzle


Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian terhadap toko
Super Dazzle. Perusahaan tempat penelitian ini dilakukan bernama CV.
Trakasindo Megatama atau umumnya dikenal sebagai Super Dazzle Gejayan
Yogyakarta. alamat dari toko ini berada di Jalan Affandi No. 20, Soropadan,
Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,
55281. Toko Super Dazzle Gejayan beroperasi sejak tahun 2021.

Toko Dazzle sendiri adalah sebuah perusahaan merek dagang yang cukup
terkemuka di kalangan masyakarat Yogyakarta terlebih untuk mahasiswa dan
mahasiswi yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalle sendiri
sejatinya tergolong dalam perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
yang menawarkan barang barang berupa aksesoris telepon genggam hingga
peralatan elektronik. Pada mulanya Dazzle didirikan sejak tahun 2003 dan
berlokasi di jalan timoho. Dalam kurun waktu 6 bulan, Dazzle memindahkan
tokonya ke Jalan Kaliurang kilometer 4,5, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281. Toko tersebut
dipindahkan ke lokasi baru dengan tujuan untuk kemudahan dalam melayani
target pasar yang dikehendaki oleh perusahaan. Dengan dibukanya toko di
jalan kaliurang, maka diharapkan toko Dazzle dapat lebih mudah ditemukan
oleh masyarakat.

Pada mulanya toko Dazzle hanya memiliki toko yang berukuran kecil.
Meskipun ukuran toko tersebut kecil, tetapi toko tersebut menyediakan
aksesoris telepon genggam hingga bermacam macam alat elektronik. Seiring
berjalannya waktu, toko Dazzle terus mengalami perkembangan dan memulai
untuk membuka cabang di Yogyakarta, tepatnya berada di jalan Moses
Gatotkaca dan di Ramai Family Mall Yogyakarta. Akan tetapi, dikarenakan
kedua cabang baru tersebut perkembangannya tidak sesuai dari ekspetasi,
maka pihak Dazzle memutuskan untuk menutup kedua cabang tersebut, dan
pada akhirnya Dazzle memutuskan untuk fokus mengembangkan tokonya
yang berada di jalan kaliurang kilometer 4,5.

Setahun berselang pasca penutupan kedua cabangnya yang berlokasi di


Jalan Moses Gatotkaca dan Ramai Family Mall. Dazzle kembali memutuskan
untuk memindahkan tokonya dari jalan kaliurang kilometer 4,5 ke jalan
kaliurang kilometer 5,6 dengan nama Super Dazzle. Penggunaan nama baru
Super Dazzle dilakukan karena ukuran dari toko tersebut jauh lebih besar dari
pada toko sebelumya. Pada toko ini, Dazzle memiliki 2 lantai dari yang
sebelumnya hanya 1 lantai saja. Selain itu, toko ini jauh lebih lapang dan lebih
banyak produk yang ditawarkan dari pada toko sebelumnya.

Pada tahun 2008, Dazzle juga membuka cabang lagi yang berlokasi di
Jalan Gejayan dengan nama DazzleTM.. Sekalipun terjadi perbedaan nama,
tetapi perbedaan tersebut tidak memberikan perbedaan apapun dari toko yang
sebelumnya. Lalu pada tahun 2021, Dazzle kembali membuka cabang barunya
yang berlokasi di Jalan Affandi No. 20, Soropadan, Condongcatur, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281. Toko baru
tersebut berlokasi tidak jauh dari toko yang lama, dan hanya berjarak sekitar
500 meter di utara toko yang lama. Meskipun di jalan affandi ada 2 toko
Dazzle, tetapi kedua toko tersebut memiliki sedikit perbedaan yang dimana
toko yang lama tidak menjual alat alat rumah tangga, sedangkan toko yang
baru memiliki nama Super Dazzle yang menawarkan barang berupa peralatan
rumah tangga. Selain itu toko Super Dazzle Gejayan juga memiliki lahan
parker yang cukup luas disbanding toko dazzle lainnya. Toko Super Dazzle
Gejayan juga menyajikan tempat khusus yang menjual makanan bernama
Warung dazzle yang berlokasi di parkiran belakang toko tersebut.
Pada tahun 2022 dazzle kembali membuka cabang baru yang berlokasi di
jalan godean, tepatnya di Jl. Godean No.KM 9, Area Sawah, Sidoagung, Kec.
Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55564. Yang
membedakan toko tersebut dengan toko yang lain adalah, toko di jalan godean
tidak menawarkan alat alat rumah tangga dan lebih fokus terhadap penjualan
telepon genggam hingga aksesoris telepon genggam. Selain di Yogyakarta,
Dazzle juga pernah membuka tokonya di Semarang, tepatnya di Ruko
Peterongan Plaza Blok. C1, Jl. MT. Haryono 719, Wonodri, Semarang
Selatan, Kota Semarang, 50242.

Dazzle adalah sebuah bentuk usaha milik pribadi dan sudah terbentuk CV
dengan nama CV Trakasindo Megatama. Dalam melakukan pemilihan nama,
pihak CV Trakasindo Megatama sendiri memilih nama Dazzle karena dirasa
mudah diingan dan terdengar unik di mata konsumen. Dazzle juga memiliki 4
cabang yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta karena Yogyakarta
memiliki banyak kampus atau universitas yang tentunya berkaitan dengan
target pasar yang ditentukan yaitu mahasiswa dan mahasiswi yang berdomisili
di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam menggelar tokonya, tak lupa Dazzle
menyediakan tempat parkir yang memadai dan disertai tarif parkir yang
kompetitif, sebagai contoh tarif parkir motor dipatok 1000 disemua toko.
Dazzle juga selalu memastikan kalua barang yang mereka tawarkan memiliki
harga yang cukup kompetitif, sehingga dapat dijangkau oleh target konsumen
mereka. Tak lupa Dazzle juga terus menjaga ketersediaan barang mereka agar
tidak kehabisan varian maupun stok, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
maupun keinginan konsumen.

Setiap perusahaan pasti memiliki Visi dan Misinya masing masing. Untuk
Dazzle sendiri memiliki Visi yaitu, “Dazzle menjadi perusahaan yang
bermanfaat bagi karyawan dan lingkungan sekitar”. Sedangkan Misi dari
Dazzle sendiri adalah, “menjadi perusahaan multinasional di bidang
aksesoris”. Visi dan Misi tersebut dimiliki Dazzle agar Operasional toko
berjalan baik.
2. Super Dazzle Gejayan
Dari beberapa toko yang dimiliki oleh Dazzle, toko Super Dazzle yang
berada di jalan Gejayan memiliki ukuran paling luas, dan memiliki
kelengkapan produk yang lengkap. Toko Super Dazzle Gejayan berlokasi di
Jl. Gejayan CT X No.8, Karang Gayam, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Toko ini sudah
beroperasi sejak tahun 2021. Dari semua toko Dazzle, toko ini memiliki lahan
parkir yang paling luas. Tempat parkir tersebut berada di belakang toko ini.

Kategori produk yang ditoko ini dan toko lainnya cenderung memiliki
kesamaan. Beberapa kategori yang ada di toko ini diantaranya; telepon
genggam, aksesoris telepon genggam, perangkat pendukung gaming, aksesoris
computer, telepon genggam bekas, hingga peralatan rumah tangga. Ada 1
kategori yang tidak ada di toko dazzle lain, dan hanya ada di toko ini. Kategori
tersebut adalah makanan dan minuman. Super Dazzle Gejayan menjajakan
makanan dan minuman. Lapak tersebut berada di belakang tempat parkir dari
Super Dazzle Gejayan.

Adapun merek merek terkemuka yang sudah membuka lapaknya di toko


ini, diantaranya; Xiaomi, Apple, Samsung, Infinix, Oppo, Realme, Vivo,
Techno, Olike, dll. Merek merek tersebut umumnya menjual telepon genggam
yang cukup dikenal oleh masyarakat. Tak hanya menjual telepon genggam,
Adapun beberapa merek besar yang cukup dikenal di masyarakat, tetapi
menjual produk berupa aksesoris dari telepon genggam, diantaranya; V Gen,
Vivan, Hippo, Robot, Oraimo, dll. Adapun aksesoris lain yang dijual di toko
ini yaitu jam tangan. Produk jam tangan yang ditawarkan cukup beraneka
ragam seperti jam tangan biasa dan jam tangan pintar. Untuk jam tangan biasa,
toko ini menawarkan produk dari Digitec. Sedangkan untuk jam tangan
digital, merek merek yang ditemui diantaranya, Oraimo, Xiaomi, Realme,
Oppo, dll. Selain aksesoris telepon genggam, toko ini juga menawarka
aksesoris computer yang berupa keyboard, kursi gaming, flashdisk, SSD, dll
Produk produk lain yang ditawarkan berupa peralatan rumah tangga, pada
toko ini ditempatkan di lantai 2. Beberapa contoh barang barang yang
ditawarkan oleh toko ini berupa macam macam perlengkapan dapur, peralatan
kebersihan, barang elektronik, dll. Adapun beberapa barang barang umkm
yang pernah ditawarkan di toko ini, salah satunya adalah bawang goreng, dan
makanan ringan lainnya. Dalam menjajakan barang dagangannya, Dazzle juga
menggunakan supplier. Barang barang yang umumnya dibutuhkan dazzle dari
supplier meliputi; Aksesoris kekinian, Alat Rumah Tangga, Alat Elektronik,
Kebutuhan Anak Kos, Peralatan Dapur, Alat Alat Kebersihan Rumah, dan
Barang-barang unik lainnya. Adapun contoh-contoh barang barang unik yang
ditawarkan diantaranya, Rak Sepatu, dll

3. Bidang Usaha
Pada penelian ini, peneliti akan meneliti toko super dazzle. Toko ini
memiliki bidang usaha berjenis perdagangan. CV. Trakasindo Megatama
adalah pemilik dari seluruh toko Dazzle dan Super Dazzle. Pada dasarnya,
bisnis perdagangan adalah membeli sebuah produk atau barang ke produsen,
lalu menjual produk tersebut kepada konsumen dengan tujuan untuk
mendapatkan laba atau keuntungan. Dengan dilakukannya aktifitas
perdagangan, maka perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari menjual
produk, dan konsumen mendapatkan keuntungan ketika barang barang yang
mereka inginkan dan butuhkan dapat terpenuhi.

Keuntungan dari bisnis perdagangan diperoleh dengan cara membeli


produk dengan harga yang paling murah, lalu menjual kembali barang tersebut
dengan harga yang paling kompetitif. Aktifitas pertukaran barang dan jasa
antara konsumen dengan penjual disebut dengan jual beli. Pada tahun 2008,
dazzle melakukan aktifitas jual beli secara langsung atau dilakukan transaksi
secara langsung di toko Dazzle. Kini tahun 2022, toko dazzle sudah
mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dan telah terjadi sedikit
perbedaan dalam aktifitas jual beli yang dilakukan. Sebelumnya transaksi jual
beli hanya dilakukan secara langsung di toko Dazzle, tetapi kini aktifitas jual
beli juga dapat dilakukan secara online, yang dimana penjual dan pembeli
tidak perlu bertemu secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli.
Aktifitas tersebut umumnya dikenal dengan belanja online. Dengan membuka
toko online, Dazzle dapat menjangkau konsumen yang berada di luar
Yogyakarta, selain itu konsumen dapat membeli produk dazzle tanpa harus
datang langsung ke toko.

Tata cara jual beli online yang dilakukan juga tetap menggunakan media.
Media yang digunakan untuk aktifitas jual beli online adalah marketplace.
Definisi dari marketplace adalah media online berbasis internet (web based)
tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual.
Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang
diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi
supplier/penjual dapat mengetahui perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
produk/jasa mereka (Opiida, 2014). Diketahui salah satu marketplace yang
digunakan Dazzle dalam memasarkan produknya adalah Shopee.

Untuk kategori produk yang ditawarkan di toko dazzle diantaranya


aksesoris telepon genggam, telepon gengam, aksesoris penunjang game,
aksesoris computer, peralatan rumah tangga, telepon genggam bekas,makanan
dan minuman hinggabarang barang unik lainnya. Untuk aksesoris telepon
genggam, produk yang ditawarkan memiliki fungsi untuk melindungi telepon
genggam sekaligus untuk unsur estetik. Sebagai contoh untuk case telepon
genggam, toko ini menyediakan berbagai macam motif yang ditawarkan
dengan jenis yang berbeda beda dengan menyesuaikan tipe telepon genggam.
Untuk merek merek telepon genggam terkemuka, umumnya aksesoris case
telepon genggam akan tersedia dengan banyak motif. Selain case, aksesoris
lain yang ditawarkan adalah tempered glass atau pelindung layar telepon
genggam. Adapun jenis jenis pelindung layar yang disediakan berdasarkan
bahan baku dan tipe pelindung layar. Aksesoris lain yang disediakan masih
banyak juga seperti powerbank, headset, kabel data, kepala charger hingga
komponen komponen telepon genggam seperti baterai.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.worldometers.info/coronavirus/
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/symptoms-testing/symptoms.
html
https://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-19
https://www.who.int/westernpacific/emergencies/covid-19/information/
transmission-protective-measures
https://www.kemkes.go.id/article/view/20040700003/-menkes-tetapkan-
psbb-untuk-dki-jakarta.html
https://covid19.go.id/p/masyarakat-umum/inilah-aturan-lengkap-ppkm-
darurat-3-20-juli-2021
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Cet. VIII, 2007), h. 44
Journal Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Busana Muslim
Queenova
Strategi Komunikasi Pemasaran Browcyl Dalam Meningkatkan Jumlah
Konsumen Di Kota
Totok Amin Soefijanto, Integretad Marketing Communication : Marketing
Komunikasi di Indonesia, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 9.
MAKASSAR hlm 26.
Journal Peran Corporate Social Responsibility (CSR) Dalamrevolusi
Industri 4.0 oleh Eka Megawati
Jurnal Peranan Corporate Social Responsibility sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan oleh Deasy
Wulandari.

Anda mungkin juga menyukai