Anda di halaman 1dari 40

1

PENERIMAAN PASIEN BARU POLI

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 001/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Menerima pasien yang baru masuk Poli untuk dirawat sesuai yang berlaku.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

Tujuan Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru.

Kebijakan - Ada petugas yang terampil


Prosedur Persiapan :

1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.


2. Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan.
3. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan
fisik.
4. Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
5. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Rumah Sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
6. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan
perawatan pasien.
7. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.

Unit Terkait POLI


2

MEMBUAT ANAMNESA

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 002/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Wawancara antara dokter/perawat dengan pasien mengenai penyakitnya ( auto
anamnesa )
Wawancara antara dokter/perawat dengan keluarga/orang lain mengenai penyakit
pasien

Tujuan Mendapatkan data pendahuluan mengenai penyakit pasien yang dapat di pakai
sebagai pegangan dalam membantu dokter menegakkan diagnose, merencanakan
dan memberikan pengobatan dan perawatan

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik

Persiapan Alat :
1. Status pasien
2. Alat tulis

Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2 Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman

Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan


2. Siapkan alat anamnesa
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Menenangkan pasien / keluarga dan menjelaskan apa yang akan dilakukan
pada pasien
5. Melaksanakan wawancara dan mencatat antara lain ( identitas pasien, kawin /
tidak, pria / wanita, pekerjaan agama dan kebangsaan, keluhan utama,
keluhan tambahan, riwayat dan lamanya penyakit, gejala serta coraknya
3

pengobatan yang telah diberikan, istirahat, obat – obat, makanannya, dan


sebagainya)
6. Merapikan pasien dan alat – alat setelah wawancara selesai
7. Mencuci tangan
8. Menyerahkan hasil wawancara kepada perawat yang bertanggung jawab
4

PROSEDUR MENCUCI TANGAN

No Dokumen No Revisi Halaman


005/AFM/POLI/2020 00 1/1
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020
dr.Moh.Sholeh
Mencuci tangan adalah prosedur awal dan penutup yang dilakukan perawat dalam
Pengertian memberikan perawatan.

Tujuan 1.Mencegah infeksi silang melalui tangan.


2. Membantu menghilangkan mikro organism yang ada di kulit / tangan
3. Mencegah penularan
4. Melatih kebiasaan yang baik
5. Membersihkan tangan dari kotoran

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik

Persiapan Alat :
1. Air mengalir ( keran, cerek, atau tangki kecil )
2. Handuk
3. Sabun
4. Sikat lunak
5. Larutan desinfektan misalnya larutan lysol ½ %
6. Handuk bersih yang kering
Perawat :
1. Pastikan aksesori di tangan di lepas
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur Lepaskan semua aksesori di tangan ( ex : cincin, jam tangan )


1. Basahi jari tangan, lengan bawah hingga siku dengan air kemudian lakukan
penyabunan dan sikat bila perlu.
2. Setelah di sabun bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan
handuk / lap kering yang bersih.

a. TEHNIK MENCUCI TANGAN DENGAN DESINFEKTAN


1. Lepaskan semua aksesori pada tangan.
2. Basahi jari tangan, lengan bawah hingga siku dengan air, kemudian
dengan larutan desinfektan disikat bila perlu.
3. Setelah di beri larutan bilas dengan air yang mengalir dan keringkan
dengan handuk atau lap kering.
5

b. TEHNIK MENCUCI STERIL


1. Lepaskan semua aksesori pada tangan.
2. Basahi jari tangan, lengan hingga siku dengan air, kemudian alirkan sabun
( 2-5 ml ) ke tangan dan gosokkan tangan serta lengan dan sampai 5 cm di
atas siku kemudian sikat ujung jari, tangan, lengan dan kuku tangan
sebanyak kurang lebih 15 kali gosokan, telapak tangan 10x gosokan hingga
siku.
3. Bilas dengan air bersih yang mengalir.
4. Setelah selesai tangan, dibilas dan tetap di arahkan ke atas.
5. Gunakan sarung tangan.

PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No Revisi Halaman


Standart Prosedur 006/AFM/POLI/2020 00 1/2
Operasional Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik


6

Prosedur BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA :


1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Telinga
8. Leher
9. Dad
10. Perut / abdomen
11. Genetalia
12. Extermitas /atas/ bawah
Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien,
misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
CARA PEMERIKSAAN :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar (Auskultasi)
PERSIAPAN :
- Alat :
- Lampu baterey
- Spatel lidah
- Sarung tangan dan vaselin
- Refleks hammer
- Termometer
- Stetoskop
- Bengkok
- Kom berisi larutan desinfektan
- Tensi meter

- Buku catatan perawat


Prosedur
- Catatan medik
- Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
7

- Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 008/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter
Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
8

Tujuan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.

Kebijakan -1 Ada petugas yang terampil


-2 Tersedia alat tensimeter

Prosedur persiapan alat :


1. stestoskop
2. tensi meter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis
penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada
disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada daerah
tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam pipa
gelas naik.

7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air


raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat.

Unit Terkait POLI


9

MENGHITUNG DENYUT NADI

No Dokumen No Revisi Halaman


009/AFM/POLI/2020 00 1/2
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020
dr.Moh.Sholeh

Pengertian Suatu langkah –langkah menghitung denyut nadi dengan meraba :


a. Arteri radialis pada pergelangan tangan
b. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
c. Arteri carotis pada leher
d. Arteri temporalis pada pelipis
e. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkang)
f. Arteri dorsalis pedis pada kaki
10

g. Arteri frontalis pada ubun –ubun (bayi)


Tujuan 1. Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit
2. Mengkaji status kardiovaskuler
3. Monitor respon jantung terhadap kondisi patologis dan terapi
4. Mengkaji aliran darah local ke beberapa tempat

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Pada setiap pasien baru
4. Pada setiap pasien yang dirawat
5. Pada setiap pasien dengan gangguan fungsi kardiovaskuler
6. Pada setiap pasien dengan post narkose umum (general anestesi)
7. Pada setiap pasien dengan nyeri akut dan perdarahan
8. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari setiap 8 jam
9. Sewaktu – waktu bila kondisi fisik pasien menurun/memburuk
10. Sewaktu – waktu bila pasien melaporkan gejala fisik non spesifik
11. Dilakukan oleh perawat dan dokter

Alat :
Persiapan 1. Jam/arloji yang ada jarum penunjuk detik
2. Buku catatan atau alat tulis
3. Bolpoint
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan


2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Atur posisi pasien relaks (berbaring atau duduk)
5. Tempatkan lengan pasien menyilang di atas perut atau pada dada bawah
6. Letakkan 3 ajri dia atas arteri tekan secara perlahan dan rasakan denyut nadi yang
terjadi
7. Hitung denyut nadi dimulai dengan nol, selama 15 detik (hasil dikali 4) .bila denyut
nadi tidak teratur hitung dalam 1 menit penuh.perhatikan volume dan keteraturan
irama nadi.
8. Khusus pada bayi, dan anak, penghitungan juga dilakukan selama 1 menit
9. Catat hasil pada lembar dokumentasi keperawatan
10. Penghitungan nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu
11. Rapikan pasien dan bawa alat kembali ke tempatnya
12. Cuci tangan
11

PEMERIKSAAN SUHU BADAN

No Dokumen No Revisi Halaman


Standart Prosedur 010/AFM/POLI/2020 00 1/3
Operasional Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh

Pengertian Suatu langkah–langkah kegiatan mengukur suhu badan pasien dengan


menggunakan thermometer dilakukan di axilla, mulut, dan rectal
1. Mengetahui suhu badan paseirn untuk membantu diagnose penyakit
Tujuan 2. Menentukan tindakan perawatan
3. Mengevaluasi perkembangan penyakit
4. Menentukan status atau keadaan termoregulasi

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik

Alat :
Persiapan 1. Termometer bersih dalam tempatnya
2. Bengkok 1 buah
3. Potongan tissue dalam tempatnya minimum 4-5 potong pasien
4. Buku catatan/dokumentasi keperawatan
12

5. Vaselin pada tempatnya (bila pengukuran secara rectal )


6. Sarung tangan (bila pengukuran secara rectal) 1 pasang
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa yang
dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat
Prosedur 2. Siapakan alat sesuai standart
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Lakukan prosedur sbb :
a. Pengukuran suhu pada axilla / ketiak
1. Cuci tangan
2. Buka lengan baju pasien bila perlu, keringkan ketiak pasien bila
basah dengan menggunakan tissue
3. Bersihkan thermometer dengan tissuedengan gerakan rotasi dari
reservoir menuju ke jari
4. Baca angka yang tertera pada thermometer. Turunkan angka tersebut
sampai dibawah 35,5 derajat celcius
5. Pasang thermometer pada ketiak pasien tepat pada reservoirnya, dan
silangkan lengan pasien di atas dada
6. Setelah 5-10 menit , angkat thermometer dan bersihkan dengan

tissue dari arah ujung jari menuju reservoir dengan gerakan rotasi
Prosedur 7. Baca angka yang tertera pada thermometer dan catat pada
dokumentasi keperawatan
8. Bersihkan thermometer dengan larutan air sabun, keringkan dengan
tissue kemudian masukkan dalam larutan desinfektan dan bersihkan
dengan air bersih serta keringkan
9. Turunkan air raksa sampai di bawah 35,5 derajat celcius dan
letakkan dalam tempatnya
10. Rapikan pasien dan bawa alat kembali ke tempatnya
11. Cuci tangan
b. Pengukuran suhu pada mulut/oral
1. Cuci tangan
2. Bersihkan thermometer dengan tissue dengan gerakan rotasi dari
reservoir menuju jari
3. Baca angka yang tertera pada thermometer . turunkan angka tsb
sampai angka 35,5 derajat celcius
4. Minta pasien untuk membuka mulut dan letakkan ujung reservoir
thermometer di bawah lidah bagian samping / lateral
5. Minta pasien untuk menutup mulut selama thermometer di pasang
pasien tidak boleh bicara dan tidak menggigit thermometer
6. Setelah 3-8 menit keluarkan thermometer dan bersihkan dengan
tissue dari arah ujung jari menuju reservoir dengan gerakan rotasi
7. Baca angka yang tertera pada thermometer dan catat pada
13

dokumentasi keperawatan
8. Masukkan thermometer dalam larutan air sabun keringkan dengan
tissue kemudian masukkan dalam larutan desinfektan dan bersihkan
dengan air bersih serta keringkan
9. Turunkan air raksa sampai dibawah 35,5 derajat Celsius dan
letakkan pada tempatnya
10. Rapikan pasien dan bawa alat kembali ketempatnya
11. Cuci tangan
c. Pengukuran suhu badan pada rectal
1. Cuci tangan
2. Jaga privacy pasien
3. Atur posisi pasien pada posisi sim
4. Pakai sarung tangan
5. Bersihkan thermometer dengan tissue dengan gerakan rotsi dari arah
reservoir menuju jari
6. Baca angka yang tertera pada thermometer turunkan angka tsb
sampai di bawah 35,5 derajat Celsius
7. Olesi bagian reservoir dengan vaselin
8. Dengan tangan non dominan , buka bokong pasien dan memasukkan
thermometer ke dalam anus sampai batas reservoir
9. Pegang thermometer dan biarkan selama 2-4 menit
10. Keluarkan thermometer dan bersihkan dengan tissue dari arah
ujung reservoir dengan gerakan rotasi
11. Baca angka yang tertera pada termomerter dan catat pada
dokumentasi keperawatan
12. Masukkan thermometer dalam larutan air sabun keringkan dengan
Prosedur tissue kemudian masukkan dalam larutan desinfektan dan bersihkan
dengan air bersih serta keringkan
13. Turunkan air raksa sampai dibawah 35,5 derajat celcius dan
letakkan dalam tempatnya
14. Rapikan pasien dan bawa alat kembali ke tempatnya
15. Cuci tangan
14

MENGHITUNG PERNAFASAN

No Dokumen No Revisi Halaman


011/AFM/POLI/2020 00 1/2
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020
dr.Moh.Sholeh
Pengertian Pernafasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur
akibat peristiwa masuknya udara berisi zat asam (O2) ke dalam paru-patu dan
keluarnya udara berisi CO², air, dan sisa oksidasi dari paru-paru
Suatu langkah-langkah kegiatan menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang
diikuti ekspirasi) dalam 1 menit

Tujuan 1. Mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit


2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Untuk membantu menentukan diagnosa
4. Untuk menentukan langkah perawatan dan mengikuti perkembangan jalannya
penyakit
5. Mengevaluasi perkembangan penyakit
Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Pada setiap pasien baru
4. Pada setiap pasien dengan kelainan fungsi paru
5. Pada setiap pasien dengan post narkose umum (general anesthesia)
15

6. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari setiap 8 jam


7. Sewaktu–waktu bila kondisi fisik pasien menurun/memburuk
8. Sewaktu–waktu bila pasien melaporkan gejala fisik non spesifik
9. Dilakukan oleh dokter, dan perawat
Persiapan Alat :
1. Arloji yang ada jarum detiknya
2. Buku catatan dan alat tulis
3. Stetoskop
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan


2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Atur posisi pasien relaks/berbaring atau duduk
5. Tempatkan lengan pasien menyilang di atas perut atau pada dada bawah
6. Hitung 1 siklus pernafasan (inspirasi dan ekspirasi) tanpa diketahui pasien
selama 30 detik (hasil dikali 2) bila irama/siklus pernafasan tidak teratur
hitung selama 1 menit
7. Catat hasil pada dokumentasi keperawatan
8. Penghitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu nadi
9. Rapikan pasien dan bawa alat kembali ke tempatnya
10. Cuci tangan
16

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA VENA

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 014/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Suatu langkah-langkah kegiatan memberikan obat melalui suntikan ke dalam
pembuluh darah vena.

Tujuan 1. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi intra vena


2. Memperoleh efek obat yang maksimal dan cepat

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien yang mendapat terapi intra vena
4. Dilakukan pada vena anggota gerak
5. Dilakukan oleh perawat, bidan, dokter

Persiapan Alat :
1. Spuit+jarum steril (ukuran sesuai)
2. Obat yang diperlukan
3. Kapas alkhohol
4. Cairan pelarut (bila diperlukan)
5. Tourniquet
17

6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Plester secukupnya
9. Bengkok
10. Buku catatan/dokumentasi keperwatan
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa yang
dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
Prosedur 1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat
2. Siapkan alat dan siapkan obat ke dalam spuit
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Tentukan daerah yang akan disuntik
6. Pasang tourniquet kira-kira 5-10 cm di atas area penusukan
7. Pasang handscoen lakukan desinfeksi pada sekitar area penusukan
8. Buka penutup jarum insersikan jarum melalui kulit ke dalam vena, sejajar
dengan permukaan kulit dengan lubang jarum menghadap ke atas. Dorong
jarum secara perlahan sampai habis
9. Aspirasi secara perlahan sampai darah terlihat di dalam spuit
10. Aspirasi dan pastikan tidak adanya darah didalam spuit
11. Lepaskan tourniquet, injeksikan obat secara perlahan sampai habis
12. Tekan lubang penusukan dengan alcohol swab dan tarik jarum dari kulit serta
tutup dengan plester
13. Tutup jarum kembali dan buang pada tempat sampah yang telah ditentukan
14. Lepaskan sarung tangan rapikan pasien dan kembalika alat ke tempat semula
15. Cuci tangan
16. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan
18

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA CUTAN

No Dokumen No Revisi Halaman


Standart Prosedur 015/AFM/POLI/2020 00 1/2
Operasional Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020
dr.Moh.Sholeh

Pengertian Suatu langkah-langkah kegiatan memberikan obat melalui suntikan ke dalam


lapisan bawah kulit

Tujuan 1. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi intra cutan


2. Test sensivitas terhadap obat tertentu
3. Membantu menegakkan diagnose terhadap penyakit tertentu
4. Meminimalkan kemungkinan alergi
Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan intra cutan
4. Dilakukan pada pasien dengan riwayat / resiko alergi terhadap obat tertentu
5. Dilakukan pada pasien dengan gejala TB non spesifik
6. Dilakukan pada area lengan bawah bagian dalam
7. Dilakukan oleh perawat , bidan, dokter
Persiapan Alat :
1.Spuit+jarum steril (ukuran sesuai)
2. Obat yang diperlukan
3. Kapas alkhohol
4.Cairan pelarut (bila diperlukan)
5. Tourniquet
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Plester secukupnya
9. Bengkok
10. Buku catatan/dokumentasi keperewatan
Pasien :
19

1. Pastikan identitas pasien benar


2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
Prosedur 1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat
2. Siapkan alat dan siapkan obat ke dalam spuit
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Tentukan daerah yang akan disuntik (kurang lebih 4 jari dibawah antecubiti
sebelah kanan). Lakukan desinfeksi pada area tersebut dengan kapas
alcohol
6. Buka penutup jarum dengan tangan non dominan regangkan
7. Kulit pada area tersebut
8. Tusukkan jarum dengan sudut 15-20 dengan permukan kulit dan lubang
jarum menghadap ke atas

9. Masukkan ujung jarum melalui epidermis kira-kira 3 mm dibawah


Prosedur permukaan kulit
10. Injeksikan obat secara lambat sampai dengan permukaan kulit pada area
penyuntikan menggembung
11. Tekan secara perlahan dengan kapas alcohol saat melepaskan jarum dari
kulit (tidak memassase area penyuntikan)
12. Tutup jarum kembali dan buang pada tempat yang telah ditentukan
13. Rapikan pasien dan kembalikan pada tempat semula
14. Cuci tangan
15. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan
20

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA MUSKULER

No Dokumen No Revisi Halaman


016/AFM/POLI/2020 00 1/2
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Standart Prosedur
Operasional 1/5/2020

dr.Moh.Sholeh

Pengertian Suatu langkah-langkah kegiatan memberikan obat melalui suntikan ke dalam


jaringan otot

Tujuan 1. Sebagai terapi yang pemberiannya secara intra muskuler


2. Menghindari injuri terhadap pasien
Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi intra muskuler
4. Dilakukan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian luar ( 1/3 tengah paha
bagian luar ), otot bokong ( 1/3 SIAS )
5. Dilakukan perawat, bidan, dokter

Persiapan Alat :
1. Spuit + jarum steril (ukuran sesuai)
2. Obat yang diperlukan
3. Kapas alkhohol / alcohol swab
4. Cairan pelarut (bila diperlukan)
5. Tourniquet
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Plester secukupnya
9. Bengkok
10. Buku catatan / dokumentasi keperwatan
21

Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2.Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
No Dokumen No Revisi Halaman
016/AFM/POLI/2020 00 2/2
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Standart Prosedur
Operasional
1/5/2020
dr.Moh.Sholeh

1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat


2. Siapkan alat dan siapkan obat ke dalam spuit
3. bawa alat ke dekat pasien
4. Cek identitas pasien kembali
5. Cuci tangan
6. Tentukan lokasi / area yang akan disuntik
7. Bantu pasien pada posisi yang nyaman, tergantung pada lokasi penyuntikan
yang dipilih
8. Buka pakaian pasien hanya pada area yang akan di suntik
9. Desinfektan area penusukan dengan kapas alcohol / alcohol swab
10. Buka penutup jarum, dengan tangan non dominan regangkan kulit ( kerutkan
bila massa otot kecil ) dan tusukkan jarum dengan sudut tegak lurus ( 90
Prosedur derajat ) dengan permukaan kulit
11. Pegang spuit dengan tangan non dominan agar spuit tidak bergerak
12. Aspirasi dan pastikan tidak adanya darah di dalam spuit
13. Injeksikan obat secara perlahan – lahan sampai habis
14. Lepaskan / tarik jarum secara cepat dengan menekan area penusukan dengan
kapas alcohol / alcohol swab
15. Massase kulit / area penusukan secara perlahan
16. Tutup jarum kembali dan buang pada tempatyang telah di tentukan
17. Rapikan pasien dan kembalikan alat ke tempat semula
18. Cuci tangan
19. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan pada catatan keperawatan
22

PEMBERIAN OBAT SECARA SUBKUTAN

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 017/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Tujuan Suatu langkah-langkah kegiatan memberikan obat melalui suntikan ke dalam
jaringan dibawah kulit

Ruang Lingkup 1. Dilakukan [pada pasien yang mendapatkan terapi subkutan


2. Menghindari injury pada pasien
Definisi 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi sub kutan
4. Dilakukan pada lengan atas sebelah luar, paha bagian anterior, punggung
bagian atas, daerah abdomen
5. Dilakukan oleh perawat, bidan, dokter

Acuan Alat :
1. Spuit + jarum steril (ukuran sesuai)
2. Obat yang diperlukan
3. Kapas alkhohol
4. Cairan pelarut (bila diperlukan)
5. Tourniquet
6. Sarung tangan
7. Bak spuit
8. Plester secukupnya
9. Bengkok
10. Buku catatan / dokumentasi keperwatan
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
23

3. Beri posisi yang nyaman


Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat
2. Siapkan alat dan siapkan obat ke dalam spuit
3. Bawa alat ke dekat pasien
4. Cuci tangan
5. Tentukan area penusukan, lakukan desinfeksi pada area tersebut dengan
kapas alkohol
6. Buka penutup jarum dengan tangan non dominan angkat area penusukan
dan tusukkan jarum dengan membentuk sudut 45 derajat dari permukaan
kulit dan lubang jarum menghadap ke atas . Pegang spuit dengan tangan
non dominan agar spuit tidak bergerak
7. Aspirasi dan pastikan tidak adanya darah dalam spuit
8. Injeksikan obat secara perlahan–lahan sampai habis
9. Lepaskan/tarik jarum secara cepat dengan menekan area penusukan dengan
kapas alcohol
10. Tutup jarum kembali dan buang pada tempat yang telah ditentukan
11. Rapikan pasien dan kembalikan alat ke tempat semula
12. Cuci tangan
24

PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT

No Dokumen No Revisi Halaman


019/AFM/POLI/2020 00 1/1
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Suatu langkah –langkah kegiatan memberikan obat kepada pasien melalui mulut
untuk diminum

Tujuan 1. Sebagai terapi / pengobatan


2. Sebagai pemberian obat dengan komplikasi dan ketidaknyamanan yang
minimal

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi obat oral
4. Dilakukan oleh dokter dan perawat

Persiapan Alat :
1. Obat-obatan yang diperlukan
2. Gelas obat
3. Sendok obat ( bila diperlukan)
4. Air minum 1 gelas
5. Tissue secukupnya
6. Dokumen tentang terapi pasien
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan Siapakan alat sesuai standart


2. Siapkan obat yang dibutuhkan
3. Bawa obat ke dekat pasien
4. Periksa kembali obat yamg akan diberikan
25

5. Bantu pasien pada posisi yang aman dan nyaman untuk minum obat
6. Bantu pasien saat obat diminumkan , beri air putih secukupnya
7. Rapikan pasien dan kembalikan alat ke tempat semula
8. Cuci tangan
9. Evaluasi respon pasien dan dokumentasikan dalam keperawatan

PEMBERIAN OBAT MELALUI MATA


( CARA MEMBERIKAN SALEP MATA )
26

No Dokumen No Revisi Halaman


020/AFM/POLI/2020 00 1/1
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020

dr.Moh.Sholeh

Pengertian
Memberikan obat salep mata dengan mengoleskan pada mata
Tujuan 1. Melaksanakan pengobatan mata sesuai dengan program pengobatan

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien dengan program pengobatan tetes mata
4. pasien yang tidak sadar
5. Dilakukan oleh perawat

Persiapan Alat :
1. Salep mata
2. Kapas bulat untuk mata 3 buah
3. Bengkok
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat


Prosedur
2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Atur posisi pasien dalam posisi duduk atau terlentang
5. Baca etiket pada tube salf mata untuk mencegah kekeliruan
6. Bersihkan mata pasien dengan kapas bulat
7. Tarik kelopak mata bawah ke bawah dan oleskan salf dari canthus – dalam
ke canthus - luar
8. Anjurkan pasien untuk menutup dan mengejap kelopak mata
9. Bersihkan sisa salf yang ada di sekitar mata dengan kapas bulat
10. Bila perlu mata ditutup dengan kain kasa steril dan diplester
27

PEMBERIAN OBAT SECARA TETES MATA


( MENETESKAN OBAT PADA MATA )

No Dokumen No Revisi Halaman


021/AFM/POLI/2020 00 1/1
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
28

Pengertian Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskannya secara local pada mata

Tujuan
1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program pengobatan

Kebijakan
1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien dengan program pengobatan tetes mata

Persiapan Alat :
1. Obat tetes
2. Kapas basah steril di dalam tempatnya 3
3. Bengkok
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat


2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Atur posisi pasien dalam posisi duduk atau terlentang
5. Bersihkan mata pasien dengan kapas basah steril
6. Kapas basah yang sudah terpakai dibuang ke dalam bengkok
7. Baca etiket obat untuk mencegah kekeliruan
8. Muka pasien di atur sejajar dengan langit – langit, tarik kelopak mata bawah
ke bawah
9. Teteskan obat pada conjungtiva kelopak bawah
10. Bersihkan sisa obat yang ada di mata dengan kapas basah
29

PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

No Dokumen No Revisi
Halaman 1/1
022/AFM/POLI/2020 00
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Suatu langkah kegiatan memberikan obat tetes melalui hidung
Pengertian
Tujuan 1. Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase hidung
2. Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus
Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
30

2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik


3. Pasien mendapat program terapi tetes hidung
4. Dilakukan oleh perawat

Alat :
Persiapan
1. Pipet
2. Pinset
3. Kapas 2 buah
4. NACL 0,9 %
5. Obat sesuai dengan yang di programkan
6. Bengkok
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran

Prosedur 1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat


2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Atur posisi pasien dalam posisi kepal hiperektensi
5. Bersihkan lubang hidung dengan kapas lembab NACL 0,9 %
6. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior
tulang etmoidalis
7. Pasien diminta dalam posisi yang sama selama 2 menit
8. Kaji respon pasien
9. Rapikan pasien dan peralatannya
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan tindakan
31

PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

No Dokumen No Revisi Halaman


023/AFM/POLI/2020 00 1/1
Standart Prosedur Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik
Operasional
1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Suatu langkah kegiatan memberikan obat tetes telinga dengan cara meneteskan ke
lubang telinga

1. Untuk memberikan effek terapi local ( mengurangi peradangan ), membunuh


Tujuan organism penyebab infeksi pada kanal telinga external
2. Menghilangkan rasa nyeri
3. Melunakkan serumen agar mudah di ambil
Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.
2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan pada pasien dengan program terapi obat tetes telinga
32

4. Dilakukan oleh perawat

Persiapan Alat :
1. Mangkok berisi air hangat
2. Obat tetes telinga sesuai kebutuhan
3. Pipet obat
4. Lidi kapas
5. Kapas
6. Cairan normal salin 0,9 %
7. Sarung tangan bila perlu
Pasien :
1. Pastikan identitas pasien benar
2. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebut dalam bahasa
yang dapat dipahami pasien
3. Beri posisi yang nyaman
Lingkungan :
Tutup pintu, jendela, pasang sampiran
Prosedur
1. Cuci tangan sebelum mempersiapkan alat
2. Siapkan alat sesuai standart
3. Bawa alat kedekat pasien
4. Atur posisi pasien dalam posisi miring dengan telinga yang akan di obati
menghadap keatas dengan sudut 60 derajat
5. Hangatkan obat dengan merendamnya dalam mangkok berisi air hangat
6. Bersihkan daun telinga dengan kapas lidi yang dibasahi cairan normalsalin.
( gunakan sarung tangan bila dicurigai infeksi )
7. Tarik daun telinga kea rah atas belakang, tetetskan sejumlah obat yang telah
di tentukan dalam program pengobatan
8. Tutup lubang telinga dengan kapas
9. Anjurkan pasien untuk tetap pada posisi miring selama 5 menit
10. Kaji respon pasien, dan bersihkan sisa obat di sekitar telinga
11. Rapikan alat dan buang alat yang tidak terpakai
12. Cuci tangan
33

PENANGANAN SHOCK ANAPHYLAKTIK

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 040/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Tatacara menghadapi dan memberikan pertolongan pada penderita yang alergi
terhadap obat / zat tertentu.

Tujuan Sebagai pedoman dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik

Kebijakan Dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik selain berpedoman pada protab
ini perlu melihat protap penanganan protab shock secara umum.

Prosedur 1. Lakukan usaha penanganan umum penderita Shock.


2. Dalam waktu yang bersamaan dilakukan tindakan spesifik.
a. Diberikan Adrenalin (0,4 – 1 ) cc ( 1 : 1000) 1.m dapat di ulang setiap 5 –
10 menit.
b. Bila tensi drop berikan 0,5 cc adrenalin (1 : 1000) dalam 10 ml NaCL
1.I.V
c. Bila terjadi Bronchospasme diberikan Aminophillin 1 ampul pelan-pelan
(15 menit) keciali tensi drop.
d. Pemberian anti histamin misalnya : Diphenhidramin jika terjadi Urticaria.
34

e. Pemberian Cortico steroid bisa dipertimbangkan misalnya :


Hidrocortison, Dexsametason.

Unit Terkait Poli Umum

TIMBANG TERIMA PASIEN

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 41/AFM/POLI/2020 00 1/1
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian Serah terima pasien antara petugas medis yang satu kepada petugas medis
berikutnya

Tujuan Agar para petugas medis yang bersangkutan tau tindakan apa saja yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan

Kebijakan 1. UU No 36 tahun 2014 tentang kesehatan.


2. Permenkes No.9 Tahun 2014 Tentang Klinik
3. Dilakukan untuk semua pasien baru
4. Dilakukan oleh perawat

Persiapan 1. Pasien
2. Rekam Medik Pasien
3. Catatan penting yang harus disampaikan pada timbang terima nanti

Prosedur 1. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
35

masalah kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-
hal yang penting lainnya selama masa perawatan.

2. Hal-hal yang sifatnya khusus memerlukan perincian yang matang sebaiknya


dicatat secara khusus untuk diserah terimakan pada petugas berikutnya.

3. Hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima :

a. Identitas pasien dan diagnose medis


b. Masalah keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi yang telah dilaksanakan
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan laboratorik/ pemeriksaan penunjang lain, persiapan
untuk konsultasi atau terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dilakukan tidak perlu disampaikan.
4. Perawat yang melaksanakan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak bertanya terhadap keterangan-keterangan yang kurang
jelas

5. Sedapat-dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat

6. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali
dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
36

PEMERIKSAAN PRENATAL

Standart Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Operasional 42/AFM/POLI/2020 00 1/4
Ditetapkan Tanggal Ditetapkan Oleh PJ Klinik

1/5/2020

dr.Moh.Sholeh
Pengertian 1. Pada saat seseorang ibu hamil muda mengetahui dirinya telah hamil maka banyak
saran dan pendapat yang diterimanya agar ibu tersebut menjalankan sesuatu dan
supaya janin yang dikandungnya sehat dan dapat melahirkan dengan selamat.
2. Berbagai saran dan pendapat tersebut pada hakekat adalah berbagai upaya agar ibu
hamil tersebut dapat melahirkan dengan jalan yang terbaik hingga ibu dan janinnya
selamat.
Tujuan 1. Setiap ibu hamil dan menyusui agar dapat memelihara kesehatan sebaik mungkin.
2. Setiap ibu hamil dan melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun dengan cara
yang terpilih dan dapat merawat bayinya dengan baik.
3. Menjaring kehamilan resiko tinggi dan mengupayakan pengelolaan selanjutnya
sehingga ibu hamil tidak jatuh dalam keadaan penyulit atau komplikasi yang berat
ataupun sampai meninggal.
Kebijakan 1. Permenkes RI No 97 Tahun 2014
37

2. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Kemenkes RI Tahun 2015


3. Buku KIA, Jakarta, Depkes RI Tahun 2010
Prosedur 1. Pemeriksaan antenatal yang baik dengan pertumbuhan janin yang sesuai dengan
umur kehamilan, maka diharapkan dapat mencapai kesejahteraan janin sebaik
mungkin.
2. Perjalanan kehamilan dapat dibagi menjadi 3 tremester:
a. I : 0-16 minggu
b. II : 16-28 minggu
c. III : 28-40 minggu
3. Pemeriksaan antenatal yang baik dengan pertumbuhan janin yang sesuai dengan
umur kehamilan, maka diharapkan dapat mencapai kesejahteraan janin sebaik
mungkin.
4. Jadwal pemeriksaan antenatal disesuaikan dengan pertumbuhan janin dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil, sbb:
a. Umur kehamilan 0-28 minggu: dilakukan setiap minggu
b. Umur kehamilan 28-36 minggu: dilakukan 2x/ bulan
c. Umur kehamilan ≥ 36 minggu: dilakukan setiap minggu
5. Pada kehamilan dapat resiko tinggi dan keadaan patologis jadwal pemeriksaan
hendaknya diperketat sesuai dengan tingkat resiko kehamilan yang ada.
Selanjutnya pada pengelolaan antenatal dilakukan diberbagai upaya yang
semestinya dilakukan, antara lain:
38

a. Persiapan Alat :
1) Timbangan berat badan
2) Pengukur tinggi badan
3) Metlin
4) Stetoskop
5) Doppler
6) Reflek hammer
7) Status ibu
8) Form inform concent
b. Pemeriksaan ibu hamil meliputi:
1) Anamnesa/ wawancara
a) Riwayat penyulit/ kehamilan sekarang
b) Riwayat haid
c) Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu
d) Riwayat keluarga/ penyakit yang diturunkan
Prosedur
e) Riwayat penyakit berat/ operasi yang pernah dideritanya
Riwayat gizi

f) Riwayat KB
g) Riwayat perkawinan
2) Pemeriksaan fisik
a) Organ vital
b) Pemeriksaan berat badan dan tekanan darah
c) Pemeriksaan khusus kebidanan
d) Pemeriksaan tentang janinnya meliputi:
(1) Besar dan letak janin
(2) Gerak anak
(3) Pemeriksaan DJJ
(4) Keadaan anogenital
1) Pemeriksaan Penunjang
39

a) Pemeriksaan dilaksanakan secara rutin: HB, leukosit, golongan


darah, trombosit
b) Pemeriksaan yang dilakukan bila ada indikasi
c. Pemberian imunisasi
Imunisasi yang diberikan di poliklinik antenatal, yaitu: TT dengan tujuan
agar ibu dan janin terhindar dari penyakit tetanus. Aturan pemberian:
imunisasi darah, imunisasi ulang (boaster).

a. Penyuluhan gizi
Penyuluhan gizi dilakukan sejak ibu tersebut mulai hamil dan
diperhatikan tentang kebutuhan gizinya terutama jumlah kalori dan
protein.
Prosedur
ANTENATAL BREAST CARE

Agar proses laktasi dapat berlangsung dengan sempurna, maka selalu satu
faktor yang perlu diperhatikan adalah perawatan payudara yaitu
mempersiapkan payudara ibu sebaik-baiknya agar dapat berproduksi
secara optimal dan dapat menyusui dengan baik dan lancar.
40

Anda mungkin juga menyukai