Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pemasaran tidak akan pernah lepas dari berjalannya sebuah


usaha atau bisnis. Pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memuaskan pelanggan yang sudah ada maupun menarik pelanggan baru
melalui pemenuhan kebutuhan pelanggan. Pemasaran memegang peranan
penting dalam suatu perusahaan, melalui pemasaran, suatu perusahaan dapat
menarik pelanggan untuk membeli produknya dengan harga tertentu untuk
mendapatkan keuntungan. Jika suatu perusahaan dapat memasarkan
produknya untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan, maka perusahaan
tersebut dikatakan berhasil mencapai tujuannya. Untuk mencapai target laba
yang diinginkan, maka perlu dilakukan perencanaan strategi pemasaran yang
tepat. Hal ini karena banyak pengusaha yang dapat berproduksi, tapi belum
tentu dapat menjual produknya dan mendapatkan pelanggan. Oleh karena itu,
diperlukan manajemen pemasaran yang tepat berdasarkan kondisi pasar untuk
dapat bertahan dan mengembangkan bisnis dalam persaingan bisnis yang
semakin ketat.
Pelanggan memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda, sehingga perlu
dilakukan kegiatan pemasaran guna memberikan kepuasan pada pelanggan.
Melalui kegiatan pemasaran, pengusaha tidak hanya dapat menyediakan
barang atau jasa kepada konsumen, tetapi juga memenuhi kebutuhan
konsumen dan memperoleh keuntungan. Hal ini dapat dicapai melalui
manajemen pemasaran yang tepat. Manajemen pemasaran dibagi menjadi
empat aspek yang biasa disebut bauran pemasaran. Bauran pemasaran atau
marketing mix mencakup aspek-aspek seperti produk, harga, lokasi, dan
promosi. Strategi pemasaran yang tidak tepat akan berdampak pada
rendahnya penjualan produk, sehingga perusahaan perlu menentukan siapa
target dari pemasaran produknya yang selanjutnya dapat membuat keputusan
strategi pemasaran yang efektif dan efisien.

1
Para pelaku usaha sangat berperan dalam perkembangan ekonomi negara.
Salah satunya adalah UMKM yang menjadi salah satu pilar utama ekonomi
nasional. Menurut Noor & Rahmasari (2018) Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau
perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif. Berdasarkan
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada
masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas nasional. Dalam meningkatkan pemasaran
barang atau jasa perlu dilaksanakan kegiatan distribusi yang terarah dan
konsisten dan juga perlu merancang strategi yang tepat untuk bertahan di
pasar, sehingga pengusaha bisa memenangkan persaingan yang semakin
ketat.
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki dampak yang
sangat besar di masyarakat, terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan. UMKM memainkan peran penting di
Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah mampu
menyerap tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran dan kemiskinan,
serta membantu mendistribusikan barang dan jasa dari masyarakat. Masalah
mengenai pemasaran banyak dialami oleh para pengusaha, baik usaha yang
berskala kecil, menengah maupun besar. Pemasaran yang tidak tepat akan
berdampak pada rendahnya penjualan produk. Saat ini dengan banyaknya
permintaan masyarakat terhadap kebutuhan membuat tingkat intensitas
persaingan dagang atar perusahaan semakin ketat. Maka dari itu, tiap
perusahaan termasuk UMKM harus memiliki sebuah strategi yang baik dalam
menjalankan kegiatan pemasarannya
Sebagian besar UMKM memahami bahwa pemasaran hanya merupakan
kegiatan menjual produk yang dilakukan oleh penjual. Banyak perusahaan
yang dapat berproduksi tetapi mengalami kesulitan dalam memasarkan

2
produknya. Pelaku UMKM bisnis yang kurang wawasan akan kesulitan
dalam menjual produk yang dihasilkan. Pemasaran dan distribusi produk
masih menjadi masalah utama bagi para pelaku UMKM. Padahal kegiatan
pemasaran bukan hanya tentang menjual, di mana dalam menciptakan dan
meningkatkan nilai dari suatu produk yang dibutuhkan konsumen,
memperkenalkan produk kepada khalayak ramai serta meningkatkan loyalitas
konsumen. Dengan membuat strategi pemasaran yang baik, maka perusahaan
memiliki peluang untuk dapat bersaing atau bahkan menguasasi pasar
sasarannya.
Saat ini wabah Covid-19 penyebarannya menjadi semakin berbahaya dan
berdampak luas di berbagai sektor serta menyebabkan resesi ekonomi.
Menurut Johnson Kennedy (2020:60) resesi ekonomi global disebabkan
adanya permintaan dan penawaran secara bersamaan, sehingga berdampak
pada perekonomian seperti penurunan pendapatan, penurunan permintaan
konsumsi, adanya potensi kebangkrutan, dan peningkatan pengangguran,
terutama pada tenaga kerja sektor informal yang terdampak lebih berat.
Adanya pandemi Covid-19, mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah,
belajar dan bekerja di rumah, serta aktivitas masyarakat di luar rumah
menjadi terbatas. Hal ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat
Indonesia khususnya sektor UMKM yang selama ini selalu menjadi jaring
pengaman perekonomian masyarakat, sehingga banyak pelaku usaha UMKM
menghadapi ancaman kebangkrutan. Menurut Asmawati dan Supriyono
(2015) UMKM memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional.
Kontribusi UMKM tidak hanya pada penyelidikan lapangan pekerjaan tetapi
juga memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Resesi
ekonomi dari dampak pandemi membuat pelaku usaha sulit menjaga
kelangsungan usahanya. Daya beli masyarakat merosot tajam karena
banyaknya PHK yang secara langsung akan berdampak pada usaha-usaha
yang dilakukan oleh pelaku UMKM. Banyaknya masyarakat yang
menganggur menjadikan hanya sedikit uang yang beredar dan hal tersebut
berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Penerapan PSBB
dibeberapa wilayah Indonesia juga berdampak pada proses distribusi produk,
sehingga banyak produk dalam dan ke luar negeri menjadi tertunda pada
kegiatan pengiriman barang. Tentunya hal ini berdampak pada penurunan
3
penjualan produk. Persaingan bisnis yang ketat ditambah dengan kondisi
pandemi saat ini menuntut para pelaku usaha untuk mengubah strategi bisnis
untuk menjaga kelangsungan usahanya.
Berdasarkan penelitian oleh Alfrian dan Pitaloka (2020) yang berjudul
Strategi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bertahan pada Kondisi
Pandemi Covid 19 di Indonesia menyimpulkan bahwa UMKM dapat
melaksanakan beberapa strategi pemasaran dalam usahanya bertahan pada
persaingan yang ketat yaitu dengan melakukan pemasaran secara digital
marketing, memperkuat sumber daya manusia, melakukan inovasi kreatif dan
melakukan peningkatan pelayanan kepada konsumen. Dengan strategi
tersebut diharapkan UMKM di Indonesia dapat bertahan dan selamat dari
kondisi krisis akibat pandemi Covid-19.
Hasil penelitian Santosa (2020) yang berjudul Pengembangan Ekonomi
Kreatif Industri Kecil Menengah Kota Serang Di Masa Pandemi Covid-19
menyimpulkan bahwa pengembangan industri kecil dan menengah di masa
pandemi Covid-19 dapat melalui penguatan ekonomi kreatif, promosi dan
pemasaran digital merek, serta menarik faktor internal dan eksternal,
memberikan bantuan modal perusahaan, melindungi perusahaan dari
pengaruh pemerintah, berupaya mengembangkan kekuatan perusahaan mitra ,
dan mengembangkan kemitraan kerjasama promosi dan pembangunan.
Salah satu cara memenangkan pangsa pasar di tengah kondisi yang tidak
menentu seperti saat ini adalah dengan menggunakan strategi pemasaran
dengan baik dan berkesinambungan dengan melihat kondisi pasar baik itu
untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Menurut Astuti dan
Matondang (2020:73) strategi pemasaran adalah suatu upaya yang dilakukan
dengan menggunakan pola atau taktik untuk memasarkan produk kepada
pelanggan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Para pelaku UMKM harus
memiliki strategi pemasaran yang baik sehingga produknya diminati

konsumen. Dalam hal ini, pemilihan strategi pemasaran melalui identifikasi


faktor internal dan eksternal. Pemilihan strategi ini bertujuan meningkatkan
keunggulan bersaing sehingga UMKM dapat tetap bertahan di tengah
pandemi Covid-19. Keunggulan bersaing diperoleh melalui pengembangan

4
kondisi internal dan eksternal sehingga diperoleh strategi bersaing yang tepat.
Menurut Narto dan Basuki (2020) penentuan strategi pemasaran harus
didasarkan atas analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan melalui
analisis keunggulan dan kelemahan pada perusahaan, serta analisa
kesempatan atau peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dan
lingkungannya. Pada strategi marketing mix terdiri dari produk (product),
harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion), dan distnbusi
adalah bagian penting dalam pemasaran yang berperan sebagai penghubung
antara produsen dan konsumen, maka para pelaku UMKM harus menghindari
adanya hambatan-hambatan pada distribusi produk sehingga tidak
menghambat kecepatan dan ketepatan dalam penyaluran produk kepada
pelanggan serta tidak mempengaruhi pada target penjualan suatu perusahaan.
UMKM Mekar Abadi adalah salah satu UMKM di Kabupaten Grobogan
yang terkena dampak selama pandemi Covid-19. UMKM Mekar Abadi
memproduksi berbagai makanan ringan seperti keripik pisang, keripik sukun
dan emping jagung. UMKM Mekar Abadi didirikan karena adanya perubahan
pola konsumsi masyarakat yang cenderung lebih senang hal yang praktis
seperti mengkonsumsi makanan siap santap. Dengan memanfaatkan hasil
pertanian lokal, UMKM Mekar Abadi kemudian mengembangkan hal
tersebut menjadi peluang berwirausaha. Pemasaran produk makanan ringan
UMKM Mekar Abadi meliputi daerah Kabupaten Grobogan, Rembang,
Klaten, Bojonegoro, Pemalang dan Semarang.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal … April
2021, sebelum terjadinya wabah penyakit Covid-19 kegiatan produksi produk
dilakukan setiap hari, pemasaran produk terbilang lancar yaitu adanya
pendistribusian produk kepada mitra-mitra bisnis UMKM Mekar Abadi di
berbagai kota dan dalam kota, serta pengiriman barang ke luar negeri yang

dipesan melalui pesan WhatsApp dan dikirim melalui ekspedisi, sedangkan


saat terjadinya pandemi Covid-19 terdapat beberapa kendala yang dihadapi
adalah kendala pada pemasaran produk selama pandemi dimana fungsi-fungsi
pemasaran kurang bisa menjangkau konsumen secara luas dan bebas karena
adanya pembatasan pergerakan masyarakat dan pengurangan mobilitas bagi

5
masyarakat, promosi dan pemasarannya juga masih belum memanfaatkan
sosial media secara lebih luas sehingga konsumen cenderung belum
mempercayai mutu dari produk-produk dari UMKM Mekar Abadi. Selain itu,
adanya lockdown yang dilakukan di Kabupaten Grobogan setiap hari minggu
mengharuskan penutupan seluruh tempat secara menyeluruh seperti
pertokoan, pasar, hingga supermarket. Dari kendala-kendala tersebut
menyebabkan penurunan penjualan produk yang signifikan, dan
menyebabkan pengurangan karyawan serta pengurangan jam kerja karyawan
untuk mengurangi biaya operasional.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh UMKM Mekar Abadi adalah pada penentuan strategi
pemasaran pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, terdapat hambatan pada
penyaluran barang kepada konsumen menjadi terhambat karena adanya
penerapan lockdown atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) di daerah masing-masing. Dengan demikian, perusahaan harus lebih
selektif dalam memilih strategi pemasaran yang akan digunakan karena
kesalahan dalam pemilihan strategi pemasaran dapat menpengaruhi volume
penjualan dan memperlambat penyaluran produk dari produsen ke konsumen.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti
ingin melakukan penelitian dengan judul “STRATEGI PEMASARAN
PRODUK MAKANAN RINGAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS UMKM MEKAR ABADI DI KABUPATEN
GROBOGAN)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
memfokuskan penelitian pada Strategi Pemasaran UMKM Mekar Abadi di

Kabupaten Grobogan Pada Masa Pandemi Covid-19 dengan rumusan


masalah yang akan dikaji adalah:
1. Apa saja faktor internal dan eksternal penentu strategi pemasaran produk
di UMKM Mekar Abadi pada masa pandemi Covid-19 ?.
2. Apa saja faktor-faktor penghambat penyaluran distribusi produk UMKM
Mekar Abadi pada masa pandemi Covid-19 ?.

6
3. Apa alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan UMKM Mekar
Abadi pada masa pandemi Covid-19 ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama yang ingin
dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal penentu strategi
pemasaran produk di UMKM Mekar Abadi pada masa pandemi Covid-19.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat penyaluran distribusi
produk UMKM Mekar Abadi pada masa pandemi Covid-19.
3. Untuk mendeskripsikan alternatif strategi pemasaran yang dapat
diterapkan UMKM Mekar Abadi pada masa pandemi Covid-19.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian di atas diharapkan dapat
menjadi bahan bacaan dan rujukan mengenai pemasaran produk UMKM
dimasa pandemi. Di sisi lain penelitian ini diharapkan menjadi landasan
penting dalam menjadi keputusan para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dalam memasarkan produknya. Selain itu, dapat
menjadi bahan model pengembangan UMKM.

2. Manfaat Praktis
a. Manfaat untuk pengusaha

Hasil Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran, wawasan,


dan dalam menentukan keputusan guna menyelesaikan permasalahan
yang timbul terutama mengenai strategi pemasaran produk selama masa
pandemi Covid-19.
b. Manfaat untuk UMKM lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan dasar
pengembangan strategi pemasaran serta dalam menentukan keputusan
guna menyelesaikan permasalahan.

7
c. Manfaat untuk Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai strategi
pemasaran produk yang dihasilkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) dan memberikan pengalaman mengenai permasalahan yang
dihadapi di masa pandemi Covid-19 seta menjadi sarana dalam
mempraktikan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan
terutama di bidang pemasaran untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran memainkan peran penting sebagai faktor yang sangat
diperlukan dalam menjalankan bisnis dan berjuang untuk bertahan
hidup di dunia yang kompetitif. Pemasaran merupakan sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
8
mendistribusikan produk. Menurut Darmanto & Wardana (2016:5)
pemasaran merupakan proses dari seseorang atau organisasi untuk
mempengaruhi orang lain atau organisasi lain agar mereka yang
menginginkan dan memerlukan produk atau jasa dapat terpenuhi dan
mereka yang memiliki produk atau jasa memperoleh keuntungan,
serta hubungan tersebut dapat berjalan dalam jangka waktu yang
panjang.
Menurut Indrasari (2019:4) menyatakan bahwa pemasaran
adalah kegiatan yang komprehensif, menyeluruh dan terencana yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga dalam menjalankan
bisnis guna beradaptasi dengan pasar dengan menciptakan produk
yang memiliki nilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan,
menyampaikan dan menukar penawaran nilai kepada konsumen dan
permintaan pelanggan, mitra dan masyarakat umum.
Pemasaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan
penyaluran atau pendistribusian barang dari produsen kepada
konsumen. Menurut Suryati (2015:1) pemasaran adalah proses sosial
di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui proses pertukaran. Pemasaran tidak
hanya berperan untuk menyampaikan produk dari produsen kepada
konsumen melainkan juga berperan untuk memberikan nilai tambah

dan kepuasan konsumen sebagai pengguna produk agar dapat


memperoleh laba yang maksimal.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses dari kegiatan bisnis
yang dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi orang lain dan
memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang panjang dengan
cara menciptakan produk yang memiliki nilai jual, menentukan
harga, mengkomunikasikan, menyampaikan dan menawarkan suatu
nilai melalui proses pertukaran guna memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Selain itu, pemasaran tidak hanya bertujuan
tentang distribusi atau penyampaian barang kepada pelanggan, tetapi

9
juga memberikan nilai tambah dengan melakukan pengembangan
produk dan pelayanan konsumen agar dapat memperoleh laba yang
maksimal. Pemasaran diperlukan untuk mempertahankan pelanggan
baik yang sudah ada maupun pelanggan baru.
Pemasaran dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perusahaan harus
menyusun strategi pemasaran yang efektif sehingga mampu
menyampaikan barang maupun jasa sesuai kebutuhan dan keinginan
konsumen. Pemilihan strategi pemasaran yang baik akan membuat
perusahaan berusaha memperoleh laba pada tingkat yang diinginkan
dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan pasar.
b. Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran sebagai penghubung antara kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan produk yang ditawarkan oleh produsen
dirasa sangat penting. Kebutuhan manusia yang banyak dan
beraneka ragam merupakan tantangan bagi para pelaku bisnis untuk
mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut Sudaryono (2016:50) beberapa fungsi pemasaran yaitu


seperti fungsi pertukaran, fungsi distribusi fisik, dan fungsi
perantara.
Selanjutnya dijelaskan sebagai berikut.
1) Fungsi Pertukaran
Melalui pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari
produsen, baik menukar uang dengan produk yang digunakan secara
pribadi maupun dijual kembali, atau menukar produk dengan produk
(barter). Pertukaran adalah salah satu dari empat cara orang
memperoleh produk.
2) Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik produk dilakukan dengan mengangkut dan
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen ke konsumen
yang membutuhkannya dengan berbagai cara (air, darat, udara, dan

10
lain-lain.). Penyimpanan produk merupakan upaya untuk menjaga
pasokan produk agar tidak ada kekurangan pada saat dibutuhkan.
3) Fungsi Perantara
Melalui perantara pemasaran menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan logistik, produk dapat dikirim dari produsen ke
konsumen. Fungsi perantara meliputi pengurangan risiko,
pembiayaan, pencarian informasi, serta standardisasi dan klasifikasi
produk.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
pemasaran terbagi menjadi tiga yaitu fungsi pertukaran, fungsi
distribusi fisik, dan fungsi perantara. Pada tiga fungsi pemasaran
yang saling terkait tersebut memiliki peran sebagai penghubung
antara produsen dengan konsumen dalam memenuhi permintaan
melalui distribusi produk yang dilakukan dengan berbagai ekspedisi
dan dalam usaha menjaga stok produk di pasar agar tidak terjadi
kekurangan saat dibutuhkan oleh konsumen. Selain itu, fungsi

pemasaran sebagai salah satu cara untuk memperoleh informarsi


mengenai kebutuhan produk yang diinginkan di pasar sasaran.
c. Konsep Pemasaran
Perusahaan dalam kegiatan pemasaran berusaha untuk
mempelajari lebih lanjut dan memahami kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pelanggan. Hal ini membantu perusahaan merancang
produk pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen dan membangun
hubungan dengan pelanggan, yang dapat digunakan untuk
menjangkau pangsa pasar yang lebih besar.
Menurut Saleh dan Said (2019:9) terdapat beberapa konsep inti
dalam pemasaran diantaranya adalah : a) Kebutuhan, Keinginan, dan
Permintaan, b) Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi, c)
Penawaran dan Merek, d) Nilai dan Kepuasan, e) Saluran
Pemasaran, f) Rantai Pasokan, g) Persaingan, h) Lingkungan
Pemasaran.

Selanjutnya diuraikan di bawah ini.


11
1) Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Kebutuhan adalah tuntutan dasar hidup manusia, ketika
membidik obyek tertentu, kebutuhan menjadi apa yang
diinginkannya. Permintaan adalah kemauan akan produk tertentu
yang didukung oleh kemampuan membayar.
2) Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi
Dalam memuaskan seluruh konsumen di pasar, baiknya terlebih
dahulu membagi pasar menjadi beberapa bagian, yaitu dengan cara
mengidentifikasi dan mendeskripsikan kelompok pembeli yang
berbeda-beda, yang memungkinkan bahwa pembeli menyukai
adanya kombinasi produk dan layanan yang beragam.
3) Penawaran dan Merek
Penawaran dapat berupa kombinasi produk, layanan, informasi,
dan pengalaman. Merek adalah produk dari sumber yang dikenal.
4) Nilai dan Kepuasan

Nilai mencerminkan banyak manfaat yang berwujud dan tidak


berwujud, serta biaya yang dirasakan pelanggan. Kepuasan
mencerminkan evaluasi pada kinerja produk yang relatif terhadap
ekspektasi.
5) Saluran Pemasaran
Untuk menjangkau pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga
jenis saluran pemasaran, yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi,
dan saluran layanan.
6) Rantai Pasokan
Rantai pasokan adalah saluran yang panjang, mulai dari bahan
mentah hingga suku cadang, hingga produk akhir dikirim ke pembeli
akhir.
7) Persaingan
Persaingan mencakup semua produk dan produk alternatif yang
ditawarkan oleh pesaing saat ini dan calon pesaing yang mungkin
dipertimbangkan pembeli.
8) Lingkungan Pemasaran

12
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas
(perusahaan, pemasok, distribusi, dan pelanggan sasaran) dan
lingkungan demografis (lingkungan fisik, ekonomi, politik hukum,
teknologi, sosial dan budaya).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep
pemasaran inti terbagi menjadi delapan bagian yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain. Konsep pemasaran
diperlukan bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang
lebih efektif dan efisien dari pesaing dalam menawarkan produk,
memberikan layanan dan memuaskan kebutuhan. Selain itu, dengan
adanya konsep pemasaran dapat menjangkau pasar sasaran yaitu
dengan melakukan disribusi barang produk kepada konsumen,
sehingga rantai pasokan tetap berjalan dengan lancar.

Perusahaan yang sudah mulai mengetahui bahwa pemasaran


marupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan
perusahaannya, akan memahami apa saja yang terlibat di dalamnya.
Delapan konsep tersebut sangat diperlukan dalam pemasaran karena
saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Perusahaan harus
memahami dari setiap konsep inti di atas dengan baik, sehingga
dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat disajikan gambar dari konsep
pemasaran yang dikemukakan oleh Saleh dan Said (2019:9) yaitu
sebagai berikut.

Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Pasar sasaran
Lingkungan Positioning dan Segmentasi
Pemasaran

Konsep Penawaran
Persaingan
Pemasaran dan Merk

13

Rantai Nilai dan


Pasiokan Kepuasan
Saluran
Pemasaran

Gambar 2.1 Konsep Pemasaran


.

d. Proses Pemasaran
Proses pemasaran memiliki beberapa tahapan yang harus
dilakukan oleh sebuah perusahaan. Proses pemasaran dilakukan
untuk menginformasikan produk yang dimiliki perusahaan kepada
konsumen. Menurut Darmanto & Wardana (2016:5) terdapat proses
pemasaran sederhana dan proses pemasaran kompleks.

Selanjutnya diuraikan di bawah ini.


1) Proses pemasaran sederhana, industri menjual barang dan jasa
pada pasar dan pasar membayar sejumlah uang pada industri,
selanjutnya pasar memberi informasi pada industri tentang
produk dan jasa yang diperlukan dan industri
mengkomunikasikan produk atau jasa yang dijual.
2) Proses pemasaran kompleks dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Pemasar harus memahami pasar dan kebutuhan serta
keinginan pelanggan.
b) Pemasar merancang strategi pemasaran yang digerakkan
pelanggan dengan tujuan mendapatkan, mempertahankan,
dan menumbuhkan pelanggan sasaran.
c) Pemasar membangun program pemasaran yang benar-benar
memberikan nilai unggul.
d) Membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan.
e) Menciptakan kepuasan pelanggan.
f) Perusahaan mendapatkan hasil dari hubungan pelanggan
yang kuat dengan menangkap nilai dari pelanggan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemasaran
terdiri dari pemasaran sederhana dan pemasaran kompleks. Pada
pemasaran sederhana perusahaan hanya fokus menjual barang dan
jasa pada pasar dan pasar membayarnya dengan sejumlah uang. Dari
14
kegiatan tersebut terjadi komunikasi antara pasar dan perusahaan, di
mana pasar memberikan informasi tentang produk yang menjadi

keinginan dan kebutuhan dari konsumen. Sedangakan pada


pemasaran kompleks perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan
keinginan pelanggan yang kemudian menyusun strategi pemasaran
yang benar-benar memberikan nilai yang dapat menciptakan
kepuasan bagi pelanggan sehingga perusahaan mendapatkan hasil
yang dituju serta memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Perusahaan harus memahami bahwa proses pemasaran sangat
penting bagi kesuksesan perusahaannya. Oleh karena itu, masing-
masing tahapan dari proses pemasaran, baik proses pemasaran yang
sederhana dan yang kompleks, perusahaan dapat menjalankan salah
satu dari dua proses tersebut. Proses pemasaran perlu dilakukan
secara sistematis agar mencapai target yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat disajikan gambar dari proses
pemasaran yang dikemukakan oleh Darmanto dan Wardaya (2016:5)
yaitu sebagai berikut.

Proses Pemasaran Sederhana

Proses Pemasaran
Proses Pemasaran Kompleks

Gambar 2.2 Proses Pemasaran


e. Tujuan Pemasaran
Dalam menjalankan bisnis dibutuhkan pemasaran guna
memenangkan persaingan yang berkesinambungan untuk perusahaan
yang memproduksi suatu barang. Menurut Fauzi (2015) tujuan dari
pemasaran adalah agar calon konsumen memiliki pemahaman rinci
tentang produk yang dihasilkan, dan perusahaan dapat menyediakan
semua kebutuhan mereka. Perusahaan menjelaskan aktivitas yang

15
berhubungan dengan kegiatan pemasaran meliputi pendeskripsian

produk, desain produk, promosi produk, iklan produk, komunikasi


dengan konsumen hingga pengiriman produk untuk menjangkau
konsumen dengan cepat, serta dapat memahami konsumen dengan
cara membuat produk yang cocok dengan konsumen dan dapat
terjual dengan sendirinya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pemasaran
adalah untuk memahami dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan dengan baik, sehingga produk atau jasa sesuai untuk
pelanggan dan selanjutnya produk tersebut dapat terjual dan dapat
menjangkau konsumen dengan cepat. Selain itu, tujuan pemasaran
adalah untuk membangun popularitas produk melalui promosi dan
mencapai citra yang ingin dibentuk, sehingga produk tersebut akan
dengan sendirinya mendorong konsumen untuk membeli produk
tersebut.
2. Strategi Pemasaran
a. Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam kegiatan pemasaran bukan hanya tentang menjual
barang, tetapi dalam kegiatan pemasaran ini juga harus menciptakan
dan meningkatkan nilai dari suatu produk yang dibutuhkan
konsumen, memperkenalkan produk kepada khalayak ramai dan
meningkatkan loyalitas konsumen. Selain itu, strategi pemasaran
berperan penting dalam mempengaruhi konsumen agar bersedia
membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal itu dapat
dilakukan dengan membuat strategi pemasaran yang baik, sehingga
perusahaan memiliki peluang untuk dapat bersaing atau bahkan
menguasai pasar sasarannya.
Menurut Astuti dan Matondang (2020:73) menyatakan bahwa
strategi pemasaran adalah suatu upaya yang dilakukan dengan
menggunakan pola atau taktik untuk memasarkan produk kepada
pelanggan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Strategi

16
pemasaran diperlukan untuk menarik pelanggan dan
mengembangkan program bisnis pemasaran yang telah ditetapkan.
Menurut Darmanto dan Wardaya (2016:30) mengemukakan
bahwa strategi pemasaran adalah kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus atau rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasarkan
pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi,
perencanaan penjualan dan distribusi.
Perencanaan pemasaran yang strategis dan berorientasi pada
pasar bertujuan agar perusahaan dapat mengembangkan dan menjaga
keahlian serta sumber daya dari perusahaan sesuai dengan peluang
pasar yang terus berubah. Tujuannya untuk membentuk dan
menyempurnakan usaha serta target produk perusahaan sehingga
memenuhi tingkat laba yang diinginkan. Menurut Humaira (2020:5)
strategi pemasaran adalah suatu daya cipta (inovasi) dan cara
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan melalui proses
pemasaran dan membuat pelanggan menemukan keunikan dalam
produk yang diciptakan perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran adalah kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dengan
menggunakan taktik tertentu dalam rangka menarik pelanggan. Hal
tersebut dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang
yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk,
promosi, perencanaan penjualan dan distribusi. Perusahaan
menggunakan strategi pemasaran untuk mempengaruhi konsumen
sehingga konsumen dapat mempertimbangkan pengambilan
keputusan apakah akan membeli produk yang ditawarkan. Selain itu,
strategi pemasaran merupakan suatu inovasi dan cara guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
Perusahaan menggunakan strategi pemasaran agar dapat terus
berinovasi pada penciptaan produknya dan pelanggan dapat

menemukan keunikan serta keunggulan dari produk yang dibuat

17
melalui proses pemasaran yang ada. Hal tersebut dapat
mempengaruhi keputusan pelanggan apakah akan membeli produk
yang ditawarkan.
b. Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Strategi
Pemasaran

Lingkungan pemasaran bertujuan mengevaluasi sistem dari


strategi pemasaran perusahaan. Untuk mengevaluasi tersebut
terdapat faktor-faktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi
dalam menentukan strategi pemasaran. Menurut Kotler & Gary
(dalam Boky dan Massie, 2015) terdapat dua jenis faktor lingkungan
yang mempengaruhi strategi pemasaran, yaitu : 1) faktor lingkungan
internal dan 2) faktor lingkungan eksternal.

Selanjutnya dijelaskan di bawah ini.

1) Faktor Lingkungan Internal

Lingkungan internal berhubungan erat dengan manajemen


puncak dalam menetapkan visi-misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan. Bagian-bagian dari faktor internal
perusahaan antara lain:

a) Bagian Keuangan

Bagian keuangan menangani proses pengumpulan dan


penggunaan dana untuk menjalankan rencana pemasaran.

b) Riset dan Pengembangan Produk

Riset dan pengembang produk berfokus pada rancangan


produk yang aman dan menarik.

c) Bagian Pembelian

Bagian pembelian bertanggungjawab menghasilkan produk


dengan kuantitas dan kualitas yang diharapkan.

d) Bagian Akuntansi

Bagian akuntansi memasukan pendapatan dan biaya untuk


membantu bagian pemasaran dalam pencapaian tujuannya.
18
2) Faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan perusahaan beserta pelaku lain


dalam lingkungan internal berada dalam lingkungan eksternal
yang lebih besar dan kompleks serta memberikan peluang dan
ancaman pada perusahaan. Terdapat enam faktor lingkungan
eksternal yang mempengaruhi rencana strategi pemasaran, yaitu:

a) Lingkungan Demografi

Lingkungan demografi merupakan daya tarik utama bagi


pemasar karena orang-orang tersebut yang membentuk
pasar. Lingkungan ini mengalami perubahan karena
pertumbuhan penduduk di seluruh dunia, pergeseran
geografis dalam populasi, pendidikan masyarakat yang
berubah dan populasi usia produktif.

b) Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi mempunyai peran yang sangat penting


dalam lingkungan eksternal yang mempengaruhi pemasaran
dalam hal kemampuan membayar konsumen pada pola
pembelian dari konsumen,

c) Sumber Daya Alam

Kekuatan alam sebagai sumber daya yang dibutuhkan


sebagai input untuk kegiatan pemasaran. Hal ini
berhubungan dengan kelangkaan bahan baku, kenaikan
biaya bahan bakar, peningkatan polusi.

d) Lingkungan Teknologi

Teknologi juga merupakan kekuatan eksternal yang dapat


merubah pemasaran. Kekuatan teknologi memaksa pemasar
menciptakan sebuah produk dengan teknologi baru.

e) Lingkungan Politik

Lingkungan politik berhubungan dengan hukum,


pemerintah, kelompok-kelompok yang memiliki kekuatan

19
tawar dan mempengaruhi peraturan pemerintah atas usaha
pemasaran yang berdampak pada pemasaran.

f) Lingkungan Sosial/Budaya

Masyarakat tumbuh dalam kepercayaan dan nilai-nilai dasar


yang dianut oleh masing-masing 'pribadi. Hal ini
mempengaruhi gaya hidup dan pola konsumsi terhadap
produk yang ada.

Berdasarkan perrjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor


yang mempengaruhi strategi pemasaran yaitu faktor lingkungan
internal dan faktor lingkungan eksternal. Lingkungan internal
berkaitan dengan rencana perusahaan dalam merancang strategi
pemasaran yang meliputi bagian keuangan, riset dan pengembangan
produk, bagian pembelian, bagian akuntansi. Sedangkan lingkungan
internal berada dalam lingkungan eksternal yang lebih besar dan
kompleks serta memberikan peluang dan ancaman pada perusahaan,
meliputi lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, sumber daya
alam, teknologi, lingkungan politik, dan lingkungan social/budaya.

Lingkungan internal dan lingkungan eksternal adalah variabel


yang tidak bisa dikendalikan, maka untuk itu dibutuhkan adaptasi
terhadap lingkungan yang ada. Perusahaan menganalisis ancaman
dan peluang dari setiap kekuatan masing-masing lingkungan,
sehingga dapat merancang strategi untuk menghindari maupun
meminimalisir ancaman baik internal maupun eksternal dan
menangkap peluang yang ada sebagai kekuatan yang diberikan
lingkungan perusahaan tersebut.

c. Strategi Pemasaran yang Efektif untuk UMKM


Dari pengertian strategi pemasaran sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa begitu pentingnya suatu perusahaan terlebih
UMKM menciptakan strategi pemasaran. Menurut Astuti dan
Matondang (2020:75) berikut ini terdapat beberapa strategi
pemasaran produk yang dapat dilakukan oleh UMKM antara lain: 1)
menciptakan produk yang unik, 2) menentukan STP (Segmenting,
20
Targeting dan Positioning), 3) memanfaatkan berbagai media
pemasaran yang ada, 4) meningkatkan networking.

Selanjutnya dijelaskan di bawah ini:

1) Menciptakan produk yang unik


Dalam menciptakan produk bukan hanya unik dan memiliki
keunggulan tapi produk yang ditawarkan juga harus sesuai dengan
kebutuhan pasar. Hal ini tentunya bertujuan agar produk yang kita
tawarkan mampu bersaing dengan produk pesaing. Selain itu, karena
adanya perubahan permintaan konsumen terhadap suatu produk dari
waktu ke waktu, maka perusahaan perlu melakukan inovasi terhadap
produknya secara terus-menerus.
2) Menentukan STP (Segmenting, Targeting dan Positioning)
Segmenting, targeting dan positioning merupakan tiga pilar
yang saling terkait satu sama lain. Dalam melakukan pemasaran
produk perusahaan perlu melakukan segmentasi pasar atau
mengelompokkan konsumen menjadi beberapa segmen. Hasil dari
proses segmentasi tersebut, selanjutnya perusahaan melakukan
evaluasi untuk menentukan target pasar mana yang nantinya akan
dilayani. Setelah itu, perusahaan perlu memikirkan positioning

seperti apa yang akan ditanamkan ke dalam benak konsumen atas


produk yang ditawarkan. STP ini menjadi salah satu bagian paling
krusial dalam pemasaran sebab dapat memudahkan perusahaan
untuk menentukan media pemasaran dan promosi yang akan
digunakan
3) Memanfaatkan berbagai media pemasaran yang ada
Pada saat ini media pemasaran khususnya yang berbasis online
menjadi media paling ampuh dalam memasarkan produk. Hal ini
dikarenakan media pemasaran berbasis online dapat menjangkau
konsumen dengan wilayah yang luas serta tidak terbatas waktu dan
ruang. Adanya fakta tersebut menyebabkan perusahaan sebagai
pemasar perlu menyertakan hal ini ke dalam strategi pemasaran yang

21
dibuat perusahaan.
4) Meningkatkan networking
Strategi pemasaran lain yang perlu dilakukan oleh UMKM
adalah meningkatkan hubungan dengan para pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan. Dengan meningkatkan
networking yang dilakukan perusahaan diharapkan bisnis akan lebih
cepat berkembang. Selain itu, meningkatkan networking juga dapat
membawa manfaat yang besar bagi usaha yang. sedang dijalankan,
diantaranya adalah meningkatkan penjualan, menambah koneksi dan
relasi, munculnya peluang baru yang dapat diraih dan lain
sebagainya.
Dari pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat
cara dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif bagi UMKM
yaitu dengan melakukan inovasi pada produk, menentukan target
pasar yang akan dituju, memanfaatkan media sosial dan meningkatan
hubungan bisnis. Melalui strategi tersebut, UMKM bukan hanya
menciptakan produk yang unik dan memiliki keunggulan, tapi juga
harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Selain
itu, dengan menentukan target pasar yang dituju dapat memudahkan

perusahaan dalam menentukan media pemasaran dan promosi yang


akan digunakan. UMKM dapat memanfaatkan berbagai media
pemasaran yang ada saat ini, khususnya yang berbasis online, karena
media sosial menjadi media paling ampuh dalam memasarkan
produk.
3. Faktor Penghambat Distribusi Barang

Penyaluran barang dari produsen ke konsumen sangat dipengaruhi


oleh beberapa faktor yang dapat menghambat ketepatan waktu dalam
penyaluran barang. Menurut Suryanto (2016:3) faktor-faktor yang
membatasi penyaluran barang secara langsung dari produsen ke
konsumen yaitu: 1) geographical gap, 2) time gap, 3) quantity gap, dan
4) communication and information gap.

22
Selanjutnya dijelaskan di bawah ini.

a. Geographical Gap (Perbedaan Jarak Geografis)


Perbedaan jarak geografis disebabkan oleh perbedaan tempat
produksi dengan lokasi konsumen yang tersebar luas. Semakin jauh
jaraknya akan menimbulkan peranan mitra menjadi sangat penting
dan menimbulkan nilai guna tempat (place utility).
b. Time Gap (Perbedaan Jarak Waktu)
Perbedaan jarak waktu disebabkan perbedaan waktu produksi
dengan kebuthan konsumsi dalam jumlah besar dan menimbulkan
nilai guna waktu (time utility).
c. Quantity Gap (Perbedaan Jumlah Produksi)
Perbedaan dalam jumlah produksi yang lebih besar akan lebih efisien
biaya per unitnya dibandingkan produksi lebih kecil.
d. Communication and Information Gap (Perbedaan Informasi dan
Komunikasi)
Perbedaan informasi dan komunikasi akan mengakibatkan produsen
tidak mengetahui produk yang dibutuhkan dan siapa konsumen
potensialnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat


beberapa faktor penghambat dalam pendistribusian barang. Faktor
penghambat tersebut antara lain adanya perbedaan jarak geografis yang
disebabkan oleh tempat produksi dengan lokasi konsumen, perbedaan
jarak waktu yang disebabkan oleh waktu produksi dengan kebutuhan
konsumen yang tinggi, perbedaan jumlah produksi disebabkan oleh biaya
produksi per unit, serta perbedaan informasi dan komunikasi antara
produsen dan konsumen.
Dalam rangka mengatasi berbagai keterbatasan di atas, maka
produsen perlu mengatasi adanya penghambat pada saat distribusi
barang. Adanya kebutuhan konsumen yang tinggi maka tidak ada
perusahaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan konsumennya
secara tepat. Selain itu, perusahaan membutuhkan mitra untuk membantu
menyalurkan produk atau jasa yang dihasilkan produsen kepada
23
konsumen.
4. Produk Makanan Ringan
a. Pengertian Produk
Perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti memiliki produk
yang ditawarkan, dicari, dibeli, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhkan konsumen. Menurut Firmansyah (2019:4)
produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan, baik yang berwujud maupun tidak
berwujud. Sedangkan menurut Darmanto & Wardana (2016: 120) produk
adalah sesuatu yang disediakan ke pasar untuk menarik, memperoleh,
menggunakan, atau memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk tidak
hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga layanan, acara, orang, tempat,
organisasi, ide, atau kombinasi dari entitas ini

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa produk adalah


segala sesuatu yang memiliki nilai pasar untuk dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan berorientasi pada

kepuasan pelanggan. Pelanggan dalam membeli setiap barang tidak


hanya fokus membeli sekumpulan atribut fisiknya tetapi lebih dari itu.
Pelanggan membayar sesuatu yang diharapkan dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhannya

b. Jenis Produk
Pada penawaran pasar terdapat berbagai macam barang dan jasa
yang ditawarkan. Terdapat berbagai macam jenis produk untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. Produk makanan ringan merupakan
salah satu jenis dari produk konsumsi. Produk konsumsi adalah barang
yang digunakan oleh konsumen akhir. Menurut Firmansyah (2019: 9)
barang-barang yang termasuk dalam jenis produk konsumsi yaitu seperti
barang kebutuhan sehari-hari, barang belanja, dan barang khusus.

Selanjutnya diuraikan di bawah ini.

24
1) Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods) adalah barang-
barang yang biasanya membutuhkan pembelian segera dan
membutuhkan sedikit usaha, seperti bahan makanan, baterai, dan
lain-lain.
2) Barang belanja (shopping goods) yaitu konsumen membeli barang
dalam proses pembelian, seperti pakaian, sepatu, dan lain sebagainya
dengan membandingkan kesesuaian kualitas, harga dan model.
3) Barang khusus (speciality goods) yaitu beberapa kelompok
konsumen mencoba memiliki atau membeli produk dengan
karakteristik atau merek yang unik, seperti mobil, kamera, dan lain-
lain.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


terdapat tiga jenis barang dalam jenis produk konsumsi yaitu barang
kebutuhan sehari-hari, barang belanja, dan barang khusus. Barang
kebutuhan sehari-hari merupakan semua barang yang dibutuhkan dengan
segera dan dikonsumsi secara terus menerus, sedangkan barang belanja

barang yang dibeli dengan membandingkan kualitas, harga, dan model.


Barang khusus yaitu barang dengan kualitas dan karakteristik khusus
yang memiliki nilai cukup tinggi. Setiap barang tersebut memiliki
manfaat yang berbeda, dan setiap pembeli dapat membeli barang yang
tidak hanya bertujuan membeli fisiknya saja tapi diharapkan dapat
menjadi pemuas keinginan dan kebutuhan dari konsumen.

c. Pengertian Produk Makanan Ringan


Makanan ringan atau biasa disebut camilan adalah makanan dalam
porsi kecil yang dikonsumsi di luar waktu makan utama dan dianggap
sebagai penghilang rasa lapar sementara waktu serta makanan ringan
biasa dikonsumsi hanya untuk dinikmati rasanya. Pada Surat Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
HK.00.05.52.4040 Tanggal 9 Oktober 2006 tentang kategori pangan
menyebutkan bahwa semua makanan ringan adalah yang berbahan dasar
kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) dalam

25
bentuk keripik, kerupuk, jipang. Selain itu pangan olahan yang berbasis
ikan (dalam bentuk kerupuk atau keripik) juga masuk ke dalam kategori
makanan ringan. Sedangkan menurut Sulistyowati (dalam Kusumawaty,
2018) produk makanan ringan adalah salah satu jenis snack yang
dikembangkan adalah keripik yang sifatnya kering, renyah (crispy),
teksturnya khas, memiliki cita rasa yang lezat, tahan lama dan praktis
dibawa dan disimpan dimana saja.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa makanan ringan


adalah makanan dalam porsi kecil yang dikonsumsi di luar waktu makan
utama. Selain itu, makanan ringan juga biasa dikonsumsi hanya untuk
dinikmati rasanya saja dan terkadang sebagai penghilang rasa lapar
sementara waktu. Makanan yang dikategorikan dalam makanan ringan
adalah yang berbentuk keripik, biasanya berbahan dasar umbi-umbian,
dan dikemas dalam bentuk snack yang memiliki sifat kering, sehingga
makanan tersebut tahan lama. Makanan ringan digemari karena

teksturnya yang khas, citarasanya lezat, harganya yang lebih murah serta
lebih mudah diperoleh dibanding memasak sendiri. Makanan ringan
biasa dikemas dalam wadah yang praktis, sehingga mudah untuk
disimpan dan dibawa dimana saja.

5. UMKM

UMKM sangat berperan optimal dalam upaya meningkatkan


ekonomi negara, selain itu juga sebagai salah satu upaya mengurangi
pengangguran atau memberikan kesempatan kerja. Menurut Soetjipto
(2020:14) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha perdagangan
yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada
usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2008.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha


Mikro Kecil Menengah (UMKM), ada beberapa kriteria yang
dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria yaitu

26
kekayaan dan hasil penjualan dari Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha
Menengah.

Selanjutnya akan diuraikan di bawah ini.

a) Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /


atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha mikro yaitu
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).

b) Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Kriteria
usaha kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).

c) Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang


berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
27
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang. Kriteria Usaha Menengah yaitu memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa UMKM adalah


usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha tersebut dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung. UMKM bergerak
di semua sektor ekonomi, dan merupakan usaha yang dapat
diklasifikasikan dari berbagai aspek baik kekayaan yang dimiliki dan
omset yang diperoleh pelaku UMKM sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang.

B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian dari Hardilawati (2020) yang berjudul “Strategi Bertahan
UMKM di Tengah Pandemi Covid-19” menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa strategi bertahan yang dapat dilakukan oleh UMKM di tengah
pandemi covid-19 untuk dapat mempertahankan bisnisnya, yaitu 1)
melakukan penjualan melalui e-commerce karena masyarakat yang mulai
beralih dengan melakukan belanja secara online, 2) melakukan
pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital marketing
untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen, 3) melakukan
perbaikan kualitas produk dan meningkatan layanan, 4) melakukan
pemasaran dengan menjalin hubungan pelanggan (customer relationship
marketing) untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan
menumbuhkan loyalitas pelanggan.
2. Penelitian dari Santosa (2020) yang berjudul “Pengembangan Ekonomi

28
Kreatif Industri Kecil Menengah Kota Serang Di Masa Pandemi Covid-
19”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri kecil
dan menengah di masa pandemi Covid-19 dapat melalui penguatan
ekonomi kreatif, promosi dan pemasaran digital merek, serta menarik
faktor internal dan eksternal, memberikan bantuan modal perusahaan,
melindungi perusahaan dari pengaruh pemerintah, berupaya
mengembangkan kekuatan perusahaan mitra , dan mengembangkan
kemitraan kerjasama promosi dan pembangunan.
3. Penelitian Alfrian dan Pitaloka (2020) yang berjudul “Strategi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bertahan pada Kondisi Pandemi

Covid 19 di Indonesia”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat


empat strategi bertahan untuk UMKM pada kondisi pandemi Covid-19
yaitu, 1) melaksanakan pemasaran dengan digital marketing, 2)
penguatan sumber daya manusia, 3) melakukan inovasi kreatif dan 4)
perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
4. Penelitian Komalasari dkk (2020) yang berjudul “UMKM Go-Digital
sebagai Adaptasi dan Inovasi Pemasaran Arkha Minoritas pada Pandemi
Covid-19”. Hasil penelitian tersebut, UMKM Arkha Minoritas
memanfaatkan media digital dalam menanggulangi permasalahan pada
masa pandemi. Dengan adanya merek, logo, akun google, facebook,
instagram, dan e-commerce Shopee yang telah dibuat, Arkha Minoritas
mendapat keuntungan berupa hemat waktu, membuat banyak pilihan
produk, kemudahan untuk membandingkan produk, kemudahan untuk
menemukan ulasan, memberikan kupon dan penawaran, meningkatkan
basis pelanggan, adanya kenaikan penjualan selama 24 jam, memperluas
jangkauan bisnis, pembayaran berulang dapat dibuat dengan mudah, dan
melakukan transaksi secara instan.
5. Penilitian dari Narto dan Gatot (2020) yang berjudul “Penguatan Strategi
Pemasaran Pudak di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Meningkatkan
Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Gresik”. Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa penguatan strategi pemasaran di
tengah pandemi Covid-19 adalah dengan mempertahankan harga dan

29
meningkatkan kualitas produk tanpa bahan pengawet untuk
meningkatkan konsumen terhadap produk dan memperoleh keuntungan
yang menjanjikan, serta melakukan strategi melakukan promosi berbasis
online dan memberikan diskon agar lebih dikenal luas dan menarik minat
para konsumen di luar kota Gresik.
6. Penilitian oleh Wang dkk (2020) dengan judul “Marketing innovations
during a global crisis A study of China firms response to Covid-19”.
Hasil dari penelitian tersebut adalah perusahaan di China menggunakan
strategi pemasaran di tengah pandemi Covid-19 berupa melakukan

identifikasi secara tipologi inovasi pemasaran yang menggunakan dua


dimensi yaitu motivasi berinovasi dan tingkat inovasi kolaboratif.
7. Penelitian oleh Sunardi dkk (2020) yang berjudul “Peran Manajemen
Keuangan dan Digital Marketing dalam Upaya Peningkatan Omset
Penjualan bagi UMKM Pasar Modern Intermoda Bsd City Kota
Tangerang Selatan di Tengah Pandemi Covid-19”. Hasil dari penelitian
tersebut, UMKM membutuhkan dana untuk tambahan modal serta perlu
pendampingan agar UMKM bisa bangkit dan mandiri dalam menghadapi
pandemi ini.
8. Penelitian oleh Bui dkk (2020) yang berjudul “Tantangan dan Strategi
Pemasaran UMKM Pada Era New Normal” menyimpulkan bahwa
strategi pemasaran yang dapat dilakukan UMKM yaitu dengan adaptasi,
fokus penjualan pada saluran distribusi online, berintegrasi, segmentasi
pasar, kualitas dan penetapan harga, kemasan, merk, promosi online dan
melakukan inovasi kreatif.
9. Penelitian oleh Aliyani Firdaus dkk (2020) yang berjudul “Strategi
UMKM untuk Meningkatkan Perekonomian selama Pandemi Covid-19
pada saat New Normal” menyimpulkan bahwa perlu adanya langkah
cepat, tepat dan nyata dari pemerintah maupun pelaku usaha untuk
menanggulangi kerugian yang telah terjadi akibat pandemi serta
melakukan pembaharuan dan evaluasi mengenai siklus usaha mengikuti
keadaan yang tengah terjadi agar usaha dapat terus bertahan dan
berkembang.

30
10. Penelitian oleh James dan Crick (2020) yang berjudul “Coopetition and
COVID-19: Collaborative business-to-business marketing strategies in a
pandemic crisis” menyimpulkan bahwa koopetisi dapat menjadi strategi
pemasaran bisnis yang efektif dalam kondisi pandemi dan memiliki
potensi menguntungkan bagi organisasi yang terlibat dalam kemitraan
tersebut.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan gambaran alur pikir penelitian yang
akan mengungkapkan secara lebih jelas mengenai fokus penelitian dan teori
yang dibutuhkan. Menurut Harsono (2019:36) kerangka pemikiran
merupakan konstruksi berfikir yang bersifat logis dengan argumentasi yang
konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah berhasil disusun.
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, mengharuskan
perusahaan memiliki strategi pemasaran yang baik untuk dapat
mempertahankan bisnisnya. Pengambilan keputusan yang dilakukan
perusahaan harus mengarah pada perkembangan suatu strategi yang paling
efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Salah satu
kebijakan yang perlu dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan adalah
pemilihan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran adalah faktor yang sangat penting dalam keberhasilan
pemasaran barang yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi pemasaran adalah
cara atau taktik mengenai panduan kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Pemilihan
strategi pemasaran yang tepat akan mempermudah konsumen untuk
mendapatkan barang yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya strategi
pemasaran sangat membantu produsen untuk memasarkan produknya secara
tepat sesuai dengan permintaan pasar. Terdapat beberapa strategi pemasaran
produk yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk mengatasi berbagai
kemungkinan masalah yang muncul dan dalam usahanya mempertahankan
bisnis di tengah persaingan yang ketat. Strategi pemasaran tersebut yang telah
dikemukakan oleh Alfrian dan Pitaloka (2020) yaitu antara lain: 1)
melaksanakan pemasaran dengan menggunakan digital marketing, 2)

31
melakukan penguatan sumber daya manusia, 3) melakukan inovasi kreatif, 4)
memperbaiki pelayanan kepada konsumen. Selanjutnya melihat dan
menganalisis faktor internal dan ekstenal yang menjadi penentu pengambilan
keputusan dalam menyusun strategi pemasaran dan perusahaan harus
mengetahui faktor penghambat dalam melakukan distribusi produk. Dengan

demikian perusahaan dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan


sesuai, sehingga dapat menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal.
Berikut ini disajikan gambaran mengenai alur pemikiran dalam penelitian ini
yaitu :

Strategi Pemasaran
- Digital Produk
Marketing
- Makanan Ringan
Perbaikan SDMpada masa
Covid-19
- Inovasi kreatif Produk Makanan Ringan
- Pelayanan konsumen
Strategi Pemasaran
Pasar Sasaran

DAFTAR PUSTAKA

Alfrian, Gregorius Rio, dan Endang Pitaloka. 2020. “Strategi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) Bertahan pada Kondisi Pandemi Covid 19 di
Indonesia.” Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) Ke-6 6
(2): 139–46.
Aliyani Firdaus, Safira, Igo Fadilah Ilham, Liza Putri Aqidah, Safir Aliyani
Firdaus, Setyani Agung Dwi Astuti, dan Imam Buchori. 2020. “Strategi
UMKM untuk Meningkatkan Perekonomian selama Pandemi Covid-19 pada
saat New Normal.” OECONOMICUS Journal of Economics 5 (1): 46–62.
Asmawati, Titik, dan Supriyono. 2015. “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Sebagai Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Di
Masyarakat Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.” Jurnal Ecodemica:
Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, no. 2: 84–93.
Astuti, Miguna, dan Nurhafifah Matondang. 2020. Manajemen Pemasaran:

32
UMKM dan Digital Sosial Media. Pertama. Yogyakarta: Deepublish.
Bui, Chang Ci, Florentina Wenseslia, Muhammad Hafizkhan, Dessy Wijayanti,
dan Heriyadi. 2020. “Tantangan Dan Strategi Pemasaran UMKM Pada Era
New Normal.” Usaha Kecil Usaha Mikro, 157–73.
Crick, James M., dan Dave Crick. 2020. “Coopetition and COVID-19:
Collaborative business-to-business marketing strategies in a pandemic
crisis.” Industrial Marketing Management 88 (April): 206–13.
Darmanto, dan Sri Wardaya. 2016. Manajemen Pemasaran : Untuk Mahasiswa,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Yogyakarta: Deepublish.
Fauzi, Yayan. 2015. “Manajemen Pemasaran Perspektif Maqasid Syariah.” Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam 1 (03).
Firmansyah, M Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek (Planning dan
Strategy). Qiara Media.
Hardilawati, Wan laura. 2020. “Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi
Covid-19.” Jurnal Akuntansi dan Ekonomika 10 (1): 89–98.
Harsono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan Untuk Pemula. Sukoharjo:

Jasmine.
Humaira, Ulfah Ainun. 2020. Apa sih, Strategi Pemasaran itu ? Gowa: Pustaka
Taman Ilmu.
Indrasari, Meithiana. 2019. PEMASARAN DAN KEPUASAN PELANGGAN.
Pertama. Surabaya: Unitomo Press.
Johnson Kennedy, Posma Sariguna. 2020. “Dampak Covid-19 tehadap
Perekonomian.” In Gotong Royong Menghadapi Pandemi Covid-19, diedit
oleh Tim Qiara Media, Pertama, 60. Pasuruan: CV. Penerbit Tiara Media.
Komalasari, Rita, Budi Harto, dan Rony Setiawan. 2020. “UMKM Go-Digital
sebagai Adaptasi dan Inovasi Pemasaran Arkha Minoritas pada Pandemi
COVID-19.” IKRAITH-ABDIMAS Vol 4 No 1 Bulan Maret 2021 4 (59): 1–7.
Kusumawaty, Yeni. 2018. “Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas
Riau.” Jurnal Agribisnis 20 (2): 124–38.
Narto, dan Gatot Basuki. 2020. “Penguatan Strategi Pemasaran Pudak di Tengah
Pandemi Covid-19 untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing Usaha Mikro
Kecil Menengah Kota Gresik.” Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas

33
Serang Raya 6 (1): 48–54.
Noor, Chairil M, dan Gartika Rahmasari. 2018. “Esensi Perencanaan Bisnis yang
Memadai Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).” Jurnal
Abdimas BSI 1 (3): 454–64.
Saleh, Muhammad Yusuf, dan Miah Said. 2019. Konsep dan Strategi Pemasaran.
Diedit oleh Sobirin. Pertama. Makassar: CV SAH MEDIA.
Santosa, Agus. 2020. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Industri Kecil Menengah
Kota Serang Di Masa Pandemi Covid-19.” Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah
Indonesia 5 (11): 1257.
Soetjipto, Noer. 2020. Ketahanan UMKM Jawa Timur Melintasi Pandemi
COVID-19. K-Media. Yogyakarta: K-Media.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran : Teori & Implementasi. Yogyakarta:
ANDI.
Sunardi, Nardi, Rosa Lesmana, Rudy, Kartono, dan Wiwik Hasbiyah. 2020.
“Peran Manajemen Keuangan dan Digital Marketing dalam Upaya

Peningkatan Omset Penjualan bagi Umkm Pasar Modern Intermoda Bsd City
Kota Tangerang Selatan di Tengah Pandemi Covid-19.” Abdi Masyarakat 2
(1): 75–86.
Suryanto, Mikael Hang. 2016. Sistem Operasional Manajemen Distribusi. Jakarta:
PT Grasindo.
Suryati, Lili. 2015. Manajemen Pemasaran: Suatu Strategi Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan. Yogyakarta. Deepublish.
Wang, Yonggui, Aoran Hong, Xia Li, dan Jia Gao. 2020. “Marketing innovations
during a global crisis: A study of China firms response to COVID-19.”
Journal of Business Research 116: 214–20.

34

Anda mungkin juga menyukai