Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Pengertian

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cairan ajaib yang diberikan alam untuk setiap

perempuan, ASI merupakan suatu makanan dan berfungsi juga sebagai minuman yang

paling tepat, menguntungkan serta menyehatkan bagi bayi. Walaupun ASI disebut se-

bagai “susu” sebagian besar dari cairan ini terdiri dari air. ASI sangat steril, aman dan

sehat serta tidak dapat disamakan dengan bahan makanan atau cairan lainya. Paling

tidak 90 % cairan dalam ASI adalah berupa air yang dapat memenuhi kebutuhan bayi,

terutama diawal kehidupanya (Kumawardhani, 2010, 2).

Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh tubuh manusia sebagai kon-

sumsi bayi dan merupakan sumber gizi bayi yang belum sanggup mencerna makan pa-

dat. Bila ibunya tidak bisa menyusui bayinya karena suatu hal, paling tidak bisa

digantikan dengan air susu dari orang lain. ASI bukanlah cairan degan komponen yang

seragam, namun berubah setiap saat. ASI terdiri dari nutrisi dan subtansi materi

bioaktif yang dapat mempengaruhi secara langsung bagi fisiologi bayi. Nutrisi yang

paling penting terdapat dalam ASI adalah protein (Kusumawardhani, 2010, 5-6).

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-

bulan pertama kehidupan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi yang sangat

8
9

ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan

bayi, karena Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling sempurna baik

secara kualitas maupun kuantitas. Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan tunggal akan

cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan, Air

Susu Ibu (ASI) juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar

tumbuh optimal (Anonim 2011, pengertian air susu ibu, tersedia dalam

(http://wikimedya.blogspot.com).

2.1.2 Macam-Macam ASI

Menurut Proverawati (2010) ASI dibedakan menjadi 3 diantaranya :

a. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

melahirkan ( 4-7 hari ) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya

dengan ASI matang, atau cairan tahap pertama ASI yang dihasilkan selama

masa kehamilan dan berakhir beberapa hari setelah kelahiran bayi (2-4 hari)

berwarna keemasan atau krem, dengan volume 150-300 ml/hari, serta lebih

kental dari cairan susu tahap berikutnya. Kolostrum kaya akan protein, vitamin

yang terlarut dalam lemak, mineral, dan immunoglobulin sebagai imunisasi

pasif.

b. ASI Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum dimana kadar

lemak dan laktosa lebih tinggi serta kadar protein dan mineral lebih rendah.

ASI peralihan berakhir sekitar 2 minggu kemudian. ASI peralihan tinggi akan
10

lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam air dan mengandung lebih banyak

kalori daripada kolostrum. Jumlah volume ASI semakin meningkat,

sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi. Hal ini seiring dengan

kebutuhan bayi yang mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa ini

pengeluaran ASI mulai stabil.

c. ASI Mature (Mature Milk)

ASI mature adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan

volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi

saat laktasi. ASI mature adalah cairan terakhir yang diproduksi, dengan

kandungan 90%nya adalah air yag diperlukan untuk memelihara cairan bayi.

Sedangkan 10%nya mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang

diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi. ASI ini

merupakan nutrisi yang terus berubah sesuai dengan perkembangan bayi

samapai 6 bulan.

ASI matur ada 2 tipe yaitu foremilk dan hind-milk. Foremilk ini merupakan

ASI matur yang dihasilkan awal menyusui dan mengandung air, vitamin, dan

potein. Sedangkan hind-milk adalah ASI mature yang dihasilkan setelah awal

pemberian awal menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi yang sangat

penting untuk pertambahan berat bayi.


11

2.2 ASI Eksklusif

2.2.1 Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,

sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan

lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun (Purwanti, 2004, 3 ).

Sedangkan menurut (Roesli, 2000, 3) ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi

ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih, dan tanpa makanan tambahan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit,

bubur nasi, dan tim. Pemberian asi secara eksklusif dianjurkan denngan jangka waktu

4-6 bulan. Setelah berusia lebih lebih dari 6 bulan baru dikenalkan dengan makanan

padat, akan tetapi ASI akan tetap di berikan sampai bayi berusia 2 tahun.

ASI eksklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian

ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun

makanan tambahan lainya. Sebelum mencapai usia 6 bulan system pencernaan bayi

belum bisa berfunngsi secara sempurna, sehingga dia belum mampu untuk mecerna

makanan selain ASI (Marimbi, 2010, 22 ).


12

2.2.2 Komposisi ASI Eksklusif

Komposisi ASI eksklusif tidak jauh beda dengan komposisi ASI, menurut

(Kristiyanasari, 2009 : 9-11). Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :

a. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna

kekuning-kuningan, lebih kuning dianding dengan ASI mature, bentuknya

agak kasar karena mengandung butirn lemak dan sel-sel epitel, dengan

kasiat sebagai berikut :

a) Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir (BBL), sehingga

pencernaan siap untuk menerima makanan.

b) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga

dapat memberikan perlindungan tubuh terhadp infeksi.

c) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari

berbagi penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan bulan.

b. ASI masa transisi

ASI (Air Susu Ibu) yang dihasilkan mulai dari hari ke empat sampai hari ke

sepuluh.

c. ASI mature

ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.


13

Tabel 1.1 Daftar Komposisi ASI

Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur


Energi (g/100 ml) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (g/100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (g/100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (g/100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (g/100 ml) 0,3 0,3 0,3
Immunoglobulin
Ig A (mg/100 ml) 335,9 - 119,5
Ig G (mg/100 ml) 5,9 - 2,9
Ig M ( mg/100 ml) 17,1 - 2,9
Lisosim (mg/100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
(Sumber : Weni Kristiyanasari, 2009, 10)

Menurut ( Roesli, 2000, 27-29 ) dari berbagai jenis zat gizi yang

terkandung dalam ASI tersebut mereka mempunyai fungsi masing-mas-

ing, diantaranya adalah sebagai berikut :

a). Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa ( gula ) yang terkandung lebih

banyak jika dibandingkan dengan susu mamilia yaitu sekitar

20-30 %. Laktosa sangat berguna untuk pertumbuhan otak. Salah

satu produk laktosa adalah galaktosa, galaktosa merupakan makanan

vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Selain itu laktosa juga

bisa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk


14

pertumbuhan tulang dan juga bisa meningkatkan pertumbuhan

bakteri usus yang baik yaitu Lactobacillus bifidus.

b). Protein

Protein merupakan bahan baku untuk tumbuh. Kualitas protein

sangat penting selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada

saat ini pertumbuhan bayi sangat cepat. ASI mengandung protein

yang istimewa yang sering disebut whey. Whey merupakan

protein yang halus, lembut, dan mudah dicerna. Protein istimewa

lagi dari ASI adalah taurine yang berfungsi sebagai pertumuhan

otak, susunan saraf, juga penting untuk pertumbuhan untuk retina.

Selain itu protein juga mengandung lactoferin dan lysosyme.

Lactoferine sebagai pengangkut zat besi dari ASI ke darah,

lactoferie juga membiarkan bakteri usus yang baik yang

menghasilkan vitamin untuk tubuh sedangkan bakteri yang jahat

dihancurkanya. Sedangkan lysosyme bisa sebagai antibiotik alami

yang bisa menghancurkan bakteri berbahaya.

c). Lemak

Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6,

DHA, arachidonic acid) suatu komponen lemak penting untuk myelinisasi.

Myelinisasi adalah pembentukan sselaput isolasi yang mengelilingi serabut

saraf yang akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat. Kolesterol

juga termasuk lemak yang penting untuk pertumbuhan otak si bayi. Selain
15

itu kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme

kolesterol yang akan mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari

sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung dan penebalan

pembuluh darah pada usia muda.

2.2.3 Manfaat ASI Eksklusif

Menurut (Priyono, 2010, 71) manfaat pemberin ASI, khususnya ASI ek-

sklusif sangatlah bayak, ASI eksklusif bermanfaat untuk bayi, ibu, keluarga, ne-

gara, bahkan dunia, tapi yang paling terpenting adalah manfaat untuk bayi antara

lain : ASI sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan ke-

cedasan, menigkatkan jalinan kasih sayang.

Menurut ( Roesli, 2000, 6-15 ) manfaat ASI terdiri dari :

a. Manfaat pemberian ASI untuk bayi

a) ASI sebagai nutrisi.

b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

c) ASI meningkatkan kecerdasan.

d) ASI bisa meningkatkan jalinan kasih saying

b. Manfaat pemberian ASI untuk ibu

a) Mengurangi perdarahan setelah persalinan.

b) Mengurangi terjadinya anemia.

c) Menjarangkan kehamilan.

d) Mengecilkan rahim.

e) Lebih cepat langsing kembali.


16

f) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara.

g) Lebih ekonomis.

h) Tidak merepotkan dan hemat waktu.

i) Portable dan praktis.

j) Memberikan kepuasan kepada bayi.

c. Manfaat pemberian ASI untuk Negara.

a) Penghematan devisa Negara.

b) Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit

saluran pernafasan.

c) Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.

d) Menciptakan generasi bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk

membanngun negara.

d. Manfaat pemberian ASI untuk lingkungan

a) Mengurangi pertambahan sampah dan polusi udara.

2.2.4 Akibat tidak diberikannya ASI

a. Bagi Bayi

Bayi yang tidak mendapatkan ASI bisa berakibat dengan kesehatan

bayi itu sendiri. Bayi yang tidak mendapatkan ASI akan mudah terserang

penyakit, terutama penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan

misalnya diare dan penyakit chron’s. Penyakit chron’s adalah penyakit

peradangan yang terjadi pada dinding usus yang paling dalam.

Kemungkinan lain yang bisa terjadi jika bayi tidak mendapatkan ASI
17

adalah bayi bisa terkena penyakit infeki saliran pernafasan atas (ISPA)

dan penyakit alergi (Kusumawardhani, 2010, 45-47 ).

b. Bagi Ibu

Resiko kesehatan yang mukin tejadi jika ibu tidak memberikan ASI

adalah ibu berkemungkinan bisa terserang penyakit kanker payudara, obe-

sitas, endometriosi, dan lebih cepat terjadinya ostioporosis. Sebuah jurnal

yang dikeluarkan universitas Cornell menyebutkan beberapa alasan

mengapa dengan menyusui bisa mencegah terjadinya kanker payudara.

Pada masa laktasi ada sebuah perubahan hormone, yaitu terjadi

penurunan level estrogen. Sehingga pada saat ini terjadi penundaan proses

ovulasi atau menstruasi yang kecil kemungkinan bisa terjadi resiko

terjadinya kanker (Kusumawardhani, 2010, 37-47 ).

2.2.5 Peran ASI Eksklusif

a. Perananan ASI eksklusif dalam kecerdasan.

Dengan adanya berbagai macam komposisi yang terkandung dalam

ASI itu sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan

jaringan otak. Oleh karena itu pentinng untuk mempertimbangkan

seorang ibu dalam pemberian ASInya secara eksklusif. Puncak laju

pertumbuhan otak terjadi antara minggu ke-16 sampai minggu ke-24

kehamilan dan minggu ke-30 kehamilan hingga bayi berusia 18 bulan.

Pada anak yang berusia 0-1 tahun ASI merupakan makanan yang

terpenting dalam bagi perkembangan otak. ASI merupakan sumber


18

taurine dan folasin, asam linoleat (asam lemak rantai panjang) dan laktosa

yang banyak terkandung dalam ASI. Semua unsur itu merupakan unsur

yang terpenting dalam pertumbuhan otak, sehingga jaringan otak bayi

yang mendapatkan ASI eksklusif bisa tumbuh secara optimal dan terbebas

dari rangsangan kejang yang menyebabkan bayi lebih cerdas dan

terhindar dari kerusakan otak.

b. Perananya dalam kesehatan.

Dengan adanya kadar kolesterol yang tinggi dan berbagai

immunoglobulin yang terkandung dalam ASI ini sangat menguntungkan

bagi bayi karena sejak dini bayi sudah terbiasa mengelola kolesterol

sehingga sistem pencernaan dan sistem peredaran darah bayi telah be-

radaptasi dengan asupan kolesterol.

Bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki sistem peredaran darah

yang lebih baik sehingga kemungkinan kecil terserang penyakit

atrioklerosis atau penyakit jantung, dapat terlindung dari berbagai

penyakit yang disebabkan oleh kuman, bakteri, virus maupun alergi dan

akan memiliki kornea mata yang lebih sehat.


19

2.2.6 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

Menurut (Roesli, 2000, 37) terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan

pemberian ASI eksklusif. Langkah ini sangat penting terutama bagi ibu yang

bekerja. Dalam hal ini melibatkan banyak orang idealnya saumi, nenek, dan kakek.

Langkah-langkah terpenting tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan payudara.

b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.

c. Menciptakan keluarga, teman, dan sebagainya.

d. Memilih tempat melahirkan yang “ sayang bayi ”.

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif.

f. Mencari ahli persoalan laktasi atau konsultasi laktasi untuk persiapan jika kita

menemui kesukaran.

g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui

2.2.7 Faktor –faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI

Menurut petunjuk untuk tenaga kesehatan ASI (Soetjiningsih, 2007, 17).

a. Perubahan sosial budaya

Antara lain ibu – ibu bekerja atau kesibukan sosial lainya, meniru

teman atau tetangga atau orang yang terkemuka yang memberikan susu

botol dan merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Perubahan

sosial budaya tersebut dipengaruhi oleh sikap ibu itu sendiri. Dalam

deskripsi penelitian dilukiskan dengan cara membagi dua bagian yaitu

positif dan negatif. Dikatakan positif jika responden mampu memenuhi


20

skor lebih dari 75 %, dan dikatakan negatif jika responden memenuhi

skor kurang dari 75 % (Hidayat, 2007, 112).

b. Faktor psikologis

Ia merasa jika menyusui akan kehilangan daya tarik sebagai seorang

wanita dan mengalami tekanan bathin karenanya.

c. Faktor fisik ibu misalnya ibu sakit. Jika ibu sedang tidak enak badan

misalnya sakit karena panas terjadi mastitis, maka ini akan

mempengaruhi proses laktasi.

d. Faktor sosial ekonomi budaya

Status ekonomi memegang peranan penting dalam menunjang

kesejahteraan ibu dan bayi. Status perekonomian keluarga sangat

mempengaruhi dalam pemenuhan nutrisi ibu.

e. Pendidikan

Berdasarkan (Hidayat, 2007, 101), semakin tinggi pendidikan

seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak

pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai – nilai

yang di perkenalkan.Dengan adanya tingkat pendidikan ibu yang

kurang atau rendah ini, akan mempengaruhi pada saat penyampaian

materi/ KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi ) tentang pemberian

ASI Eksklusif. Berdasarkan skala yang telah digunakan dalam


21

pengukuran tingkat pendidikan ini yaitu skala ordinal maka tingkat

pendidikan dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu :

a) Rendah : tidak sekolah dan SD.

b). Menengah : SMP dan SMA.

c). Tinggi : Diatas SMA

f. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi pada seseorang setelah

melakukan penginderaan pada suatu objek. Pengetahuan dapat

diperoleh dan terjadi pada seseorang setelah melakukan penginderaan

pada suatu objek. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman ibu

sendiri atau orang lain. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan ibu dalam pelaksanaan

pemberian ASI eksklusif. Menurut (Machfoedz, 2008, 158),

penentuan tingkat pengetahuan responden penelitian tentang sub

variabel dan variabel dengan cara mengkonversikan nilai sub variabel

maupun variabel ke dalam kategori kualitatif sebagai berikut :

a). Dikatakan baik jika nilai : 76-100 %.

b). Dikatakan cukup jika nilai : 56-75 %

c). Dikatakan kurang jika nilai : 40-55 %

Anda mungkin juga menyukai