BAB I
PENDAHULUAN
memberikan makanan pada bayi dan anak kecil yang dapat merugikan anak dari
sudut gizi.8
Mengacu pada permasalahan tersebut diatas penulis ingin meneliti lebih
tentang apa yang sudah mempengaruhi ibu memberikan ASI kurang dari usia 2
tahun di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
untuk tetap menyusui bayinya atau menyapihnya, dan takut keadaan ini akan
mempengaruhi kondisi kesehatannya, janin yang di kandung dan bayi yang
disusui. Berikut ini adalah dampak negatif menyusui dalam masa kehamilan
bagi ibu yaitu: Resiko keguguran, Stimulasi terhadap puting susu oleh isapan
bayi menyebabkan pelepasan hormon oksitosin ke dalam saluran darah oleh
kelenjar pituitari posterior. Oksitosin merupakan hormon yang penting dalam
proses menyusui karena menyebabkan kontraksi tisu payudara untuk
mengalirkan air susu. Oksitosin juga berperan dalam kontraksi tisu-tisu uterus
setelah melahirkan sehingga ukurannya kembali ke ukuran seperti sebelum
hamil.13
Semua wanita akan mengalami kontraksi uterus selama proses menyusui
mulai dari kontraksi dengan itensitas yang ringan hingga berat. Walaupun
mulai dari kontraksi yang dirasakan akan menghilang saat proses menyusui
dihentikan. Hal ini didukung oleh Flower(2003) yang melaporkan adanya
kontraksi yang dirasakan oleh wanita hamil yang menyusui, akan tetapi
kontraksi tersebut menghilang setelah proses menyusui dihentikan. Bahkan
pada penelitian Moscona & Moore (1993) didapatkan sebanyak 93% ibu
hamil tidak mengalami kontraksi selama menyusui. Sama seperti kontraksi
Braxton-Hicks, kontraksi yang dirasakan pada saat menyusui umumnya tidak
akan mengganggu kehamilan.13
6) Hasi penelitian (Retnayu Pradanie tahun 2015) Secara teori, memang tidak
ada yang menyebutkan bahwa breastfeeding self efficacy merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tindakan menyusui. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, self efficacy merupakan keyakinan seseorang
terhadap suatu hal yang belum dilakukan (Bandura, 1997) sedangkan
tindakan menyusui efektif merupakan proses interaktif antara ibu dan bayi
dalam rangka pemberian ASI secara langsung dari payudara ibu dengan cara
yang benar dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi (Mulder, 2006). Berdasarkan konsep, setiap tindakan seseorang selalu
dipengaruhi oleh self efficacy, namun self effi cacy yang tinggi belum tentu
mengindikasikan keberhasilan tindakan menyusui yang efektif karena
tindakan menyusui sangat dipengaruhi oleh perlekatan, posisi dan milk
6
transfer, di mana hal tersebut sangat berkaitan erat dengan anatomi dan
fisiologi payudara.14
Anatomi payudara yang sangat mempengaruhi tindakan menyusui adalah
bentuk puting susu sedangkan fisiologi payudara yang sangat mempengaruhi
adalah laktogenesis (proses produksi ASI) dan galaktopoiesis (pemeliharaan
produksi dan pengeluaran ASI). Bentuk puting yang tidak sempurna (datar
atau tenggelam) akan menjadi penyulit bagi bayi untuk melakukan perlekatan
secara sempurna, sehingga bayi sulit untuk menghisap ASI. Gangguan pada
proses laktogenesis dan galaktopoiesis akan menyebabkan produksi dan
pengeluaran ASI yang tidak lancar, sehingga dapat menganggu milk transfer
(Machfuddin, 2004 dan Riordan, 2005). Lebih lanjut Dennis (2010)
menyebutkan bahwa konsekuensi dari breastfeeding selfe fficacy adalah
apakah seorang ibu akan menyusui (choice of behavior), seberapa besar usaha
yang akan dilakukan untuk menyusui (effort and persistence), apakah
mempunyai pola pikir yang mambangun (thought patterns) dan bagaimana
secara emosional merespon berbagai kesulitan yang ditemui selama menyusui
(emotional reactions). Berbagai konsekuensi tersebut akan berdampak pada
tindakan menyusui seseorang yang meliputi breastfeeding initiation,
performance, maintenance.14
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERTANYAAN
PENELITIAN
disamping aspek lainnya yaitu: membantu merangsang kontraksi uterus pada ibu,
sehingga cepat membantu menghentikan pendarahan. Disamping itu proses
ovulasi akan diperpanjang dan tidak terjadi menstruasi selama kurun waktu 8-12
bulan dan kemungkinan terjadi konsepsi sangat kecil.19
Beberapa keuntungan dari menyusui dengan ASI:20
a. ASI mengandung enzim khusus (lipase) yang mencerna lemak. ASI lebih
cepat dan mudah dicerna dan bayi yang diberi ASI mungkin ingin makan lagi
lebih cepat daripada bayi yang diberi makanan buatan.
b. ASI selalu siap untuk diberikan pada bayi dan tidak memerlukan persiapan.
c. ASI tidak pemah basi atau menjadi jelek dalam payudara, walau ibu tidak
menyusui bayinya selama beberapa hari. Beberapa hari ibu percaya bahwa
ASI dalam payudara bisa basi, padahal hal ini tidak akan terjadi.
d. Menyusui akan membantu menghentikan pendarahan setelah melahirkan.
e. Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan
berikutnya.
f. Menyusui baik secara kejiwaan bagi ibu dan bayi. Hal ini membantu
terjadinya ikatan diantara keduanya, sehingga menjadi tak terpisahkan dan
mencintai satu sarna lain. Dekat secara emosional dengan ibunya pada saat
dini mungkin meningkatkan penampilan pendidikan anak kelak dikemudian
hari.
g. ASI murah, tidak perlu dibeli.
h. Semua ASI khusus untuk bayi, sedangkan susu buatan lainnya dapat
digunakan untuk keluarga lain dan tamu.
i. ASI akan melindungi bayi terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan
anak sampai tahun kedua kehidupan.
kecil daripada AKB di Indonesia yang mencapai 35 per 1000. Selisih yang
cukup tinggi tersebut menunjukkan bahwa memang pemberian ASI dapat
menurunkan AKB.21
2) Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga mudah mengalami
sakit.22
3) Bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi sehingga
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya.22
4) Hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjalin secara dini.22
ayah, dimana dari 3 pihak tadi (Ibu-Ayah-Anak) merupakan ikatan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.27
Penyapihan atau menyapih bayi adalah menghentikan pemberian ASI kepada
bayi yang dilakukan secara sekaligus maupun bertahap, hingga akhirnya ibu
berhenti menyusui bayinya.28
Menyapih merupakan proses penghentian pemberian ASI kepada anak balita,
biasanya sebagian anak balita mulai menunjukan kesiapan ketika menginjak umur
2 tahun, semakin awal balita diberikan susu formula dari botol, dua kali lebih
besar terkena kerusakan gigi dan karies gigi.29
Penyapihan yang dilakukan terlalu dini dapat menyebabkan hubungan anak
dan ibu berkurang keeratannya karena proses bounding attachment terganggu,
insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang
mengakibatkan malnutrisi pada anak, dan mengalami reaksi alergi yang
menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem
imun.30
Seorang ayah juga berperan dan memberikan pengaruh tersendiri dalam
proses menyusui. Sebetulnya tidak ada ketentuan khusus atau batasan khusus
kapan dan waktu yang tepat untuk menyapih seorang anak, artinya tidak ada
aturan bahwa pada umur sekian anak harus disapih dari ibunya.31 Penyapihan
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut priode transisi dimana bayi masih
diberi makanan cair berupa ASI, tetapi juga secara bertahap diperkenalkan pada
makanan padat.30
disebabkan karena reflek menghisap bayi kurang dan keadaan emosi ibu. Menurut
Mochji, 2003 produksi ASI kurang bisa disebabkan karena keadaan gizi ibu
semasa hamil. Keadaan emosi ibu, cara menyusui yang kurang benar. Selain itu
juga karena sekresi ASI diatur melalui system hormonal. Hormon yang dihasilkan
kelenjar endokrin yaitu prolaktin, oksitosin dan pituitrin yang berperan dalam
produksi dan sekresi ASI dan juga karena hisapan bayi pada payudara. Semakin
bayi sering disusui maka semakin banyak ASI yang akan dikeluarkan, karena
payudara yang kosong oleh karena ASI terhisap habis merupakan rangsangan
produksi ASI yang paling baik.27
4) Ibu bekerja
Ibu bekerja adalah orang tua anak yang melakukan pekerjaan untuk mencari
nafkah. Jenis pekerjaan wanita banyak mendominasi pada sektor sektor
pekerjaan professional, juru latih, dan pelayanan. Seringkali alasan pekerjaan
membuat seorang ibu berhenti menyusui. Semakin meningkatnya jumlah
angkatan kerja wanita diberbagai sector, sehingga semakin banyak ibu
meninggalkan bayinya sebelum berusia 6 bulan, setelah habis cuti bersalin. Para
ibu yang setelah melahirkan menerima pekerjaan sehingga mereka harus
meninggalkan bayinya dari pagi sampai sore, terpaksa mengganti ASI dengan
makanan lain lebih awal.27
Para ibu dapat merasa bahwa pemberian ASI dapat membatasi aktivitas sosial
atau membuat para ibu menjadi repot.34
5) Ibu sakit / penyakit
Menyusui menjadi kontra indikasi pada ibu dengan kasus berat, seperti
kegagalan jantung atau penyakit ginjal, hati atau paru-paru yang serius.
Berhubung dengan penyakitnya tersebut ibu dilarang oleh dokter untuk menyusui,
baik untuk kepentingan ibu maupun bayinya (seperti penyakit menular yang
sedang diderita ibu) walaupun produksi ASI cukup.27
6) Pengetahuan
Hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan seseorang,
dimana sebagian besar ibu yang menyusui anaknya lebih dari 18 bulan adalah ibu
yang terpelajar. Pada ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang
19
manfaat ASI selama 2 tahun bagi anak maka dimungkinkan akan mempengaruhi
waktu penyapihan pada anaknya.12
7) Kepercayaan
Adanya kepercayaan bahwa menyusui dapat menyebabkan kesukaran
menurunkan berat badan ibu. Pendapat tersebut sebenarnya tidak benar, ibu yang
menyusui bayinya dapat menurunkan berat badannya lebih cepat dibandingkan
yang tidak menyusui karena timbunan lemak saat hamil digunakan saat proses
menyusui.12
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Tahap Persiapan
(1) Identifikasi masalah penelitian.
Identifikasi masalah yaitu menemukan masalah yang akan di teliti
berdasarkan hasil riset teori yang di temukan.
(2) Penentuan topik penelitian.
Penentuan topik penelitian yaitu menentukan judul untuk penelitian
seorang peneliti yang berhubungan dengan masalah-masalah dalam suatu
tempat yang akan diteliti yang sudah teridentifikasi.
22
3) Tahap Akhir
(1) Peneliti melakukan pengumpulan seluruh wawancara yang telah di
rekam
(2) Peneliti melakukan transkrip hasil wawancara yang telah di rekaman
(3) Melakukan penandaan hal-hal yang penting yang peneliti tanyakan
(4) Peneliti melakukan reduksi hasil data yang telah di kumpulkan
(5) Peneliti mengkoding hasil wawancara yang telah di tandai dan
mengkategorikan
23
Penetapan Masalah
Proposal Penelitian
perizinan
Penetapan Informan
Wawancara
Transkripsi
Pengolahan Data
Verifikasi
Laporan Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, ibu yang memberikan ASI pada anak kurang
dari 2 tahun rentan usia <20 tahun ada 1 orang, 20-30 tahun sebanyak 3 orang,
dan 30-40 tahun sebanyak 2 orang. Latar Belakang pendidikannya ada 2 lulusan
dari SMP dan 4 dari SMA, pekerjaan ibu rumah tangga ada 2 orang dan karyawan
swasta 4 orang, jumlah anak yang dimiliki <2 ada 4 orang dan 2 ada 2 orang,
usia anak ibu 1-3 tahun 6 orang, dan usia penyapihan anak 0-6 bulan ada 1 orang
dan 1-3 tahun ada 5 orang.
30
Berdasarkan tabel 4.2 di atas informan lain yang di jadikan sebagai verifikasi
meliputi suami, orang tua, dan tenaga kesehatan. Informan berumur 22 tahun, 25
tahun, 28 tahun, 28 tahun, 30 tahun, 31 tahun, 34 tahun, dan 40 tahun. Latar
belakang SMP ada 3 orang, SMA ada 4 orang, dan perguruan tinggi ada 1 orang.
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga ada 1 orang, karyawan swasta 6 orang dan PNS ada
1 orang.
31
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan dengan bidan di dapat data yang
tidak sesuai dengan hasil verifikasi. Untuk penyapihan yang dilakukan sebaiknya
di lakukan pada saat anak 2 tahun.
emmm euhh se tau ibu mah neng yang udah ibu pelajari nyapih tuh
baiknya 2 tahun neng mungkin eta mah neng versi ibunya neng yang
menganggapnya 1 tahun setengah da dari dulu juga kan 2 tahun
nyapih mah(Wawancara mendalam dengan bidan desa)
32
kalo baiknya mah teh kata bidan juga 2 tahun seharusnya anak di
sapih tuh(Wawancara mendalam dengan ibu yang menyapih kurang
dari 2 tahun pada informan 01)
Berdasarkan hasil verifikasi yang di lakukan dengan bidan di dapat data yang
sesuai dengan hasil verifikasi. Untuk penyapihan dilakukan sebaiknya pada saat
usia anak 2 tahun.
iya neng setau ibu dari dulu emang 2 tahun penyapihan tuh kenapa 2 tahun
karna apabila anak udah usia 2 tahun anak itu sudah mengerti dengan di berikan
penjelasan sama kita kepada anak tersebut jadi anak itu ga ngerasa bahwa
dirinya di sapih karna kepaksa seperti itu neng kata ibu mah neng(Wawancara
mendalam dengan bidan desa)
eummm kan sayanya kerja teh jadi ga bisa nenenin si dede da kerja
saya kan di pabrik jadi perginya pagi pulangnya sore jadi ga ada
waktu untuk ngasih nenen si dede teh(Wawancara mendalam pada
ibu yang memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada informan 01)
34
alasannya mah teteh nyapih si dede teh kan mau kerja dulu teh
tetehnya(Wawancara mendalam pada ibu yang memberikan ASI
kurang dari 2 tahun pada informan 02)
iya da kan tetehnya kerja jadi seles jadi de agni ku teteh di sapih, da
kalo masih nyusuin mah tetehnya susah kerja atuh neng(Wawancara
mendalam pada ibu yang memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada
informan 04)
alasannya mah sayanya kerja neng jadi ga bisa ngasih nenen ke
dede da gimana yah kalo kerja mah susah kalo sambil ngenenin mah
neng(Wawancara mendalam pada ibu yang memberikan ASI kurang
dari 2 tahun pada informan 05)
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan dengan suami informan yang
didapat sesuai dengan hasil verifikasi yaitu faktor yang mempengaruhi ibu
memberikan ASI kurang dari 2 tahun karna faktor ibu bekerja.
kan istri sayanya kerja teh jadi ga ngenenenin teh da kerja jadi
mungkin kalo sambil ngenenin istri sayanya susah teh(Wawancara
mendalam pada suami informan 01)
iya da mau kerja dulu teh istri saya nyapih teh(Wawancara
mendalam pada suami informan 02)
euhh karna istri saya kerja neng pulangnya malem berangkat pagi-
pagi jadi mungkin ga bisa ngasih ASI ke si dede kalo misalkan sambil
kerja mah susah neng istri sayanya juga(Wawancara mendalam
pada suami informan 04)
euhhh kerja istri sayanya teh susah mau ngenenin juga ari kerja mah
teh cape mereun teh sambil nganenan mah teh(Wawancara
mendalam pada suami informan 05)
Ibu bekerja adalah orang tua anak yang melakukan pekerjaan untuk mencari
nafkah. Jenis pekerjaan wanita banyak mendominasi pada sektor- sektor pekerjaan
professional, juru latih, dan pelayanan. Seringkali alasan pekerjaan membuat
seorang ibu berhenti menyusui. Semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja
wanita diberbagai sector, sehingga semakin banyak ibu meninggalkan bayinya
sebelum berusia 6 bulan, setelah habis cuti bersalin. Para ibu yang setelah
melahirkan menerima pekerjaan sehingga mereka harus meninggalkan bayinya
dari pagi sampai sore, terpaksa mengganti ASI dengan makanan lain lebih awal.27
35
Para ibu dapat merasa bahwa pemberian ASI dapat membatasi aktivitas sosial
atau membuat para ibu menjadi repot.34
2) Kehamilan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan ada ibu mengatakan
memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada anaknya beralasan di karnakan ibu
mengalami kehamil di antaranya:
kan neng tetehnya hamil lagi jadi si dedenya ga di kasih ASI ku teteh
da atuh masa ari si eneng teteh lagi hamil nyusuin si dede juga kan ga
boleh ku bidannya hehehe (sambil tertawa)(Wawancara mendalam
pada ibu yang memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada informan
03)
iya kan neng istri sayanya lagi hamil jadi kan ga bisa ngenenin neng
takutnya kalo netekin si dede takut ada apa-apa ke anak yang di
dalam kandungannya neng lagian da ASInya juga ga keluar
neng(Wawancara mendalam pada suami informan 03)
da atuh neng teteh mah putingnya juga ga adaan jadi susah si dede
ngenyot juga susah dari pada nangis terus rewel pingin susu lebih
baik di kasih susu formula(Wawancara mendalam pada ibu yang
memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada informan 06)
dulu teh istri saya putingnya juga ga adaan jadi susah mungkin pas
si dede haus nangis terus da susah ngenyot juga dari pada kasian kan
dedenya rewel ya udah pake susu botol aja jadi ga di kasih
ASI(Wawancara mendalam pada suami informan 06)
Hasi penelitian (Retnayu Pradanie tahun 2015) Secara teori, memang tidak
ada yang menyebutkan bahwa breastfeeding self efficacy merupakan salah satu
37
iya da dulu teh neng ASI tetehnya juga sama sekali ga keluar neng terus
putingnya juga ga adaan teteh mah putingnya kecil neng jadi
susah(Wawancara mendalam pada ibu yang memberikan ASI kurang dari 2
tahun pada informan 06)
iya ASInya juga ga keluar neng padahal teh si teteh mah suka makan
sayuran tapi ga keluar weh tetep ASInya katanya teh harus di
banyakin minum udah minum banyak juga masih weh ASInya ga
keluar juga jadi ku susu formula aja(Wawancara mendalam pada
suami informan 06)
Tanda ASI kurang adalah tidur tidak nyenyak, rewel, sering menangis, BB
tidak meningkat, ngompol > 6x/ hari. Produksi ASI kurang / tidak deras lagi
disebabkan karena reflek menghisap bayi kurang dan keadaan emosi ibu. Menurut
Mochji, 2003 produksi ASI kurang bisa disebabkan karena keadaan gizi ibu
semasa hamil. Keadaan emosi ibu, cara menyusui yang kurang benar. Selain itu
juga karena sekresi ASI diatur melalui system hormonal. Hormon yang dihasilkan
kelenjar endokrin yaitu prolaktin, oksitosin dan pituitrin yang berperan dalam
produksi dan sekresi ASI dan juga karena hisapan bayi pada payudara. Semakin
bayi sering disusui maka semakin banyak ASI yang akan dikeluarkan, karena
payudara yang kosong oleh karena ASI terhisap habis merupakan rangsangan
produksi ASI yang paling baik.27
yah awalnya mah neng teteh teh ngasih getah batrawali yang pait itu
ke puting teteh nah pas de agni mau nyusu mungkin pait puting
tetehnya jadi ga mau lagi nenen kan kata mamah teteh kaya gitu pake
getah batrawali biar pait jadi anaknya ga mau nyusu lagi karna
pait(Wawancara mendalam pada ibu yang memberikan ASI kurang
dari 2 tahun pada informan 04)
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan dengan ibu dari informan yang
didapat sesuai dengan hasil verifikasi yaitu faktor yang mempengaruhi ibu
memberikan ASI kurang dari 2 tahun dan tahapan/cara penyapihan menggunakan
batrawali.
kan ibunya kerja kata mamah tuh neng pake ieu geura pake samiloto
atau batrawali biar pait jadi di tetein ga mau da kasian, terus tuh
sama mamah tuh di kasih susu formula kitu(Wawancara mendalam
pada orang tua ibu yang memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada
informan 04)
Menyapih secara perlahan dan bertahap yaitu jangan menyapih dengan cara
meninggalkan-meninggalkan bayi untuk pergi berlibur. Pelepasan kedekatan
emosional dari payudara ibu dan keseluruhan peran ibu secara mendadak akan
menghasilkan stres yang berlebihan bagi seorang bayi. Kunci untuk penyapihan
yang sehat adalah bahwa hal ini harus dilakukan secara sengaja tidak memberikan
air susunya pada jam-jam yang tidak terlalu di sukai bayi, misalnya jadwal pagi
hari saat ibu dan bayi lebih senang berjalan-jalan di taman, atau saat ibu membaca
buku. Ibu yang lain mengatakan bahwa mereka melakukan ini tanpa rencana. Itu
40
terjadi begitu saja. Bila bayi anda tidak mau disapih, cobalah untuk
membayangkan hal yang terjadi dalam benaknya.33
iya teh dulu saya teh nyapih si dede teh karna saya kerja teh di pabrik kan
lagian ASI sayanya tuh ga banyak teh nah si dede teh sama saya di cobain
pake susu formula, ga pake ASI saya lagi terus saya kasih makan-makanan
yang banyak weh teh biar ga inget sama ASInya nah itu teh pas siangnya,
kalo pas malemnya mungkin anak saya teh pingin ASI sama saya ga di kasih
di kasihnya susu formula ehhh da itu mah ga mau pingin ASI aja weh terus
ya udah weh saya kasih yang pait-paitan batrawali da kata tetangga pake
batrawali biar ga mau nenen lagi eh ternyata pake cara itu teh berhasil si
dede ga mau nyusu lagi teh gitu teh(Wawancara mendalam pada ibu yang
memberikan ASI kurang dari 2 tahun pada informan 01)
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan dengan ibu dari informan yang
didapat sesuai dengan hasil verifikasi yaitu faktor yang mempengaruhi ibu
memberikan ASI kurang dari 2 tahun dan tahapan/cara penyapihan ibu
memberikan makanan dan minuman yang banyak.
iya kan istri saya nyapih teh gara-gara kerja jadi weh di sapih terus
istri saya ngasih anak saya susu formula aja teh sama makanan weh
teh euhh yang banyak terus da pas di sapihnya juga dulu teh saya
cariin batrawali teh yang pait itu gening teh(Wawancara mendalam
pada suami informan 01)
Pada usia 2 tahun bayi mulai disapih. Agar tidak menyakiti bayi, seminggu
sebelum disapih sebaiknya bayi menyusui satu kali saja, misalnya hanya waktu
malam hari menetek, sedang paginya hanya diberi susu sapi satu gelas.Untuk
mengetahui bayi cukup makan atau tidak, sebaiknya bayi ditimbang dalam waktu
tertentu. Bila kenaikan berat badan bayi sesuai dengan bertambahnya umur,
41
berarti makanan bayi sudah cukup. Setelah itu bayi disapih makananya yang
terdiri dari makanan balita.27
Selama masa bayi, pemberian makanan perlu diatur sesuai dengan tingkat
kebutuhan makanan bagi bayi dan tahap pertumbuhan / kemampuan bayi untuk
mencernakan makanan. Pengaturan makanan bayi yang baik akan menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang memuaskan.
Tanda tanda bayi mendapat cukup makanan yang baik :27
a) Berat lahir telah kembali setelah bayi berumur 2 minggu
b) Bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
c) Tiap menyusu, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
d) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui di banding sebelumnya
e) Kurva pertumbuhan / berat badan dalam KMS sesuai dengan seharusnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI kurang dari 2 tahun mengarah
kepada pengetahun ibu dan faktor dengan ibu yang bekerja, anak di berikan susu
formula dan makanan pendamping, dan beberapa mengatakan ASI sudah tidak
deras lagi serta sikap ibu yang menginginkan dan memotivasi untuk tidak lagi
menyusui anaknya.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka di dapat beberapa saran yang
di harapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi bagi beberapa pihak.
1) Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat melakukan penelitian kualitatif tentang ke efektifan
konseling mengenai penyapihan yang informasikan oleh bidan kepada ibu-
ibu yang memiliki bayi dan balita.
2) Bagi Kepala Puskesmas
(1) Memberikan pengetahuan melalui penyuluhan mengenai penyapihan
pada anak sebaiknya dilakukan usia berapa tahun d berikan
penyuluhannya kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita di bawah
usia 2 tahun
(2) Melatih tenaga kesehatan untuk memberikan konseling mengenai
Informasi penyapihan apabila setiap melakukan pelayanan KIA
(3) Melakukan pemantauan kepada petugas kesehatan apakah petugas
kesehatan sudah melakukan semua yang telah dilatih memberikan
informasi penyapihan sebaiknya dilakukan usia berapa tahun sesuai
dengan prosedur dan sesuai dengan perkembangan informasi yang
terbaru, dan memberitahukan kepada ibu yang memiliki bayi dan balita
kurang dari 2 tahun bahwa pentingnya ASI untuk bayi dan balita ibu
43
DAFTAR PUSTAKA
3. Depkes RI. Tuntutan praktis bagi tenaga gizi puskesmas bekalku membina
keluarga sadar gizi. Jakarta: Bina Kesehatan; 1998.
5. Prasetyo, Sunar. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press; 2009.
8. Djumadias Abu Nain, Maspaitella FJ. Pola pemberian makanan pada bayi di
beberapa daerah indonesia. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI jakarta.
1973:42-8.
10. Kodrat, Laksono. Dahsyatnya ASI dan Laktasi untuk Kecerdasan Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Media Baca; 2010.
11. Wong, Donnal L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong edisi 6. Jakarta:
EGC; 2008.
17. Brinch J, MPH. Menyusui Bayi dengan Baik dan Berhasil. Jakarta: Gaya
Favorit Press; 1986.
18. King F, Savage. Menolong Ibu menyusui. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
1993.
19. Aliyatun S. Analisa faktor yang mempengaruhi praktik ibu dalam pemberian
makanan bagi anak balita berstatus gizi kurang di Wilayah Puskesmas
Bergas, Kabupaten Semarang tahun 2002. Semarang: Universitas
diponegoro; 2003.
21. Nurmiati B. Pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi
di Indonesia. Makara,
Kesehatan. 2008;12(2):47-52.
24. Sri Purwanti, Hubertini. Konsep penerapan ASI eklusif. Monika Ester ed.
Jakarta: EGC; 2004.
25. Fitria a. Panduan lengkap kesehatan wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta;
2007.
26. Roesli, Utami. Mengenal ASI eklusif. Cetakan pertama. Jakarta: Trubus
Agriwidya; 2000.
28. Tirtawinata. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta:
Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 2006.
29. Permatasari D. Hubungan usia penyapihan dan pola konsumsi susu formula
dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo.
Surakarta: Universitas muhammadiyah surakarta; 2015.
46
30. Manalu, Ade. Pola Makan dan Penyapihan serta Hubungannya dengan Status
Gizi Balita di Desa Polip Kec.Silima Pungga-pungga Kab.Dairi Sumatera
Utara Medan 2008.
31. Bunda, Ayah. Kiat Sukses Menyususi. Jakarta: PT. Pirasi Pemuda; 2002.
33. William Sears MD, Martha Sears RN. The Baby Book segala hal yang perlu
anda ketahui tentang bayi anda sejak lahir hingga usia dua tahun. Jakarta: PT
Serambi ilmu semesta; 2003.
34. Meadow, Joy S, Simon J, Newell. Lecture Notes. Pediatrika, editor. Jakarta:
Erlangga; 2007.