Pendahuluan
Dalam sepuluh tahun terakhir, masalah globalisasi ekonomi berkembang sangat pesat.
Banyak pengusaha asing mulai melirik kehadiran Indonesia dalam perekonomian yang menuntut
Indonesia berkembang di berbagai bidang usaha. Tentunya dengan adanya globalisasi ekonomi
dunia, perkembangan ekonomi yang pesat juga menuntut lembaga hukum yang memiliki
kemampuan dan kemampuan mengikuti perkembangan ekonomi kapanpun dan dimanapun. Dunia
bisnis selalu berubah secara dinamis, dan para pelaku bisnis selalu mencari terobosan baru dalam
mengembangkan usahanya. Di era global sekarang ini hal tersebut semakin terasa, di era ini
perkembangan dunia usaha telah merambah ke ruang dan waktu suatu negara dan batas-batas
wilayahnya. Realitas pertumbuhan ekonomi akibat globalisasi perekonomian dunia adalah
permintaan modal bagi perusahaan terus meningkat, dan permintaan tersebut membutuhkan
struktur permodalan yang lebih kompleks. Salah satu terobosan yang dilakukan oleh para pelaku
usaha adalah penyertaan modal informal, yaitu pengembangan usaha melalui sistem waralaba yang
disebut dengan waralaba di Indonesia.
Akibat pandemi virus covid 19, kondisi perekonomian saat ini juga sangat terpengaruh. Sejak
Februari 2020, jumlah virus di Indonesia terus meningkat. Banyak kegiatan ekonomi di seluruh dunia
terhenti, dan Indonesia serta dua perusahaan besar lainnya telah merasakan dampak dan start up
perusahaan, serta perusahaan dengan model franchise. Waralaba sebagai salah satu bentuk usaha
mendapat perhatian yang luas dari para pelaku usaha karena dapat meningkatkan kegiatan
perekonomian dan memberikan peluang kepada kelompok yang lemah secara ekonomi untuk
mengembangkan usaha, artinya waralaba dapat memberikan kesempatan kerja, keadilan dan
menciptakan peluang.
Perkembangan dunia usaha tidak berhenti sampai di situ saja. Pengusaha tidak hanya
berbicara tentang keseragaman bentuk kekayaan intelektual yang dilisensikan, tetapi juga mematuhi
dan melaksanakan semua dan semua perintah yang dikeluarkan, termasuk sistem operasi dan
pelaksanaan kegiatan, dan mereka yang telah lisensi yang diberikan. Kembangkan lebih lanjut
perjanjian yang berorientasi hukum dan ekonomi, kemudian mengembangkan hak waralaba untuk
menggantikan perkembangan bisnis, terutama yang dilakukan secara internasional. Seperti halnya
perizinan, waralaba sebenarnya mengandalkan kemampuan mitra bisnis untuk mengembangkan dan
menjalankan aktivitas waralaba melalui prosedur, proses, dan aturan yang ditentukan oleh penerima
waralaba. Dalam waralaba semacam ini dapat dikatakan sebagai lisensi. Sebagai bagian dari
kepatuhan mitra bisnis terhadap aturan main yang diberikan oleh pemilik waralaba, maka mitra
bisnis berhak memperoleh hak untuk menggunakan kekayaan intelektual dan pengoperasiannya.
sistem yang dilindungi oleh kekayaan intelektual. Pengusaha franchise, termasuk penggunaan
merek, merek dagang, merek jasa, hak cipta logo, desain industri, bentuk teknis paten, atau rahasia
dagang. Kemudian, penerima waralaba akan menerima royalti atas penggunaan kekayaan intelektual
dan sistem operasinya. Merek adalah aset yang menciptakan nilai bagi pelanggan dengan
meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas. Merek merupakan peranan penting dalam suatu
usaha dan dalam pemasaran. Terdapat beberapa perbedaan antara produk dengan merek. Produk
merupakan hasil yang diproduksi oleh suatu orang maupun badan usaha, yang akan mudah ditiru
oleh pesaing. Tetapi merek merupakan suatu nama yang dibeli oleh konsumen karena memiliki nilai,
identitas dan ciri khas tertentu yang telah dilindungi secara hukum.
Persaingan bisnis pada bidang fashion sangat ketat terutama pada bidang pakaian,
pemasar bersaing dalam menawarkan barang dagangan (produk yang dijual) dengan berbagai
cara yang digunakan agar konsumen tertarik dengan barang dijual oleh perusahaab tersebut.
Banyak pemasar yang berusaha untuk menawarkan model pakaian terkini yang menggunakan
bahan berkualitas, pembuatan desain secara khusus yang dibuat oleh toko tersebut atau ciri
khas dari toko, bahkan mereka memberikan penawaran harga yang pas dikantong (murah). Di
dalam menjalankan persaingan bisnis, pemasar diharapkan memiliki kreativitas yang tinggi di
dalam menciptakan inovasi, hal tersebut menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam
kegiatan bisnis karena dengan inovasi yang dibuat oleh pemasar mampu membuat
perusahaan bertahan dalam suatu persaingan.
Salah satu upaya untuk mempertahankan bisnis yang tengah lesu dan menghindarkan diri dari
ancaman kebangkrutan adalah membuat pivot bisnis. Pivot bisnis adalah sebuah aktivitas
pengembangan bisnis dengan mengubah model bisnis itu sendiri, namun tetap berpijak pada visi
bisnis yang dimiliki. Istilah pivot diambil dari salah satu teknik gerakan pada olahraga basket, yaitu
teknik merubah arah dengan tetap berpijak pada salah satu kaki. Hal ini dapat disamakan dengan
mengubah arah atau strategi, namun tujuannya (visi) tetap memasukkan bola ke dalam keranjang.
Pivot bisnis biasanya terjadi ketika perusahaan membuat perubahan mendasar pada bisnis mereka
setelah melalui riset pasar bahwa pekerjaan yang saat ini ditekuni sedang tidak memenuhi kebutuhan
pasar yang diinginkan. Pivot pun menjadi salah satu strategi bisnis yang bisa dilakukan pengusaha
saat menemui kondisi “buntu” seperti pandemi Covid-19 saat ini. Khususnya ketika produk yang
dijalankan tidak dapat dilakukan.
Tinjauan Pustaka
A. Strategi Pivot
Strategi Pivot merupakan aktifitas untuk mengembangkan bisnis yang mengubah model
bisnis yang sudah ada tetapi tetap menerapkan visi dan misi bisnis yang dimiliki. Setelah
perusahaan memutuskan untuk melakukan pivot, mereka harus mempersiapkan banyak hal antara
lain analisa terhadap konsumen, resource bisnis, dan respon pasar, sampai akhirnya produk yang
dipasarkan benar-benar siap. Hal ini menjadi tantangan para pengusaha untuk mengembangkan
bisnis mereka di masa sulit sekalipun. Beberapa perusahaan besar membuktikan keberhasilan
dengan melakukan strategi Pivot namun bukan berarti Pivot selalu jadi jalan keluar yang terbaik.
Ketika dilakukan dengan tepat, Pivot akan menjadi cara yang efektif untuk mengubah model bisnis
dan mencapai peluang pertumbuhan yang mungkin tanpa disadari diabaikan, namun bila tidak
dilakukan dengan tepat, tidak menutup kemungkinan Startup dapat dihadapkan dengan kegagalan.
Pivot juga merupakan metode sistematis untuk mengembangkan dan menganalisis berbagai
kemungkinan untuk menghasilkan inovasi pada pasar khususnya di masa pandemi.
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang atau perorangan atau Badan Usaha
Perorangan. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan.
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rayie Tariaranie Wiraguna tahun 2021 dengan judul
Implementasi Pivot Strategy pada Startup dalam Menghadapi Persaingan dikatakan bahwa selama
pandemic COVID-19 banyak dampak yang dirasakan oleh para pengusaha di Indonesia khususnya
pada bisnis rintisan (Startup) dampak yang dirasakan seperti gulung tikar. Adanya pembatasan
sosial di Indonesia menjadi kendala bagi para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya
khususnya pada CV. Reddone Digital yang bergelut dibidang percetakan. Didapati bahwa mereka
melakukan strategi Pivot untuk mempertahankan bisnisnya sehingga mampu meningkatkan
penjualan hingga dua kali lipat.
Metode Penelitian
Jenis metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
bantuan pendekatan studi literatur. Metode ini digunakan untuk mengkaji maupun meneliti kondisi
objek secara alamiah dengan mengkaji penelitan yang terdahulu mengenai strategi Pivot yang
dilakukan oleh para pengusaha. Data yang akan diolah dalam penelitian ini diambil dari hasil
observasi dan wawancara langsung dengan pihak terkait. Adapun pelaksanaan penelitian ini
dilakukan dengan mengamati keadaan di tempat penjualan serta wawancara dengan pemilik usaha
tersebut. Berdasarkan studi literatur yang telah dikaji, dipilih variabel atau faktor yang disusun
dengan model konseptual.
1. Strength (Kekuatan)
Bisnis Secondandinsom yang merupakan bisnis di bidang fashion dari masa ke masa selalu dicari
masyarakat dan pada masa sekarang banyak masyarakat yang berbelanja melalui sosial media,
sehingga Secondandinsom merupakan suatu bisnis yang kuat di sosial media. Selain itu,
kekuatan pada Secondandinsom adalah harga yang mereka tawarkan terjangkau.
2. Weakness (Kelemahan)
Adanya keterbatasan pada pengadaan barang yang lengkap membuat Secondandinsom
mengalami kesulitan. Permintaan masyarakat yang banyak berbanding terbalik dengan
ketersediaan stok barang.
3. Opportunities (Peluang)
Trend fashion yang semakin meluas di kalangan masyarakat sangat membantu Secondandinsom
sehingga Secondandinsom dapat berkembang sampai saat ini.
4. Threast (Ancaman)
Ancaman yang ada berupa banyaknya usaha baru yang serupa dengan Secondandinsom dan
adanya tekanan dari penjual senior yang sudah berpengalaman.