TINJAUAN PUSTAKA
dengan keadaan bayi yang bersifat alami, bukan sintetik sehingga aman
sebanyak 88% adalah air. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
bagi bayi. Persiapan menyusui semakin awal lebih baik dan siap
kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga.
dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih putih. Selain
8
9
berfungsi sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di
macam zat antibodi sehingga bayi tidak mudah terkena penyakit. ASI
lebih mudah dicerna dan diserap bayi karena whey protein lebih tinggi
langsung disusui oleh ibunya, akan mempererat ikatan batin dan kasih
sayang antara ibu dan bayinya. Ini penting agar bayi mulai tumbuh
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu
ataupun air putih. Pada pemberian ASI Eksklusif bayi juga tidak
tim, dan sebagainya. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi
2017).
10
untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi
tersebut dikarenakan posisi atau cara menyusuinya yang salah atau tidak
benar. Bayi harus disusui, perhatikan posisi menyusui, dan jangan diberi
dot atau empeng. Secara umum, usahakan dahulu agar cara pemberian
diatas 4 bulan tetapi belum sampai usia 6 bulan. Efek negatif dari
eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu, tidak
dan virus ke tubuh bayi. Selain itu bayi dapat memperoleh zat
lainnya.
ASI matur. Pemberian ASI akan melindungi bayi dari alergi dan
sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan bayi. Jumlah dan proporsi zat gizi yang
terkandung pada ASI dari ibu dengan status gizi baik sudah tepat
dan ideal untuk kebutuhan bayi. ASI juga memiliki kandungan gizi
Komposisi zat gizi ASI bukan hanya tepat dalam hal jumlah.
tetapi proporsi zat gizi ASI juga membuat ASI mudah dicerna oleh
bayi. ASI mengandung protein dan asam lemak dengan rasio yang
pas, sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi. Adanya gutflora atau
Saat lahir bayi memiliki zat antibodi yang berasal dari tubuh
tepat apabila ibu memberikan ASI. Suhu ASI akan mengikuti suhu
yang harus dilarutkan pada air hangat dan sangat mungkin suhu susu
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih rendah dari bayi yang
tulang lainnya. Saat aktif mengisap, mulut bayi bergerak teratur dan
memiliki rahang yang lebih maju akibat upaya yang dilakukan bayi
tersebut adalah sejumlah 60% dari otak bayi tersusun dari lemak,
asam lemak tak jenuh rantai panjang (LCPUFAs) seperti DHA dan
16
Hubungan ibu dan bayi yang terjalin dengan baik akibat proses
batin bayi dan ibu yang akan menjadi salah satu faktor yang
Hari
insulin yang lebih tinggi daripada bayi yang diberikan ASI dan
in vitro.
ibu.
18
semula.
3) Mengurangi Anemia
karena banyaknya darah yang keluar dari tubuh ibu saat proses
periode menyusui.
dibutuhkan.
BB paling tinggi terjadi pada 4-6 bulan pertama saat menyusui dan
badan postpartum yang lebih tinggi dari ibu yang tidak menyusui.
(susu formula). Pada saat ibu mulai memberikan susu formula maka
Kebutuhan ASI bayi usia 4-6 bulan yang masih diberikan ASI
secara eksklusif sangat tinggi. Karena pada usia tersebut tubuh bayi
sudah cukup besar (berat badan bayi sudah mencapai 2 kali berat
badan saat lahir yaitu sekitar 8-10 kg). Maka untuk bisa tetap
yaitu:
kali/hari.
21
1) Menghemat Biaya
tidak sedikit. Susu formula dengan berat 400 gram dijual dengan
ongkos untuk berobat ke dokter juga dapat dihemat, sebab bayi yang
orang tua. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian ASI. Selain itu
umumnya tidak nafsu makan sehingga bayi yang sering sakit akan
3) Mudah Pemberiannya
dapat diberikan ASI setiap 2-4 jam sekali (frekuensi 6-12 kali/hari).
1) Menghemat Devisa
pengimpor susu, baik susu sapi yang akan diolah kembali atau Susu
siap jual. BPS mencatat pada semester pertama tahun 2014 sejumlah
30.798 ton susu dengan nilai USD 154 juta diimpor dari negara lain
2) Mengurangi Polusi
polusi baik dalam bentuk gas, cair, atau padat. Apabila pemberian
Jumlah yang bisa dihemat oleh negara dapat lebih besar dari
3. Proses Laktasi
dimulai saat fetus sampai pada masa pasca persalinan. ASI yang
dihasilkan memiliki komponen yang tidak konstan dan tidak sama dari
a. Pengaruh hormonal
berikut:
prolaktin.
besaran.
kehamilan.
orgasme.
melahirkan.
1) Laktogenesis I
2) Laktogenesis II
untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
sekitar pukul 02.00 dini hari hingga 06.00 pagi, sedangkan jumlah
3) Laktogeneses III
kosongkan.
88% dari ASI. Air berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat di
yang aman. Kandungan air yang relative tinggi dalam ASI ini akan
magnesium.
c. Protein
susu matur. Kadar protein pada kolostrum (2%) transisi (1.5%) matur
protein ASI mengandung zat gizi yang lebih mudah dicerna bayi.
Lemak berfungsi sebagai sumber kalori utama bagi bayi, yang dapat
dengan kemampuan bayi dalam mencerna zat gizi. Pada saat baru lahir
susu sapi (41 mg/ 100ml). kadar vitamin E yang terkandung di dalam
ASI (0.25 mg/ 100 ml) jauh lebih besar dibandingkan pada susu sapi
(0.07 mg/ 100 ml). Vitamin A dan Vitamin E merupakan vitamin yang
diproduksi ibu adalah 780 ml/hari dan menurun menjadi 600ml/hari pada
6 bulan kedua. Gizi ibu dapat memengaruhi komposisi ASI. Aspek gizi
ibu yang dapat memengaruhi komposisi ASI adalah asupan ibu, cadangan
zat gizi, dan kemampuan ibu dalam menyerap zat gizi. Terdapat beberapa
zat gizi tertentu yang jumlahnya akan lebih rendah dalam ASI apabila ibu
status gizi dan asupan gizi ibu karena energi dan zat gizi dalam ASI
31
berasal dari dua sumber, yaitu cadangan lemak tubuh ibu dan asupan gizi
a. Kolostrum
b. ASI Transisi
sesuai.
32
c. ASI Mature
malam hari, ASI ini lebih banyak mengandung lemak yang akan
maksimal.
Ibu yang melahirkan lebih dari satu kali mampu memproduksi ASI
sedangkan ibu yang telah melahirkan lebih dari sekali tentu sudah
terlihat cukup banyak ibu yang produksi ASI cukup pada primipara yaitu
76,6% namun juga masih ada ibu yang multipara ternyata produksi
ASInya tidak cukup yaitu 54,9%. Hal ini dapat terjadi karena paritas
bukan satu satunya faktor yang berhubungan dengan produksi ASI, ibu
khususnya ibu primipara dalam memasuki fase baru dan pengalaman baru
menjadi orangtua juga tidaklah mudah dan tidaklah selalu menjadi hal
keluarga yang buruk, dimana pola konsumsi makanan ibu menyusui akan
terganggu dan berdampak pada jumlah dan komposisi nutrisi ASI. ASI
perkembangan bayi.
Kualitas dan kuantitas dari makanan yang akan dikonsumsi ibu akan
ASI (ejection). Hal ini dikenal dengan milk ajection reflex atau
laktiferus sehingga dapat diisap bayi melalui puting susu. Produksi ASI
berikut :
a. Berat lahir
Berat bayi pada hari kedua dan usia satu bulan sangat erat
dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat
lebih rendah dibanding bayi yang lahir dengan berat normal (> 2.500
Umur kehamilan dan berat lahir memengaruhi intake ASI. Hal ini
bayi prematur dapat disebabkan oleh berat badan lahir rendah dan
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intake bayi terhadap ASI.
Hal ini karena pemenuhan gizi setiap bayi dan ibu berbeda-beda.
Seorang ibu dengan pola hidup dan kebiasaan makan yang bergizi
ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa
e. Konsumsi rokok
f. Konsumsi alkohol
g. Kontrasepsi
Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu dengan cara
37
pengosongan payudara.
h. Frekuensi menyusui
Produksi ASI akan optimal jika ASI dipompa lebih dari 5 kali per
sebagai berikut :
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari.
g. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar akan bangun, dan tidur
dengan cukup.
bayi cukup atau tidak dengan melihat beberapa tanda. Namun tanda yang
paling dapat dipercaya bahwa ASI yang diberikan tidak cukup adalah
38
pertambahan berat badan bayi kurang dari 500 gram per bulan (atau pada
usia kurang dari 2 minggu beratnya kurang dari berat lahir) dan air seni
bayi sedikit dan pekat yang ditandai dengan bayi BAK kurang dari 6 kali
sehari, warnanya kuning dan baunya tajam (Fikawati, 2015). Selain itu,
prolactin
B. Tanaman Kelor
Moringa oleifera Lam yang kita kenal dengan nama kelor adalah
species yang paling terkenal dari tiga belas species genus Moringacae.
tropis. Pertama kali diperkenalkan di Afrika Timur dari India pada awal
digunakan sebagai pagar hidup. Pohon kelor tumbuh sangat baik dan
dalam bentuk buah polong segar. Polong biji yang masih hijau dapat
daun yang dapat dikonsumsi manusia sebgai sayur. Salah satu yang
keadaan beku atau “chilled”. Sayuran biji yang masih hijau dan segar
dunia. Pada awalnya, India dan Sri Lanka merupakan produsen utama
mengandung 40% minyak dengan mutu gizi dan fungsional tinggi, dan
infus jus daun kelor diyakini dapat mengendalikan kadar glukosa pada
disentri dan colitis. Jus daun kelor dengan ditambahkan jus daun wortel
41
Nicaragua, daun dan tunas muda dugunakan untuk obat gosok sakit
kulit.
produksi air susu ibu dan untuk mengobati anemia (Fuglie, 1999).
Bunga kelor biasa digunakan sebagai tonik, diuretic dan abortus. Juga
digunakan untuk sakit radang sendi, obat cuci mata. Tunas kelor
digunakan untuk obat liver, ginjal dan sakit pada sendi. Akar digunakan
untuk sakit kembung dan pencahar serta untuk demam. Akar dilarutkan
dan dioleskan pada kulit untuk mengatasi iritasi kulit. Akar juga
protein, 40% calsium, 23% zat besi dan mendekati seluruh kebutuhan
kebutuhan zat besi dan kalsium wanita hamil dan menyusui. B-caroten
2011).
42
tanaman ini tumbuh dengan baik. Pohon yang dapat tumbuh dengan
cepat ini digambarkan dunia sebagai salah satu tanaman yang paling
banyak dari bayam dan kandung kaliumnya lebih banyak dari pisang.
sebagai sayuran, terutama bagi ibu yang habis melahirkan karena dapat
14% protein, 40% kalsium, 23% zat besi dan mendekati seluruh
memenuhi kebutuhan makan zat besi dan kalsium wanita hamil dan
varietas.
masalah malnutri atau kekurangan gizi pada balita dan ibu hamil atau
menyusui yang dialami bangsa kita. Selain itu, kelor pun menjadi
asupan gizi tinggi yang murah dan mudah didapat oleh masyarakat
Tabel 1
Kandungan Nutrisi Polong, Daun Segar, Daun Kering, pada
Tanaman Kelor
1) Petik daun kelor yang berwara hijau tua dan masih segar.
tidak mencukupi. Hal ini telah mendorong para ibu itu untuk menghentikan
peningkatan yang lebih besar dalam kadar prolaktin serum ibu. Prolaktin
merupakan hormon yang paling penting dalam inisiasi laktasi. Daun Kelor
Apabila meminum susu pasca melahirkan dianggap mahal bagi ibu, daun
ASI. Pohon kelor yang tumbuh di Asia Tenggara dan Afrika telah lama
Teh dari daun kelor juga baik untuk ibu menyusui. Produk pangan ini
dan produksi ASI (berat bayi dan durasi tidur) pada ibu nifas pernah
ng / ml), dan kelompok kontrol (152,75 ng / ml), dan efek yang signifikan
adalah 3599,00 gram. Namun, tidak ada efek signifikan dari kelor oleifera
adalah 128,20 menit pada kelompok intervensi dan 108,80 menit pada
kelompok kontrol. Ada efek yang signifikan pada durasi tidur bayi (p =
0,000). Jadi, terdapat efek signifikan moringa oleifera pada prolaktin ibu dan
durasi tidur bayi. Namun, tidak ada efek signifikan pada berat bayi. Dengan
prolaktin.
tahun 2013 sampai dengan 2018. Pemanfaatan daun kelor merupakan upaya
untuk mencegah kejadian stunting pada balita karena daun kelor memiliki
kandungan nutrisi yang baik bagi bayi dan dapat memperlancar ASI. Daun
yang meneliti tentang potensi jus kelor (moringo oleifera) dan marning
menunjukkan bahwa jus kelor dan marning jika diberikan secara rutin kurang
diberikan pada ibu post partum dalam waktu yang singkat (kurang lebih 1-3
hari) dapat meningkatkan produksi ASI. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jus
kelor dan marning berpotensi meningkatkan produksi ASI pada Ibu Post
Partum.
pemberian ekstrak daun kelor terhadap kuantitas dan kualitas air susu ibu
(ASI) pada ibu menyusui bayi 0-6 bulan. Kuantitas ASI meningkat pada
49
p=0,40). Kadar besi, vitamin C dan vita- min E tidak berubah sebelum dan
dapat meningkatkan volume ASI, peningkatan volume ASI lebih tinggi pada
terhadap kualitas ASI (besi, vitamin C dan vitamin E). Jadi diperoleh hasil
bahwa pemberian ekstrak daun kelor pada ibu menyusui dapat meningkatkan
Rosmadewi (2019) tentang efektifitas sayur pepaya muda dan sayur daun
kelor terhadap produksi ASI pada ibu post partum primipara, didapatkan
hasil penelitian produksi ASI meningkat pada ibu post partum primipara
yang mengkonsumsi sayur pepaya muda dilihat dari rata-rata kenaikan berat
badan bayi pada usia 30 hari yaitu 930 gram dan ibu post partum
badan bayi 1270 gram. Sedangkan pada ibu post partum primipara yang
tidak mengkonsumsi sayur pepaya muda dan sayur daun kelor rata-rata
kenaikan berat badan bayi usia 30 hari 847 gram. Ada produksi ASI pada ibu
post partum primipara antara yang mengkonsumsi sayur pepaya muda dan
sayur daun kelor terhadap penambahan berat badan bayi pada usia 30 hari
kelor lebih efektif meningkatkan berat badan bayi pada usia 30 hari
Penelitian sejenis dilakukan oleh Herni, Ryzky, dan Siti (2017). Tujuan
intervensi. Penelitian dilakukan selama 7 hari. Hasil dari uji Friedman dan
Mann Whitney menunjukkan bahwa nilai P < 0,05 hal ini berarti terdapat
daun kelor memiliki potensi dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu
Postpartum.
Hasil penelitian tentang pengaruh breastcare dan air seduhan daun kelor
terhadap produksi ASI juga pernah dilakukan oleh Galih (2017). Hasil
dan sesudah diberikan terapi breastcare dan air seduhan daun kelor hal
tersebut tampak dari nilai sig 0.000 lebih kecil dari 0.005. Shingga dapat
disimpulkan bahwa terapat pengaruh terapi breastcare dan air seduhan daun
E. Kerangka Teori
Gambar 1
Kerangka
Teori
F. Kerangka Konsep
Gambar 2
Kerangka
Konsep
G. Variabel Penelitian
kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
dependent, sering disebut variabel terikat yaitu yang dipengaruhi atau yang
penelitian ini adalah pemberian minuman daun kelor dan variabel dependent
H. Hipotesis
Ha: Ada pengaruh konsumsi minuman daun kelor terhadap produksi ASI
I. Definisi Operasional
Tabel 2
Definisi Operasional