PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah gizi dan nutrisi pada bayi adalah hal yang sangat penting, karena
periode usia bayi merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan awal yang akan
pemberian nutrisi pada bayi, yakni inisiasi meyusui dini (IMD) sejak lahir, pemberian
ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI)
buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai
usia 2 tahun. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik WHO maupun
UNICEF.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang
ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain
imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran pernafasan
(seperti batuk, pilek) diare dan alergi (Soekirman, 2006). Namun saat ini pemberian ASI
kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingya pemberian ASI eksklusif, pemasaran susu
formula, faktor sosial, ekonomi. Selain itu juga masih banyak masyarakat yang suka
menyebabkan rendahnya pemberian ASI yaitu ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI,
serta informasi yang kurang tentang penjelasan dan penyuluhan tentang ASI ekslusif. Hal
tersebut didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan di Jakarta yang menunjukkan
hasil lebih dari 50% bayi yang berumur 2 bulan mendapatkan susu formula karena
informasi yang kurang, serta pemasaran oleh produsen susu formula juga merupakan
faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI ekslusif
nasional saja, tetapi juga mencakup permasalahan lokal di wilayah kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda. Data tahun 2013 di Puskesmas Lempake menunjukkan bahwa
hanya 22% ibu menyusui yang memberikan ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan, yang
berarti menunjukkan masih kurangnya pengetahuan para ibu yang berada di wilayah kerja
ibu kepada bayinya. Hal ini dapat terlihat dengan adanya Undang-Undang Kesehatan No.
36 tahun 2009 Pasal 128, yang menekankan pada hak bayi untuk mendapatkan ASI
ekslusif kecuali atas indikasi medis, dan ancaman hukuman pidana bagi yang tidak
mendukungnya, termasuk diantaranya para petugas kesehatan (UU RI, 2009). Namun
masih banyak pihak yang melanggar peraturan tersebut, salah satunya adalah karena
faktor ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan mengenai ASI ekslusif itu sendiri. Oleh
karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penetian
mengenai ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur
penelitian yaitu menegenai bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI
eksklusif pada bayi mur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake Kota
Samarinda.
3. Tujuan Penelitian
pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Posyandu Kemuning
3.2.1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada
3.2.2. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada
4. Manfaat Penelitian
a) Bagi Puskesmas
lahir dapat meningkat dari tahun ke tahun dan semakin banyak pula ibu yang
memahami pentingnya ASI ekslusif yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan kesehatan bayi dan anak khususnya disekitar wilayah kerja Puskesmas
b) Bagi Masyarakat
pemberian ASI ekslusif, khususnya pada bayi 0-6 bulan, sehingga masyarakat dapat
semakin mendukung program ini yang pada akhirnya akan berdampak terhadap
c) Bagi Peneliti
Menambah wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang tingkat pengetahuan ibu
tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di
Posyandu Kemuning Puskesmas Lempake Kota Samarinda serta sebagai sarana untuk
yang telah diperoleh selama menjalani pendidikan kedokteran dan selama menjalani
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan
1.1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
indera manusia, yakni indra penglihatan, penderaan, penciuman, rasa dan raba.
Namun sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang
tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif adalah faktor sosial, ekonomi,
lingkungan dan biologi. Selain itu faktor dari ibusendiri juga sangat menunjang
misalnya faktor fisik, psikis, pengetahuan, sikap dan keterampilan, faktor lain ikut
serta masyarakat khususnya dalam hal pemberian ASI dapat ditunjang dengan
memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak ( FKM-UI Depkes RI dan WHO,
1998 ).
Adapun perilaku menyusui sendiri adalah perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik (Notoatmodjo
1. Umur
bagi seorang ibu untuk melahirkan termasuk resiko tinggi dan erat kaitannya
dengan anemia gizi dapat mengurangi produksi ASI yang dihasilkan. Penelitian
2. Paritas
Para ibu dengan paritas 1-2 anak sering menemui masalah dalam
memberikan ASI pada bayinya. Masalah yang sering muncul yaitu puting susu
yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki dan atau belum siap
3. Pendidikan
banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota besar. Peran ganda seorang ibu
2. ASI Eksklusif
2.1. Definisi
Air Susu Ibu ( ASI ) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
ASI adalah makanan ideal yang tidak ada bandingannya untuk pertumbuhan
unitantara ibu dan anak. Pemberian ASI saja dianjurkan diberikan pada bayi paling
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sampai umur 4 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan
bayi usia 0 – 6 bulan minum ASI Ekslusif, artinya tanpa bahan susu formula
(Lilla,2008).
Tingkat pengetahuan mengenai ASI adalah ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi, Satu-satunya makanan minuman terbaik untuk bayi dalam masa 6
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
perkembangan kemampuan bahasa, daya kognitif, dan daya ingat akan lebih
baik.
b. ASI mudah dicerna, selalu aman dan bersih, tidak akan basi, mempunyai suhu
e. Mudah cara pemberian dan hemat (Biro pusat statistik dan Departemen
Kesehatan, 1997).
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan
mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary
pengeluaran air susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down
Reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk
menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabut otot halus di
dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar
(Winarno, 1990).
air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan
aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang
besar menuju saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat di gambarkan
dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam
susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara
perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari
areda ( bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya
sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengndung imunoglobulin A ( Iga ),
laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk
mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak mengandung vitamin dan lebih banyak
Council Washington tahun 1980 di peroleh perkiraan Komposisi Kolostrum ASI dan
susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:
Energi ( k Cal ) 58 70 65
(mg)
Ig A ( mg ) 364 142 -
Vitamin 151 75 41
- Vit A ( mg ) 1,9 14 43
- Vit BI ( mg ) 30 40 145
- Vit B2 ( mg ) 75 160 82
- Vit B6 ( mg )
- Asam pantotenik
- Biotin 183 246 340
- 1,5 6
Mineral
- Kalsium ( mg )
- Klorin ( mg ) 39 35 130
- Tembaga ( mg ) 85 40 108
- ( mg ) 70 100 70
- Magnessium ( mg ) 4 4 12
- Fosfor ( mg ) 14 15 120
- Potassium ( mg ) 74 57 145
- Sodium ( mg ) 48 15 58
- Sulfur ( mg ) 22 14 30
Berdasarkan stadium laktasi maka komposisi ASI dibagi menjadi tiga bagian
sampai ketiga atau keempat masa laktasi. Kelebihan dari kolostrum adalah
2. ASI masa transisi merupakan peralihan dan colostrum menjadi ASI matture
mulai keluar pada hari keempat sampai kesepuluh masa laktasi. Pada masa ini
dapat, selalu tersedia, siap minum dengan temperature yang sesuai untuk bayi.
dengan diisap bayi atau diperoleh sehingga ada ejeksi dari air susu. Hormon yang
paling penting dalam proses laktasi adalah hormon prolaktin. Begitu juga
dikeluarkannya hormon prolaktin dan oksitosin. Oksitosin diperlukan untuk ejeksi air
susu.
bayi yang dapat yang mendapat ASI, kuman ini dalam usus mengubah laktosa
3. Antibodi terhadap penyakit batuk rejan, difteri, radang, paru otak gondongan,
4. Komplemen zat ini berguna untuk merusak bakteri, sehingga kuman dapat
mudah dimakan oleh sel darah putih dan sebagai penawar alergi.
5. Lisozim zat ini berkhasiat memecah dinding sel bakteri dan diperkiraan 300
kali lebih baik khasiatnya daripada susu sapi juga tahan terhadap keasaman
lambung.
6. Laktoperoksidase merupakan suatu enzim yang bersama dengan zat lain akan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21 September 2014.
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
Samarinda.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang
September 2014.
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
accidental sampling.
a) Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan yang terdaftar di Posyandu Kemuning
2. Kriteria Ekslusi
b) Informan tidak hadir pada saat pemberian kuisioner pertama atau kedua.
Data diperoleh berdasarkan data primer yang didapat dari kuisioner yang telah diisi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner penelitian.
G. Definisi Operasional
Pengetahuan tentang ASI ekslusif : Hasil tahu yang didapatkan setelah seseorang
dalam kuisioner.
Kategori pengetahuan bisa dibagi dalam 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang.
Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of point dari skor yang telah
dijadikan persen.
Baik > 12
Sedang 10 – 12
Kurang <9
H. Prosedur Kerja
Analisis data
I. Analisa Data
Kesimpulan penelitian
Data yang sudah terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, serta
Puskesmas Lempake. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Agustus dan 21 September 2014
< 18 tahun 0 0%
Jumlah 19 100%
Dari data tersebut didapatkan bahwa dari 19 responden, 52.63%% (10 orang)
merupakan kelompok umur 26-30 tahun, sedangkan yang lainnya berumur antara lain 18-25
tahun 3 orang (15.78%%) dan 6 orang (31.57%) lainnya berumur >30 tahun.
2. Karakteristik Pendidikan
SLTP 4 21.05%
SLTA 10 52.63%
Jumlah 19 100%
Dari data pada table diatas dapat diketahui bahawa dari 19 responden sebagian besar
merupakan tamatan SLTA yaitu terdapat 10 orang (52.63%), sedangkan yang lainnya
merupakan tamatan SD 3 orang (15.78%), SLTP 4 orang (21.05%), dan Perguruan Tinggi 2
orang (10.52%).
3. Karakteristik Pekerjaan
Wiraswasta 0 0%
Swasta 1 5.26%
Buruh 0 0%
PNS/TNI/Polri 0 0%
Jumlah 19 100%
Dari data pada table diatas didapatkan bahwa dari 19 responden, 94.73% (18 orang)
1-2 16 84.21%
3-4 3 15.78%
>4 0 0%
Jumlah 19 100%
Dari data yang pada table hasil penelitian tersebut didapatkan sebagian besar ibu-ibu
tersebut memiliki anak 1-2 orang, yaitu sebanyak 16 orang (84.21%) sedangkan 3 orang
berikut:
Baik 6 31.57%
Cukup 12 63.15%
Kurang 1 5.26%
Jumlah 19 100%
terlihat bahwa hanya 31.57% (6 orang) dari responden yang memiliki tingkat pengetahuan
ASI eksklusif yang baik, dan masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang,
yaitu sebesar 5.26% (1 orang). Sedangkan 63.15% (12 orang) responden memiliki tingkat
Dari hasil penelitian yang didapat, maka dirasa tingkat pengetahuan ibu-ibu di
Posyandu Kemuning tersebut perlu ditingkatkan. Intervensi yang kemudian dilakukan berupa
penyuluhan tentang Pemberian ASI Eksklusif. Penyuluhan tersebut dilaksanakan pada hari
dijelaskan definisi ASI Eksklusif itu sendiri, manfaat ASI eksklusif bagi bayi mapun bagi ibu,
apa saja kandungan ASI, apa kelebihan ASI disbanding susu formula, serta cara yang dapat
dilakukan untuk memperbanyak ASI. Selain penyuluhan tersebut, dilakukan pula pembagian
Setelah dilakukan penyuluhan dan pembagian leaflet tentang Pemberian ASI Eksklusif,
ibu-ibu di Posyandu Kemuning diminta kembali untuk mengisi kuisioner pada bulan
berikutnya. Hal ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan tingkat pengetahuan
ibu-ibu tersebut setelah penyuluhan dan pembagian leaflet tersebut. Dari hasil kuisioner
Intervensi
Baik 19 100%
Cukup 0 0%
Kurang 0 0%
Jumlah 19 100%
Dari tabel data diatas didapatkan bahwa seluruh ibu-ibu (19 orang, 100%) yang sudah
mengikuti penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
BAB V
6.1. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif
Ibu yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 dan 21 September 2014 yang
dilakukanlan suatu intervensi berupa penyuluhan dan pemberian leaflet yang berisi informasi
6.2. Saran
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Peneliti
dikembangkan lagi.
eksklusif dengan media dan bahasa yang mudah diterima masyarakat melalui
LAMPIRAN
A. Kuisioner I (pre-penyuluhan)
12. Bila jawaban ASI, a. Kandungan nutrisi ASI lebih baik a. 2 10.52%
apakah kelebihan b. ASI praktis dan tidak
b. 0 0%
ASI daripada PASI? memerlukan biaya
c. 0 0%
c. ASI dapat mempererat tali kasih
saying ibu dan anak d. 17 89.47%
d. Semua jawaban benar
C. Dokumentasi