Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UMKM


“KANAYA CAKE & BAKERY” PATI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR


SEMESTER MANAJEMEN PEMASARAN
DOSEN PENGAMPU :
SUTONO, SE.MM.Ph.D

NAMA : MEI NURJANNAH


NIM : 202201033
KELAS :A

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya industri ekonomi di Indonesia menuntut


para pelaku bisnis untuk tetap mempertahankan usahanya. Banyaknya
kompetitor yang semakin kompetitif, para pelaku bisnis diharapkan bisa
berkompetesi dengan kompetitor yang lain. Dunia bisnis akan terus
berkembang dan bersaing sehingga menciptakan produk yang unggulan
dan bermutu. Berbagai perusahaan telah melakukan inovasi dan perbaikan
sehingga mampu menarik perhatian konsumen dan bersaing. Perusahaan
dituntut agar bisa mempertahankan konsumen lama agar tidak beralih ke
produsen yang lain. Perusahaan harus bisa memberikan produk yang
berkualitas kepada konsumen supaya konsumen merasakan kepuasan.
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bidang usaha
yang menjadi pendukung dalam perekonomian Indonesia, hal ini
dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan
dekat dengan masyarakat kecil (Jauhari, 2010).
Usaha yang berdiri dibidang kuliner merupakan salah satu peluang
usaha yang hampir tidak pernah mati. Peluang usaha yang penuh potensi,
prospek, berkembang dengan sangat cepat, dan merupakan bisnis
pembawa kesuksesan dan kemakmuran. Usaha tersebut bukan sesuatu hal
yang mudah dilaksanakan, membutuhkan ketekunan, ketelitian,
kecermatan dan kerja keras, bukan hanya melakukan keterampilan
memproduski saja melainkan perlu diperhatikan juga secara terus-menerus
dengan semua bidang yang berkaitan.
Setelah menghasilkan produk yang baik, maka tugas utama yang
siap menunggu adalah strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan
produk tersebut. Dalam proses penerimaan suatu produk, konsumen akan
terfokus pada proses mental yang dilalui, mulai dari mendengar informasi
sampai memakainya. Dengan informasi yang dikomunikasikan dengan
baik, akan mendorong konsumen untuk mencari informasi mengenai
produk yang kurang diketahuinya. Selanjutnya konsumen akan
mempertimbangkan untuk mencoba produk tersebut dan memberikan
penilaian atas produk.
Tingginya persaingan dalam dunia bisnis menuntut adanya
keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan agar tetap
mampu bersaing, termasuk juga dalam persaingan bisnis. Salah satu
keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah
pemasaran. Pemasaran sendiri memiliki fungsi untuk menciptakan
permintaan dari konsumen, sehingga informasi-informasi komponen
pemasaran wajib diketahui oleh suatu perusahaan Strategi pemasaran yang
tepat tidak hanya sebatas menyusun bauran pemasaran sebagai taktik
namun lebih dari itu juga menyusun strategi segmentasi (segmenting)
yaitu membagi pemasaran produk berdasarkan sasaran pelanggan, dan
target (targeting) pasar yang dituju, serta posisi (positioning) yang
diinginkan oleh perusahaan dibenak konsumen agar konsumen selalu
teringat produk yang di jual oleh perusahaan (Akbarsyah, 2013).
Usaha Kanaya Cake & Bakery merupakan Usaha Kecil
Menengah (UKM) yang sudah berdiri sejak 5 tahun dan bergerak pada
bidang kuliner yang memproduksi berbagai jenis kue tradisional dan kue
kering dengan salah satu produknya yang seketika menjadi viral di
wilayah Kabupaten Pati. Pembuatan kue dilakukan terus menerus setiap
hari, dengan pemasaran yang bermacam-macam bentuknya. Namun
selama beberapa tahun , perkembangan bisnis UMKM Kanaya Cake &
Bakery belum begitu maksimal sehingga menuntut adanya model dan
strategi bisnis yang baik. Sebagai bagian dari satu usaha, Kanaya Cake &
Bakery dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain sehingga
menuntut adanya strategi untuk bisa bersaing bahkan bertahan dalam
tingkat kompetisi usaha yang semakin kompetitif.
Dengan pertimbangan tersebut maka penelitian ini akan fokus
pada upaya menggambarkan kondisi segmentasi, target, posisi pasar
produk dan saluan pemasaran roti yang dihasilkan oleh Kanaya Cake &
Bakery.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai kondisi yang dihadapi oleh Kanaya Cake
& Bakery, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah :
1. Bagaimanakah segmentasi pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
2. Bagaimanakah target pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
3. Bagaimanakah posisi pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
4. Bagaimanakah saluran pemasaran produk roti Kanaya Cake & Bakery.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis segmentasi pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
2. Menganalisis target pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
3. Menganalisis posisi pasar produk roti Kanaya Cake & Bakery.
4. Menganalisis saluran pemasaran produk roti Kanaya Cake & Bakery.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis merupakan syarat dalam proses penyelesaian studi strata
satu dan menambah wawasan tentang strategi pengembangan bisnis di
bidang Cake & Bakery.
2. Bagi Kanaya Cake & Bakery adalah bisa membantu Kanaya Cake &
Bakery dengan memberikan informasi dan sumbangan pemikiran
mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan B Kanaya Cake &
Bakery dalam menjalankan usahanya.
3. Bagi pembaca Sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan bagi
pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran.
Pemasaran yang kita kenal selama ini merupakan kegiatan
menjual atau berransaksi barang atau jasa. Menurut Djasmin S dalam
(Ismiati R, 2016), pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, pendistribusian produk
yang dapat memuaskan keinginan pelanggan dan mencapai sasaran pasar.
Pada era globalisasi saat ini, pengertian modern tentang pemasaran yakni
para pemasar lebih cenderung berorientasi pada pelanggan, pada
kepuasan pelanggan serta kesetiaan pelanggan terhadap produk dan
merek.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) pemasaran merupakan
proses dimana perusahaan menciptakan nilai untuk pelanggan dan
membangun hubungan baik dengan pelanggan yang membuat para
pelanggan akan membeli produk lagi dan lagi dan seterusnya.
Merujuk pada penjelasan tentang pengertian pemasaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa tenaga pemasaran di zaman sekarang ini harus
kreatif dalam menciptakan nilai dan hubungan baik dan
berkesinambungan dengan pelanggan.

2.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran merupakan sebuah strategi yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan untuk membagi kelompok ke beberapa kategori
serta menjadi proses identifikasi dan analisis pembeli terhadap produk,
keterkaitan antara disparitas ciri pelanggan yang di pasar. Strategi
tersebut bertujuan untuk memenangkan pasar. Berikut ini empat
komponen dalam strategi pemasaran, yakni:
1. Segmenting
Menurut Kotler dan Amstrong dalamIrfayanti dkk (2020),
segmentasi pasar merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-
kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan, karakteristik
atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau
bauran pemasaran tersendiri.
Kotler dan Armstrong dalam Irfayanti dkk. (2020), ada
empat variabel utama yang bisa digunakan sebagai dasar–dasar
pengelompokkan pasar yaitu variabel demografi, geografi,
psikografi, dan perilaku.
Segmentasi merupakan proses pasar yang lebih besar
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil berdasarkan satu atau lebih
karakteristik bersama yang bermakna serta ilmu untuk melihat dan
mengamati pasar berdasarkan variabel yang berkembang di
kalangan para konsumen. Saat ini perusahaan harus lebih kreatif
dan inovatif dalam menyikapi arus perkembangan di masa sekarang
ini agar segmentasi pasarnya dapat lebih memfokuskan sumber
daya yang ada. Pada dasarnya segmentasi pasar melalui beberapa
pendekatan yang dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Statistic Attribute Segmentation
Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan membagi pasar
berdasarkan atribut statistik sifatnya, seperti geografis atau
demografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan
negara, kawasan, provinsi, atau kota. Segmentasi demografis
membagi pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis
pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan pendidikan.
b. Dinamic Attribute Segmentation
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan
memperhatikan atribut-atribut yang dinamis, seperti psikografis
dan pelaku (behavior). Segmentasi psikografis membagi pasar
berdasarkan gaya hidup konsumen. Sedangkan segmentasi
perilaku berdasarkan respon yang baik.
c. Individual Segementation
Pendekatan terakhir dilakukan atas unit terkecil pasar,
yaitu individu perseorangan. Sgfhgsdhfskdf
2. Target (Targetting)
Komponen kedua adalah targeting atau menetapkan target
pasar yang ingin Anda sasar. Targeting merupakan tindakan
menilai ketertarikan dan minat dari beragam segmen pasar,
kemudian menentukan segmen pasar mana yang akan Anda jadikan
sebagai target pasar. Target pasar dipahami sebagai kelompok
yang dipilih oleh suatu bisnis untuk dijadikan sebagai calon
kostumer dengan melakukan penargetan dan segmentasi.
Menurut Tjiptono dan Chandra dalam Mujahidin dkk (2019)
terdapat lima alternatif dalam memilih pasar sasaran yaitu :
a. Single-Segmen Concetration
Perusahaan memilih satu segmen pasar berdasarkan berbagai
pertimbangan seperti keterbatasan dana yang dimiliki
perusahaan, adanya peluang pasar pada segmen yang
bersangkutan yang belum sepenuhnya dimanfaatkan atau
bahkan diabaikan oleh pesaing atau perusahaan menganggap
segmen tersebut paling tepat sebagai dasar untuk ekspansi ke
segmen lain.
b. Selective Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen pasar
yang menarik sesuai dengan tujuan dan sumber dayanya.
c. Market Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi pada upaya
melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok kostumer
tertentu.
d. Product Specialization
Dalam spesialisasi produk, perusahaan berfokus pada produk
atau jasa tertentu yang dijual ke segmen pasar yang berbeda.
e. Full Market Coverage
Dalam pendekatan ini, perusahaan berusaha untuk melayani
setiap kelompok pelanggan dengan semua produk yang
mereka butuhkan. Secara umum, hanya perusahaan besar yang
dapat menerapkan teknik ini, karena membutuhkan sumber
daya yang sangat besar.
3. Positioning
Positioning adalah strategi untuk mendapatkan posisi kuat
dalam pasar untuk menarik minat beli konsumen. Strategi ini
menyangkut tentang strategi membangun kepercayaan, keyakinan, dan
kompetisi bagi pelanggan. Konsumen memegang peranan kunci untuk
pembelian dan pemakaian produk-produk perusahaan. Untuk itu,
positioning diperlukan agar citra terhadap produk atau perusahaan
dapat terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan. Dalam
hal ini, positioning memegang peranan yang sangat penting dalam
memasarkan produk perusahaan.
4. Differentitation
Diferensiasi merupakan tindakan merancang seperangkat
perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun,
penawaran ini bukan berarti janji-janji belaka saja, melainkan harus
didukung oleh bentuk yang nyata. Diferensiasi ini bisa berupa content
(what to offer), dan context (how to offer), dan yang tak kalah penting
yaitu infrastructure (capability to offer).
Content adalah dimensi diferensiasi yang merujuk pada nilai
yang ditawarkan kepada pelanggan perusahaan. Ini merupakan bagian
tangible diferensiasi. Context merupakan dimensi tentang cara
perusahaan dalam menawarkan produknya. Ini merupakan bagian
intangible dari diferensiasi dan berhubungan dengan usaha perusahaan
untuk membantu para pelanggan dalam mempresepsi tawaran
perusahaan dengan cara yang berbeda dibandingkan tawaran para
pesaing.
2.3 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Segmenting, targeting, dan

positioning pada Andre Resto & Café yang menjadi dasar dari tujuan

perusahaan. Berdarasarkan telaah pustaka dan penelitian terdahulu diatas,

maka dapat disusun kerangka penelitian ini dalam gambar berikut ini

GAMBAR 1
Kerangka Berpikir Penelitian

Kanaya Cake & Bakery

Segmenting, Targetting, Positioning

Tujuan Perusahaan

Sumber: Modifikasi Peneliti, 2021


BAB III
PROFIL USAHA

3.1 Profil Usaha


“Kanaya Cake & Bakery”  merupakan UMKM yang berada di desa
Guyangan Trangkil, Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Mulai berdiri sejak tahun 2017 yang didirikan oleh Bapak Hajir, dimana
pada saat itu masih dalam keadaan sederhana, bahkan belum mempunyai
pekerja sama sekali.
“Kanaya Cake & Bakery” ini sekarang sudah mulai berkembang
bahkan memiliki peralatan oven dan pekerjanya sekitar 20 orang.
Beberapa produknya yaitu Roti kanaya dengan berbagai varian seperti
rasa cokelat, keju & kacang, juga menerima pesanan roti hantaran untuk
pernikahan dan kue ulang tahun. Pemasaran produknya meliputi Pati,
Kudus, Rembang, Jepara dan sekitarnya. UMKM ini juga telah memiliki
sertifikat izin usaha rumah tangga dan juga sertifikat halal dari MUI
tentunya yang tidak perlu dikhawatirkan kualitas produk dari “Kanaya
Cake & Bakery”.
Roti Kanaya memiliki tiga varian rasa, yaitu cokelat dan keju dan
kacang. Tekstur rotinya yang lembut berisi krim susu yang manis serta
ditaburi toping keju dan meisis diujung rotinya membuat para konsumen
mengakui kelezatan dari Roti Kanaya ini. Roti Kanaya menggunakan
plastik dengan label nama Kanaya serta kontak pemilik roti untuk
mempermudah konsumen dalam memesan roti ini. satu bungkus Roti
Kanaya varian rasa coklat atau keju hanya dihargai Rp 3000 saja.
Usaha ini meskipun kecil, namun nyatanya telah mampu
mempertahankan kinerja usahanya dalam bentuk peningkatan penjualan
produk berdasarkan perbaikan strategi pemasaran dan peningkatan
kualitas produk yang dihasilkan di mana hal ini menjadi faktor
determinan penting dalam sustainabilitas usaha (keberlangsungan usaha).
Lokasi usaha yang dipilih Kanaya Bakery juga tergolong lokasi yang
sangat strategis, mudah dijangkau, dekat dengan pusat keramaian pasar,
aman, serta banyak dilalui berbagai jenis kendaraan di sekitarnya. Data
penjualan Kanaya Bakery sendiri selama kurun waktu 2021 dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Data Penjualan Kanaya Bakery Tahun 20121
BULAN PENDAPATAN (OMZET)
Januari 15.780.000
Februari 14.650.000
Maret 11.750.000
April 12.850.000
Mei 12.300.000
Juni 11.700.000
Juli 11.250.000
Agustus 13.950.000
September 13.750.000
Oktober 14.500.000
November 14.450.000
Desember 15.250.000

Mengacu pada tabel data di atas, terlihat jelas bahwa tingkat


pendapatan hasil usaha Kanaya Bakery memang belum tergolong stabil
tiap bulannya selama kurun waktu di tahun 2021. Fluktuasi hasil
pendapatan gross Kanaya Bakery Pati pada kurun waktu 2021 tersebut
berkisar antara sebelas hingga limabelas juta tiap bulannya. Meski dari
sisi pendapatan dapat dinyatakan masih belum stabil di tahun 2021,
namun secara rata-rata hasilnya terbilang cukup lumayan untuk ukuran
usaha mikro. Salah satu factor penyebab ketidakstabilan pendapatan itu
terjadi ditengarai akibat banyaknya usaha sejenis (toko roti) yang tiba-
tiba muncul dan makin menjamur di media daring sehingga sangat
mempengaruhi ceruk porsi pendapatan yang diperoleh Kanaya. Padahal
jika dirunut di tahun-tahun sebelumnya, sebenarnya penjualan Kanaya
Bakery miliki porsi penjualan paling besar dibanding toko-toko roti dari
kompetitor yang lain. Untuk itulah alasan mengapa Kanaya Bakery baru-
baru ini juga membuat kanal penjualan produk melalui media online
melalui platform marketplace di gawai pintar. Dengan kebijakan baru
tersebut, harapannya ke depan Kanaya Bakery mampu memperbaiki
tingkat pendapatan penjualan serta mampu merebut kembali posisi
sebagai pemimpin pasar (market leader), apalagi Kanaya Bakery saat ini
menerapkan sistem jemput bola dalam aktivitas marketingnya dengan
berbagai bentuk layanan prima yang memungkinkan konsumen dapat
memesan sejumlah produk untuk kemudian diantar sampai ke tangan
pemesan secara langsung.
3.2 Jenis dan Kapasistas Alat
Jenis alat yang digunakan dalam produksi roti Kanaya Cake &
Bakery antara lain adalah sebagai berikut :
1. Oven
adalah alat yang berfungsi untuk mengeringkan dan memanaskan
bahan makanan. kapasitas oven untuk satu kali proses adalah 60 buah
roti besar/jam dan 120 buah roti kecil/jam. Jumlah oven yang dimiliki
oleh Kanaya Cake & Bakery sebanyak 5 unit.
2. Mixer
Mixer adalah alat yang berfungsi untuk mengaduk dan mencampur
bahan baku yang akan di olah. Kapasitas mixer untuk satu kali proses
adalah 20 Kg/jam. Jumlah mixer yang dimiliki Kanaya Cake &
Bakery sebanyak 2 unit.
3. Timbangan
Timbangan di gunakan agar roti yang akan diproduksi memiliki
jumlah dan berat yang sama. Jumlah timbangan yang dimiliki Kanaya
Cake & Bakery Sebanyak 1 unit.
3.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi disusun agar proses kegiatan suatu usaha dapat
berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan dari usaha tersebut.
Berikut ini struktur organisasi dari Kanaya Cake & Bakery.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kanaya Cake & Bakery

Pemilik (Owner)

Administrasi dan Keuangan Produksi Pemasaran

Tugas dan tanggung jawab ini dilakukan secara bersama oleh


pemilik Kanaya Cake & Bakery dengan 23 tenaga kerja yang ada. Tugas-
tugas tersebut, yaitu :
1. Keuangan dan Administrasi bertugas untuk menyiapkan barang yang
akan digunakan dalam proses produksi, membuat pembukuan tentang
pengeluaran dan pemasukan setiap hari, mencatat semua hasil
kegiatan produksi dan mencatat kehadiran dari tenaga kerja yang ada.
2. Pemasaran bertugas untuk memasarkan produk roti. Mulai dari
pengiriman barang sampai ke tangan konsumen akhir.
3. Produksi bertugas untuk mengerjakan dan menyelesaikan proses
pembuatan roti sampai di kemas dengan kuantitas dan kualitas barang
yang baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Pemakaian Bahan Baku
Pada Tahun 2021 berdasarkan hasil pengumpulan data yang
dilakukan di Kanaya Cake & Bakery didapatkan data pemakaian bahan
baku pada tahun 2021 yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Pemakaian Bahan Baku Tahun 2021


Bulan Tepung Terigu (Kg) Gula (Kg) Telur (Kg)
Januari 2691 538 1346

Februari 3153 631 1577

Maret 3144 629 1572

April 3204 641 1602

Mei 2603 521 1302

Juni 2609 522 1305

Juli 2589 518 1295

Agustus 2976 595 1488

September 3028 606 1514

Oktober 3317 663 1659

November 2989 598 1495

Desember 3156 631 1578

Jumlah 35459 7092 17730

Rata – Rata 2599 591 1477

Pada tabel diatas dapat diketahui jumlah pemakaian bahan baku


pada tahun 2021 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur.
Pemakaian tepung terigu pada tahun 2021 sebanyak 35.459 kg dengan
jumlah rata-rata pemakaian sebanyak 2.955 kg, pemakaian gula sebanyak
7.092 kg dengan jumlah rata-rata pemakaian sebanyak 591 kg dan
pemakaian telur sebanyak 17.730 kg dengan jumlah rata-rata pemakaian
sebanyak 1.477 kg.

4.1.2 Biaya Pemesanan Bahan Baku


Berikut merupakan data biaya pemesanan bahan baku di Kanaya
Cake & Bakery di tahun 2021 yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai
berikut.
Tabel 4.2 Data Biaya Pemesanan Bahan Baku Tahun 2021
Biaya Pemesanan Jumlah
Biaya Telephone Rp, 96.000,-
Biaya Transportasi (Shipping) Rp, 480.000,-

Total Rp, 576.000,-

Biaya Sekali Pesan Rp, 12.000,-

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa biaya yang harus


dikeluarkan perusahaan untuk satu kali proses pemesanan bahan baku
sebesar Rp. 12.000.
4.1.3 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Berikut merupakan data biaya penyimpanan bahan baku di Cake &
Bakery pada tahun 2021 yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Data Biaya Penyimpanan Bahan Baku Tahun 2021
Biaya Penyimpana Jumlah
Biaya Pegawai Gudang Rp, 11.520.000,-

Biaya Listrik Gudang Rp, 1.200.000,-

Total Rp, 12.720.000,-

Biaya Simpan Per Kg Rp, 211,-

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa biaya penyimpanan


bahan baku yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 211 untuk 1
kg bahan baku.
4.1.4 Lead Time
Lamanya waktu tunggu antara saat pemesanan bahan baku hingga
pengiriman bahan baku yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur
yaitu 1 hari.
4.2 Analisis Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu
Hasil pengumpulan data serta perhitungan yang telah dilakukan
pada bahan baku tepung terigu menggunakan metode EOQ (Economic
Order Quantity) dan metode POQ (Periodic Order Quantity) selanjutnya
akan dibandingkan untuk mengetahui metode yang paling tepat yang
dapat diterapkan pada perusahaan sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan bahan baku tepung terigu. Perbandingan persediaan bahan
baku tepung terigu kebijakan perusahaan dengan metode EOQ (Economic
Order Quantity) serta metode POQ (Periodic Order Quantity) dapat
dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung
Terigu antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ dan POQ
Keterangan Kebijakan Metode EOQ Metode POQ
Perusahaan
Kuantitas Pembelian 739 kg 2.008 kg 2.955 kg

Total Biaya Persediaan Rp. 653.753 Rp. 423.750 Rp. 508.292

Frekuensi Pemesanan 48 kali 18 kali 12 kali

Safety Stock - 416 kg 249 kg

Reorder Point - 505 kg 338 kg

Berdasarkan hasil perhitungan diatas metode POQ (Periodic Order


Quantity) dapat menghemat total biaya persediaan bahan baku tepung
terigu sebesar Rp. 145.461 jika dibandingkan dengan kebijakan
perusahaan. Metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghemat
total biaya persediaan sebesar Rp. 230.003 jika dibandingkan dengan
kebijakan perusahaan dan jika dibandingkan dengan menggunakan
metode POQ (Periodic Order Quantity) dapat menghemat total biaya
persediaan sebesar Rp. 65.746, sehingga untuk meminimalkan total biaya
persediaan bahan baku perusahaan dapat menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity).

4.3 Analisis Persediaan Bahan Baku Gula


Hasil pengumpulan data serta perhitungan yang telah dilakukan
pada bahan baku gula menggunakan metode EOQ (Economic Order
Quantity) dan metode POQ (Periodic Order Quantity) selanjutnya akan
dibandingkan untuk mengetahui metode yang paling tepat yang dapat
diterapkan pada perusahaan sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan bahan baku tepung terigu. Perbandingan persediaan bahan
baku tepung terigu kebijakan perusahaan dengan metode EOQ (Economic
Order Quantity) serta metode POQ (Periodic Order Quantity) dapat
dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Gula


antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ dan POQ
Keterangan Kebijakan Metode EOQ Metode POQ
Perusahaan
Kuantitas Pembelian 148 kg 898 kg 296 kg

Total Biaya Persediaan Rp. 590.641 Rp. 189.510 Rp. 333.998

Frekuensi Pemesanan 48 kali 8 kali 24 kali

Safety Stock - 83 kg 70 kg

Reorder Point - 101 kg 79 kg

Berdasarkan hasil perhitungan diatas metode POQ (Periodic Order


Quantity) dapat menghemat total biaya persediaan bahan baku gula
sebesar Rp. 256.643 jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.
Metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghemat total biaya
persediaan sebesar Rp. 401.131 jika dibandingkan dengan kebijakan
perusahaan dan jika dibandingkan dengan menggunakan metode POQ
(Periodic Order Quantity) dapat menghemat total biaya persediaan
sebesar Rp. 144.448, sehingga untuk meminimalkan total biaya
persediaan bahan baku perusahaan dapat menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity).
4.4 Analisis Persediaan Bahan Baku Telur
Hasil pengumpulan data serta perhitungan yang telah dilakukan
pada bahan baku telur menggunakan metode EOQ (Economic Order
Quantity) dan metode POQ (Periodic Order Quantity) selanjutnya akan
dibandingkan untuk mengetahui metode yang paling tepat yang dapat
diterapkan pada perusahaan sehingga dapat meminimalkan biaya
persediaan bahan baku tepung terigu. Perbandingan persediaan bahan
baku tepung terigu kebijakan perusahaan dengan metode EOQ (Economic
Order Quantity) serta metode POQ (Periodic Order Quantity) dapat
dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Telur


antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ dan POQ
Keterangan Kebijakan Metode EOQ Metode POQ
Perusahaan
Kuantitas Pembelian 369 kg 1.420 kg 1.478 kg

Total Biaya Persediaan Rp. 615.515 Rp. 299.641 Rp. 326.304

Frekuensi Pemesanan 48 kali 13 kali 12 kali

Safety Stock - 208 kg 125 kg

Reorder Point - 252 kg 169 kg

Berdasarkan hasil perhitungan diatas metode POQ (Periodic Order


Quantity) dapat menghemat total biaya persediaan bahan baku telur
sebesar Rp. 289.211 jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.
Metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghemat total biaya
persediaan sebesar Rp. 315.874 jika dibandingkan dengan kebijakan
perusahaan dan jika dibandingkan dengan menggunakan metode POQ
(Periodic Order Quantity) dapat menghemat total biaya persediaan
sebesar Rp. 26.663, sehingga untuk meminimalkan total biaya persediaan
bahan baku perusahaan dapat menggunakan metode EOQ (Economic
Order Quantity).
4.5 Anggaran Pembelian Bahan Baku
4.5.1 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi Kurang
Dari 4.000
Berikut merupakan anggaran pembelian bahan baku dengan kapasitas
produksi kurang dari 4.000 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur
yang terdapat di Kanaya Cake & Bakery pada tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 4.7 sebagai berikut.
Tabel 4.7 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi
Kurang Dari 4.000

Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2021


Bahan Baku
Keterangan
Tepung Gula Telur
Kebutuhan (Kg) 1.509 653 1.048
Persediaan Akhir (Kg) 416 83 208
Jumlah (Kg) 1.925 736 1.256
Persediaan Awal (Kg) 505 101 252
Pembelian (Kg) 1.420 635 1.004
Frekuensi Pemesanan 12 kali 6 kali 9 kali
Biaya Persediaan Rp. 299.641 Rp. 134.004 Rp. 211.878

4.5.2 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi 4.000-


5.000
Berikut merupakan anggaran pembelian bahan baku dengan kapasitas
produksi 4.000-5.000 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur yang
terdapat di Kanaya Cake & Bakery pada tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi
Antara 4.000 – 5.000

Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2021


Bahan Baku
Keterangan
Tepung Gula Telur
Kebutuhan (Kg) 1.699 738 1.183
Persediaan Akhir (Kg) 416 83 208
Jumlah (Kg) 2.115 821 1.391
Persediaan Awal (Kg) 505 101 252
Pembelian (Kg) 1.610 720 1.139
Frekuensi Pemesanan 14 kali 6 kali 10 kali
Biaya Persediaan Rp. 339.756 Rp. 151.943 Rp. 240.249

4.5.3 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi 5.000-


6.000
Berikut merupakan anggaran pembelian bahan baku dengan kapasitas
produksi 5.000-6.000 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur yang
terdapat di Kanaya Cake & Bakery pada tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi
Antara 5.000 – 6.000

Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2021


Bahan Baku
Keterangan
Tepung Gula Telur
Kebutuhan (Kg) 1.869 814 1.303
Persediaan Akhir (Kg) 416 83 208
Jumlah (Kg) 2.285 897 1.511
Persediaan Awal (Kg) 505 101 252
Pembelian (Kg) 1.780 796 1.259
Frekuensi Pemesanan 16 kali 7 kali 11 kali
Biaya Persediaan Rp. 375.617 Rp. 167.978 Rp. 265.597

4.5.4 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi 6.000-


7.000
Berikut merupakan anggaran pembelian bahan baku dengan kapasitas
produksi 6.000-7.000 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur yang
terdapat di Kanaya Cake & Bakery pada tahun 2021 dapat dilihat pada
Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi
Antara 6.000 – 7.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2021
Bahan Baku
Keterangan
Tepung Gula Telur
Kebutuhan (Kg) 2.097 916 1.464
Persediaan Akhir (Kg) 416 83 208
Jumlah (Kg) 2.513 999 1.672
Persediaan Awal (Kg) 505 101 252
Pembelian (Kg) 2.008 898 1.420
Frekuensi Pemesanan 18 kali 8 kali 13 kali
Biaya Persediaan Rp. 423.750 Rp. 189.510 Rp. 299.641

4.5.5 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi Lebih Dari
7.000
Berikut merupakan anggaran pembelian bahan baku dengan kapasitas
produksi lebih dari 7.000 yang terdiri dari tepung terigu, gula dan telur
yang terdapat di Kanaya Cake & Bakery pada tahun 2021 dapat dilihat
pada Tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Anggaran Pembelian Bahan Baku Dengan Kapasitas Produksi
Lebih Dari
Anggaran Pembelian Bahan Baku Tahun 2021
Bahan Baku
Keterangan
Tepung Gula Telur
Kebutuhan (Kg) 2.097 916 1.464
Persediaan Akhir (Kg) 416 83 208
Jumlah (Kg) 2.513 999 1.672
Persediaan Awal (Kg) 505 101 252
Pembelian (Kg) 2.008 898 1.420
Frekuensi Pemesanan 18 kali 8 kali 13 kali
Biaya Persediaan Rp. 423.750 Rp. 189.510 Rp. 299.641

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kanaya Cake
& Bakery, dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan pembelian bahan
baku, Kanaya Cake & Bakery belum mempunyai manajemen persediaan
bahan baku yang baik. Kanaya Cake & Bakery belum dapat
memperhitungkan pembelian bahan baku yang optimal, dimana
pembelian bahan baku Kanaya Cake & Bakery lebih besar dibandingkan
dengan penggunaan bahan baku sehingga menyebabkan terjadinya
pemborosan biaya. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode
EOQ, Kanaya Cake & Bakery dapat mengetahui jumlah pembelian bahan
baku optimal yang harus disediakan sehingga Kanaya Cake & Bakery
tidak terjadi pemborosan biaya dan tidak terjadi kekurangan bahan baku,
serta Kanaya Cake & Bakery dapat menekan pemborosan biaya yang
telah terjadi selama menjalankan usaha, dimana dapat dilihat dari hasil
perhitungan, biaya total persediaan Kanaya Cake & Bakery lebih besar
bila dibandingkan dengan biaya total persediaan dengan metode EOQ.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang telah dilakukan
di Kanaya Cake & Bakery didapatkan saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan
pengendalian persediaan bahan baku sebagai berikut.
a. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan untuk menerapkan
metode pengendalian persediaan Economic Order Quantity (EOQ)
yang dapat meminimalkan biaya persediaan bahan baku sehingga
keuntungan yang diperoleh perusahaan akan lebih maksimal.
b. Perusahaan sebaiknya memberlakukan persediaan pengaman (safety
stock) untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan serta
pengiriman bahan baku dari supplier sehingga proses produksi dapat
berjalan lancar dan perusahaan dapat memenuhi permintaan
konsumen secara tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T,H., 2015. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
BPFE, Yogyakarta.

Pamungkas dan Sutanto. Analisis Pengendalian Bahan Baku


Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Studi Kasus Pada PT
Misajaya Mitra CO.LTD, Jurnal Universitas Ahmad Dahlan.

Respatiningsih, H. 2011. Manajemen Kredit Usaha Mikro Kecil Dan


Menengah (UMKM) No 1. Jurnal Manajemen dan Bisnis.
Hansa, A.P.A. (2015). Penerapan Metode Period Order Quantity (POQ)
Pada Aplikasi Pendukung Optimalisasi Persediaan Bahan Baku Di UD. Dwidaku
Jaya. Skripsi. Universitas Jember. Jember.

Heizer, J., & Render, B. (2017). Management Operasi. (Buku 2. Edisi


Kesebelas). Jakarta: Salemba Empat.

Lahu, E., & Sumaraw, J. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan


Baku Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Pada Dunkin Donuts Manado.
Jurnal EMBA, 5(3), 4175-4184.

Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai