KRISTIANI
P07124216092
i
SKRIPSI
ii
iii
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan Skripsi dengan judul
“Pengaruh Pemberian Deksametason Terhadap Kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir
Pada Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini Usia Kehamilan ≤ 36 minggu di
RSUD Sleman”, dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogayakarta.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM, M. Kes selakuDirektur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
atas kebijakannya sehingga penyusunan penelitian ini dapat terlaksana.
2. Dyah Noviawati Setya Arum, S.SiT,M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, atas kebijakan dan arahannya sehingga
penyusunan penelitian ini dapat terlaksana.
3. Yuliasti Eka Purnamaningrum, SSiT., MPH selaku Ketua Prodi Sarjana
Terapan KebidananJurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, atas
kebijakan dan arahannya sehingga penyusunan penelitian ini dapat terlaksana.
4. Sabar Santoso, S.Pd., APP., M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang
telah membimbing dari awal penyusunan, dan telah memberikan arahan serta
masukan kepada penulis
5. Tri Maryani, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
membimbing dari awal penyusunan, dan telah memberikan arahan serta
masukan kepada penulis.
6. Suherni, S.Pd., APP., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan berbagai
masukan dan saran yang bermanfaat dalam penelitian ini.
viii
7. Sahabat serta teman-teman mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang selalu memberikan bantuan dan
dukungan.
8. Keluarga tersayangatas dukungan material dan moril.
9. Kepala ruang serta bidan kamar bersalin RSUD Sleman yang telah membantu
dalam pengambilan data penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini bermanfaat
bagi semua pihak.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
ABSTRAK ..........................................................................................................xv
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................49
A. Kesimpulan .......................................................................................49
B. Saran ................................................................................................50
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Keaslian Penelitian ....................................................................................7
Tabel 2. Apgar Skore ............................................................................................21
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel ...................................................................32
Tabel 4. Coding Variabel Penelitian .......................................................................36
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden .........................42
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kejadian KPD Preterm Berdasarkan Lama Terjadinya
KPD dan Kejadian Asfiksia........................................................................43
Tabel 7. Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dari Ibu Bersalin yang mengalami
KPD Umur Kehamilan ≤ 36 minggu ..........................................................43
Tabel 8. Pengaruh Pemberian Deksametason terhadap Kejadian Asfiksia .................44
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori .....................................................................................27
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................28
Gambar 3. Desain Penelitian ...................................................................................29
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
PENGARUH PEMBERIAN DEKSAMETASON TERHADAP KEJADIAN
ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PADA IBU BERSALIN DENGAN
KETUBAN PECAH DINI USIA KEHAMILAN ≤ 36 MINGGU
DI RSUD SLEMAN
ABSTRAK
Latar belakang : Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya asfiksia neonatorum, dan kejadian asfiksia pada KPD preterm
adalah sebesar 24%. Penyebab kematian perinatal di RSUD Sleman karena
kelahiran preterm (66%) dan asfiksia (40,74%). Pengelolaan secara konservatif
KPD Preterm memerlukan deksametason.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
deksametason terhadap kejadian asfiksia pada bayi dari ibu bersalin yang
mengalami ketuban pecah dini usia kehamilan ≤ 36 minggu.
Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling. Sampel adalah ibu bersalin dengan KPD usia
kehamilan ≤ 36 minggu yang bersalin di RSUD Sleman tahun 2015-2017 dan
memenuhi kriteria inklusi. Penghitungan sampel dengan rumus besar sampel
untuk dua kelompok independen, didapatkan 96 subjek yang terbagi menjadi : 48
subjek yang diberi deksametason dan 48 subjek yang tidak diberi deksametason.
Analisis data menggunakan uji korelasi chi square dan rasio prevalens.
Hasil penelitian : Karakteristik ibu bersalin yang mengalami KPD preterm
terbanyak yaitu pada primigravida usia ≥ 20-35 tahun dengan umur kehamilan
antara 28-34 minggu. Kejadian asfiksia pada kelompok yang tidak diberikan
deksametason sebanyak 47 (98%), sedangkan pada kelompok yang diberi
deksametason sebanyak 48 (100%). Uji statistik dengan chi square didapatkan p-
value 0,315 > 0,005 sehingga pada penelitian ini didapatkan tidak ada pengaruh
pemberian deksametason terhadap kejadian asfiksia pada ibu bersalin dengan
KPD umur kehamilan ≤ 36 minggu. Estimasi resiko relatif dengan penghitungan
rasio prevalens didapatkan hasil 0,979 yang berarti bahwa pemberian
deksametason merupakan faktor protektif bukan faktor risiko yang mempengaruhi
efek.
Kesimpulan : Tidak ada pengaruh pemberian deksametason terhadap kejadian
asfiksia pada ibu bersalin dengan KPD usia kehamilan ≤ 36 minggu.
xv
THE EFFECT OF DEXAMETHASONE ADMINISTRATION TO THE
INCIDENCE OF NEWBORN ASPHYXIA IN LABOURING WOMEN WITH
PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE AND ≤ 36 WEEKS
GESTATIONAL AGE
IN RSUD SLEMAN
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi (AKB) dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi
angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000
kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun
2007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu
1
MDG’s 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup dapat tercapai.
yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun
disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan
setelah bayi lahir.4 Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor
asfiksia bayi baru lahir. Ketuban Pecah Dini (KPD) juga menjadi salah
Penyebab ketuban pecah dini secara pasti belum diketahui, namun ada
2
sindroma gawat pernafasan yang disebabkan karena paru-paru belum
matang.
memiliki skor apgar yang lebih baik. Dengan hal ini maka risiko terjadinya
3
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 di Indonesia adalah 34
kelahiran hidup.2 AKB di Kabupaten Sleman pada tahun 2015 adalah 3,61
270 kasus (21,39%), dan jumlah kematian bayi akibat asfiksia tersebut
x ( satu seri).10
dalam penelitiannya tentang perbedaan skor apgar pada KPD usia < 34
minggu yang diberi dan tidak diberi deksametason di RSUP dr. Kariadi
4
Semarang tahun 2012, hasil analisis menunjukkan tidak didapatkan
perbedaan yang signifikan antara skor apgar pada kejadian ketuban pecah
dini dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu yang diberi dan tidak
diberi deksametason.11
B. Rumusan masalah
asfiksia pada bayi baru lahir dari ibu bersalin dengan KPD yang
5
mengalami ketuban pecah dini usia kehamilan ≤ 36 minggu di RSUD
Sleman ?”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
asfiksia pada bayi dari ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah
2. Tujuan khusus
kehamilan ≤ 36 minggu.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
pada bayi khususnya pada ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah
2. Manfaat Praktis
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
2. Lingkup Sasaran
3. Lingkup Waktu
F. Keaslian penelitian
7
2. Perbedaan Isnia Observas
Tidak Jenis Penelitian :
skor apgar Rahmi ional didapatkan case control.
pada KPD Roodha Retrospe
perbedaan Populasi : ibu
usia < 34 ntia ktif antara skor hamil dengan
minggu (2012) dengan apgar pada KPD usia
yang diberi pendekat
kejadian kehamilan
dan tidak an caseKPD dengan kurang dari 34
diberi controlusia minggu yang
deksametas kehamilan < bersalin di
on di RSUP 34 minggu RSUP dr.
dr. Kariadi yang diberi Kariadi
Semarang dan tidak
diberi
deksametaso
n (p value :
0,412)
3. KPD I Dewa Analitik Ada Jenis penelitian
dengan Ketut Korelasi hubungan analitik korelasi.
tingkat Surinati dengan KPD dengan Subyek : ibu
asfiksia pendekat tingkat bersalin dengan
Bayi Baru I Gusti an cross asfiksia BBL KPD,usia
Lahir Agung sectional (p value : kehamilan 37 –
(BBL) di Oka 0,002) 42 minggu
RSUD Mayuni
Wangajaya,
Denpasar Ida
Ayu
Agung
Maha
Dewi
(2013)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian
laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum
9
Dalamkeadaan normal 8 – 10 % perempuan hamil aterm akan
terjadi antar usia gestasi 24 dan 34 minggu, 50% ibu akan melahirkan
dalam 4 hari dan 70-80 % akan melahirkan dalam satu minggu. Tiga
minggu.
Studi EPIcure pada tahun 1995 menemukan bahwa diantara bayi yang
lahir antara usia gestasi 25 dan 26 minggu, separuh dari yang selamat
sensori.13
10
b. Klasifikasi KPD
(PROM) terjadi pada usia kehamilan > 28 minggu dan < 37 minggu.
c. Penyebab / Etiologi
1) Infeksi.
gamelli.
11
4) Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan
8) Faktor lain :
12
2) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
3) Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang
terjadi.12
e. Penegakkan Diagnosa
1) Anamnesa.
banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan
teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah.
2) Inspeksi.
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih
13
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar
4) Pemeriksaan Dalam
ada lagi.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
dan pH-nya.
14
b) Tes lakmus (nitrazin test), jika kertas lakmus berubah menjadi
oligohidramnion.
g. Komplikasi
normal.17
1) Persalinan Prematur
15
kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1
minggu.
2) Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada KPD. Pada ibu terjadi
16
h. Penatalaksanaan KPD
untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti
keluar, pasien bisa pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan
Penanganan :
1) Konservatif
dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban
17
tidak lagi keluar. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum
2) Aktif
18
pemberian atau bila persalinan terjadi lebih dari 7 hari setelah
diberikan.7
serviks.
19
tidak memperbaiki hasil perinatal dan mungkin memperparah penyulit
2. Asfiksia Neonatorum
a. Pengertian
adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan dan teratur
20
oksigen. Akibatnya, pernapasan makin cepat dan frekuensi jantung
meningkat.4
b. Penyebab
1) Asfiksia intrauterin.
2) Bayi prematur.
4) Hipoksia intrauterine.
akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara
a) Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat.
21
bawaan (hernia diafragmatika, atresia saluran pernapasan,
plasenta previa.
tindakan tetapi lebih banyak kaitannya dalam memantau kondisi bayi dari
(asfiksia/tidak).20
Evaluasi awal bayi baru lahir dilaksanakan segera setelah bayi lahir
pernapasan dan frekuensi denyut jantung bayi. Evaluasi juga dapat dilakukan
dengan nilai APGAR. Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya
yaitu Dr. Virginia Apgar, seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini
22
Tabel 2. Penilaian APGAR
Kriteria 0 1 2
Appeareance/ Pucat Badan Seluruhnya
Warna Kulit merah, merah
ekstremi
tas biru
Pulse/Frekuensi Tidak < 100 >
Jantung (nadi) ada x/menit 100x/menit
Grimace/Reaksi Tidak Sedikit Batuk/bersin
terhadap ada mimik
rangsangan meringis
Activity/Tonus Lumpuh Fleksi Gerak aktif
otot/ekstremitas (flaksid) sedikit
Respiratory/Napas Tidak Lemah/ti Baik dan
ada dak segera
teratur menangis
Penilaian :
kematian.
Penilaian asfiksia yang lain adalah dengan penilaian segera bayi lahir.
23
asfiksia tidak perlu menunggu nilai skor apgar, untuk semua bayi baru lahir
3. Kortikosteroid.
Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan
II. Sel tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting
produksi surfaktan ini kurang, juga pada preterm ternyata dapat dirangsang
melalui suatu penekanan protein yang sama. Pada saat umur kehamilan 35
24
Hasil Systemic Reviewmenyebutkan bahwa pemberian satu seri
kematian.6
dalam dua dosis, selang 24 jam) untuk mencegah gawat napas pada bayi
steroid.15
pada janin preterm pada 696 wanita yang berisiko untuk kelahiran
preterm, dengan hasil hanya sebagian kecil bayi yang ibunya diberi
25
penting lebih dari 80 persen kelompok studi tidak mengalami gawat
napas.15
Penelitian berikutnya oleh Garite dkk. (1987) serta Nelson dkk. (1985)
ketuban preterm dan rasio lesitin : sfingomielin kurang dari dua. Mereka
selama lebih dari 20 tahun, yang berpuncak tahun 1995 dengan pernyataan
posisi tentang penggunaan kortikosteroid untuk terapi pada janin oleh the
maksimal.
bertujuanuntukmenurunkankejadiansindromgagalnafas yang
disebabkankekuranganproduksi protein,
biosintesisfosfolipiddansurfaktanpadaparujanin.Cakupan ACS
26
masihsangatrendah,
salahsatumasalahpentingpenyebabkegagalancakupanpemberian ACS
harisetelahpemberian terapi.7
B. Kerangka Teori
Persalinan Prematur
Deksametason
Hipoksia/Asfiksia
27
Gambar 1. Kerangka Teori faktor risiko dan efek persalinan prematur
dengan KPD menurut Taufan Nugroho (2012) dan Gahwagi (2015)
C. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pemberian deksametason
Kejadian Asfiksia
1. Diberi deksametason 1. Ya
2. Tidak diberi 2. Tidak
deksametason
Variabel Luar
Faktor Risiko kejadian KPD :
1. Riwayat KPD sebelumnya
2. Servik inkompeten
3. Overdistensi uterus
4. Trauma yang didapat
5. Kelainan letak
6. Keadaan sosial ekonomi
7. Faktor lain : golongan darah,
multigravida, merokok, defisiensi vit. C
8. Karakteristik ibu : umur, graviditas
D. Hipotesis
28
Ada pengaruh pemberian deksametason terhadap kejadian asfiksia pada
ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini dengan umur kehamilan
≤ 36 minggu.
BAB III
METODE PENELITIAN
dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follow up. Peneliti
Pemberian deksametason
1. Ya 2. Tidak
29
1.Asfiksia 2. Tidak asfiksia 1. Asfiksia 2.Tidak asfiksia
ditentukan.23 Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pada usia
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
tertentu.24 Sampel dari penelitian ini adalah ibu bersalin usia kehamilan ≤ 36
minggu dengan KPD yang bersalin di RSUD Sleman dan memenuhi kriteria
Kriteria Inklusi :
diabetes.
Kriteria Eksklusi
3. Janin mati.
30
Besarnya sampel pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumus besar
ini:
√ √
n1 =n2 =
Catatan : P = ½ ( P1 + P2 )
Keterangan :
Maka,
√ √
n1 =n2 =
n1 = n2 = 43
mengantisipasi nilai drop out adalah 10% dari jumlah sampel minimal, maka
1. Tempat
2. Waktu
31
Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember 2017
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
variabel lain.25
2. Variabel Terikat
32
ada dalam
rekam medik
pasien
Kejadian Asfiksia adalah Rekam 1. Tidak Asfiksia Nominal
Asfiksia keadaan dimana Medik 2. Asfiksia
bayi tidak dapat
segera bernapas
dengan spontan,
yang ditandai
dengan nilai
Apgar menit
pertama ≤ 7,
sesuai dengan
catatan yang
ada dalam
rekam medik
pasien
Usia Ibu Usia ibu Rekam 1. < 20 Tahun Nominal
dihitung sejak Medik 2. ≥ 20-35 Tahun
tanggal lahir 3. > 35 Tahun
sampai
persalinan ini,
sesuai dengan
catatan yang
ada dalam
rekam medik
pasien
Graviditas Jumlah Rekam 1. Primigravida Nominal
kehamilan yang Medik 2. Sekundigravida
dialami ibu, 3. Multigravida
sesuai dengan
catatan yang
ada dalam
rekam medik
Umur Umur dari Rekam 1. < 28 minggu Nominal
kehamilan kehamilan Medik 2. ≥ 28-34
dihitung mulai minggu
dari hari 3. > 34-36
pertama haid minggu
terakhir, sesuai
dengan catatan
yang ada dalam
rekam medik
Lama Lama kejadian Rekam 1. < 12 jam Nominal
terjadinya KPD dihitung Medik 2. ≥ 12 jam
KPD sejak mulai
33
pecah ketuban
sampai masuk
persalinan,
sesuai dengan
catatan yang
ada dalam
rekam medik
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena
diambil dari catatan medik. Data diambil dari seluruh ibu bersalin dengan
Desember 2017.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data dari rekam medik,
berisi :
2. Nama
3. Umur
4. Graviditas
5. Umur Kehamilan
8. Asfiksia (Ya/Tidak)
H. Prosedur Penelitian
34
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :
KPD, diberi deksametason atau tidak dan terjadi asfiksia atau tidak
data.
kemudian data diubah kedalam kode yang telah ditentukan agar mudah
35
I. Manajemen Data
1. Pengolahan
berikut :24
a. Editing (Penyuntingan)
36
d. Cleaning (Pembersihan Data)
e. Tabulating
disajikan,dan dianalisis.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
tidak diberi deksametason, dan luaran janin terjadi asfiksia atau tidak.
b. Analisis Bivariat
yang diteliti yaitu dengan melihat nilai p, bila dari hasil statistik nilai
37
p < 0.05 maka hasil perhitungan statistik bermakna yang berarti
variabel lainnya.
deksametason
38
Rasio Prevalens (RP) = prevalensi efek pada kelompok dengan
RP = a / (a+b) : c / ( c+d)
J. Etika Penelitian
39
melaksanakan sebuah penelitian terdapat empat prinsip yang dipegang teguh
24
, yakni:
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil juga perlu dijaga oleh peneliti dengan
penelitian.
40
Penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
01/XLVIII/975/2017
K. Keterbatasan Penelitian
yang diambil dari data sekunder, sehingga data yang diambil hanya
berdasarkan catatan rekam medik yang ditulis oleh petugas, dan setiap
Respiratory Distress Syndrom (RDS) bisa dicegah. Oleh sebab itu perlu
dikaji kejadian RDS setelah bayi baru lahir, bukan hanya sampai pada
kejadian asfiksia yang dinilai pada menit pertama dengan apgar skore.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
42
Jumlah 96 100
2. Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dari Ibu Bersalin yang
Tabel 7. Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir dari Ibu Bersalin
yang mengalami KPD Umur Kehamilan ≤ 36 minggu di
RSUD Sleman
43
Tidak 47 98 1 2 48
Jumlah 95 1 96
44
0,102 yang menunjukkan rendahnya keeratan hubungan antara
memiliki peluang atau terjadinya risiko untuk asfiksia 0,979 kali. Pada
B. Pembahasan
usia ≥ 20-35 tahun sebanyak 69 (71,9%), hal tersebut sesuai dengan studi
kisaran usia 20-35 tahun merupakan usia reproduktif, usia saat terjadinya
KPD pada kisaran usia tersebut masih belum diketahui dan tidak dapat
45
Kejadian persalinan KPD Preterm terbanyak pada penelitian ini
ini terjadi paling banyak pada umur kehamilan ≥ 28-34 minggu. Hal
terjadi pada usia kehamilan > 28 minggu dan < 37 minggu.14 Lama
terjadinya KPD pada penilitian ini yang terbanyak < 12 jam sebelum
saat sudah masuk fase persalinan. Bila dihubungkan dengan lama terjadi
KPD > 12 jam terjadi pada 40,6% ibu, maka dalam hal ini deteksi dini
KPD berupa pengenalan tanda dan gejala KPD perlu ditekankan pada ibu
penanganan sehingga kejadian asfiksia pada bayi baru lahir bisa ditekan.
46
Penyulit jangka pendek yang sering terjadi pada bayi prematur
Mayoritas bayi baru lahir pada ibu bersalin dengan KPD preterm dalam
asfiksia terjadi baik pada ibu bersalin yang sudah diberikan deksametason
kejadian asfiksia.
ketuban pecah dini dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu yang
diberi dan tidak diberi deksametason. Hasil penelitian ini berbeda dengan
menggunakan apgar skore, akan lebih baik bila dilakukan observasi dan
47
menyebutkan bahwa pemberian satu seri antenatal corticosteroid untuk
Asfiksia yang terjadi pada bayi baru lahir dari ibu bersalin dengan
KPD preterm yang diberi dan tidak diberi deksametason pada penelitian
ini diambil dari data apgar skore menit pertama bayi baru lahir, sedangkan
biasa terjadi pada bayi prematur adalah sindrom gawat nafas (respiratory
asfiksia namun perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang kejadian RDS
48
BAB V
A. Kesimpulan
pada primigravida usia ≥ 20-35 tahun dengan umur kehamilan antara 28-
34 minggu.
kejadian asfiksia pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini usia
kehamilan ≤ 36 minggu.
4. Pemberian deksametason pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini usia
B. Saran
49
1. Bagi bidan dan perawat di RS :
Penilaian bayi baru lahir tidak lagi menggunakan apgar skore, akan tetapi
50
DAFTAR PUSTAKA
51
16. Clinical Management Guidelines for Obstetrician –
Gynecologists.2016.Premature Rupture of Membranes.Practise Bulletin
number 172.
17. Saifuddin, Abdul Bari, dkk.2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : JNPKKR – POGI.
18. Van der Ham, David P, Jan G Nighuis...et al.2007.Induction of Labour versus
Expectant Management in Women with Preterm Prelabour Rupture of
Membranes between 34 and 37 weeks.BMC Pregnancy &
Childbirth.doi:1186/1471-2393-7-11.
19. Wiknjosastro, Hanifa.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
20. Yanti.2010.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
21. Sulistyawati, Ari dan Esti Nugraheny.2010.Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin.Jakarta : Salemba Medika.
22. Dirjen Bina Gizi dan KIA.2012.Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial :
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta : Kemenkes RI.
23. Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael.2014.Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis.Jakarta : CV. Sagung Seto.
24. Notoatmodjo, Soekidjo.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta :
Rineka Cipta
25. Azwar,Saifuddin.2013.Metode Penelitian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
52
53
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
Waktu (2017)
No Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
proposal
2 Seminar proposal √ √
3 Revisi proposal √ √
5 Persiapan √ √
penelitian
6 Pelaksanaan √ √
penelitian
7 Pengolahan data √ √
8 Laporan Skripsi √ √
9 Sidang Skripsi √ √
10 Revisi laporan √
Skripsi
54
Hasil SPSS
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Graviditas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur.kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama.terjadi.KPD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
55
Pemberian.Dexa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Asfiksia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 1 1.0 1.0 1.0
Cases
Asfiksia
tidak Ya Total
Pemberian.Dexa tidak 1 47 48
ya 0 48 48
Total 1 95 96
56
Chi-Square Tests
Exact Exact
Asymptotic Significance (2- Significance (1-
Value df Significance sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.011 1 .315
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.397 1 .237
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association 1.000 1 .317
N of Valid Cases 96
Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Risk Estimate
57
58
59
60
61
62
63