Anda di halaman 1dari 22

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu (ASI)

1. Pengertian ASI

ASI adalah satu – satunya makanan bayi yang paling baik, karena

mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang

sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang (Eveline, 2010). ASI

adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna.

ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi

(Ambarwati, 2009).

ASI adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak dan

larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh

kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan salah satu-satunya

makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan bagi bayi sejak

lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ASI

adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan

pertama kehidupan, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai

dengan kebutuhan bayi yang mudah untuk dicerna dan dapat membantu

menyerapan nutrisi

8
9

2. Komposisi ASI

Menurut Evline (2010) komposisi ASI terdiri atas berbagai macam

faktor proteksi, yaitu :

a. Imunoglobulin : seperti IgA, IgM, IgD dan IgE

b. Laktoperiodase : enzim ini bersama dengan perokdase hidrogen dan

tiosianat membantu membunuh streptococcus.

c. Faktor bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen.

Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding

dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk

mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti

kuman E.coli patogen.

d. Faktor anti stafilokokus : merupakan asam lemak dan melindungi bayi

terhadap penyerbuan stafilokokus.

e. Laktdarierin dan transferin : protein-protein ini memiliki kapasitas

mengikat Fe / zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat

besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan.

f. Komponen komplemen : sistem komplemen terdiri dari 11 protein

serum yang dapat dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh

berbagai zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim. Komplemen

C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi

C3 lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor

pertahanan yang berarti.


10

g. Sel makrdariag dan netrdariil dapat melakukan fagositosis itu

terhadap Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans. h. Lipase :

merupakan zat antivirus

3. Volume ASI

Volume ASI yang dikeluarkan berkisar antara 0,5 – 1,5 liter/hari,

terutama bergantung pada kebutuhan bayi, pola pemberian ASI dan status

gizi. Komposisi ASI tidak tergantung pada status gizi ibu, kecuali status

gizi ibu malnutrisi berat. Bahkan menyusui hingga 2 tahun pun, kualitas

ASI masih dipertahankan meskipun jumlahnya menjadi sangat kurang

(Evline, 2010).

Menurut Ambarwati (2009) bahwa dalam kondisi normal kirakira

100 ml ASI pada hari kedua setelah melahirkan, dan jumlahnya akan

meningkat sampai kira-kira 500 ml dalam minggu kedua. Secara normal,

produksi ASI yang efektif dan terus-menerus akan dicapai pada kira-kira

10-14 hari setelah melahirkan. Selama beberapa bulan berikutnya bayi

yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap 24 jam.

Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama

sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya

dengan volume air susu yang dapat diproduksi, meskipun umumnya

payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak

berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.

Emosi seperti tekanan (stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting


11

yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu-minggu pertama

menyusui.

4. Aspek Imunologik ASI.

Menurut Bahiyatun (2009) menjelaskan bahwa Imunoglobulin

adalah suatu golongan protein yang mempunyai daya zat anti terhadap

infeksi. Di dalam tubuh manusia terdapat 5 macam immunoglobulin, yaitu

sebagai berikut :

a. Imunoglobulin G.

IgG sudah terbentuk pada kehamilan bulan ketiga, dapat menembus

plasenta pada waktu bayi lahir kadarnya sudah sama dengan kadar IgD

ibunya. Fungsi dari pada IgG ini ialah anti bakteri, anti jamur, anti

virus dan anti toksik.

b. Imunoglobulin M.

IgM mulai dibentuk pada kehamilan minggu ke-14 dan mencapai

kadar seperti orang dewasa pada umur 1-2 tahun. Fungsi dari pada Ig

ini ialah untuk aglutinasi.

c. Imunoglobulin A.

IgA sudah dibentuk pula oleh janin tetapi jumlahnya masih sangat

sedikit. Ada 2 macam IgA ialah serum (di dalam darah) dan IgA

sekresi (berasal dari sel mokosa) yang selanjutnya disebut SigA. IgA

serum mencapai kadar seperti pada orang dewasa pada usia 12 tahun,

sedangkan SigA sudah mencapai puncaknya pada usia 1 tahun.


12

d. Imunoglobulin D.

IgD belum banyak diketahui, baik pembentukannya maupun

fungsinya.

e. Imunoglobulin E.

IgE belum diketahui tetapi diduga berfungsi seperti anti alergik.

f. Perpindahan Immunoglobulin dari Ibu ke Bayi.

Terdapat bukti yang nyata bahwa ada hubungan yang erat antara

imunoglobulin ibu dan anak, baik pada manusia maupun pada binatang

menyusui (mamalia). Selama janin masih didalam kandungan, janin

telah mendapat imunoglobulin dari pada ibunya melalui plasenta,

terutama imunoglobulin G, oleh karena itulah janin tidak pernah sakit

(infeksi) selama didalam kandungan.

5. Penggunaan ASI secara Tepat

ASI betapapun baik mutunya sebagai makanan bayi, tapi belumlah

merupakan jaminan bahwa gizi selalu baik, kecuali apabila ASI tersebut

diberikan secara tepat dan benar. Ibu tidak dapat melihat berapa banyak

ASI yang telah masuk ke perut bayi (Bahiyatun, 2009).

Menurut Ambarwati (2009) untuk mengetahui banyaknya produksi

ASI, beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai patokan untuk

mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak yaitu:

a. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting

b. Sebelum disusukan payudara merasa tegang


13

c. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Kenaikan berat padan rata-rata menurut Umur

Umur Kenaikan Berat Badan Rata-Rata


1-3 bulan 700 gr/ bulan
4-6 bulan 600 gr/ bulan
7-9 bulan 400 gr/ bulan

d. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur tenang selama 3-4

jam

e. Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari

6. Penyimpanan ASI

Menurut Evline (2010) cara penyimpanan ASI adalah sebagai berikut :

a. ASI dapat disimpan dalam botol gelas / plastik, termasuk plastik klip,

kurang lebih 80 – 100 cc

b. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

tidak digunakan lagi setelah 2 hari

c. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4°C

d. ASI beku tidak boleh dimasak / dipanaskan, hanya dihangatkan dengan

merendam dalam air hangat

Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI dirumah :

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

b. Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es / frezzer


14

c. Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas. ASI suhu ruang lemari es

Freezer setelah di peras 6-8 jam (kurang lebih 26 derajat C) 3-5 hari

(kurang lebih 4o C) 2 mg freezer jadi 1 dengan refrigerator, 3 bulan

dengan pintu sendiri, 6-12 bulan (kurang lebih -18o C). Dari frezeer, di

simpan di lemari es (tidak di hangatkan) 4 jam atau kurang (minum

berikutnya) 24 jam. Jangan dibekukan ulang. ASI suhu ruang lemari es

Freezer dikeluarkan dari lemari es (di hangatkan) kemudian langsung

diberikan 4 jam/ minum berikutnya jangan dibekukan ulang dan

jangan diberikan.

B. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif

adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu

formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Evline, 2010).

2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

Menurut Evline (2010) manfaat pemberian ASI Eksklusif adalah

sebagai berikut :

a. Manfaat Bagi Bayi

1) Komposisi sesuai kebutuhan.

2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam

bulan.
15

3) ASI mengandung zat pelindung.

4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat.

5) Menunjang perkembangan kognitif.

6) Menunjang perkembangan penglihatan.

7) Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri.

b. Manfaat Bagi Ibu

1) Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat

kembalinya rahim ke bentuk semula.

2) Mencegah anemia defisiensi zat besi.

3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.

4) Menunda kesuburan.

5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan.

6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.

c. Manfaat bagi keluarga

1) Mudah dalam proses pemberiannya.

2) Mengurangi biaya rumah tangga.

3) Bayi yang mendapatkan ASI jarang sakit, sehingga dapat

menghemat biaya untuk berobat.


16

d. Manfaat Bagi Negara

1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.

2) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan

penglengkapan menyusui.

3) Mengurangi polusi.

4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

ASI sangat bermanfaat karena mempunyai sifat sebagai berikut :

a. Makanan alamiah (natural), ideal, fisiologis

b. Mengandung nutrisi yang lengkap dengan komposisi yang sesuai

untuk keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu bulan-

bulan pertama berat badan bayi dapat meningkat kurang lebih 30%.

c. Nutrisi yang diberikan selalu dalam keadaan segar dan suhu yang

optimal dan bebas dari bakteri patogen.

d. Mengandung zat anti dan kekebalan lain yang dapat mencegah

berbagai penyakit infeksi terutama usus.

e. Mengurangi kejadian eksim atopik.

Manfaat ASI eksklusif enam bulan bagi bayi

a. ASI adalah satu – satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan

oleh bayi hingga ia berusia 6 bulan

b. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang

lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit

c. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada

sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang


17

d. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi

makanan

e. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari

anemia karena kekurangan zat besi.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI esklusif selama 6 bulan pada kenyataannya tidak

sesederhana yang dibayangkan. Berbagai kendala dapat timbul dalam

upaya memberikan ASI esklusif selama enam bulan pertama kehidupan

bayi. Menurut Depkes RI (2005) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kegagalan pemberian ASI eksklusif, bisa dipengaruhi oleh :

1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu

itu sendiri, meliputi ;

a. Faktor Pendidikan

Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat sikap terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan,

termasuk mengenai ASI Eksklusif.

b. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian

ASI Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI

Eksklusif pada bayi. Kemungkinan pada saat pemeriksaan

kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak memperoleh


18

penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat

ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI

Eksklusif.

c. Faktor Sikap/Perilaku

Dengan menciptakan sikap yang positif mengenai ASI dan

menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara

esklusif.

d. Faktor psikologis

1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita (estetika).

Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak

penampilan, dan khawatir dengan menyusui akan tampak

menjadi tua.

2) Tekanan batin.

Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat

menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk

mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan

mengurangi menyusui.

e. Faktor Fisik ibu

Alasan ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah

karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang

sekali ada penyakit yang mengharuskan ibu untuk berhenti

menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa


19

makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya

yang sakit.

f. Faktor Emosional

Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi ASI. Aktifitas

sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berubah-ubah oleh

pengaruh psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu

dapat menghambat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin.

Perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri

hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin, yang akhirnya

menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang

berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi; memeluk,

mencium, dan mendengar bayinya yang menangis, perasaan

bangga menyusui bayinya akan meningkatkan pengeluaran ASI.

2. Faktor Ekternal, yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,

maupun dari luar individu itu sendiri, meliputi ;

a. Faktor Peranan Ayah

Dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati

bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian

ASI khususnya ASI eksklusif dengan cara memberikan dukungan

secara emosional dan bantuan-bantuan yang praktis. Untuk

membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain

menyusui seperti menyendawakan bayi, menggendong dan

menenangkan bayi yang gelisah, mengganti popok, memandikan


20

bayi, membawa bayi jalan-jalan di taman, memberikan ASI perah,

dan memijat bayi, kecuali menyusui semua tugas tadi dapat

dikerjakan oleh ayah.

Dukungan ayah sangat penting dalam suksesnya menyusui,

terutama untuk ASI eksklusif. Dukungan emosional suami sangat

berarti dalam menghadapi tekanan luar yang meragukan perlunya

ASI. Ayahlah yang menjadi benteng pertama saat ibu mendapat

godaan yang datang dari keluarga terdekat, orang tua atau mertua.

Ayah juga harus berperan dalam pemeriksaan kehamilan,

menyediakan makanan bergizi untuk ibu dan membantu

meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana

yang menyenangkan akan meningkatkan kestabilan fisik ibu

sehingga produksi ASI lebih baik. Lebih lanjut ayah juga ingin

berdekatan dengan bayinya dan berpartisipasi dalam perawatan

bayinya, walau waktu yang dimilikinya terbatas.

Ayah yang berperan mendukung ibu agar menyusui sering

disebut breastfeeding father. Pada dasarnya seribu ibu menyusui

mungkin tidak lebih dari sepuluh orang diantaranya tidak dapat

menyusui bayinya karena alasan fisiologis. Jadi, sebagian besar

ibu dapat menyusui dengan baik. Hanya saja ketaatan mereka

untuk menyusui Eksklusif 0-6 bulan dan dilanjutkan hingga dua

tahun yang mungkin tidak dapat dipenuhi secara menyeluruh.,

itulah sebabnya dorongan ayah dan kerabat lain diperlukan untuk


21

meningkatkan kepercayaan diri ibu akan kemampuan menyusui

secara sempurna.

b. Perubahan sosial budaya

1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.

Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan

adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di kebutuhan

masyarakat menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan

lamanya menyusui. Pekerjaan terkadang mempengaruhi

keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.

Secara teknis hal itu dikarenakan kesibukan ibu sehingga tidak

cukup untuk memperhatikan kebutuhan ASI. Pada hakekatnya

pekerjaan tidak boleh menjadi alasan ibu untuk berhenti

memberikan ASI secara eksklusif. Untuk menyiasati pekerjaan

maka selama ibu tidak dirumah, bayi mendapatkan ASI perah

yang telah diperoleh satu hari sebelumnya.

2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang

memberikan susu botol.

Persepsi masyarakat akan gaya hidup mewah, membawa

dampak terhadap kesediaan ibu untuk menyusui. Bahkan

adanya pandangan bagi kalangan tertentu, bahwa susu botol

sangat cocok buat bayi dan merupakan makanan yang terbaik.

Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu berkeinginan

untuk meniru orang lain, atau prestise.


22

3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya.

Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara

barat, mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan

memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya.

c. Faktor kurangnya petugas kesehatan

Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan

informasi kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang

mendapatkan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian

ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara

pemanfaatannya.

d. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.

Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang

memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan

pergeseran perilaku dari pemberian ASI ke pemberian Susu

formula baik di desa maupun perkotaan. Distibusi, iklan dan

promosi susu buatan berlangsung terus, dan bahkan meningkat

tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga

ditempat-tempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan

masyarakat di Indonesia.

Iklan menyesatkan yang mempromosikan bahwa susu suatu

pabrik sama baiknya dengan ASI, sering dapat menggoyahkan

keyakinan ibu, sehingga tertarik untuk coba menggunakan susu

instan itu sebagai makanan bayi. Semakin cepat memberi


23

tambahan susu pada bayi, menyebabkan daya hisap berkurang,

karena bayi mudah merasa kenyang, maka bayi akan malas

menghisap putting susu, dan akibatnya produksi prolaktin dan

oksitosin akan berkurang.

e. Pemberian informasi yang salah

Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari

petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI

dengan susu kaleng. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai

pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan

salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Promosi ASI

yang efektif haruslah dimulai pada profesi kedokteran, meliputi

pendidikan di sekolah-sekolah kedokteran yang menekankan

pentingnya ASI dan nilai ASI pada umur 2 tahun.

f. Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalin (praktik IMD)

Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya

disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak

semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat

dilaksanakan menyusui dini. IMD disebut early initation atau

permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai menyusui sendiri segera

setelah lahir. Keberhasilan praktik IMD, dapat membantu agar

proses pemberian ASI eksklusif berhasil, sebaliknya jika IMD

gagal dilakukan, akan menjadi penyebab pula terhadap gagalnya

pemberian ASI Eksklusif.


24

g. Faktor-faktor lain

Ada beberapa bagian keadaan yang tidak memungkinkan ibu

untuk menyusui bayinya walaupun produksinya cukup, seperti :

1) Berhubungan dengan kesehatan seperti adanya penyakit yang

diderita sehingga dilarang oleh dokter untuk menyusui, yang

dianggap baik untuk kepentingan ibu, seperti gagal jantung.

2) Masih seringnya dijumpai di rumah sakit (rumah sakit bersalin)

pada hari pertama kelahiran oleh perawat atau tenaga kesehatan

lainnya, walaupun sebagian besar ibu-ibu yang melahirkan di

kamar mereka sendiri, hampir setengah dari bayi mereka diberi

susu buatan atau larutan glukosa.

4. Keuntungan Ibu Melakukan ASI Eksklusif

Menurut Hendarawan (2010) keuntungan ibu melakukan ASI

Eksklusif adalah sebagai berikut :

a. Praktis, mudah dan murah

b. Sedikit kemungkinan terjadi kontaminasi dan tidak terjadi kekeliruan

dalam mempersiapkan makanan.

c. Menjalin hubungan psikologis yang erat antara ibu dan bayi.

d. Memberi keuntungan pencegahan karsinoma payudara.

e. Mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran

sebelum mengandung.
25

5. Langkah Mencapai ASI eksklusif

Menurut Evline (2010) WHO dan UNICEF merekomendasikan

langkah – langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif

a. Menyusui dalam 1 jam setelah kelahiran

b. Menyusui secara eksklusif Artinya, tidak ditambah makanan atau

minuman lain, bahkan air putih sekalipun

c. Menyusui bayi on-demand, sesering yang bayi mau siang dan malam

d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng

e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan

disaat tidak bersama anak

f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

C. Dukungan Suami

Pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal,

saran, bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya atau dukungan adalah

keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang diandalkan,

menghargai dan menyayangi kita (Purwanti, 2010)

Pengalaman dibeberapa negara di dunia bahwa peningkatan pemberian

ASI ada hubungannya dengan cara-cara yang dilakukan di rumah sakit.

Peranan sikap dan kepedulian serta perhatian para ahli kesehatan yang
26

berkaitan dengan menyusui sangat diperlukan terutama dalam menghadapi

promosi-promosi pabrik pembuat susu formula bayi (Arfifin, 2012).

Bentuk dukungan suami pada ibu menyusui menurut Musbikin, (2008)

adalah sebagai berikut :

a. Dukungan Psikologi

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang

bersangkutan. Misalnya menemani istri saat pergi periksa ke bidan,

dengan begini suami sudah mengikuti perkembangan kesehatan anak dan

istri. Perhatian yang cukup dari suami akan membuat ibu tenang sehingga

berpengaruh positif terhadap bayi

b. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam

bentuk materi semisal kesiapan finansial, karenanya sejak mengetahui

istrinya hamil, suami harus segera menyisihkan dana khusus untuk

keperluan ini, sehingga saat melahirkan telah tersedia dana yang

dibutuhkan

c. Dukungan Informasi

Suami harus memberikan perhatian penuh kepada masalah

kehamilan istrinya, misalnya berdiskusi mengenai perkembangan yang

terjadi, yaitu mencari informasi mengenai ASI Eksklusif dari media cetak

maupun dari tenaga kesehatan. Disinilah suami akan mengambil peran

besar dalam turut menjaga kesehatan kejiwaaan istrinya agar tetap stabil,

tenang dan bahagia


27

d. Dukungan Lingkungan

Dukungan lingkungan yaitu diberikan ketika menyusui, misalnya

ketika ibu tidak bisa bekerja terlalu berat suami bisa membantu ibu

mengurus rumah tangga, perlakuan ini dapat menyebabkan perasaan

senang dalam diri istri, dan istri akhirnya menjadi lebih mudah

menyesuaikan diri dalam pemberian ASI Eksklusif.

Sedangkan menurut Ambarwati (2008) menyatakan bahwa suami

mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI.

Peran suami dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan

mencegah masalah-masalah umum terjadi. Keterlibatannya suami sangat

menentukan sukses atau tidaknya ibu menyusui eksklusif. Peran suami dalam

kehidupan bayi saat ibu menyusui diantaranya adalah :

1. Menciptakan suasana positif. Hal pertama yang bisa dilakukan ayah untuk

menyukseskan menyusui adalah dengan menciptakan atmostir menyusui

yang positif. Jadi tidak hanya setuju dengan istri menyusui bayi, tapi dia

juga akan menciptakan suasana yang mendukung istri untuk menyusui.

Pandangan ini akan mempengaruhi pasangan dalam membuat prioritas

untuk istri dan bayi. Misalnya saat ketika akan bepergian akan mencari

tempat yang menyediakan ruang laktasi sehingga bayi akan tetap bisa

menyusu pada sang ibu.

2. Kendala yang biasa dialami ibu saat menyusui adalah hilang kepercayaan

diri kalau dia bisa menyusui. Bila sang ayah sampai mengatakan

"Sepertinya bayi masih lapar, mungkin perlu tambahan susu formula" bisa
28

runtuh kepercayaan diri untuk menyusui. Suami adalah orang yang

dipercaya istri, jadi suami harus ingat untuk bersikap positif selama istri

menyusui.

3. Memberikan dukungan dan semangat. Menyusui tidak hanya melelahkan

secara fisik, tapi secara emosional juga menuntut. Apalagi pada masa awal

menyusui ibu menghadapi banyak kendala, ASI tidak keluar bahkan bisa

sampai mengalami baby blues. Istri membutuhkan dukungan dan

semangat dari pasangan. Hujani istri dengan pujian, penghargaan atas

usahanya, dan kata-kata yang bisa membangkitkan semangat istri untuk

tidak menyerah dan berhenti menyusui

Penilaian skor dukungan suami untuk masing-masing pertanyaan pada

masing-masing item mempunyai skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0 untuk

jawaban tidak. Mengacu kepada pendapat Budiarto (2002) bahwa untuk data

distribusi frekuensi dapat digunakan nilai median, dengan rumus sebagai

berikut :

M=(n+1)/2

Keterangan :

M= median

n= banyaknya pengamatan

Rumus diatas berlaku bila jumlah pengamatan (n) ganjil. Bila (n) genap

maka akan terdapat dua posisi median, yaitu antara ½ n dan ½ n + 1.


29

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1
Kerangka Teori Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif. (Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2005)

Faktor Internal :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap/Perilaku
4. psikologis
5. Fisik ibu
6. Emosional
7. Pengalaman / Paritas
Pemberian ASI Eksklusif

Faktor Eksternal :
1. Peranan Ayah/Suami
2. Perubahan sosial budaya
3. Petugas Kesehatan
4. Promosi Susu Kaleng sebagai
pengganti ASI.
5. Informasi yang salah
6. Pengelolaan laktasi di ruang
bersalin (praktik IMD)

Anda mungkin juga menyukai