Anda di halaman 1dari 7

Adaptasi UMKM Di Era New Normal

Alif Cafan Rizal


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya
E-mail: rizalalifcafan@gmail.com

ABSTRAK
Pandemi covid-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap
semua bidang, khususnya perekonomian Indonesia. sehingga
pemerintah dapat mengurangi dampak pandemi dengan
menerapkan kebijakan New Normal. Berbagai bidang terkena
dampaknya, mulai dari usaha besar hingga usaha kecil dan
menengah (UMKM). Selama pandemi Covid-19, telah terjadi
banyak pergeseran dalam pemasaran produk UMKM dari offline
ke online, serta banyak perubahan dalam pemasaran offline.
Namun, jumlahnya sekitar 8 juta UMKM atau 13% dari seluruh
UMKM. Pelaku UMKM dapat menggunakan platform digital
untuk menjual dan memasarkan produknya di era New Normal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana
UMKM telah beradaptasi dengan pemasaran di Era New Normal.
Terlepas dari pandemi yang masih berlangsung di Indonesia,
temuan penelitian ini menunjukkan bahwa UMKM terus
meningkatkan tingkat daya saingnya. Pelaku UMKM terus
meningkatkan kualitas produknya untuk mengantisipasi masa
adaptasi pemulihan baru yang akan dilakukan, sehingga roda
perekonomian mulai kembali, meskipun pemasarannya sudah
beralih ke digital.

Kata kunci : new normal, pandemi covid-19, UMKM

1
PENDAHULUAN
Pandemi virus Corona secara menyeluruh berdampak pada semua
bidang, terutama di bidang keuangan individu di Indonesia.
sehingga pemerintah menerapkan new normal dan PSBB sebagai
bagian dari kebijakan jarak fisik untuk mengurangi dampak
pandemi. Berbagai bidang terkena dampaknya, mulai dari usaha
besar hingga usaha kecil dan menengah (UMKM).
Industri UMKM pun demikian. Pandemi berdampak pada banyak
UMKM. Ada 5.460 usaha besar, 757.090 usaha kecil, 58.627
usaha menengah, dan 62.106.900 usaha mikro, menurut data
UMKM. Pandemi berdampak pada sebanyak 98% dari seluruh
UMKM.
Dalam keadaan biasa, UMKM berkontribusi signifikan terhadap
perekonomian di Indonesia. Konsumsi domestik mendukung 80%
perekonomian Indonesia. UMKM memiliki kapasitas untuk
mempekerjakan lebih dari 96% dari 170 juta pekerja di seluruh
dunia.
Selama pandemi, banyak hal yang berubah. Modalitas
komunikasi, rutinitas kerja, dan dinamika tim internal, misalnya,
berubah. Dengan nada yang sama, kebiasaan perilaku pelanggan
bisnis berkembang dan berubah.
Pemasaran produk UMKM secara luring dan daring telah
mengalami banyak pergeseran baru-baru ini. Namun, jumlahnya
sekitar 8 juta UMKM atau 13% dari seluruh UMKM.
Pada saat otoritas publik melakukan tipikal baru. Untuk
mempertimbangkan untuk menjaga agar ekonomi tetap berputar.
Dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan,
banyak sektor yang diantisipasi untuk terus atau kembali berjalan.
Pemerintah menginstruksikan kepada para pelaku di sektor
UMKM untuk segera beralih ke platform digital untuk penjualan
produk. Holycow (Surabaya), UMKM yang awalnya secara
eksklusif menjual steak di restoran offline, kini membuka kanal
penjualan online untuk menghadapi pandemi.
UMKM perlu mempersiapkan banyak hal agar bisa bertahan di
era New Normal. Kemampuan bisnis untuk beradaptasi atau

2
berubah dengan cepat, menciptakan produk baru yang tidak
terduga, dan memiliki rencana yang fleksibel adalah hal yang
membantunya bertahan dan lebih tangguh daripada yang lain.
Pukul Satu Kopi Surabaya adalah salah satu contoh UMKM yang
mulai menjual kopi literan kepada teman-teman yang bekerja dari
rumah (WFH). atau usaha kecil dan menengah, juga dikenal
sebagai UKM, yang memproduksi kebutuhan yang banyak
diminati selama pandemi. Masker mulut yang menampilkan motif
batik budaya, misalnya, saat ini tersedia dari perancang busana.
Atau di sisi lain, orang-orang yang dulunya menjual kartu ucapan
selamat datang, saat ini juga menjual penutup mulut, seperti
DWskellington.
Sebagai bagian dari adaptasi terhadap New Normal, pelaku
UMKM kini harus mampu membuat perencanaan. Misalnya,
pelaku UMKM bisa membuat konten. Konten yang dihadirkan
perlu dibungkus dengan cara yang semenarik mungkin, seperti
dengan menggunakan hal-hal yang sedang populer untuk
mendapatkan perhatian atau engagement dari audiens.
Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan media sosial semaksimal
mungkin untuk mendongkrak penjualan di era New Normal,
ketika belanja masyarakat secara konvensional telah digantikan
oleh belanja online.
Melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook,
Twitter, Line, WhatsApp, dan banyak lainnya, masyarakat kini
membeli kebutuhan mereka secara online.
Kolaborasi dengan reseller online sah-sah saja jika pelaku
UMKM ingin produknya dikenal oleh banyak orang. Hal ini juga
akan mendongkrak penjualan pelaku UMKM dan membuat lebih
banyak orang mengetahui produk tersebut. Temukan cara untuk
bekerja sama yang akan menguntungkan satu sama lain.
Namun, untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang menderita
kerugian finansial, pelaku UMKM harus menetapkan aturan dan
sistem yang diperlukan untuk menjadi reseller sebelum bekerja
sama.

3
MATERI DAN METODE
Penelitian ini bertujuan menganalisis adaptasi UMKM di
Era new normal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi
dan eksplanasi terhadap strategi penjualan/pemasaran di Era new
normal. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
mengabungkan dan menganalisis data, artikel dan jurnal yang
otoritatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
yang mengacuh konsep Miles and Huberman yaitu pengumpulan
data, penyajian data dan pemarikan verifikasi

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pandemi Covid telah menciptakan kondisi yang berpengaruh pada
perekonomian Indonesia dan mengharuskan diterapkannya
kebijakan New Normal oleh pemerintah. Karena itu, pemerintah
harus ekstra hati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya agar
penyebaran Covid tidak meningkat selama New Normal. Setelah
pemerintah menerapkan kebijakan tinggal di rumah, bekerja dari
rumah, dan pembatasan sosial berskala besar untuk mencegah
penyebaran Covid di masa lalu, New Normal dilakukan sebagai
upaya untuk mengembalikan kehidupan normal masyarakat
melalui penerapan kebiasaan baru.
Pada masa New Normal, kebijakan baru pemerintah adalah
mempermudah suntikan modal bagi UMKM. Di era New Normal,
beradaptasi dengan perubahan pasar dan perubahan permintaan
dengan melakukan inovasi produk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat menjadi salah satu kunci bagi UMKM untuk bertahan.
Sebagai bagian dari adaptasi terhadap New Normal, pelaku
UMKM harus mulai mengembangkan strategi pemasaran. Di era
New Normal ini, strategi pemasaran yang paling tepat adalah
sebagai berikut:
1. Strategi pemasaran online
Pemasaran online, memanfaatkan teknologi gadget yang kita
miliki, dan memilih platform yang sesuai Dengan memanfaatkan
pemasaran online semaksimal mungkin, dapat menjangkau lebih
banyak orang, meningkatkan komunikasi dengan pelanggan,
menjual produk dengan lebih efektif, serta menghemat waktu dan
tenaga karena dapat diakses kapan saja. mengurangi biaya
pemasaran offline dan banyaknya platform yang dapat digunakan
oleh para pelaku UMKM, seperti Facebook, Instagram, dan
Twitter, atau dengan memanfaatkan marketplace online seperti
Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak.
2. Strategi soft selling

5
Starategi pemasaran soft selling adalah Penggunaan promosi yang
menjelaskan produk, seperti kemasan produk yang menarik,
tagline yang menarik, atau strategi pemasaran yang menarik,
disebut sebagai strategi pemasaran soft selling.
kemasan produk yang menarik, tagline yang memikat, atau
infografis dengan banyak informasi produk.
produk. Penjualan halus juga dapat dilakukan dengan membuat
trailer yang berisi informasi barang, biaya, dan hari peluncuran.
Trailer tersebut kemudian dibagikan di setiap situs media sosial,
termasuk Twitter, Instagram, YouTube, dan Twitter. Sementara
itu, tautan cuplikan tersebut dapat dibagikan melalui aplikasi
perpesanan seperti WhatsApp, LINE, atau Telegram. Pelaku
UMKM dapat menggunakan strategi pemasaran seperti Cash On
Delivery (COD) atau pembayaran saat pelanggan menerima
barang untuk memudahkan proses pembelian produk.

KESIMPULAN
Di sektor pemasaran UMKM masyarakat, telah terjadi banyak
pergeseran selama era New Normal ini, dengan banyak yang
berpindah ke online dari offline. Kini, para pelaku UMKM bisa
menjual produknya di platform digital seperti Shopee dan Lazada.
Sebagai bagian dari beradaptasi dengan New Normal, para pelaku
UMKM kini harus mampu berpikir strategis dan memunculkan
ide-ide baru.

DAFTAR PUSTAKA

6
Agustina Hanafi, A. C. (2020). Menumbuhkan Semangat
Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Menjaga Produkktivitas
UMKM Pada Era New Normal. Juenal Pengabdian
Sriwijaya.
Barisa, W. (2021, Januari). ADAPTASI USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH DIMASA PANDEMI COVID-19. jurnal
ilmiah politik, kebijakan& ilmu sosial, Vol. 3, No 1.
Ika Baskara. (4 Maret 2022). Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah (UMKM) Pada Era New Normal. Jurnal
Abdimas Vol. 8 Np 4.
Vanesia. (2021). Strategi Pemulihan Bisnis UMKM Masa
Adaptasi Pemulihan Baru.

Anda mungkin juga menyukai