Anda di halaman 1dari 23

Strategi Pemulihan Pemasaran Melalui STP (Segmenting, Targeting dan

Positioning) Sektor Perdagangan UMKM Pasca Pandemi Covid-19 di


Kelurahan Bukuan

Oki Dedi Sawiji1)


Rani Rahmayani2)
1)
Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
2)
Tutor Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Terbuka,
Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Adhirajasa Reswaja Sanjaya

Email : okiaya03@gmail.com

ABSTRAK

Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global tentu saja berdampak terhadap berbagai sektor
ekonomi, terutama di sektor perdagangan. Dampak perekonomian ini pun dirasakan pelaku
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di Indonesia UMKM merupakan pilar
terpenting dalam perekonomian, hal itu dikarenakan UMKM telah menjadi pondasi
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah satu daerah yang merasakan adalah Kota
Samarinda tepatnya di Kelurahan Bukuan, yang merupakan salah satu daerah sebagian besar
masyarakatnya mempunyai usaha kecil seperti warung kelontong dan usaha rumahan seperti
penjual gorengan. Baik secara langsung dan tidak langsung, para pelaku UMKM terdampak
adanya pandemi Covid-19 ini, karena itu perlu adanya strategi pemasaran bagi pelaku
UMKM dalam sektor perdagangan yang dapat dilakukan pasca pandemi Covid-19 ini. Tujuan
penilitian ini adalah menganalisis strategi pemulihan pemasaran melalui STP (Segmenting,
Targeting, dan Positioning). Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan library
research, hasil penelitian ini membuktikan bahwa strategi pemulihan pemasaran bagi pelaku
UMKM dapat direncanakan melalui STP (Segmenting, Targeting, dan Positioning).

Kata kunci : Strategi pemasaran, STP, UMKM, pandemi Covid-19

ABSTRACT

The Covid-19 pandemic that occurred globally certainly had an impact on various economic
sectors, especially in the trade sector. This economic impact is also felt by Micro, Small, and
Medium Enterprises (MSMEs). In Indonesia, MSMEs are the most important pillar in the
economy, this is because MSMEs have become the foundation of people's economic growth.
One of the areas that feels is Samarinda City, precisely in Bukuan Village, which is one of the
areas where most of the people have small businesses such as grocery stalls and home
businesses such as fried food sellers. Both directly and indirectly, MSME players are affected
by the Covid-19 pandemic, therefore there is a need for a marketing strategy for MSME
players in the trade sector that can be done after the Covid-19 pandemic. The purpose of this
research is to analyze marketing recovery strategies through STP (Segmenting, Targeting, and
Positioning). By using qualitative methods and a library research approach, the results of this
study prove that marketing recovery strategies for MSME actors can be planned through STP
(Segmenting, Targeting, and Positioning).

Keywords : Marketing strategy, STP, MSMEs, Covid-19 pandemic

PENDAHULUAN

“Pandemi Covid-19 memberikan dampak implikasi yang besar dalam sektor ekonomi,
sosial, dan politik hampir di seluruh negara, termasuk di Indonesia” (Pakpahan, 2020). The
World Trade Organisation (WTO) memperkirakan bahwa volume perekonomian dunia secara
global akan menurun sekitar 32% pada 2020. Perekonomian Indonesia turun drastis akibat
pandemi Covid 19 ini khususnya dalam sektor perdagangan, pemasaran, pariwisata, dan dalam
sektor lainnya (Pakpahan, 2020). Menurut Hardilawati (2020 : 1-2) mengemukakan bahwa
belum pulihnya pandemi Covid-19 di Indonesia tidak membuat seluruh pelaku UMKM
mengalami penurunan penjualan dan pendapatan. Justru beberapa pelaku UMKM penjualan
dan pendapatan mereka cenderung stabil bahkan mengalami peningkatan.
“Sebagai pelaku UMKM tentunya harus bisa melakukan banyak hal, termasuk
melakukan inovasi jenis produk yang akan dijual atau melakukan pembaharuan sistem
pemasarannya, karena jika ingin usaha tetap bertahan tentu harus peka dan merespon
perubahan lingkungan dan para pesaing. Pelaku usaha di sektor perdagangan diharapkan
memiliki pengetahuan pemasaran, manajemen bisnis, dan pengembangan. Persaingan bisnis
dapat berupa memperebutkan pelanggan atau konsumen. Persaingan bisnis yang semakin ketat
memaksa pelaku UMKM melakukan pengamatan melalui perilaku konsumen untuk
memperbaiki strategi pemasarannya” (Asmini, et. al, 2020).
Menurut Rismawati (2019 : 3) mengemukakan bahwa sangat penting dalam berbisnis
untuk menciptakan pasar ekonomi. Sebaik apapun produk yang kita miliki jika belum
memiliki pasar itu sama sekali tidak ada artinya. Maka dari itu, pelaku UMKM perlu
menciptakan pasar ekonomi dengan berbagai macam strategi pemasaran, salah satunya yang
bisa dilakukan pasca pandemi Covid-19 seperti ini adalah dengan strategi STP (Segmenting,
Targeting, dan Positioning).
Menurut Rismawati (2019 : 3) mengemukakan bahwa hal penting yang harus
dilakukan dalam berusaha ialah menjalankan kegiatan marketing, baik dalam bisnis baru
maupun bisnis yang sudah dirintis sejak lama. Penyusunan strategi pemasaran dan skema
pemasaranlah yang harus terlebih dulu dilakukan dalam melakukan penjualan suatu produk
sebelum melakukan kegiatan pemasaran. Maraknya pelaku UMKM yang baru dimasa
pandemi saat ini tentu harus memiliki strategi yang baik untuk menarik konsumen. Walaupun
sulit, jika melakukan strategi dengan tepat tentu saja usaha yang semula sepi peminat justru
menjadi ramai kembali.
Menurut Rismawati, et.al (2019 : 1) mengemukakan bahwa “melalui STP
(Segmenting, Targeting, dan Positioning) pebisnis dapat menyusun strategi marketing untuk
menarik konsumen. Hal penting yang harus diperhatikan oleh pebisnis adalah strategi
marketing”. Kemudian menurut Siagian (2020 : 35) menjelaskan bahwa “segmenting memiliki
arti sebagai usaha dalam membagi pasar ke dalam beberapa kelompok yang harus dibedakan
dari usaha dengan usaha lainnya dalam hal karakteristik, kebutuhan, atau tingkah laku yang
mungkin memerlukan beberapa produk dan strategi pemasaran tertentu untuk
mendapatkannya”.
“Pada dasarnya, Anggaran marketing usaha kecil sangat terbatas jika dibandingan
usaha skala besar. Oleh karena itu, pastinya harus lebih kreatif dalam mengambil strategi
pemasaran. Dengan menggunakan strategi pemasaran, diharapkan pelaku usaha dapat
mencapai pasar yang diinginkan. Wajib terlebih dahulu melihat kondisi pasar apa saja yang
tepat untuk diterapkan sebelum menyusun strategi pemasaran” (Lancaster, et. al, 2018).
“Mengidentifikasi nilai dari pelanggan merupakan posisi pertama dalam proses uraian
strategi pemasaran, segmenting, targeting, dan positioning. Segmenting merupakan
pengelompokan pasar dan membagi menjadi beberapa segmen pasar menurut kelompok
tertentu. Menempatkan produk berdasrkan dengan ciri khasnya agar tepat sasaran merupakan
tujuan segmentasi. Dengan dengidentifikasi perbedaan akan suatu kebutuhan produk
dimasyarakat dengan segmentasi seperti itu pasar yang heterogen bisa dipisah-pisah menjadi
beberapa pasar yang sifatnya homogen” (Amstrong, 2012 : 4).
Menurut Peter & Olson (2013 : 1-2) mengemukakan bahwa dengan mengidentifikasi
dan mengevaluasi berbagai segmen pasar tentu saja dapat menentukan segmen mana yang
menjadi target pasar. Target pasar yang dipilih sudah jelas segmen pasar yang membutuhkan
produk dari pelaku usaha. Targeting merupakan kegiatan mengidentifikasi dan menilai satu
atau lebih segmen pasar untuk dimasuki. Memberikan kepuasan dan kesenangan merupakan
salah satu tujuan dari targeting.
”Perusahaan akhirnya mendapat reputasi yang baik dalam mengendalikan kelompok
pelanggan dan memperoleh reputasi yang kuat dalam bidang produk spesifik. Pada akhirnya
kelompok pelanggan tersebut dapat menjadikan acuan untuk mendapatkan produk lainnya.
Dan hanya perusahaan tertentu yang dapat menangani jangkauan pasar secara penuh.
Positioning merupakan tindakan merancang suatu produk dan citra perusahaan agar
mendapatkan kesan khusus dalam banak pelanggan sehingga pelanggan memiliki persepsi
produk tersebut lebih unggul dari pada produk lainnya. Positioning juga menciptakan produk
untuk mendapatkan tempat khusus dibenak konsumen, sehingga tepat sasaran untuk posisi
pasarnya.” (Peter & Olson, 2013 : 3-5).
Melengkapi upaya pemulihan ekonomi, harus ada faktor pendukung, pelancar, dan
strategi pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan harus terdiri dari strategi dan
program jangka pendek dan jangka panjang (Sugiri, 2020). Sesuai perkembangan zaman,
maka usaha rakyat harus dikelola menggunakan digitalisasi, teknologi informasi, media
massa, serta melakukan diversifikasi usaha (Pratiwi & Novianty, 2020; Ulya, 2020; Mahriani,
2020). Keadaan ekonomi yang terpuruk, mengharuskan adanya tambahan modal bagi rakyat
dan UMKM untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya (Iskandar, et al, 2020).
Peranan pemerintah yang diperlukan adalah membuat program pemulihan
perekonomian daerah yang berdampak pada pandemi covid-19 khususnya pada daerah-daerah
kecil yang ada diSamarinda. Mengorganisir semua pihak yang terlibat dalam upaya pemulihan
ekonomi. Pemerintah berupaya menyediakan dan memfasilitas adanya permodalan, baik
berupa anggararan pemerintah maupun dari lembaga keuangan. Pemerintah harus mendorong
pengusaha menengah dan besar yang ada di Kota Samarinda untuk secara signifikan dan
terorganisir membantu usaha rakyat dan UMKM yang berjuang memulihkan perekonomian
daerah.
Dengan demikian pelaku usaha harus memikirkan kembali Strategi apa yang dapat
dilakukan agar membuat dagangan mereka tetap berjalan dan nantinya dapat memulihkan
penjualan dan bahkan meningkatkannya atau Perdagangan setelah masa krisis pandemi ini
benar-benar berakhir. Dari pertimbangan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian Karya Ilmiah dengan tema : “Pemulihan Strategi Pemasaran STP (Segmenting,
Targeting dan Positoning) pada Sektor Perdagangan UMKM Pasca Pandemi Covid-19 di
Kelurahan Bukuan”.

KERANGKA PIKIR
1. Pengertian UMKM
“UMKM merupakan usaha perdagangan yang dikelola perorangan atau badan usaha
dan beroperasi dalam skala kecil atau juga dalam lingkup mikro. Sesuai dengan definisi
UMKM, kriteria UMKM dapat dibedakan antara lain usaha mikro, kecil dan menengah.
Dengan klasifikasi ini, pemerintah juga berharap UMKM dapat berperan dalam membangun
perekonomian nasional, termasuk pengembangan BUMD dan berorientasi pasar” (Ferry
Wongso, 2015:4).
“Dalam UU No. 20 Tahun 2008 menyebutkan bahwa, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam
proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh
kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud
keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan
perananan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara” (Abdurachman, 2012).
Menurut Kartaya (2017:1) berpendapat bahwa suatu negara ataupun suatu daerah
menganggap UMKM adalah bagian terpenting dari perekonomian termasuk di Indonesia. Hal
itu dikarenakan UMKM sendiripun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan
angka kemiskinan suatu negara. Khusus bagi negara-negara yang memiliki income perkapita
yang rendah, pertumbuhan dan pengembangan UMKM sering diartikan sebagai salah satu
indikatir keberhasilan pembangunan.
UMKM memberi kontribusi sebesar 99,9 persen dalam jumlah badan usaha di
Indonesia serta mempunyai andil 97,24 persen dalam penyerapan tenaga kerja, walaupun
sebagai gambaran pada tahun 2012-2013 sumbangannya dalam output nasional (PDB) hanya
sebesar 57,94 persen.
Dengan peran UMKM yang sangat besar bagi suatu negara, perlu adanya pengelolaan
dengan baik. Pengelolaan secara umum meliputi pemasaran, sumber daya manusia (SDM),
produksi dengan baik, manajemen keuangan, konsep, dan perancangan analisis pasar
merupakan salah satu faktor keberhasilan agar UMKM tetap terus bertahan dan bersaing
(Purwanto, 2018 : 2).

2. Pengertian Pemasaran dan Strategi Pemasaran


Menurut Assauri (2017:4) mengatakan bahwa dalam pengertian pemasaran selalu
diartikan menjadi pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan dalam menempatkan
produk yang berbentuk pada konsumen rumah tangga dan pemakai industri. Arti lain dari
pemasaran ialah usaha dalam mengadakan dan menyampaikan barang maupun jasa yang tepat
pada masyarakat yang pas dalam waktu serta harga yang tepat dengan komunikasi dan
promosi yang tepat.
Menurut Purwanto (2018 : 3), analisis Strategi meliputi “segitiga strategi”, yaitu:
Pesaing, Pelanggan, dan Perusahaan. Kebanyakan unit usaha melakukan kegiatan produksi
dan operasinya hanya sampai berkonsentrasi pada pembuatan produk saja, termasuk
perusahaan berskala kecil hingga menengah. Perusahaan seharusnya juga memperhatikan
strategi usaha guna mempertahankan mengembangkan usaha yang sudah ada agar dapat tetap
bersaing.
Menurut Bestari (2013 : 84-85) berpendapat bahwa “strategi pemasaran adalah salah
satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk
perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Strategi pemasaran dapat dipandang sebagai
salah satu dasar yang dipakai dalam menyusun perencanaan perusahaan secara menyeluruh.
Dipandang dari luasnya permasalahan yang ada dalam perusahaan, maka diperlukan adanya
perencanaan yang menyeluruh untuk dijadikan pedoman bagi segmen perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya”

A. Strategi Marketing
Assauri (2015 : 145) berpendapat bahwa Strategi pemasaran terdapat dasar tindakan
yang mengarah pada kegiatan usaha, kondisi persaingan dan lingkungan yang bisa selalu
berubah-ubah dengan harapan dapat tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Sebelum
strategi pemasaran dipakai, harus dilihat terlebih dulu kondisi pasar sekaligus menilai posisi
pasar tersebut supaya dapat ditentukan kegiatan pemasaran apa saja yang tepat untuk
diterapkan. Berikut strateginya:
1. Segmentation
Segmentasi pasar yakni tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing konsumen dibedakan
menurut karakteristik kebutuhan produk dan bauran pemasaran tersendiri.
2. Targeting
Target pasar, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki. Dalam target pasar terdapat beberapa segmen diantaranya tingkat
permintaan/pertumbuhan pasar, daya tarik konsumen dalam jangka panjang dan
sasaran sumber daya kompetitor.
3. Positioning
Posisi pasar, yakni menetapkan posisi pasar, tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada
dipasar ke dalam benak konsumen. Strategi penentuan posisi pasar terdiri atas
dasar atribut (harga murah atau harga mahal), menurut kelas pengguna atau pun
menurut kelas produk.
Assauri (2015 :145) menjelaskan Segmentasi pasar dimaksud sebagai kegiatan
membagi suatu pasar ke dalam kelompok yang berbeda. Setiap kelompok konsumen dapat di
pilih dalam suatu pasar yang akan dicapai dengan setrategi pemasaran campuran yang berbeda
jadi segmentasi pasar merupakan strategi pemasaran yang di lakukan dengan sadar dan
sengaja untuk membagi pasar ke dalam bagian–bagian, sebagai dasar untuk membina bagian
bagian tertentu guna di jadikan pasar sasaran yang akan di layani.
Menurut Kotler (2016) “segmentasi menjelaskan bahwa pengertian segmentasi pasar
tidak lain adalah suatu usaha untuk mengelompokkan konsumen dalam beberapa kelompok
yang secara relatif orang-orang nya cukup homogen. Segmentasi pasar dibagi menjadi empat
kategori besar yaitu: Geografi, Demografi, Psikologidan Prilaku atau Tingkah Laku.Dalam
melakukan segmentasi itu merupakan keharusan dan untuk itu dilakukan strategi yang khusus
pula dalam melakukan pendekatan kepada masing-masing segmen pasar yang dijadikan
sebagai target pasar”.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah proses
mendefinisikan kelompok atau kumpulan pelanggan potensial terdapat produk yang meliputi
segmentasi pasar Geografis, Psikografis, Demografis, dan Tingkah Laku (Kotler 2016).

Segmentasi Pasar Geografis

Menurut Kotler (2016 : 234) berpendapat bahwa segmentasi geografis membagi pasar
kedalam unit-unit geografis seperti negara, negara bagian,wilayah, lingkungan. Perusahaan
dapat memutuskan untuk beroprasi pada satu atau beberapa Negara geografis dalam
kebutuhan dan keinginan. Segmentasi geografis adalah Suatu aktivitas pemasaran yang
dilakukan dengan membagi-bagi pasar dalam beberapa unit geografis yang berbeda-beda
seperti daerah, populasi, kepadatan dan iklim (Kotler, 2017 : 301).
“Berdasarkan segmentasi geografis, segmentasi pasar dilakukan dengan
mengelompokan konsumen menjadi bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis
yang dapat dibedakan berdasarkan:” (Kotler, 2017 : 302)
a) Wilayah, yang mana dapat diperoleh
Masing-masing segmen pasar yang berupa pasar lokal, pasar regional, pasar
nasional, dan pasar luar negeri potensi dan cara menanganinya berbeda-beda
setiap wilayahnya.
b) Iklim (Climate)
Berdasarkan iklim yang berada di wilayah segmen pasar yang berada di
pegunungan atau dataran tinggi, dan segmen pasar di dataran rendah, memiiki
kebutuhan, keinginan, selara, dan prefensinya masing-masing.
c) Kota atau Desa
Dapat diperoleh segmen pasar yang berupa pasar daerah perkotaan dan pasar
daerah desa atau pertanian. Masing-masing segmen pasar berbeda potensinya,
serta motif, dan kebiasaan pembelinya sehinga membutuhkan cara penanganan
pemasaran yang berbeda. Kriteria Geografis digunakan dalam segmentasi pasar,
mengingat potensi pasar bagi produk perusahaan dapat dipengaruhi oleh lokasi
pasar, dimana faktor biaya oprasi dan besarnya permintaan dari masing- masing
wilayah atau lokasi berbeda-beda.

Berdasarkan teori di atas maka yang dimaksud dengan Segmentasi Geografis adalah
pembagian pasar berbeda yang meliputi Negara, Negara bagian, Wilayah, Provinsi, Kota atau
lingkungan, rumah tangga di cerminkan oleh wilayah, ukuran kota atau kota besar dan
kepadatan penduduk serta iklim (Kotler, 2017 : 302).

Segmentasi Psikografis
Menurut Kotler (2016 : 241) dalam segmentasi psikografis, kelas sosial, gaya hidup,
dan karakter kepribadian terdapat kelompok pembeli yang memiliki karakter berbeda-beda.
Menurut Kotler dalam Adichandra (2016) menyatakan bahwa segmentasi psikografis ini
membagi konsumen menjadi kelompok yang bereda-beda berdasrkan strata sosial dan
kepribadian konsumen.
Namun Kotler dan Keller (2016 : 241) mengemukakan pengertian gaya hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya
hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan segmentasi pasar
psikografis adalah pengelompokan para pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda
berdasarkan gaya hidup,atau kepribadian atau nilai orang-orang dalam kelompok demografis
yang sama dapat menunjukan gambar psikografis yang sangat berbeda yang meliputi;
inovator, pemikiran, pengajar prestasi dan pengajar pengalaman dan sumber daya yang sedikit
meliputi pemercaya atau yang menganggap segalaya sudah baik atau benar.
Segmentasi Demografis
Menurut Kotler (2011 :236) dalam segmentasi demografis pasar terbagi dalam variabel
usia, jenis kelamin, pendapatan, dan pekerjaan. Kotler dan Amstrong (2018 : 227) mengatakan
bahwa dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi faktor demografis
adalah kelompok pelanggan, alasannya adalah dengan bervariasinya kebutuhan konsumen
tentu berhubungan erat dengan variabel demografis, dan variabel ini lebih mudah diukur dari
pada variabel lainnya.
a. Usia
Dikarenakan usia dibedakan berdasarkan usia anak-anak, usia remaja, dewasa,
dan orang tua sudah pasti terdapat perbedaan kebutuhan yang berbeda-beda.
b. Jenis Kelamin
Dalam perbedaan jenis kelamin pemasar selalu melihat peluang dari segmentasi
tersebut, tentu implikasi terhadap pilihan antara pria dan wanita berbeda.
c. Pendapatan
Berbeda-bedanya pendapatan tentu saja memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap pilihan barang dan jasa dengan berbagai kualitas seperti hobi, pakaian,
makanan, dan lain-lainnya.
d. Pekerjaan
Jenis pekerjaan tentu saja dapat membedakan barang-barang yang dikonsumsi
oleh konsumen, karena semakin tinggi jabatan atau jenis pekerjaan konsumen
tentu berbeda dalam jenis pemilihan barang.

Segmentasi Tingkah Laku


Menurut Kotler dalam Dharmayanti (2014) berpendapat bahwa pasar terbagi dalam
beberapa kelompok seperti pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon konsumen terhadap
suatu produk. Pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku sebagai nilai awal untuk
membangun segmentasi pasar.
Menurut Assauri (2015 : 158-159) ini menyatakan bahwa segmentasi pasar konsumen
didasarkan pada Segmentasi perilaku. Segmentasi pasar ini dilakukan dengan
mengelompokkan konsumen kedalam segmen pasar berdasarkan variabel perilaku, atau
perilaku individu yang dipengaruhi dan dicerminkan oleh pengetahuan, sikap, penggunaan,
atau reaksi terhadap produk.
Berdasarkan teori dari pendapat ahli Assauri (2015 : 158-159) di atas maka yang
dimaksud dengan segmentasi perilku yaitu membagi pasar konsumen berbeda pada meliputi
variabel perilaku seperti kesempatan, manfaat, status pengguna, tingkat Pemakaian, tahap
kesiapan pembeli, loyalty status, dan sikap.
Mengembangkan strategi pemasaran melalui STP (Segmenting, Targeting, dan
Positioning) memungkinkan pelaku usaha untuk menarik konsumen. Strategi pemasaran yaitu
salah satu hal yang terpenting yang wajib dipertimbangkan pemasar (Fitria Rismawati et al.,
2019). Ini melibatkan segmentasi, yang artinya mencoba membagi pasar jadi kelompok-
kelompok yang sepertinya berbeda dalam hal kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
perlu diraih oleh produk dan strategi pemasaran lainnya. (Onny Siagian, 2020).

METODE PENILITIAN
Dengan menggunakan metode kualitatif yang umumnya berbentuk kata-kata, gambar-
gambar atau rekaman. Dengan menggunakan data yang sebenarnya terjadi (Sugiarto, 2015).
Untuk mendukung pertanyaan yang lebih dalam dari masalah tersebut, maka peneliti
mencoba melakukan penelitian literatur yang berkaitan dengan masalah yang menjadi topik
penelitian.
Menurut (Afifuddin, 2012 : 1) berpendapat bahwa kajian “literatur adalah alat yang
terpenting sebagai contact review, karena literatur berguna sekali dan begitu membantu untuk
memberikan konteks dan arti dalam penulisan yang sedang dikerjakan serta melalui kajian
literatur ini juga peneliti dapat menyatakan secara eksplisit dan pembaca mengetahui,
mengapa hal yang ingin diteliti merupakan masalah yang memang harus diteliti, baik dari segi
subjek yang akan diteliti dan lingkungan manapun dari sisi hubungan peneliti dengan tersebut
yang relevan.”
Namun menurut Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012 : 1) mengemukakan bahwa suatu
kajian pustaka atau referensi sebagai pendukung pada masalah khusus dalam penelitian yang
sedang kita kerjakan, Kajian ini sangat berguna bagi peneliti, misalnya untuk memberikan
gambaran masalah yang akan diteliti, memberikan dukungan teoritis, konseptual bagi peneliti,
dan juga dapat membimbing peneliti untuk menyusun suatu hipotesis penelitian yang
dikerjakannya.
Hasil kajian literatur digunakan untuk mendeskripsikan strategi pemasaran pada
UMKM di Kelurahan Bukuan Pasca Pandemi melalui analisis STP. “Sedangkan analisis data
bersifat deskriptif, penelitian ini secara objektif mendeskripsikan dan mendeskripsikan
permasalahan terkait penyusunan strategi pemasaran dalam bisnis di masa pandemi Covid-
19” (Sugiono, 2016 : 12). Pada penelitian ini maka peneliti berusaha untuk menafsirkan dan
menyampaikan segala data mengenai strategi pemulihan usaha pasca pandemi Covid-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemulihan yang dilakukan para Pedagang
UMKM di Kelurahan Bukuan ketika masa pandemi Covid-19 ini yang mulai berkurang di
Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


STRATEGI PEMULIHAN

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dihasilkan, peneliti memperoleh informasi


berdasarkan kondisi pikiran tersebut. Peneliti menggunakan data dengan metode observasi,
wawancara, catatan tertulis dan dokumentasi. Dengan Menggunakan metode observasi,
peneliti mengolah data dengan cara meneliti, mengamati, dan melihat maupun mencatat
fenomena yang ada melalui penglihatan dan pendengaran dari segala aktivitas masyarakat
yang memiliki usaha kecil dan menengah yang ada di Kelurahan Bukuan. Melalui instrumen
observasi dan wawancara penelitian maka dilakukan pengumpulan data. Peneliti menemui
sebagian masyarakat selaku yang mempunyai usaha dalam bidang mikro kecil dan menengah
pada daerah tersebut.
Berdasarkan teori seharusnya UMKM pada daerah Bukuan harus melakukan strategi
segmentasi pasar. Jika ingin berkembang yaitu dengan memilih strategi segmentasi yang tepat,
yaitu degan segmentasi tingkah laku, segmentasi psikografis, segmentasi demografis dan
segmentassi geografis. Dengan melihat kebutuhan segmentasi konsumen di Kelurahan
Bukuan. Dan menggunakan Maketing Strategi seperti STP (Segmentasi, Tergeting dan
Positoning).

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Gambaran Usaha Warung Kelontong
a. Profil Pemilik Usaha
1) Nama : Dwi Sinta
2) Jabatan : Pemilik Usaha
3) Tempat Tanggal Lahir : Bukuan, 19 Maret 1983
4) Alamat Rumah : Jl. P. Diponegoro RT 19 Kelurahan Bukuan
5) Nomor Telepon : 082230905103
6) Pendidikan Terakhir : SMA
b. Profil Usaha
1) Nama Usaha : Warung Kelontong Dwi Sin
2) Bidang Usaha : Perdagangan
3) Jenis Produk/Jasa : Sembako
4) Alamat Usaha : Jl. P. Diponegoro RT 19 Kelurahan Bukuan
5) Nomor Telepon : 082230905103
6) Mulai Berdiri : 2015
2. Jenis-jenis dagangan warung kelontong
a. Sembako
b. Perlengkapan mandi dan mencuci
c. Minuman
d. Makanan ringan
e. Perlengkapan rumah tangga
f. Bahan-bahan memasak
g. Gas Elpiji
g. Perlengkapan tulis menulis
h. Barang-barang lainnya.

3. Visi dan Misi


Adapun visi misi dari warung kelontong Dwi Sin yaitu :
a. Visi Warung Kelontong
1) Warung Kelontong Dwi Sin memberdayakan masyarakat dan ingin mengurangi tingkat
pengangguran di Kota Samarinda khususnya pada daerah Keluraha Bukuan.
2) Menambah jumlah volume usaha di Bukuan
b. Misi Warung Kelontong
Menjadi usaha terbaik dan nomor satu di Bukuan.
4. Lokasi dan Tata Letak
a. Lokasi
Adapun lokasi Warung Kelontong Dwi Sin berada di jalan P. Diponegoro RT 19
Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran. Untuk pemasaran utama Warung Kelontong Dwi Sin
saat ini adalah masyarakat sekitar yang berada di daerah bukuan. Sebelum adanya Covid-19
Warung Kelontong Dwi Sin konsumennya ramai sekali, akan tetapi pasca pandemi
pelanggannya pun berkurang.
b. Tata Letak
Tata letak warung kelontong Dwi Sin berada di jalan P. Diponegoro RT 19 Kelurahan
Bukuan Kecamatan Palaran. Dengan letak yang strategis dimana berada dekat dengan
perusahaan peliwot dan pasar bukuan sehingga strategis bagi konsumen yang melalui jalan
tersebut dan bagi karyawan Perushaan atau pun masyarakat umum yang sedang belanja
kepasar. Letaknya tepat disebelah kiri dari arah menuju pasar bukuan, tepat disamping SDN
002 Bukuan.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditentukan, peneliti telah mendapatkan
data berdasarkan kerangka pikir. Peneliti menggunakan data melalui observasi, wawancara,
catatan tertulis dan dokumentasi dokumentasi. Dengan metode observasi, peneliti mengolah
data dengan cara meneliti, mengamati, dan melihat maupun mencatat fenomena yang ada
melalui penglihatan dan pendengaran dari segala aktivitas masyarakat yang memiliki usaha
kecil dan menengah yang ada di Kelurahan Bukuan. Melalui instrumen observasi dan
wawancara penelitian maka dilakukan pengumpulan data. Peneliti menemui sebagian
masyarakat selaku yang mempunyai usaha dalam bidang mikro kecil dan menengah pada
daerah tersebut.
Berdasarkan teori seharusnya UMKM pada daerah Bukuan harus melakukan strategi
segmentasi pasar. Jika ingin berkembang karena dilihat dari data geografis pada daerah
Kelurahan Bukuan jauh jaraknya dengan Kecamatan wilayah lainnya, sehingga
memaksimalkan potensi dari sisi geografis akan meningkatkan minat konsumen di wilayah
tersebut. Dengan melihat kebutuhan segmentasi konsumen di Kelurahan Bukuan. Dan
menggunakan Maketing Strategi seperti STP (Segmentasi, Tergeting dan Positoning).

a. Analisis Segmentasi Pasar

Menurut Nanang dan Helina (2017 : 1-3) berpendapat bahwa definisi segmentasi pasar
ialah proses membagi pasar segmen konsumen yang mempunyai perbedaan kebutuhan atau
karakterisitik yang sama kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dijadikan sasaran
pemasaran. Segmentasi dan keragaman pasar merupakan dua konsep yang berbeda akan tetapi
saling mengisi, tanpa pasar yang beragam yang terdiri dari orang yang berbeda, negara asal,
kepentingan, kebutuhan, dan keinginan, tidak ada alasan untuk melakukan segmentasi pasar.
Peran pemasar dalam analisis segmen pasar adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kelompok pembeli dengan kebutuhan yang berbeda.


b. Mengidentifikasi letak perbedaan kebutuhan masing-masing kelompok.
c. Mengidentifikasi satu atau lebih kelompok pembeli yang kebutuhannya sesuai dengan
kemampuan perusahaan
Faktor-faktor seperti kelompok usia, pendapatan, dan gaya hidup dengan berkolerasi dengan
pola pembelian, jenis kebutuhan, jasa-jasa keuangan, dan produk konsumsi lainnya.

b. Targeting
Penetapan target pasar (targeting) merupakan proses penentuan target pasar oleh
perusahaan. Penentuan pasar sasaran ini sebagai penentu kemana arah proses pemasaran
yang akan diterapkan perusahaan. Maka dari itu penting bagi seorang pemasar untuk
mengetahui segmen mana yang paling berpotensi agar proses promosi dapat lebih terarah.
Dalam menentukan target pasar (targeting) Warung Kelontong Dwi Sin tentunya memilih
dari segmen yang telah ditentukan sebelumnya. Sasaran pasar yang dituju adalah
masyarakat dengan tingkat pendapatan yaitu masyarakat yang tingkat ekonominya adalah
kalangan kelas menengah ke bawah. Seperti yang dikatakan Ibu Dwi Sin, selaku pelaku
usaha sebagai berikut :
“Yah seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa target yang kita tuju yaitu
orang-orang yang tingkat ekonominya adalah kalangan kelas menengah ke bawah dapat
dilihat dari segi harga barang yang saya jual tergolong relatif terjangkau dibandingkan
dengan penjual lainnya.’’
Menurut dari pernyataan informan diatas menjelaskan bahwa, selain menentukkan
segmentasi pasar dalam proses pemasarannya, Warung Kelontong Dwi Sin perlu
menentukan pasar sasaran yang dituju. Sasaran pasar disesuaikan dengan proses pemasaran
yang telah ditetapkan. Hal tersebut diharapkan agar proses pemasaran sesuai dengan
sasaran dan membuat proses promosi lebih terarah. Sasaran atau targeting yang dituju,
Warung Kelontong Dwi Sin adalah masyarakat dengan tingkat ekonominya adalah
kalangan kelas menengah ke bawah.

c. Positioning
Positioning merupakan sebuah usaha untuk menarik kepercayaan masyarakat dengan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Penentuan positioning sangat penting dalam
proses pemasar seperti halnya yang dilakukan oleh Warung Kelontong Dwi Sin dimana
perusahaan tersebut harus membangun image atau cerita yang berbeda dengan pesaingnya.
“Pada langkah ini kami menawarkan produk yang baik, unggul dan berbeda dengan
harga yang relatif terjangkau dari pesaing lainnya, kami memposisikan diri sebagai
penjual sembako dan makanan ringan yang mudah dijangkau dengah cara pesan langsung
anter kerumah dan dengan ongkir atau ongkos kirim yang terjangkau dan murah meriah.
Sehinnga memudahkan pelanggan untuk berbelanja dari rumah saja.”
Dalam menentukan posisi pasar Warung Kelontong Dwi Sin menggunakan strategi
positioning menurut harga dan kemudahanaa serta kualitas dari pesaing lainnya. Mulai
mempromosikan melalui Facebook dan WhatsApp. Hal ini dinyatakan oleh Ibu Dwi Sinta
selaku pemilik usaha kecil tersebut.

A. Hasil Penelitian
Berikut ini adalah hasil penelitian strategi segmentasi pasar UMKM di masa pandemi
covid-19 (Studi Warung Kelontong Dwi Sin Bukuan).
1) Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi perilaku membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan,
sikap, penggunaan, atau respon konsumen terhadap sebuah produk. Dalam pengetahuan
konsumen Warung Kelontong Dwi Sin dari media sosial seperti Instagram, Facebook dan
WhatsApp. Selain itu para konsumen juga melihat langsung lokasi Warung Kelontong Dwi
Sin serta dari mulut ke mulut. Adapun respon konsumen sangat beragam, ada yang antusias
dengan menjadi pelanggan setia, ada juga yang merespon biasa aja.
2) Segmentasi Psikografis
Segmentasi Psikografis mencoba mengelompokkan konsumen berdasarkan gaya hidup,
kegiatan, bagaimana menghabiskan waktu dengan berbagai macam kegiatan seperti
bermain Hp, berdiskusi dengan teman. Hal ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk
memasarkan produknya.
“Dari yang saya amati kebanyakan konsumen jika menunggu penjual yang akan
menyiapkan atau menghitung jumlah barang yang dibeli ia mengisi waktu dengan cara
bermain Hp, adapun berdiskusi dengan temannya. Dari situlah kita bisa memanfatkan
peluang memasukkan produk kami melalui broadcast dan browser-browser,”
Dari kebiasaan tersebut produsen mendapat peluang untuk memasarkan produknya.
Dimana secara tidak langung pemasar dan konsumen bisa berkomunikasi tanpa harus
bertemu.
3) Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis mencoba mengenai konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin,
status perkawinan, penghasilan, pekerjaan, sebagai dasar untuk mengenali konsumen suatu
produk. Demografis membantu menemukan pasar target atau pasar sasaran. Informasi
demografis merupakan cara pa;ing efektif dari segi biaya dan paling nudah diperoleh untuk
mengenali pasar target.
Dalam segmentasi demografis pasar dibagi berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan, dan pendapatan konsumen. Berdasarkan hasil penenlitian dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti maka yang menjadi kelompok pasar berdasarkan
usia dari 6 tahun sampai usia 60 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
pekerjaan konsumen secara umumnya adalah wiaswasta maupun mahasiswa/i dengan
penghasilan paling umum yaitu Rp. 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000 dan > Rp. 3.000.000.
„‟Yang menjadi kelompok pasar berdasarkan usia mulai dari 6 tahun sampai usia 60
tahun dengan jenis kelamin Laki-laki dan Perempuan, pekerjaan konsumen secara
umumnya adalah wiraswasta maupun mahasiswa/i dengan penghasilan umumnya Rp.
1.000.000 sampai >3,000,000.”
4) Segmentasi Geografis
Segmentasi Geografis merupakan pengelompokkan target konsumen ini umumnya
dilakukan untuk memberikan gambaran seberapa luas jangkauan konsumen potensial yang
akan digarap atau dikejar. Segmentasi geografis membagi konsumen berdasarkan luas
daerah yang akan dijangkau. Dimana Warung Kelontong Dwi Sin berusaha menjangkau
semua daerah di Bukuan. Responden mengatakan “Sebisa mungkin menjangkau luar
daerah Bukuan.”
5) Targeting
Setelah menentukan segmentasi pasar, langkah berikutnya dalam proses pemasaran
adalah penetapan target pasar. Penetapan target pasar adalah kegiatan menilai serta memilih
satu atau lebih segmen yang akan diambil perusahaan. Apabila perusahaan ingin
menentukan segmen pasar mana yang akan diambil, maka langkah pertama adalah
menghitung dan menilai potensi laba dari setiap segmen yang telah ditentukan.
Pasar sasaran adalah sebuah strategi pemasaran dalam mengelompokkan konsumen
berdasarkan kesamaan minat, tingkah laku, geografis, demografis dengan tujuan untuk
membuat strategi pemasaran menjadi lebih fokus dan memudahkan dalam melakukan
derivikasi dan penjualan produk. Dalam menentukan strategi target pasar, Warung
Kelontong Dwi Sin menggunakan strategi pemasaran terdiferensiasi atau terkonsentrasi.
Strategi ini hanya fokus pada segmen pasar yang spesifik. Perusahaan memfokukan
upaya pemasaran pada sekelompok pelanggan dan memenuhi kebutuhan perusahaan.
Adapun sasaran atau targetting yang dituju Warung Kelontong Dwi Sin adalah masyarakat
dengan tingkat perekonomian adalah kalangan kelas menengah ke bawah dapat dilihat dari
segi harga sembako dan makanan ringan yang tergolong relatif lebih murah dan terjangkau
dibandingkan dengan pesaing lainnya. Dengan begitu masyarakat menengah ke bawah
dapat menjangkaunya.
6) Positioning
Positioning adalah upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan
yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusagaan dipersepsikan
lebih dengan penjual dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi
konsumen. Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar
produk fisik adalah fokus utama positioning.
Dalam mempromosikan produknya, Warung Kelontong Dwi Sin mengiklankan
produknya atau mempromosikan melalui WhatsApp dan Facebook. Melalui media sosial
pemilik Warung Kelontong Dwi Sin mengenalkan atau mempromosikan produknya, selain
dengan aplikasi tersebut pengusaha Dwi Sin juga mempromosikan dari mulut ke mulut.
Agar semua masyarakat Bukuan dapat mengenal Warung Kelontong Dwi Sin yang
terjangkau harga dan mudah dalam membeli suatu produk yang dijualkan.

B. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi segmentasi pasar
Warung Kelontong Dwi Sin di Bukuan pada masa pandemi dan bagaimana strategi
segmentasi pasar Warung Kelontong Dwi Sin di masa pandemi. Dimana pembahasan
mengenai kenyataan di lokasi penelitian dan bentuk-bentuk konkrit bagaimana strategi
segmentasi pasar terhadap UMKM di masa pandemi.

1. Implementasi Segmentasi pasar Warung Kelontong Dwi Sin di Masa Pandemi


Segmentasi pasar adalah mebagi-bagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli
berbeda yang mungkin memerlukan produk atau jasa yang berbeda pula. Segmentasi pasar
perlu dilakukan mengingat didalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda
keinginan dan kebutuhan. Pada dasarnya segmentasi pasar merupakan strategi yang
didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi pada konsumen.
Pada pasar yang besar memiliki berbagai macam pembeli tiap-tiap pembeli pada
umumnya dalam motif dan perilaku ini menunjukkan bahwasannya pasar suatu produk ini
heterogen dengan jumlah konsumen yang sangat banyak serta mempunyai ragam
kebutuhan, keinginan, kemampuan membeli, dan perilaku serta tuntutan pembelian. Dalam
upayanya memberikan kepuasan pada komsumen dengan apa yang diinginkan oleh
konsumen, perusahaan perlu mengelompokkan konsumen atau pembeli sesuai kebutuhan
dan keinginannya.
Dalam pengimplementasikan segmentasi pasar yang dilakukan oleh Warung Kelontong
Dwi Sin dimana ia membagi konsumen ke dalam 4 jenis segmentasi pasar. Dimana 4 jenis
segmentasi tersebut adalah segmentasi tingkah laku, segmentasi psikografis, segmentasi
demografis serta segmentasi geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
ditetapkannya strategi pemasaran yang terarah akan dapat membantu sebuah perusahaan
dalam menyampaikan produk atau jasa kepada konsuemen sesuai dengan keinginan dan
kebutuhannya. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah strategi sementing,
targetting dan positioning dimana strategi ini telah diterapkan oleh Warung Kelontong Dwi
Sin yang merupakan langkah awal sebelum perusahaan menentukkan bauran
pemasarannya.
Hal demikian mendukung pendapat dari Kotler dan Amstrong (2012) yang menyatakan
bahwa “Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya. Perusahaan
mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya menjadi segmen-segmen yang lebih kecil,
memilih segmen yang paling menjanjikan dan meusatkan perhatian pada pelayanan dan
pemuasan pelanggan dalam segmen ini.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengimplemetasian atau penerapan
segmentasi pasar sangat berguna bagi UMKM dalam pemilihan suatu produk istimewa
yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Strategi Segmentasi pasar Warung Kelontong Dwi Sin di Masa Pandemi


Strategi bisnis yang tepat merupakan suatu jawaban terhadap tantangan baru yang
mungkin dihadapi oleh pihak perusahaan baik sebagai akibat program yang telah
dilaksanakan sebelumnya maupun karena adanya ancaman dari pesaing sejenis.
Berdasarkan informasi dari pemilik usaha Warung Kelontong Dwi Sin mengatakan bahwa
bentuk segmentasi tingkah laku, segmentasi psikografis, segmentasi demografis, dan
segmentasi geografis. Dari keempat segmentasi yang paling difokuskan adalah segmentasi
demografis dan segmentasi tingkah laku. Pertimbangan dipilihnya segmentasi demografis
dan segmentasi tingkah laku karena pada masa pandemi lebih mudah dijalankan atau
diterapkan dari yang lainnya.
Sehingga konsumen selalu tertarik, maka pemilik usaha Warung Kelontong Dwi Sin
menciptakan inovasi produk baru yang belum pernah ada sebelumnya di Warung tersebut.
Dan sampai sekarang ia masih tetap melakukan setiap per 6 bulan sekali. Adapun inspirasi
jenis-jenis makanan ringan yang dijual diwarung tersebut seperti (Sosis goreng/bakar, Roti
bakar dan Es buah), kemudian melakukan inovasi terhadap produk yang diluncurkan. Dari
situlah, ia selalu menciptakan produk yang dimana akan selalu di gemari atau disukai oleh
konsumennya. Selain itu ia juga mengadakan promo melalui media sosial seperti Facebook
dan WhatsApp untuk manarik pelanggan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh responden
bahwa :
“Jadi Strateginya, yah kita coba bertahan dengan melakukan promo-promo dan juga
kemudahan dalam antar barang/produk yang dibeli dengan ongkos kirim yang murah atau
terjangkau agar tetap menarik pelanggan dan tetap bertahan diera pandemi ini. Dulu ya
promonya melalui mulut ke mulut lama-lama ya saya coba melaui media sosial.
Alhamdulillah respon dari pelanggan setia ataupun pelanggan baru sangat disukai dan
digemari, ada juga yang meresponnya dengan biasa aja.”

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dalam penimplementasian segmentasi pasar yang dilakukan oleh Warung Kelontong Dwi
Sin dimana ia membagi 4 jenis segmentasi, yaitu sebagai berikut :
1. Segmentasi Tingkah laku
Membagi pasar menjadi kelompok berdaarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau
respon konsumen terhadap sebuah produk. Dimana Warung pengetahuan konsumen
Kelontong Dwi Sin dari media sosial seperti Facebook dan WhatsApp. Selain itu para
konsumen juga melihat langsung ke lokasi Warung Kelontong Dwi Sin serta dari mulut
ke mulut. Adapun respon konsumen sangat beragam ada yang antusias mendukung dan
ada juga yang merespon dengan biasa aja.

2. Segmentasi Psikografis
Mengelompokkan konsumen berdasarkan gaya hidup, kegiatan, bagaimana konsumen
menghabiskan waktu dan pendapat konsumen tentang berbagai macam kegiatan seperti
bermain Hp, berdiskusi dengan teman. Hal ini dapat dimanfaatkan pemasar untuk
memasarkan atau mempromosikan produknya.
3. Segmentasi Demografis
Mengelompokkan pasar berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan
pendapatan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti maka yang menjadi kelompok pasar berdasarkan usia mulai dari 6 tahun sampai
usia 60 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, pekerjaan umum
konsumen rata-rata ialah wiraswasta maupun mahasiswa/i dengan penghasilan paling
umumnya yaitu Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 3.000.000.
4. Targeting
Targeting yang dituju oleh Warung Kelontong Dwi Sin adalah kalangan menengah ke
bawah.
5. Positioning
Positioning yang dilakukan oleh Warung Kelontong Dwi Sin adalah dengan
mengiklankan produknya atau mempromosikan melalui WhatsApp dan Facebook. Melalui
media sosial pemilik Warung Kelontong Dwi Sin mengenalkan atau mempromosikan
produknya, selain dengan aplikasi tersebut pengusaha Dwi Sin juga mempromosikan dari
mulut ke mulut. Agar semua masyarakat Bukuan dapat mengenal Warung Kelontong Dwi
Sin yang terjan Sin yang terjangkau harga dan mudah dalam membeli suatu produk yang
dijualkan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Pengusaha Warung Kelontong Dwi Sin
Dalam mempertahankan sebuah usaha dimasa pandemi ini harus tepat dalam
pelaksanaan segmentasi pasar dan penentuan strategi segmentasi pasar yang tepat,
dengan pelaksanaan dan penerapan strategi segmentasi pasar yang baik dapat berdampak
baik pula untuk mempertahankan usaha pada Warung Kelontong Dwi Sin di masa
pandemi.

2. Bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Diharapkan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada waktu pandemi
Covid-19untuk mencari inovasi produk baru dan mencari peluang kerja baru yang di
butuhkan pada saat pandemi ini, agar pendapatan pelaku usaha mikro kecil dan
menengah tetap stabil.

3. Bagi Pemerintah Kota Samarinda


Pemerintah Kota Samarinda dapat menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat
di Kota Samarinda. sebagai langkah utama dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi
adalah tugas besar yang dipikul oleh pemerintah terkait dengan pandemi Covid- 19 ini.
Untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah saat ini pemerintah harus
memformulasikan kebijkaan yang ideal untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah agar ekonomi mereka dapat kembali pulih.Kebijakan yang bisa dilakukan
dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai(cash money) atau dengan cara
memberikan keringanan membayar pajak pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah. Pemerintah juga harus mengadakan pelatihan agar pelaku usaha miko kecil
dan menengah ini paham dengan adanya perubahan pemasaran konvensional menjadi
pemasaran online, sehingga materi yang diberikan kaitannya untuk meningkatkan
pemasaran secara digital agar pelaku usaha mikro kecil dan menengah tetap aksis di
tengah pandemi covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A, (2012), UU No 20 tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Ensiklopedia, Ekonomi, Keuangan, Perdagagan, Jakarta : Pradya Pramita.

Amstrong, K. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Asmini, Sutama, (2020). Strategi UMKM Dalam Menghadapi Pandemi.


http://www.bisnis.com/

Assaruri, Sofjan, ( 2015). Manajemen Pemasaran, Edisi 15. Jakarta: Rajawali Perseda.

Bestari, 2013. Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Unit Penerbitan


Fakultas Ekonomi (UPFE)

Fery Wongso.(2015). Definisi UMKM. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 4(2).
https://www.neliti.com/id/journals/jurnal-ilmiah-ekonomi-dan-bisnis-unilak.

Fitria Rismawati, F., Wahyuni, S., & Widodo, J. (2019). Strategi Pemasaran STP
(Segmenting, Targeting, Positoning) Larissa Aesthetic Center Cabang Jember. Jurnal
Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 21-23.
https://doi.org/10.19184/jpe.v13i2.10793.

Hardilawati, W. L. (2020, Juni 1). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19.
Jurnal Akuntansi & Ekonomika,10(1). https://www.semanticscholar.org/paper/Strategi-
Bertahan-UMKM-di-Tengah-Pandemi-Covid-19-
Hardilawati/ad1331cc9509f712b7a337ac24daf4188624be2e.
Hardilawati, W. laura. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Akuntansi Dan Ekonomika. 1-2 https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934.

Iskandar, A., Possumah, B.T., Aqbar, K. (2020). Peran Ekonomi dan Keuangan Sosial Islam
Saat Pandemi Covid-19, Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar’i, 7(7). 625-638.

Kotler, Philip. Lane keller, Kevin. (2016), “Manajemen PemasaranEdisi 12, Jilid 1”.(Jakarta:
Penerbit Erlanga). Kotler,Philip. Lane keller, Kevin. (2017). “Manajemen PemasaranEdisi 13,
Jilid 2”. (Jakarta: Penerbit Erlangga).Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2012), “Prinsip-
Prinsip Pemasaran. Edisi 13.Jilid 1”. (Jakarta. Erlangga).

Lancaster, G., Massingham, L., & Ozuem, W. (2018). Digital marketing. In Essentials of
Marketing Management. https://doi.org/10.4324/978131517701411.

Mahriani, E. (2020) Model Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19, Jurnal Hadratul Madaniyah,
7(1), 9-14. https://journal.umpr.ac.id/index.php/jhm/article/view/1596/1344.

May Sandy Br Ginting. (2016), “Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara yang
Berkunjung ke bali dari Aspek Sosio-Ekonomi Demografi, Psikografi, dan Perilaku ”. Jurnal
IPTA ISSN : 2338-8633. 3(2). https://ojs.unud.ac.id/index.php/pariwisata/article/view/22848.

Pratiwi, M. B., & Novianty, I. (2020). Strategi Bertahan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam Pendemi Covid-19 pada Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat, Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar, Bandung,
26-27Agustus2020.https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/2717/2156.

Purwanto, H., & Trihudiyatmanto, M. (2018). Pengaruh Intensi Berwirausaha, Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada
Sentra UMKM Carica di Wonosobo. Journal Of Economic, Management, Accounting and
Technology, 1(1), 42-52. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech/article/view/211/98.

Siagian, Ade Onny; Indra, N. (n.d.). Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Terhadap Laporan Keuangan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
4(12). https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/825/1170.

Pakpahan, A. (2020). Covid-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal
Ilmiah Hubungan Internasional, 56-64.

https://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/3870/29
03.
Peter, P. J., & Olson, J. C. (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi
Kesembilan. Jakarta : Diah Tantri Dwiandani. Penerbit Salemba Empat.

Sofyan Assuri. (2017 : 4). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiono. (2016). Metode Penelitan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiri. (2020). Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak Pandemi
Covid-19. Jakarta : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi, 3.

Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis. Yogyakarta:
Suaka Media

Tjiptono Fandy. 2014. Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, And Offset.
Yogyakarta : Selmba Empat.

Ulya, H.N. (2020) Alternatif Strategi Penanganan Dampak Ekonomi Covid-19 Pemerintah
Daerah Jawa Timur Pada Kawasan agropolitian, el Barka: Journal of Islamic Economic and
Business, 3(1), 80-109.

Anda mungkin juga menyukai