PENDAHULUAN
satu hubungan antara ibu dan anak. Upaya penting ini, keberhasilannya perlu
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sempurna dan
kematian bayi. Saat ini kurang dari 40% anak di bawah 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif, hal ini berkontribusi terhadap kematian jutaan bayi
Bikin Anak cerdas” Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan ajaib yang diberikan
alam untuk setiap perempuan, ASI merupakan makanan juga minuman yang
paling tepat, menguntungkan dan menyehatkan bagi bayi. ASI berguna untuk
1
2
obat untuk terapi (pengobatan penyakit). Dalam hal ini bukan berarti setelah
maupun bagi ibunya sendiri. Salah satu keunggulan dari ASI adalah ASI
mengandung zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk kebutuhan
gizi bayi. Dalam ASI juga tekandung didalamnya suatu zat antibodi yang bisa
pencernaan dan ginjal dan yang tidak kalah pentingnya ASI sangat praktis dan
meningkatkan kontak batin antara bayi dengan ibu yang terlaksana pada saat
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada awal pemberian ASI. Dengan
kekebalan tubuh pada bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit
terutama diare. ASI juga bisa meningkatkan kecerdasan otak bayi, selain itu
3
31).
Selain untuk bayi, ASI juga bermanfaat bagi ibu yang menyusui
diantaranya adalah dengan menyusui bisa membantu ibu memulihkan diri dari
Selain itu juga bisa terhindar dari perdarahan post partum sehingga
bisa mengurangi resiko anemia, bisa menghemat energi dan hemat waktu, ASI
juga bisa dijadikan suatu alternatif KB bagi ibu. Adapun dampak yang bisa
terjadi jika bayi tidak diberikan ASI adalah bayi bisa dengan mudah terkena
dimiliki juga kurang optimal, selain itu ikatan batin antara ibu dan bayi juga
bisa berkurang. Sedangkan untuk ibunya sendiri jika tidak memberikan ASI
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya
rendah serta ibu sebagai status pekerja. Sedangkan faktor eksternal antara lain
budaya dalam masyarakat seperti kebiasaan memberi air putih dan cairan lain
seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi dalam bulan bulan pertama.
2003), didapati data jumlah pemberian ASI pada bayi dibawah usia dua bulan
sebesar 64% dari total bayi yang ada. Data UNICEF tahun 2006 menyebutkan
bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI di Indonesia baru 14%, itupun
Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2007 oleh Nutrition &
Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan Asi
rendahnya angka cakupan ASI ini adalah karena faktor sosial budaya,
Gedang saat diadakan posyandu masih banyak didapatkan bayi yang belum
bayi yang tidak mendapatkan ASI Ekslusif. Hal ini terbukti ketika ada
5
2011 ”.
masalah dalam penelitian ini adalah Masih banyaknya ibu yanng tidak
a. Bagi Poskesdes.
b. Bagi masyarakat
pelaksanaanya.
7
c. Institusi Pendidikan.
d. Bagi Peneliti
1.5 Hipotesis