Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN

MENINGKATKAN AKTIFITAS KEUANGAN DALAM MASA NEW


NORMAL BAGI UMKM DIMAJALENGKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Manajemen Keuangan

Di Susun Oleh
Ade Erizal A. Khodir
NPM. 18.05.1.0112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAJALENGKA
Terakreditasi BAN-PT KEMENDIKNAS RI
Nomor: 794/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2019
2020

1
MENINGKATKAN AKTIFITAS KEUANGAN DALAM MASA NEW
NORMAL BAGI UMKM DIMAJALENGKA

A. Pendahuluan
UMKM Merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) (Dinas KUKM Majalengka, 2020).
UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan
ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah bentuk usaha mikro,
kecil dan menengah dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%.
Bisnis ini memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha
di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. Oleh karena itu, kerjasama untuk
pengembangan dan ketahanan bisnis usaha mikro, kecil dan menangah perlu
diutamakan. Berkaca pada kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto
(PDB) sepanjang 2019 tumbuh 5%, sehingga pencapaian sebesar 60,34%. Sebuah
kontribusi yang sangat besar dan strategis. (https://ekonomi.bisnis.com).
Kabupaten Majalengka sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Barat yang memiliki dinamika perubahan, peluang dan tantangan yang paling
besar. Seiring dengan banyaknya program nasional yang ada di kawasan ini,
seperti Bandara Kertajati dan Aerocity, Bendungan Jati Gede, Jalan Tol
Cisundawu dan lain sebagainya. Dinamika tersebut memerlukan sentuhan
program dan kebijakan agar masyarakat serta daerah menerima manfaat dari
perubahan yang terjadi (Dinas KUKM Majalengka, 2020).
Kehadiran sarana transportasi massal, seperti BIJB, Jalan Tol Cipali dan
potensi wisata di Majalengka memacu lahirnya UMKM di Kabupaten
Majalengka. Dari data Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(KUKM) Majalengka, hingga 2017 lalu ada sebanyak 28.113 kelompok usaha, 
yang terdiri dari usaha mikro 25.730 kelompok, usaha kecil 1.720 kelompok dan
usaha menengah 863 kelompok. Berdasarkan data tahun 2017, ada sebanyak

2
84.160 yang mendapat manfaat dari kehadiran KUKM. Mereka bergeak di bidang
usaha perdagangan 33.023 orang, jasa lainnya 3.073 orang dan industri kecil-
menengah 48.064 orang.
Seperti yang kita tahu, saat ini kita menghadapi pandemi global
bernama COVID -19, sebuah virus yang memiliki tingkat penyebaran sangat
cepat. Keadaan ini akan berdampak pada semua lapisan masyarakat .
Pandemi wabah virus corona covid-19 sangat berpengaruh pada tata
perekonomian dunia, berdasarkan Dana Moneter International (IMF) memprediksi
pertumbuhan ekonomi global di 2020 menjadi negatif. Pasalnya semua aktivitas
ekonomi di dunia menurun drastis terutama Indonesia, himbauan dari pemerintah
seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau protokol kesehatan seperti
(penggunaan masker, social distancing), bahkan untuk belajar dan beribadah pun
harus rumah setidaknya dapat dikatakan “bertahan” di masa pandemic wabah
virus corona covid-19 ini. Hal tersebut harus diperhitungkan khususnya oleh
pelaku UKM dalam menghadapi masa tersebut (https://www.harmony.co.id).
Pada masa new normal, daya beli kemungkinan masih cenderung
menyusut dan belum kembali seperti semula. Perilaku konsumen pun tak lagi
sama seperti sebelum pandemi Virus Corona muncul, dan menyebabkan
perubahan dalam dunia bisnis. Situasi yang tidak menentu ketika krisis membuat
orang lebih berhati-hati mengambil tindakan saat periode new normal seperti
sekarang. Orang jadi lebih selektif berbelanja dan memilih untuk menyimpan dana
miliknya karena khawatir terjadi pengetatan likuiditas di pasar keuangan
Dampak yang paling terasa adalah ekonomi, dampak COVID-19
menjadi semakin terasa bagi Indonesia karena sektor UMKM, yang selama
ini menjadi tulang punggung perekonomian menjadi sektor yang paling
terdampak. Keluhan dari para pelaku UMKM adalah penjualan yang
menurun, sulit memperoleh bahan baku, serta distribusi yang menjadi
terhambat. Walau begitu, tidak semua UMKM mengalami penurunan
(https://www.suara.com).
Menteri Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
ini bakal minus. Berkaca pada kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto

3
(PDB) sepanjang 2019 tumbuh 5%, sehingga pencapaian sebesar 60,34%. Sebuah
kontribusi yang sangat besar dan strategis. Tantangannya adalah mendorong geliat
ekonomi sektor UMKM bertumbuh secara positif. Jika sektor UMKM bergerak,
setidaknya ada empat hal strategis yang terbantu. Selain akan mampu menopang
pertumbuhan ekonomi, yang tak kalah penting adalah penyediaan lapangan
pekerjaan. Selama ini sektor tersebut memberi lapangan pekerjaan sekitar 96%
dari total angkatan kerja (https://ekonomi.bisnis.com).
Pemerintah telah mengeluarkan program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2020 dengan dukungan
fiskal Rp686,20 triliun. Anggaran untuk UMKM sebesar Rp123,46 triliun yang
antara lain diperuntukkan bagi subsidi bunga sebesar Rp35,28 triliun, penempatan
dana untuk restrukturisasi Rp78,78 triliun, belanja Rp5 triliun, dan penjamin
untuk modal kerja (stop loss) Rp1 triliun (https://ekonomi.bisnis.com).
Pandemi COVID-19 telah secara signifikan mengubah cara bisnis
berinteraksi dengan pelanggannya. Salah satu contoh adalah perilaku belanja
konsumen yang diyakini akan menghindari pertemuan fisik. Belanja secara daring
pun diprediksi akan menjadi pilihan setelah pandemi ini berakhir. Oleh karena itu,
penting bagi UMKM untuk memetakan pola perubahan perilaku konsumen di era
ini, termasuk keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen dalam menjalani new
normal.
Studi Nielsen tentang perilaku konsumen Indonesia juga melaporkan
bahwa 30% responden mengaku telah meningkatkan aktivitas belanja daring dan
40% mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan pembelian secara daring
bahkan setelah pandemi berakhir yang sejalan dengan konsep new normal.
(griinfokomputer.d.id).
Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan bisnis pelaku UMKM, termasuk
biaya operasional terus meningkat karena kondisi ekonomi yang belum stabil, di
luar faktor eksternal lainnya. Kondisi normal baru atau yang sedang populer
disebut dengan fase new normal menimbulkan ketidakpastian, terutama di sektor
bisnis. Para pelaku usaha UMKM ramai-ramai menerka apa yang akan terjadi di

4
kemudian hari tanpa punya petunjuk pasti bagaimana perubahan muncul di setiap
lini kehidupan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat karya
tulis ilmiah dalam bentuk Makalah dengan judul “Meningkatkan Aktifitas
Keuangan Dalam Masa New Normal Bagi UMKM di Majalengka”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana cara
meningkatkan aktifitas keuangan dalam masa new normal bagi UMKM di
Majalengka ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara pengelolaan kinerja penjualan
2. Mengetahui pengelolaan beban pokok produksi
3. Mengetahui pengelolaan belanja operasional
4. Mengetahui cara pengelolaan arus kas
5. Mengetahui pengelolaan piutang usaha
6. Mengetahui pengelolaan persediaan
7. Mengetahui pengelolaan utang

D. Manfaat
1. Bagi UMKM Majalengka
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan aktifitas keuangan
UMKM Majalengka agar dapat bertahan dan mengembangkan bisnis di
era new normal pasca pandemic cofid 19
2. Bagi Penulis
Menambah kajian kelimuan dalam kajian meningkatkan aktifitas keuangan
UMKM, dan sebagai salah syarat memenuhi salah satu tugas mata kuliah
di Fakultas Ekonomi

5
E. Pembahasan
Langkah –langkah yang perlu dilakukan untuk bersiap diri menghadapi
kondisi new normal adalah
1. Pengelolaan Kinerja Penjualan
Pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia telah
menyebabkan daya beli konsumen menurun, pada akhirnya, transaksi
penjualan pun turut merosot. Kondisi tersebut tentu menyebabkan target
penjualan bisnis menjadi tak sesuai perencanaan sebelumnya. Maka,
disarankan menjalankan sejumlah strategi penjualan di era New Normal
sebelum kondisi bisnis tak terlanjur terpuruk. Menurut Rafki Fachrizal,
(2020) beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain,
a. Mengatur ulang target penjualan sesuai kondisi yang ada saat ini sehingga
bisa mengetahui proyeksi kinerja usaha di masa mendatang.
b. Memahami berbagai kebijakan dan peraturan baru terkait dengan
penerapan new normal. Misalnya, jika berjualan makanan dan minuman di
mall atau pasar, Perlu mengetahui peraturan yang diterapkan di lokasi
tersebut, berupa waktu mall atau pasar boleh dibuka kembali, atau aturan
ganjil-genap bagi penghuni pasar. Dengan mengetahui kebijakan yang
berlaku, bisa menentukan konsep atau strategi bisnis yang tepat sesuai
dengan aturan yang berlaku tersebut.
c. Strategi penjualan lain yang bisa menjadi opsi adalah memberikan
potongan harga atau diskon produk. Meski margin yang diperoleh
terpangkas, setidaknya mengantongi pendapatan untuk menyesuaikan
target penjualan yang telah dibuat sebelumnya.
d. Selain potongan harga, bisa menerapkan product bundling atau
menyediakan paket produk gabungan untuk memperluas cakupan
penjualan.
e. Memaksimalkan aktivitas penjualan via online seperti menjadi mitra
penyedia pesanan antar makanan online, berjualan di sosial media, atau e-
commerce. Jika sebelumnya sudah berjualan via online, kini bisa

6
mengelola akun-akun dan membuat konsep produk lebih matang. Upaya
itu bisa pula disertai dengan penggunaan iklan digital atau digital ads. 
f. Langkah berikutnya, bisa membuat daftar konsumen dan berkomunikasi
aktif dengan para konsumen tersebut karena hal itu bisa membuka peluang
terjadinya pembelian berulang oleh konsumen. 
g. Strategi terakhir ialah penjualan ‘Jemput bola’. Strategi ini bahkan
dilakukan oleh perusahaan dengan brand yang sudah besar karena
dianggap efektif sebagai metode penjualan di saat daya beli menurun
seperti sekarang.
Manajemen penjualan adalah bagian penting dari siklus bisnis
organisasi. Baik Anda menjual suatu layanan atau produk, manajer penjualan
bertanggung jawab untuk memimpin tenaga penjualan, menetapkan tujuan
untuk tim, merencanakan dan mengendalikan seluruh proses penjualan, dan
akhirnya memastikan pelaksanaan visi tim. Lebih dari grup mana pun dalam
organisasi, peran tim penjualan mungkin yang paling penting, karena memiliki
dampak langsung pada pendapatan organisasi (Westwood, 2006:34). Tujuan
dari manajemen penjualan adalah untuk mencapai hasil perkembangan bisnis
seperti yang telah direncanakan dengan memotivasi anggota tim penjualan
untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka. Stewart (2016) menyatakan
bahwa manajemen penjualan, seperti halnya pekerjaan menjual itu sendiri
adalah suatu proses yang tetap dan berulang

2. Pengelolaan Beban Pokok Produksi


Pandemi Covid-19 membuat pelaku bisnis kesulitan mencari bahan
baku karena produktivitas yang menurun dan jalur distribusi yang terhambat.
Selain itu, masa pandemi dan new normal akan membuat proses pengiriman
bahan baku dari supplier cenderung menjadi lebih lama, tidak segera seperti
sebelumnya. Bustami dan Nurlela (2013:49) menjelaskan bahwa beban pokok
produksi adalah kumpulan biaya produksi yang tediri dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang ditambah

7
persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam
proses akhir.
Dalam kondisi seperti sekarang, kemungkinan sulit memperoleh
supplier yang menerapkan jangka waktu pembayaran barang tunda dengan
rentang beberapa bulan bahkan beberapa pekan. Pasalnya, sebagian besar
pebisnis membutuhkan dana dan menerapkan pembelian bahan baku secara
tunai. Persoalan lain yang muncul pada masa new normal adalah jumlah
pegawai bagian produksi yang besar tidak seimbang dengan volume penjualan
awal yang tentu minim karena belum kembali normal. 
Menurut Rafki Fachrizal (2020) perlu menjalankan sejumlah strategi
pengelolaan beban pokok produksi, antara lain,
a. Mengevaluasi produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, komposisi harus
sesuai target pengeluaran, namun tak mengabaikan efek kualitas dan
memenuhi aturan standar kesehatan. Selain itu, disarankan mencari
supplier yang menerapkan jangka waktu pembayaran paling lama
sehingga beban produksi bisa memiliki waktu lebih panjang.
b. Strategi lain, perlu menerapkan pemindahan pegawai dari bagian produksi
ke bagian promosi, pemasaran dan penjualan. Hal itu perlu dilakukan
untuk mendongkrak angka penjualan secara agresif. 
Mulyadi (2015) menjelaskan bahwa terdapat manfaat dalam informasi
beban pokok produksi. Berdasarkan informasi beban pokok produksi yang
benar dari suatu produk akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam
penentuan harga jual, menetapkan efisien tidaknya suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba, memantau realisasi biaya produksi, menentukan harga
pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca, serta dapat menentukan kebijakan dalam penjualan yang tepat oleh
manajemen.
Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-
unsur biaya ke dalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan biaya-biaya ke
dalam biaya produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable
costing (Mulyadi, 2015:17-18). Metode full costing merupakan metode

8
penentuan beban pokok produksi yang memperhitungkan seluruh unsur biaya
ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel
maupun tetap. Sedangkan metode variable costing merupakan metode
penentuan beban pokok produksi yang hanya memperthitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel.

3. Pengelolaan Belanja Operasional


Belanja operasional adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan
atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Pandemi Covid-19 berdampak membebani perusahaan karena harus
membayar gaji dan tunjangan karyawan, padahal kinerja produksi tak berjalan
100%. Selain itu, beban sewa tempat usaha juga tetap harus dibayar meski
tidak digunakan secara optimal. Saat awal masa new normal, biasanya
bisnis akan melakukan promosi untuk meraih kembali pelanggan yang
sebelumnya rehat. Aktivitas ini tentu membutuhkan tambahan beban biaya
promosi. Selain itu, perusahaan juga membutuhkan biaya untuk perbaikan
tempat usaha agar bisa kembali beroperasi secara optimal. 
Kendati demikian, tidak perlu khawatir berlebihan. Menurut Rafki
Fachrizal, (2020) pada tahap awal, hanya perlu mengamati dan menganalisa
kondisi arus kas secara rinci. Jika tidak memiliki dana darurat, maka anda
harus melakukan beberapa hal berikut:
a. Pertama, restrukturisasi beban gaji. Salah satunya, memangkas gaji
karyawan dengan memberi pengertian kepada karyawan tentang kondisi
perusahaan yang ada saat ini.

9
b. Pemangkasan gaji diharapkan tidak memberatkan karyawan jika
menerapkan sistem komisi penjualan atau berbagi keuntungan dengan
karyawan.
c. Upaya yang bisa dilakukan berikutnya adalah merelokasi tempat usaha
sesuai dengan rencana produksi dan penjualan. Kemudian,
mempertahankan pengeluaran yang penting untuk usaha.
d. Strategi lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan perangkat digital
atau digital tools agar operasional berjalan efektif.
Adaptasi secara cepat dan pemanfaatan peluang menjadi kunci
berdamai di masa pandemi ini. Pelaku usaha harus terus berinovasi untuk
menghadapi ketidakpastian dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu
berubah. Selain itu, strategi manajemen risiko dan efisiensi operasional
berdasarkan skala prioritas juga perlu ditingkatkan oleh pelaku industri untuk
memastikan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.

4. Pengelolaan Arus Kas


Dalam menjalankan sebuah bisnis, pengelolaan arus kas yang baik
merupakan kunci dari keberlangsungan suatu bisnis dan menjadi salah satu hal
penting yang menentukan keberhasilan suatu bisnis. Banyak bisnis yang
mengalami kegagalan di tahun-tahun pertamanya hanya karena masalah arus
kas, mulai dari pengeluaran lebih besar daripada pendapatan hingga
pengeluaran sama dengan pendapatan. Masalah ini tidak bisa dianggap sepele,
karena jika dibiarkan terus menerus bisa berakibat pada kegagalan bisnis.
Secara singkat, arus kas didefinisikan sebagai arus keluar dan arus
masuk atau biasa disebut uang masuk dan uang keluar. Menurut KBBI, arus
kas merupakan pengeluaran dan pemasukan uang tunai perusahaan atas dasar
harian, mingguan, dan dalam jangka waktu lain. Masalah arus kas pada bisnis
biasanya ketika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Nyatanya,
pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran juga bisa menyebabkan masalah
arus kas. Setidaknya terdapat 3 (tiga) kategori yang menyebabkan masalah
arus kas.

10
Kas sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam
kaitannya dengan pembayaran kewajiban. Sebab, apabila perusahaan tidak
menyisihkan kas yang cukup dan hanya berfokus mengejar laba saja, tanpa
memperhatikan faktor-faktor lain, berarti perusahaan tersebut dalam kondisi
liquid. Apabila hal ini betul terjadi pada perusahaan maka yang dikhawatirkan
adalah perusahaan yang bersangkutan tidak akan mampu membayar
kewajiban pada saat ada penagihan utang atau pada saat utang jatuh tempo.
Dari sisi pengelolaan arus kas, rasio likuiditas sebagian besar bisnis
menjadi kurang lancar saat ekonomi melesu akibat Pandemi Covid-19. Arus
kas bahkan diperkirakan hanya bertahan dalam kurun waktu 1-3 bulan. Target
penerimaan pun tidak sesuai perencanaan, dan sebagian besar perusahaan
tidak mampu membayar supplier dan biaya operasional. Menurut Lavinda
(2020) beberapa strategi yang perlu dilakukan antara lain,
a. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat kesulitan keuangan
perusahaan.
b. Me-review dan menetapkan skala prioritas terhadap belanja modal (capital
expenditure) dan belanja operasional (operating expenditure) perusahaan.
c. Memanfaatkan kebijakan relaksasi dan stimulus yang ditetapkan
pemerintah.
d. Menyusun kembali proyeksi arus kas, minimal untuk 12 bulan ke depan,
kemudian meninjau ulang dan mengawalnya dalam kurun mingguan.
e. Menambah setoran modal oleh pemegang saham sekaligus menunda
pembayaran dividen bisa menjadi opsi untuk menjaga arus kas dengan
baik dalam kondisi new normal.
f. Mencari pinjaman jangka pendek yang bersifat soft loan untuk kebutuhan
3 bulan ke depan.
g. Membuat dana cadangan minimal untuk 3 bulan, atau melepas aset
investasi jangka pendek. Namun, jika cash flow surplus, investasikan ke
bisnis yang sedang berkembang. 
Laporan arus kas melaporkan pengiriman kas, pembayaran kas dan
perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan

11
pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode dalam satu format yang
merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir. Laporan arus kas dengan demikian
membantu menunjukan bagaimana mungkin untuk melaporkan suatu rugi
bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar
deviden. Atau akan menceritakan apakah perusahaan mengeluarkan atau
menarik utang atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut.
Pelaporan kenaikan bersih dalam kas dipandang berguna pada investor,
kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui secara
umum dapat mengetahui apa yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang
paling lancar yaitu kas (Rudianto, 2012:194). Tujuan menyajikan laporan arus
kas menurut Sofyan (2011:259) adalah memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu

5. Pengelolaan Piutang Usaha


Menurut Brigham dan Houston (2001), pengelolaan piutang dagang
dimulai dengan keputusan apakah akan memberikan kredit atau tidak, dalam
mengelola piutang juga ada cara-cara piutang perusahaan dibentuk dan
beberapa cara alternatif untuk memantau piutang. Sistem pemantauan
digunakan, karena jika tidak piutang akan menumpuk menjadi suatu yang
berlebihan, arus kas menurun dan piutang tak tertagih menutupi laba dari
penjualan.
Dalam hal piutang usaha, Pandemi Covid-19 diperkirakan membuat
kolektibilitas piutang rendah, dan dana yang masuk (cash in) dari penerimaan
piutang juga tidak sesuai target. Menurut Lavinda (2020) untuk menghadapi
persoalan tersebut, perlu menerapkan diskon pembayaran dini atau early
payment discount (EPD). Selain itu, melakukan penagihan secara tepat waktu,
dan berkomunikasi secara aktif dengan pelanggan.
Pengelolaan piutang mempelajari bagaimana piutang bisa dikelola
dengan efisien. Rata-rata saldo piutang ditentukan oleh dua faktor yaitu
penjualan kredit per hari dan jumlah harihari rata periode pengumpulan

12
piutang. Keduanya sangat tergantung pada kebijakan kredit yang dijalankan
oleh perusahaan. Piutang mengandung risiko berupa kegagalan penagihan atau
biasa disebut bad debts, kemungkinan risiko ini akan semakin kecil apabila
perusahaan hanya melakukan penjualan kredit kepada pelanggannya yang
terkuat saja.
Kondisi persaingan yang semakin tajam memaksa perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggannya. Salah satu cara
yang dilakukan yaitu dengan menjual produknya secara kredit. Penjualan
secara kredit akan memunculkan piutang.. Pemberian piutang akan
meningkatkan volume penjualan dan menaikkan pangsa pasar, dengan
pemberian tersebut suatu perusahaan diharapkan mampu bertahan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya.
Menurut Kasmir (2010:244) penjualan kredit merupakan penjualan
barang dimana pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicilan) sesuai
kesepakatan yang dibuat antara penjual dan pembeli untuk jangka waktu
tertentu dengan masing-masing hak dan kewajibannya. Penjualan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan
dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash
inflow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Adanya tenggang
waktu antara penyerahan barang dengan pembayarannya akan menimbulkan
beberapa resiko yang mungkin timbul yaitu biaya pengelolaan kredit dan
piutang tak tertagih.

6. Pengelolaan Persediaan
Tujuan utama manajemen persediaan adalah menentukan jumlah
barang yang akan disimpan dengan tepat. Persediaan harus diatur sedemikian
rupa sehingga proses bisnis perusahaan tetap stabil dalam kondisi apapun,
namun tetap memperhatikan jumlah barang yang disimpan agar biaya
investasi yang dikeluarkan akibat penyimpanan tidak merugikan perusahaan.
Persediaan dalam jumlah besar cukup menguntungkan perusahaan karena
tidak perlu khawatir ketika terjadinya lonjakan harga akibat inflasi, namun

13
disisi lain biaya investasi akan meningkat. Biaya yang timbul bukan hanya
akibat pembelian barang, namun juga akibat penyimpanan barang dalam
jangka waktu yang lama di dalam gudang.
Setiap perusahaan menginginkan biaya invesatsi yang dikeluarkannya
seminimal mungkin namun mendapat keuntungan semaksimal mungkin. Salah
satu caranya dengan meminimalkan persediaan. Manajemen persediaan
dibutuhkan untuk mencapai dua tujuan tersebut, memiliki persediaan untuk
mengamanan proses bisnis perusahaan dan meminimalkan biaya investasi
yang dibutuhkan.
Terkait persediaan, penyebaran virus yang mendunia itu dianggap
menyebabkan pergerakan persediaan di sektor bisnis  menjadi lebih lambat.
Bahkan menyebabkan persediaan bahan baku kadaluarsa karena penurunan
penjualan.  Pengiriman persediaan bahan baku juga menjadi tidak lancar. Pada
akhirnya, Anda mengalami kekurangan cash flow untuk pembelian persediaan
bahan baku yang baru. Menurut Lavinda (2020) untuk mengatasi persoalan 
tersebut perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menjual persediaan yang cepat kadaluarsa dengan diskon besar (flash sale)
b. menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi untuk menghindari
bahan baku yang cepat kadaluarsa.
c. Memilih persediaan dengan daya tahan lebih lama sekaligus menentukan
kuantitas persediaan yang harus disimpan.
d. Mencari supplier yang memberi jangka waktu pembayaran paling lama,
dan memilih supplier dengan risiko keterlambatan pengiriman paling
rendah.
e. Strategi terakhir yang seringkali diabaikan yakni melakukan pengecekan
dengan teliti saat persediaan datang dan segera mengembalikan jika tidak
sesuai dengan pesanan.
Adanya persediaan disebabkan karena tidak samanya jumlah
permintaan dengan persediaan dan waktu yang dibutuhkan untuk memproses
bahan baku menjadi produk. Perencanaan dan pengendalian persediaan
berguna untuk menjadikan proses produksi dan pemasaran tetap stabil saat

14
permintaan meningkat ataupun menurun. Persediaan bahan baku digunakan
untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan bahan
baku, persediaan penyangga dan komponen digunakan untuk mengurangi
ketidakpastian produksi akibat kerusakan mesin, dan persediaan produk
digunakan untuk memenuhi fluktuasi permintaan yang tidak segera dipenuhi
oleh produksi mengingat produksi membutuhkan bahan baku (Kusuma, 2011).
Pesediaan dibutuhkan karena adanya lead time antar operasi, pembelian
bahan baku dan pendistribusian bahan baku ke setiap titik pemasaran. Lead
time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu produk atau
dengan kata lain lead time adalah waktu tunggu

7. Pengelolaan Utang
Terkait persoalan pembiayaan, pembayaran utang seringkali tidak
lancar karena terjadi kelesuan ekonomi. Tak hanya itu, pelaku bisnis UMKM
juga kesulitan menambah utang baru. Malah justru diminta mempercepat
pembayaran utang karena pihak ke-3 membutuhkan dananya di tengah kondisi
krisis ekonomi. Menurut Lavinda (2020) beberapa strategi pengelolaan utang
yang bisa dilakukan antara lain :
a. Menentukan prioritas pembayaran utang, dan bernegosiasi ulang dengan
kreditur terkait jatuh tempo utang.
b. Menggabungkan utang dan mengajukan pinjaman baru untuk pembayaran
utang tersebut
Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang
bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan utang ini berkaitan dengan
struktur modal karena utang merupakan bagian dari penentuan struktur modal
yang optimal. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi utang yang
besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan
mengunakan utang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan dinilai
tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat
meningkatkan operasional perusahaan (Mamduh, 2014).

15
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas tentang meningkatkan aktifitas
keuangan dalam masa new normal bagi UMKM di Majalengka maka, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan aktifitas keuangan dalam masa new normal bagi
UMKM maka diperlukan pengelolaan kinerja penjualan
2. Mengelola beban pokok produksi seperti mengurangi ketidakpastian dalam
penentuan harga jual, menetapkan efisien tidaknya suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba, memantau realisasi biaya produksi, menentukan harga
pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
3. Pengelolaan belanja operasional seperti restrukturisasi beban gaji,
menerapkan sistem komisi penjualan dengan karyawan, merelokasi tempat
usaha sesuai dengan rencana produksi dan penjualan, menggunakan
perangkat digital agar operasional berjalan efektif
4. Pengelolaan Arus Kas seperti mengetahui tingkat kesulitan keuangan,
menetapkan skala prioritas, memanfaatkan kebijakan stimulus pemerintah,
menyusun kembali proyeksi arus kas, menambah setoran modal, mencari
pinjaman jangka pendek dan membuat dana cadangan minimal untuk 3
bulan
5. Pengelolaan Piutang Usaha seperti menerapkan diskon pembayaran dini
atau early payment discount (EPD), melakukan penagihan secara tepat
waktu, dan berkomunikasi secara aktif dengan pelanggan
6. Pengelolaan Persediaan seperti menjual persediaan yang cepat kadaluarsa,
menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi, memilih persediaan
dengan daya tahan lebih lama, mencari supplier yang jangka waktu
pembayaran paling lama dan teliti saat persediaan datang dan segera
mengembalikan jika tidak sesuai dengan pesanan.
7. Pengelolaan utang seperti menentukan prioritas pembayaran utang, dan
bernegosiasi ulang dengan kreditur terkait jatuh tempo utang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bustami dan Nurlela, 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana Media

Brigham dan Houston, 2001. Manajemen Keuangan. Edisi. Kedelapan Buku 2.


Jakarta: Erlangga

Dinas KUKM Majalengka, 2020. https://dk2ukm.majalengkakab.go.id

Lavinda 2020. Pengelolaan Keuangan Bisnis saat New Normal.


https://www.jurnal.id/id/blog/pengelolaan-keuangan-bisnis-fb-saat-
new-normal/

Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana. Prenada


Media Group

Kusuma, 2011. Manajemen Laba. Analisis Laporan Keuangan, Gramedia


Persada, Jakarta.

Mamduh, 2014. Analisis Laporan Keuangan., Edisi tujuh., UPP. AMP YKPN,
Yogyakarta.

Mulyadi, 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu.


Manajemen YKPN

Rudianto, 2012. Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan. Laporan


Keuangan, Penerbit : Erlangga, Jakarta

Rafki Fachrizal, 2020. Tiga Tips untuk Pelaku UMKM Hadapi Era New Normal.
http//:www.griinfokomputer.d.id/read/122199010/tiga-tips-untuk-
pelaku-umkm-hadapi-era-new-normal-dari-zilingo?page=all

Sofyan 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Edisi Ke satu. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Stewart, 2016. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations.


Doubleday/Currency, New York, New York, United States of America

Westwood, 2006. How to write marketing plan. Jakarta: PT Elex Media

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200701/9/1259952/umkm-welcome-new-
normal-goodbye-modal-kerja

https://www.jurnal.id/id/blog/pengelolaan-keuangan-bisnis-fb-saat-new-normal/

17
https://www.suara.com/yoursay/2020/05/27/134117/strategi-umkm-dalam-
menghadapi-new-normal

18

Anda mungkin juga menyukai