Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYULUHAN TENTANG
ASI EKSKLUSIF
NY. ELI
JL. MATARAM , BUKIT KAPUR

DOSEN PEMBIMBING :
EVAJAYANTI, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
ISRA’ MIRANTI
18004

AKADEMI KEBIDANAN HANG JEBAT DUMAI


T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Namun, banyak
ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk
seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. World Health
Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang pemberian ASI eksklusif (bayi hanya
diberikan ASI tanpa cairan atau makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-
obatan untuk keperluan medis) sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai dua tahun pertama kehidupannya.
Hasil rapid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 2011, menemukan banyak rumah
sakit pemerintah dan swasta yang menerima sponsor dan hadiah dari perusahaan susu formula,
hal ini tentunya melemahkan upaya peningkatan cakupan keberhasilan ASI eksklusif di
Indonesia. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35%
menurut WHO Global Data Bank 2012, sehingga peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat
mutlak diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan promosi ASI eksklusif di Indonesia.
Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak banyak
perbedaan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India sudah mencapai 46%, di
Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24% Secara nasional cakupan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0– bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir,
menurut data Susenas cakupan ASI Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009 , tahun2010
menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011 angka itu naik menjadi
42%. Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012)
menunjukkan bahwa sebanyak 27 % bayi di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai
dengan umur 4-5 bulan. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam terakhir
Setelah diteliti lebih mendalam ternyata faktor penyebab utama terjadinya kematian pada
bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka pemberian inisiasi menyusui dini dan ASI
eksklusif . Di Jakarta, durasi rata-rata pemberian ASI eksklusif hanya berlangsung selama 18
hari. Di Jakarta utara hanya sekitar 17,9 % bayi baru lahir yang diberi IMD dalam 1 jam pertama
persalinan dan hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi ASI eksklusif (Wahana,
2007).
BAB II
PEMBAHASAN
I. Definisi
A. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja
tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan
lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali
sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi
tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan
yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007).
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh
kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan
“meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses
persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari. ASI Stadium II adalah ASI
peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini
diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang
disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.
C. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat,
dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia
sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal
untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta
alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak
mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning,
pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi
sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat
mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat
dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9
poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 )
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul
dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih
rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu
tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya. ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-
jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu
steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat
fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta
peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika
bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu
tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika
bepergian ( Roesli, 2005 ).
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena
jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat
menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi
Sunar, 2009 )
D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi
hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan,
kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga
mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu
menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1. Refleks prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian depan
untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-babkan sel kelenjar
mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon prolaktin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-duksi oleh sel kelenjar.
Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang, mekanisme ini
disebut supply and demand.
2. Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk
mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel
yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk
pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan payudara), tetapi
sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga mempercepat terlepasnya
plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down reflex
dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
a) Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka
mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung
mengangkap puting dan areola.

b) Refleks menghisap (sucking reflex)


Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola
masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga
menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang
mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
c) Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
E. Komposisi Asi Eksklusif
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi
lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan
vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein
yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen
yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak
mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting
dalam maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli
yang sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri
dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat
menyusu dengan botol dan dot.

II.FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF


A. Faktor Internal
1. Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi menyusui
dini, menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum
ASI keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan perlekatan
bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut ibu segera setelah
dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu
jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena
sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari
payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi
produksi ASI (Maryunani, 2009). Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui
paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam hari, minimal
8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi
disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila
menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat
menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh
telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).

2. Pekerjaan atau aktivitas


Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda
dengan pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan
menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam
kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja
Depkes RI,2005). Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan
pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali
kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di
Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu
formula karena ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI
eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali
selama 15 menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja.
Semakin banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI
eklusif (Danuatmaja, 2003).

3. Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan
memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar
yang juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya
secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini
akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap
masalah menyusui (Erlina, 2008). Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu
menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu
lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui.
Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan
kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005). Untuk dapat melaksanakan program ASI
eksklusif, ibu dan keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan
pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang
baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.

4. Kelainan pada payudara


Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini
terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai
banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu pasti akan
berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah
bahkan ibu bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena
beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap
pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting lecet
juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan isapan. Disamping
itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan
puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).

5. Kondisi kesehatan ibu


Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada
keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk
menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti
penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat,
ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001). Faktor kesehatan
ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah
kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena
produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir
karena bayi langsung diberi makanan tambahan.
B. Faktor Eksternal
1. Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang
terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui
sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan
pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu
menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi
kegiatan menyusui (Arifin, 2004). Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat
dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya
sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008).
Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di
masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia
0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan
dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008).

2. Kondisi kesehatan bayi


Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi
diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima
laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001). Faktor kesehatan bayi
adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada
bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang
menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik
sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi
menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997).

3. Pengganti ASI (PASI) atau susu formula


Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan satu dari
sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal
dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui merupakan hal
tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari kompetitor utama produk susu formula
yang mendisain susu formula menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).
Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif karena para ibu
lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi
32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).
4. Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi
menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat
bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa
83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia,
Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air
manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian
cairan sebagai minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan
bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan
batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama, utama dan
terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan
tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
B. Saran
Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi selama 6 bulan. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu
formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP) ASI EKSKLUSIF

A. Tema        : ASI Eksklusif


B. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan ibu dapat mengerti tentang ASI
Eksklusif.  
C. Rencana Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.        Waktu             : 30 menit ( 10.00 WIB s/d selesai )
2.        Tempat            : Rumah Ny. Eli JL. Mataram, Bukit Kapur

D.     Sasaran                : Ibu nifas di JL. Mataram, Bukit Kapur.


E.     Media
Leaflet
F.    Evaluasi
1.      Evaluasi struktur :
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny. Eli JL. Mataram, Bukit Kapur
2.      Evaluasi Proses :
a. Ibu senang terhadap materi asi eksklusif
b. Ibu menerima materi asi eksklusif
3.      Evaluasi  Hasil :
a. Ibu mengetahui tentang manfaat ASI Eksklusif.
b. Ibu mengentahui tentang keunggulan ASI Eksklusif.

LAMPIRAN MATERI
ASI EKSKLUSIF
A.    Pengertian
Menurut Utami (2005), ASI Eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif
saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur dan nasi tim.
Asi Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan
pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara.
WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan
ASI eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan :
a. Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
b. ASI eksklusif diberikan pada bayi hany ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman.
c. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.
d. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.

B.    Keunggulan ASI
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena memiliki keunggulan :
1. Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan
menyediakan energi dalam susunan yang dibutuhkan.
2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal.
3. Memiliki zat anti infeksi dan antibody.
4. Tidak akan pernah basi.
5. Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.
6. Selalu aman dan bersih.
C.     Upaya-upaya memperbanyak ASI
Ibu :
1. Sarankan ibu beristirahat cukup
2. Pengaturan makanan yang baik
a. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti jagung, ubi,
kentang, roti, dan sebagainya.
b. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam, ikan
segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
c. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel,
buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang produksi
ASI.
d. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan sebagainya
yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
e. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari akan lebih
bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu, air, kacang-
kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
f. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu panas,
mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.
Untuk bayi, bayi harus :
1. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.
2. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.
3. Tidurkan bayi di samping ibu.
4. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

D.     Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah


Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan
ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat kerja. Apabila tidak
memungkinkan. ASI dapat diperas kemudian disimpan.
Beberapa tips pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja
2. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Hal ini perlu dilakukan agar
produksi ASI tetap terjaga.
3. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya
terjadi di pagi hari.
4. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump
sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan
menjadi sulit dibersihkan.
5. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras susu, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
Ditempat kerja, mungkin bisa dirunag rapat yang kosong, toilet dan lain-lain.
6. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
7. Lakukan perawatan payudara : massage/pemijatan payudara, serta kompres air hangat
dan dingin bergantin.
E.    Kerugian Tidak Memberi ASI Eksklusif
System ekskresi bagi bayi lahir sampai 6 bulan belum sempurna, Apabila tidak diberi ASI
eksklusif,  sehingga bila diberi makanan dengan kosmolaritas yang tinggi (seperti susu
formula/buah-buahan) akan memberratkan ungsi ginjal
F.    Cara Penyimpanan ASI
1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastic, termasuk plastic klip : 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan
lagi setelah dua hari.
3. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam
dalam air hangat.
A.    Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 23 Desember 2019 pukul 10.00 WIB.

Biodata :
a. Identitas Pasien Ibu
Nama : Ny. Eli

Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam

Pekerjaan : IRT (Ibu rumah tangga )


Alamat : JL. Mataram, Bukit Kapur
b. Identitas Pasien Ayah
Nama : Tn. Kholiq
Umur : 32 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pendidikan : SMP
Agama : Islam

Pekerjaan : Petani
Alamat : JL. Mataram, Bukit Kapur
b. Riwayat Penyakit : -
Sekarang
c. Riwayat Penyakit : -
Dahulu
d. Riwayat Penyakit : Ibu mengatakan dalam
Keluarga keluarganya tidak ada riwayat
penyakit.
CPPemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik

Tanda – Tanda Vital


TD : 120/80 mm/Hg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36 C
RR : 22 kali/rmenit
BB : 60 kg
TB                  : 178 cm
b. Kepala
Rambut : Tidak ada lesi, warna rambut hitam.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor.
Telinga : Pendengaran baik tidak ada serumen.
Tidak ada polip, secret tidak ada, penciuman
Normal. Lidah tidak kotor, gigi bersih, bibir
Hidung : tidak kering.
Mulut :
Leher : Tenggorokan tidak ada yang sakit, tak ada
kesulitan menelan.
Dada : Simetris
Abdomen : Tidak ada
pembesaran
di abdomen

Penkes

1. Memberitahu ibu untuk tidak memberikan air putih atau madu kepada bayi.
2. Anjurkan ibu untuk rutin membersihkan payudara.
3. Menyarankan ibu agar memberikan asi kepada bayi selama 6 bulan tanpa ada
makanan pendamping lainnya.
4. Anjurkan ibu rutin membersihkan putting susu ibu.
5. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan ibu dan bayi.
7. Memberitahu untuk selalu menjaga pola makan.
8. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan.
9. Menyarankan ibu untuk menghindari makanan yang pedas-pedas.
10. Anjurkan ibu mengkonsumsi sayur-sayuran.

Anda mungkin juga menyukai