Anda di halaman 1dari 13

Contoh Makalah Asi Eksklusif

Contoh Makalah Asi Eksklusif – Sesuai dengan judul di atas artikel kali ini akan membahas
tentang Makalah Asi Eksklusif, ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan
mineral dan obat.

BAB I MAKALAH ASI EKSKLUSIF

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Namun, banyak ibu yang
mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi.
Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai
sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.

Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi yang
paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak
ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat
badan rendah karena tidak sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah
memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi
dengan berat badang normal.
Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya
memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang bayi,
Oleh sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ”ASI EKSKLUSIF”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu ASI Eksklusif?


2. Apa saja pengelompokan ASI?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
4. Bagaimana fisiologi pengeluaran ASI?
5. Apa saja komposisi ASI?
6. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
7. Bagaimana cara pemberian ASI yang benar?
8. Bagaimana cara menyimpan ASI yang benar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi ASI Eksklusif.


2. Untuk mengetahui pengelompokan ASI
3. Untuk mengetahui manfaat ASI Eksklusif.
4. Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI
5. Untuk mengetahui komposisi dari ASI.
6. Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula
7. Untuk mengetahui cara pemberian ASI yang benar.
8. Untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang benar.

BAB II MAKALAH ASI EKSKLUSIF

PEMBAHASAN

A. Definisi ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. (Dwi
Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan
saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000).
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada
bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi
6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti
alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin,
2004).

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya
dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu
berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang
masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).

B. Pengelompokan ASI Eksklusif

1. Pengelompokan ASI Eksklusif


2. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh
kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk
mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut
bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
3. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
4. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.

C. Manfaat ASI Eksklusif

Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara.
Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung
enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:

1. Untuk Bayi

Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung
lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi
yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI
dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI
lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI
lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan
hubungan ibu dengan bayinya.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI
merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat
penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan
mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin
dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).

2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa
prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan
paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih
rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu
tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya.

ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih
murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan
bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).

3. Untuk Keluarga

Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan
lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan
kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat
berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap
saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005
).

4. Untuk Masyarakat dan Negara

Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi
sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang
sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka
kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 ).

D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik,
saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda.
Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai
dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let
Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).

Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi
perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya
proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya
peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada
akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan
kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan
hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana
cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu
dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009).
Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan
prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon
prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani,
2009).

Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun mulai.
Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu.
Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh
psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan.
Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk,
dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008).

Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada
dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang
produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk
selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi
bayi (Maryunani, 2009).

Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini yaitu pada saat ibu
melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi.
Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti
keadaan bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan
nyeri.

Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat
lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh
karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui
Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik.
Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal
ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula
(Maryunani, 2009).

E. Komposisi Asi Eksklusif

Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih
dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:

1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan
vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein
yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen
yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak
mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting
dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli
yang sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri
dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu
dengan botol dan dot.

F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula

Perbedaan ASI Susu Formula


ASI mengandung zat-zat gizi, antara
Tidak seluruh zat gizi yang
lain:faktor pembentuk sel-sel otak,
terkandung di dalamnya dapat
terutama DHA, dalam kadar tinggi.
diserap oleh tubuh bayi.
ASI juga mengandung whey (protein
Misalnya, protein susu sapi
Komposisi utama dari susu yang berbentuk cair)
tidak mudah diserap karena
lebih banyak daripada kasein
mengandung lebih banyak
(protein utama dari susu yang
casein. Perbandingan whey:
berbentuk gumpalan) dengan
casein susu sapi adalah 20:80.
perbandingan 65:35.
Protein yang dikandung oleh
Mengandung imunoglobulin dan susu formula berguna bagi
kaya akan DHA (asam lemak tidak bayi lembu tapi kegunaan
polar yang berikat banyak) yang bagi manusia sangat terbatas
Nutrisi dapat membantu bayi menahan lagipula immunoglobulin dan
infeksi serta membantu gizi yang ditambah di susu
perkembangan otak dan selaput formula yang telah disterilkan
mata. bisa berkurang ataupun
hilang.
Protein ASI adalah sejenis protein Tidak mudah dicerna:
yang lebih mudah dicerna selain itu serangkaian proses produksi
ada sejenis unsur lemak ASI yang di pabrik mengakibatkan
mudah diserap dan digunakan oleh enzim-enzim pencernaan
bayi. Unsur elektronik dan zat besi tidak berfungsi. Akibatnya
Pencernaan yang dikandung ASI lebih rendah lebih banyak sisa pencernaan
dari susu formula tetapi daya serap yang dihasilkan dari proses
dan guna lebih tinggi yang dapat metabolisme yang membuat
memperkecil beban ginjal bayi. ginjal bayi harus bekerja
Selain itu ASI mudah dicerna bayi keras. Susu formula tidak
karena mengandung enzim-enzim mengandung posporlipid
yang dapat membantu proses ditambah mengandung
pencernaan antara lain lipase (untuk protein yang tidak mudah
menguraikan lemak), amilase (untuk dicerna yang bisa membentuk
menguraikan karbohidrat) dan sepotong susu yang membeku
protease (untuk menguraikan sehingga berhenti di perut
protein). lebih lama oleh karena itu taji
bayi lebih kental dan keras
yang dapat menyebabkan
susah BAB dan membuat bayi
tidak nyaman.
Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap
hubungan ibu dan anak. ASI adalah payudara: mudah menolak
makanan bayi, dapat memenuhi ASI yang menyebabkan
Kebutuhan kebutuhan bayi, memberikan rasa kesusahan bayi menyesuaikan
aman kepada bayi yang dapat diri atau makan terlalu
mendorong kemampuan adaptasi banyak, tidak sesuai dengan
bayi. prinsip kebutuhan.
Biaya lebih mahal: karena
Lebih murah: menghemat biaya alat- menggunakan alat,makanan,
alat, makanan, dll yang berhubungan pelayanan kesehatan, dll.
Ekonomi
dengan pemeliharaan, mengurangi Untuk memelihara sapi. Biaya
beban perekonomian keluarga. ini sangat subjektif yang
menjadi beban keluarga.
Polusi dan infeksi:
pertumbuhan bakteri di dalam
ASI boleh langsung diminum jadi
makanan buatan sangat cepat
bias menghindari penyucian botol
apalagi di dalam botol susu
susu yang tidak benar ataupun hal
yang hangat biarpun makanan
kebersihan lain yang disebabkan
Kebersihan yang dimakan bayi adalah
oleh penyucian tangan yang tidak
makanan bersih akan tetapi
bersih oleh ibu. Dapat menghindari
karena tidak mengandung anti
bahaya karena pembuatan dan
infeksi, bayi akan mudah
penyimpanan susu yang tidak benar.
mencret atau kena penularan
lainnya.
Tidak perlu disterilkan atau lebih
mudah dibawa keluar, lebih mudah Penyusuan susu formula dan
Ekonomis diminum, minuman yang paling alat yang cukup untuk
segar dan suhu minuman yang paling menyeduh susu.
tepat untuk bayi.
Penyusuan susu formula
Bayi mesti menggerakkan mulut
dengan botol susu akan
untuk menghisap ASI, hal ini dapat
Penampilan mengakibatkan penyedotan
membuat gigi bayi menjadi kuat dan
yang tidak puas lalu
wajah menjadi cantik.
menyedot terus yang dapat
menambah beban ginjal dan
kemungkinan menjadi gemuk.
Bagi bayi yang alergiterhadap
Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat susu formula tidak dapat
menghindari alergi karena susu menghindari mencret,
formula seperti mencret, muntah, muntah,infeksi saluran napas,
Pencegahan
infeksi saluran pernapasan, asma, asma, kemerahan,
bintik-bintik, pertumbuhan pertumbuhan terganggu dan
terganggu dan gejala lainnya. gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu formula.
Tidak dapat membantu
Dapat membantu kontraksi rahim kontraksi rahim yang dapat
ibu, lebih lambat datang bulan membantu pengembalian
sehabis melahirkan sehingga dapat tubuh ibu jadi rahim perlu
ber-KB alami. Selain itu dapat dielus sendiri oleh ibu. Tidak
menghabiskan kalori yang berguna dapat memperlambat waktu
Kebaikan
untuk pengembalian postur tubuh datang bulan yang dapat
bagi ibu
ibu. Berdasarkan biodata statistik, menghasilkan cara KB alami.
ibu yang menyusui ASI lebih rendah Berdasarkan biodata statistik,
kemungkinan menderita kanker ibu yang menyusui susu
payudara, kanker rahim dan keropos formula lebih tinggi
tulang. kemungkinan menderita
kanker payudara.

G. Cara Pemberian ASI yang Benar

1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun.


2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
3. Duduk dan berbaring dengan santai.
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya
leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
5. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar.
6. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu.

H. Cara Menyimpan ASI yang Benar

1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik
untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas,
cangkir keramik.
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2
minggu).
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru
masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan).
6. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)

BAB III MAKALAH ASI EKSKLUSIF

FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

A. Faktor Internal

1. Ketersediaan ASI

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi menyusui dini,
menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI
keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada
saat menyusui (Badriul, 2008 ).

Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan
dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah
melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau
emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila
tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi ASI (Maryunani,
2009).

Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai
permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI
sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi
ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada
minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya
merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar
bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).

Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air madu, atau susu formula
dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas
menyusui, bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas
menyusui maka produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI
semakin bertambah (Danuatmaja, 2003).

Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga merupakan keterampilan yang perlu
dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana laktasi yang benar terutama bagaimana posisi
menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat
keluar dengan optimal. Banyak sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui.
Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah timbulnya berbagai masalah
dikemudian hari (Cox, 2006).

2. Pekerjaan atau aktivitas


Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan
pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui.
Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan
sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan ASI
eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005).

Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan adalah
tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan cepat
karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan.
Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI perah tidak
cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja
bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang dianjurkan
adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah,
seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja, 2003).

3. Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman
kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan
masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela ddan penuh
rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan,
pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina, 2008).

Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya ,
bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika
merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula petugas kesehatan tidak
memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono,
2005).
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan keluarganya perlu menguasai
informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula,
pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika
terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.

4. Kelainan pada payudara

Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini terjadi
akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak
diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu pasti akan berhenti
memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu
bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa
faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada puting.
Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet juga dapat
terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada
saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet
sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).

5. Kondisi kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada keadaan
tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui
karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti penyakit
Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang
dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).

Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan
adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan
karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah
lahir karena bayi langsung diberi makanan tambahan.

B. Faktor Eksternal

1. Faktor petugas kesehatan

Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang terkait,
agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga
promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan
petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain
itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui
(Arifin, 2004).

Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI
eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung
keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap ibu dari petugas
kesehatan baik yang berada di klinis maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat
agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga
meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal memberikan penyuluhan kepada
masyarakat yang luas (Erlina, 2008).

2. Kondisi kesehatan bayi

Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi diare tiap
kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa,
gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).

Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan
tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum
yang menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum
maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi
jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)

3. Pengganti ASI (PASI) atau susu formula

Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan satu dari sedikit
bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan
sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal tersulit
yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula yang
mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).

Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif karena para ibu
lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi
32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).

4. Keyakinan

Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui
dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia
sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi
menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina,
Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau
teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai
minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi
sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun
fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

BAB IV MAKALAH ASI EKSKLUSIF

PENUTUP

A. Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan
saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.

B. Saran

1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki
semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi.
Semoga artikel di atas bermanfaat bagi anda yang membutuhkan demikian pembahasan artikel
tetang Contoh Makalah Asi Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai