Disusun oleh:
Nama : Desi Susanti, Amd.Keb
Nip : 199112132017042001
Pangkat/Golongan : Pengatur/ IIC
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang
diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Namun, banyak
ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang
bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. World Health
Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang pemberian ASI eksklusif (bayi hanya
diberikan ASI tanpa cairan atau makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-
obatan untuk keperluan medis) sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai dua tahun pertama kehidupannya.
Hasil rapid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 2011, menemukan banyak rumah
sakit pemerintah dan swasta yang menerima sponsor dan hadiah dari perusahaan susu formula,
hal ini tentunya melemahkan upaya peningkatan cakupan keberhasilan ASI eksklusif di
Indonesia. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35%
menurut WHO Global Data Bank 2012, sehingga peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat
mutlak diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan promosi ASI eksklusif di Indonesia.
Di Asia Tenggara capaian ASI eksklusif menunjukan angka yang tidak banyak perbedaan.
Sebagai perbandingan, cakupan ASI Eksklusif di India sudah mencapai 46%, di Philippines
34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24% Secara nasional cakupan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif 0– bulan di Indonesia berfluktuasi dalam empat tahun terakhir, menurut data
Susenas cakupan ASI Eksklusif sebesar 34,3% pada tahun 2009 , tahun2010 menunjukkan
bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tahun 2011 angka itu naik menjadi 42%.
Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012)
menunjukkan bahwa sebanyak 27 % bayi di Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai
dengan umur 4-5 bulan. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013)
mendapatkan 30,2% bayi 0-6 bulan mendapatkan ASI saja pada 24 jam terakhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu ASI Ekslusif?
2. Bagaimanakah Manfaat ASI dan ASI Ekslusif?
3. Bagaimana Cara Menyusui?
4. Bagaimana Cara Penyimpanan ASI?
C. Tujuan
Mendapatkan gambaran tentang ASI Ekslusif
D. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang ASI Ekslusif
2. Tambahan informasi tentang kesehatan ibu dan bayi
3. Meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. ASI
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
zat makanan (Hubertin, 2004).
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik
bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari
makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf
(Yahya, 2007).
2. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan
tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat,
seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan
obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono,
2005).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono,
2005).
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan
tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000).
Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI
kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.
Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
B. Pengelompokan ASI Eksklusif
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh
kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk
mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi
saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi
ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya.
C. Manfaat ASI Eksklusif
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan
negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena
mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia
sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan
ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit
serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak
mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning,
pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi
sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat
mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara
cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih
tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 )
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar
panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih
cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang
menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya. ASI lebih
praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah
dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan
bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta
peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika
bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu
tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika
bepergian ( Roesli, 2005 ).
4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena
jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat
menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi
(Dwi Sunar, 2009 )
D. Fisiologi Pengeluaran Asi Eksklusif
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka produksi hormon
esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan, kadar
esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai
terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu
menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1. Refleks prolactin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian
depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-babkan
sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak hormon
prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI diproduksi oleh
sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang,
mekanisme ini disebut supply and demand.
2. Refleks oksitosin (let down reflex)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang untuk
mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel myopytel
yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari alveoli ke
duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan penting untuk
pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan payudara), tetapi
sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin juga merangsang otot rahim berkontraksi sehingga mempercepat terlepasnya
plasenta dari dinding rahim dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down reflex
dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Sedangkan untuk refleks pada bayi adalah:
1. Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan, membuka
mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung
mengangkap puting dan areola.
2. Refleks menghisap (sucking reflex)
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola
masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga
menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik
yang mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
3. Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.
E. Komposisi Asi Eksklusif
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan
berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum – Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan
vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein – Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein
yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak – Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang
gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan
ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4. Laktosa – Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi – Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6. Taurin – Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam
maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus – Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli
yang sering menyebabkan diare pada bayi.
8. Laktoferin – Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam
intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9. Lizozim – Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan
maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan
dot.
F. Keunggulan ASI daripada Susu Formula
PERBEDAAN ASI SUSU FORMULA
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi yang
antara lain:faktor pembentuk sel- terkandung di dalamnya dapat diserap
sel otak, terutama DHA, dalam oleh tubuh bayi. Misalnya, protein
kadar tinggi. ASI juga susu sapi tidak mudah diserap karena
mengandung whey (protein mengandung lebih banyak casein.
utama dari susu yang berbentuk Perbandingan whey: casein susu sapi
cair) lebih banyak daripada adalah 20:80
kasein (protein utama dari susu
yang berbentuk gumpalan)
dengan perbandingan 65:35.
3. Posisi Football
Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti memegang bola football
(menurut saya kalau versi perempuan: tas tangan, mungkin seharusnya dinamakan Handbag
Position agar lebih komunikatif bagi para wanita), yaitu pada sisi tubuh (di bawah ketiak).
Cara:
a. Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu, dengan daerah
bokong pada lipat siku ibu.
b. Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan
digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan payudara kanan).
c. Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping (seperti mengempit tas)
Telapak tangan ibu menyangga kepala dan leher bayi, seluruh tubuh bayi menghadap ke
payudara (sisi tubuh) ibu Letakkan penyangga (bantal atau bantal menyusui) pada sisi
tubuh yang digunakan, di bawah lengan ibu dan tubuh bayi.
Pada saat akan mulai menyusui, mungkin tangan sisi yang berseberangan perlu
menyangga payudara dengan membuat bentuk seperti huruf C, untuk membantu
mempertemukan mulut bayi dan puting. Gunakan kursi yang agak lebar dengan sandaran
tangan yang rendah. Posisi ini adalah satu-satunya yang memungkinkan wajah bayi
menghadap wajah Anda (bukan tubuhnya), sehingga Anda dapat menjalin kontak mata
yang mesra dengan bayi.
Terbaik untuk: Ibu yang baru menjalani operasi Caesar (yang sudah boleh duduk),
karena bayi tidak menyentuh daerah luka, dan posisi ini tidak membuat tekanan pada
perut meningkat. Bayi kembar Ukuran payudara sangat besar .
4. Posisi Berbaring Miring
Posisi ini merupakan posisi favorit sebagian ibu, terutama saat sedang sangat lelah dan
mengantuk namun berjuang untuk tetap menyusui bayi secara langsung.
Cara:
a. Berbaringlah miring pada satu sisi tubuh, tangan bagian bawah dilipat ke atas atau
menyangga kepala. Kepala boleh berbaring pada bantal atau disangga oleh telapak
tangan.
b. Dengan tangan bagian atas, posisikan tubuh bayi juga miring menghadap tubuh Anda,
perut bayi menempel pada perut Anda. Arahkan kepala dan mulut bayi pada puting, dapat
menggunakan bantal bayi yang diletakkan di bawah kepala bayi atau di bawah payudara,
tergantung ukuran payudara, dengan tujuan agar mulut bayi sama tinggi dengan puting.
Anda dapat meletakkan guling untuk menyangga punggung Anda, dan juga guling bayi
di belakang bayi untuk menyangga punggungnya, sehingga tangan Anda tidak perlu terus
menahan tubuh bayi agar tetap miring. Tubuh Anda sebaiknya tidak terlalu miring ke arah
bayi, untuk berjaga-jaga bila Anda tertidur, agar tidak menimpa bayi atau membuat
hidungnya tertutup. Bayi sebaiknya tidur di tempat tidur/boks tersendiri, untuk
meminimalkan risiko SIDS (sudden infant death syndrome). Jadi bila selesai menyusui,
segera kembalikan bayi ke boksnya.
H. Cara Menyimpan ASI yang Benar
1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah plastik untuk
makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir
keramik.
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2
minggu).
5. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan
ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan).
6. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)