Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

Nama PUTRI NOVITHALIA


NIM 041372291
Mata Kuliah Manajemen Strategik

A. Pandemi COVID-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia, mengubah kebiasaan dan gaya
hidup masyarakat. Sesuai dengan anjuran pemerintah, masyarakat melakukan social distancing di
mana masyarakat dihimbau untuk tidak pergi ke tempat yang ramai dan selalu menjaga jarak aman.
Akhirnya, pusat perbelanjaan ditutup, masyarakat sudah beraktivitas dari rumah, permintaan
menurun, dan kebanyakan bisnis tidak dapat beroperasi seperti biasanya. Dalam situasi ini, pelaku
usaha perlu memutar otak agar mampu menjaga bisnis tetap stabil saat permintaan sedang menurun.
Nah, agar dapat menyusun strategi yang tepat untuk bisnis, berikut 4 (empat) strategi agar bisnis tetap
bertumbuh saat hadapi pandemi COVID-19.

1.Kreatif melihat peluang bisnis


Pada dasarnya, berbisnis berarti menjual solusi permasalahan yang dialami konsumen Kita. Saat
permintaan turun, artinya solusi yang ditawarkan bisnis Kita sudah tidak relevan dengan kebutuhan
konsumen. Di saat seperti ini, Kita perlu berpikir out-of-the-box dalam melihat peluang bisnis yang
ada. Menjalankan bisnis seperti biasa tanpa beradaptasi terhadap keadaan pasar sekarang bisa jadi
merugikan bagi Kita. Untuk mencari ide, Kita dapat mulai dengan mempertanyakan bagaimana
pandemi COVID-19 memengaruhi konsumen, masalah apa yang ditimbulkan dan apa solusi atas
masalah tersebut. Singkatnya, ketahuilah masalah konsumen dan ciptakanlah solusi yang praktis dan
kreatif.
Sebagai salah satu contoh, konsumen khawatir akan kebersihan dan keamanan makanan yang dijual
di restoran atau rumah makan, tapi tidak punya waktu dan tempat untuk memasak setiap hari. Kita
bisa membuat usaha katering yang selain menyediakan makanan yang enak, menjamin kebersihan
dan keamanan makanan dengan mengikuti prosedur pencegahan penularan COVID-19 bagi
pengusaha kuliner. Buat rencana yang rapi, pikirkan titik-titik pemasaran dan pengantaran,
mekanisme pengantaran, dan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan konsumen.

2.Ikuti tren belanja konsumen


Perilaku belanja konsumen Indonesia saat terjadi pandemi COVID-19 tentu berubah. Karena
konsumen tidak banyak beraktivitas di luar rumah, aktivitas berbelanja turut dilakukan dari rumah.
Konsumen ingin mendapatkan produk berkualitas yang terjaga kebersihan dan keamanannya tanpa
keluar rumah. Hasilnya, penjualan berpindah dari toko fisik ke toko online dan e-commerce. Untuk
mempertahankan penjualan, pelaku usaha sebaiknya pindah ke atau menambahkan toko online. Kita
juga bisa memanfaatkan layanan pengiriman makanan dan barang agar tetap bisa menjangkau
konsumen Kita. Intinya, pantau terus perilaku dan keinginan konsumen dan sesuaikan model bisnis
jika dibutuhkan.

3.Jalankan strategi marketing in crisis


Di situasi rentan seperti ini, usaha pemasaran dan komunikasi berperan penting untuk
mempertahankan kestabilan bisnis. Untuk menanggapi pandemi COVID-19, bisnis dapat
menyampaikan apa saja usaha yang dilakukan untuk para konsumen dan masyarakat pada saat krisis
terjadi. Strategi-strategi yang sudah diulas di atas, seperti melakukan delivery dan menyalurkan
melalui e-commerce, bertujuan untuk membantu konsumen untuk tetap aman saat berbelanja.
Sampaikanlah tujuan tersebut kepada konsumen agar konsumen tahu bahwa bisnis peduli pada
keamanan dan kesehatan konsumen.
Selain itu, bisnis juga dapat menyampaikan usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi pegawainya
dan mematuhi anjuran pemerintah dan otoritas, misalnya memberlakukan work-from-
home dan physical distancing. Tapi perlu diperhatikan, saluran atau media apa yang dikonsumsi oleh
konsumen, di mana bisnis Kita bisa menceritakan segala usaha yang Kita lakukan.
Dibandingkan banner di toko fisik yang mungkin tidak akan dilihat oleh konsumen, gunakanlah
platform seperti media sosial dan e-commerce. Hal ini dapat menjadi nilai plus bisnis Kita dan
membuat konsumen berpihak pada Kita.

4.Susun rencana untuk beberapa bulan ke depan


Masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19 ini pasti akan berakhir, namun sayangnya tidak dapat
diprediksi secara akurat kapan. Daripada hanya berharap dalam ketidakpastian, ada baiknya Kita
menyiapkan rencana untuk beberapa bulan ke depan dengan skenario di mana pandemi COVID-19
masih berpengaruh bagi bisnis Kita. Kita perlu menganalisis bagaimana bisnis Kita mengalami
perubahan dan terpengaruh selama beberapa bulan ke depan. Dari segi operasional, biaya, stok,
jumlah permintaan, proyeksi keuntungan, dan kesehatan cash flow bisnis Kita, analisis dan susun
rencana untuk mempertahankan kestabilan bisnis Kita. Berlakukan penyesuaian yang dianggap dapat
menguntungkan bisnis. Selain itu, analisis dan lakukan mitigasi atas risiko-risiko yang dapat
mengganggu bisnis Kita dalam beberapa bulan ke depan.

B. Karakteristik Pokok Lingkungan Bisnis Makro


Lingkungan bisnis makro memiliki karakteristik yang khas sehingga melakukan analisis lingkungan
makro bukan pekerjaan yang mudah, karakteristik tersebut antara lain:
1.Lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas (Boundlessness).
Sekalipun secara umum terdiri dari lingkungan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik hukum,
dan sosial budaya, akan tetapi detail dari masing-masing memiliki lingkungan amat luas, dalam dan
tanpa batas.

2.Lingkungan bisnis makro hanya memberikan sinyal yang lemah (periferal) kepada manajemen. Amat
jarang ditemukan sinyal perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan deteksi sinyal yang
berada di pinggiran. Kecenderungan perubahan biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang.

3.Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga memiliki sifat tidak dapat
dikendalikan.Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali manajerial terhadap besaran dan arah
perubahan lingkungan makro. Oleh karena itu, biasanya pilihan yang paling lazim adalah
menyesuaikan (adaptasi) dengan perubahan lingkungan bisnis

Anda mungkin juga menyukai