Disusun oleh:
Nama : Pebbin Kori Sari
NIM : 221004615901112
TAHUN 2023
i
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KOMPREHENSIF
Menyetujui
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KOMPREHENSIF
Menyetujui
Mengetahui, Diketahui,
iii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 6
1. Tujuan Umum 6
2. Tujuan Khusus 6
C. Manfaat 7
BAB II TINJAUAN TEORI 9
A. Pranikah 9
B. Prakonsepsi 28
C. Anemia 38
D. Manajemen Asuhan Kebidanan 43
BAB III TINJAUAN KASUS 50
A. Data Subjektif 50
B. Data Objektif 53
C. Analisis 54
D. Penatalaksanaan 55
BAB IV PEMBAHASAN 59
BAB V PENUTUP 64
A. Kesimpulan 64
B.Saran 66
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkualitas. Oleh karena itu, kehamilan pertama merupakan fase dalam siklus
kehamilan yang sehat dan terencana (Kemenkes RI, 2015). Menurut World
memiliki resiko lebih tinggi terhadap masalah atau kondisi kesehatan, sehingga
kesehatan yang lebih baik bagi individu yang melakukan skrining. Pada
1
kesehatan, sehingga membantu klien dalam membuat keputusan tentang
persalinan, mencegah kelahiran mati, premature dan bayi dengan berat lahir
Penelitian yang dilakukan oleh (Hamid dkk, 2010) didapatkan data dari
kegiatan yang dilakukan pada skrining pranikah yaitu imunisasi, ukur lingkar
lengan atas, cek laboratorium, cek tekanan darah, berat badan dan mens
terakhir, tes urin dan pemeriksaan kesehatan yang paling banyak dilakukan
adalah imunisasi walaupun imunisasi hanya dilakukan pada 135 responden dari
401 responden penelitian yang ada atau sekitar 33,6% responden. Dari 135
2
Apabila pasangan catin tidak melakukan skrining pranikah maka ini akan
menghindari masalah tersebut serta menuju tercapainya well born baby and
well health mother, maka pasangan catin harus melakukan pemeriksaan diri
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Arif dalam Ayu, 2021).
pranikah. Skrining pranikah harus dilakukan oleh calon pengantin, hal ini
pranikah terlebih dahulu. Hal ini diatur dalam Instruksi bersama direktur
jendral bimbingan Masyarakat Islam dan urusan haji departemen agama dan
3
pemukiman Departemen Kesehatan No: 02 tahun 1989 Tentang Imunisasi
KUA terhadap pasangan yang akan menikah (Arif Rahman Hakim, 2021).
skrining pranikah. Peran Bidan dalam melakukan skrining pra nikah tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 320 tahun 2020 Tentang Standar
Profesi Bidan bahwa bidan mampu melakukan skrining terhadap masalah dan
gangguan pada bayi baru lahir (neonatus), bayi, balita dan anak prasekolah,
remaja, masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca
2020).
Selain peran dari Bidan, pasangan calon pengantin juga perlu memiliki
4
Persiapan kehamilan yang perlu dilakukan catin diantaranya melakukan
rekreasi, serta rajin melakukan ibadah sesuai agama yang dianut. Dalam
kehamilan yang baik akan berdampak positif untuk calon ibu dan calon janin.
Berdasarkan data dari WHO, 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak
yang sehat.
untuk mempersiapkan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh
tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan
5
skrining pranikah dapat dilakukan treatment terlebih dahulu hingga masalah
pernikahan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023.
6
c. Mampu memberikan dan melaksanakan identifikasi diagnose dan
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Mahasiswa
anemia.
7
2. Bagi Puskesmas Rimbo Bujang IX
program studi Profesi Bidan, khusus nya tentang penyelesaian masalah yang
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PRANIKAH
A. Definisi
Pengertian Pernikahan Menurut Undang-Undang Pernikahan Pasal 1 No
1 tahun 1974 menyatakan bahwa pernikahan adalah suatu ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan
hubungan antara dua orang yang berbeda jenis kelamin dan dikenal dengan
suami istri. Dalam hubungan tersebut terdapat peran serta tanggung jawab dari
B. Fungsi Pernikahan
fungsi yang harus dijalankan dan bila fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan atau
tidak terpenuhi maka tidak ada perasaan puas dan bahagia pada pasangan.
Menurut Duvall dan Miller (1986), Setidaknya terdapat enam fungsi penting
memberikan cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri, orang tua dan
9
2. Menyediakan rasa aman dan penerimaan. Mayoritas orang mencari rasa
pasangannya.
yang baru lahir secara otomatis mendapatkan status sosial sebagai seorang
atau salah.
10
C. Persiapan Pranikah
hal berikut:
a) Usia.
Usia yang ideal menurut kesehatan dan juga program KB, maka usia
antara 20- 25 tahun bagi wanita dan usia antara 25-30 tahun bagi pria
adalah masa yang paling baik untuk berumah tangga. Lazimnya usia pria
b) Kondisi fisik
untuk menjaga kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani. Kesehatan fisik
11
kelemahan masing-masing, sehingga diharapkan akan bisa saling mengisi
dan melengkapi.
b) Pendidikan
a. Beragama dan berakhlak mulia maksud dari karakter ini ialah memiliki
diharamkan, akhlak yang terpuji, dan perilaku yang lurus. Semua itu
tangga di atas jalan yang benar, agar laki-laki yang hendak meminang
12
b. Nasab (keturunan yang baik) Hendaknya pasangan yang akan dinikahi
berasal dari keturunan yang baik, karena nasab itu memiliki pengaruh
berlatar belakang dari keturunan yang baik, akan terhindar dari kehinaan,
harus tetap memegang nilai-nilai moral, etika dan kaidah agama yang
berlaku.
e. Persiapan Material
berorientasi pada materi. Akan tetapi bagi seorang suami, yang akan
kesiapan calon suami untuk menafkahi. Dan bagi pihak wanita, adanya
13
Republik Indonesia (2014) menjelaskan bahwa hal-hal yang harus
a. Persiapan Fisik:
- Thalasemia
- Hepatitis B dan
simpleks)
4) Pemeriksaan Urin
Tabel pemberian TT
TT1 0
14
TT3 6 bulan setelah TTII 5 Tahun
c). Pergunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4
d). Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap
menghormati dan menghargai satu sama lain. Akan tetapi apabila hal di atas
tidak terjadi, maka hal-hal yang harus dihindari dalam pernikahan adalah
melakukan:
15
1) Kekerasan secara fisik (misal: memukul, menendang, menampar,
temannya, mengancam)
baik suami maupun istri berupaya mencari solusi terlebih dahulu dengan
F. Ketidaksetaraan Gender
16
1) Stereotipi (pelabelan kepada perempuan atau laki-laki. Misalnya, laki-laki
perempuan)
peran penting)
4) Beban ganda (beban kerja perempuan lebih lama dan lebih banyak:
keluarga)
komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi satu sama lain
Informasi adalah data yang sudah diproses dan diorganisir untuk memberi
17
pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan (Noto Admodjo,
2003).
Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi
yang serasi dalam interaksi antara individu dengan masyarakat dan makhluk
sehat
puskesmas.
berikut :
18
- Terjadi perubahan pendapat (opinion change): pengetahuan, ide,
lebih sehat.
Proses dan unsur-unsur KIE dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
- Komunikasi Kelompok:
menyusui, dll
- Komunikasi Massa:
20
Luar gedung : siaran radio, pameran, media tradisional, gerakan
emosional, mental dan sosial yang utuh berhubungan dengan reproduksi, bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun dalam segala aspek yang
sehat secara reproduksi memiliki cara pendekatan yang positif dan penuh rasa
untuk merasakan kesenangan dan pengalaman seksual yang aman, bebas dari
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi, serta proses
antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik, psikologis, dan dalam istilah-
istilah perilaku:
21
b. Bagaimana laki-laki dan perempuan berinteraksi dalam berpasangan dan
seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin
Seksual
seksual bagi calon pengantin. Adapun hasil yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
pelaksanaan program ini yaitu semua pasangan calon pengantin yang akan
menikah.
22
M. Pelaksanaan KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual pada Calon
Pengantin
1. Persiapan pranikah
3. Keluarga berencana
5. Infeksi saluran reproduksi, infeksi menular seksual serta hiv dan aids,
6. Informasi tentang deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
diperlukan)
23
Pelaksanaan kegiatan KIE ini bertempat di Puskesmas. Puskesmas
berperan dalam:
Kriteria petugas kesehatan dapat bidan, dokter, dokter gigi, perawat, sarjana
adalah:
24
e) Buku/media kesehatan ibu dan anak seperti Buku KIA, poster gizi dll.
pengantin:
berikut:
mengurus pernikahannya.
25
2) Calon pengantin mengisi formulir N1, N2 dan N4 dari
TT).
imunisasi TT.
Gambar 2.2 Alur KIE Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin
26
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Untuk memantau perkembangan dan
dokumentasikan.
Indikator Keberhasilan
1. Indikator Input:
- Tersedianya anggaran untuk KIE kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon
pengantin
2. Indikator Proses:
seksual
27
O. Pelaporan Proses pelaksanaan kegiatan KIE
1. Waktu pelaksanaan
4. Proses pertemuan
6. Hasil Evaluasi
tahunan.
2. PRAKONSEPSI
A.Definisi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu, “pra” berarti sebelum,
“konsepsi” berarti pertemuan antara sel telur dengan sperma atau yang disebut
sebagai ibu hamil merupakan kelompok rentan yang status kesehatannya harus
pembuahan dan idealnya mencakup waktu ketika sel telur dan sperma matang,
kehamilan yang sehat dan meningkatkan peluang untuk memiliki bayi yang
menyediakan sarana promosi, skrining, dan intervensi pada wanita usia subur
akan datang. Menurut CDC (2006) dalam jurnal Yulizawati dkk, (2016) tujuan
29
4. Menghindari kelahiran mati, kelahiran prematur dan berat badan lahir
Rendah
depan.
C. Asuhan Prakonsepsi
dan perempuan yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya
dengan fokus pada upaya memperoleh anak yang sehat. Harapan dari Asuhan
prakonsepsi ini adalah terjadi penurunana angka kesakitan dan kematian pada
bertahap:
1. Pemeriksaan Anamnesis
30
(jumlah anak yang diinginkan), pengetahuan tentang hubungan seksual dan
Keluarga Berencana.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ini terbagi atas dua yaitu berupa pemeriksaan fisik umum
3. Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan darah lengkap, fungsi organ vital yaitu (hati dan ginjal), gula
31
Menurut DCD (2006) dalam buku Anggraeny & ariestiningsih, (2017) telah
berat badan, imunisasi, status zat besi dan asam folat, penilaian
dicantumkan dalam formulir antara lain riwayat diet, aktivitas fisik, gaya
lingkungan.
secara organik makanan yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan
seseorang. Gizi berasal dari bahasa arab “ghidza”, yang memiliki arti sebagai
makanan. Di indonesia, gizi berkaitan erat dengan pangan, yaitu segala bahan
mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur ikatan kimia yang dapat direaksikan
oleh tubuh menjadi zat gizi sehingga berguna bagi tubuh. Zat gizi atau
32
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
dengan kesehatan optimal. Ilmu gizi juga bisa didefinisikan sebagai ilmu yang
Kecukupan yang dianjurkan dibedakan sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Kebutuhan energi pada laki-laki lebih kurang 2600-2750 Kkal, sedangkan pada
1. Karbohidrat
ubi, roti, dan mie. Konsumsi karbohidrat dianjurkan sebesar 55-70% dari
2. Protein
33
perbaikan jaringan dan sel-sel yang rusak. Fungsi utama protein bukanlah
sebagai sumber energi, tetapi protein dapat menjadi sumber energi dengan
daging, daging ayam, susu, serta bahan makanan sumber protein nabati,
3. Lemak
asupan lemak per hari adalah 20-30%. Lemak berperan dalam penyerapan
maupun pria, sel lemak yang menjaga ketersediaan hormon dalam tubuh
banyak ditemukan pada daging merah, ayam, ikan, udang, susu, keju, dan
minyak.
4. Serat
Serat merupakan komponen yang sangat penting pada asupan setiap orang.
Asupan serat yang kurang dapat mengakibatkan susah buang air besar
pencernaan. Kebutuhan serat pada masa prakonsepsi untuk pria adalah 37-
34
38 gram dan wanita sebesar 30-32 gram. Sumber serat yang baik adalah
5. Cairan
Kebutuhan cairan pada setiap orang dapat berbeda, tergantung dari usia,
jenis kelamin, suhu lingkungan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan jenis
setara dengan 8 gelas air/hari. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi dari air
minum dan air dalam makanan. Air putih lebih disarankan daripada kopi,
6. Vitamin A
vitamin A pada pria dimasa prakonsepsi adalah 600 mcg, sedangkan pada
wanita adalah sebesar 500 mcg. Bahan makanan sumber vitamin A, antara
lain daging, kuning telur, susu, mentega, wortel, tomat, kacang panjang, dan
bayam.
7. Vitamin D
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan berperan dalam
dalam bahan makanan seperti hati, telur, dan ikan. Selain itu, konsumsi
sinar matahari. Kebutuhan vitamin D menurut AKG 2013 untuk pria dan
35
8. Vitamin E
nabati (seperti minyak, jagung, minyak bunga matahari, dan minyak zaitun),
serta alpukat. Angka kecukupan gizi (AKG) vitamin E pria dan wanita pada
9. Vitamin K
dan wanita pada masa prakonsespsi adalah 1,3-1,4 mg/ hari. Bahan makanan
10. Vitamin C
dan wanita 75 mg/hari pada wanita. Sumber utama vitamin C adalah buah
36
11. Asam folat
alami terdapat pada bahan makanan atau dalam suplemen. Asam folat
penting dalam sistem otak serta saraf. Mengonsumsi folat diketahui dapat
menurunkan kejadian ovulasi infertil pada wanita. Selain itu, asupan asam
pada pria. Asupan folat harus dijaga kecukupanya hingga masa kehamilan
kecukupan gizi (AKG) folat pada pria dan wanita saat masa prakonsepsi
adalah 400 mcg/hari. Asam folat terdapat pada berbagai bahan makanan,
kekurangan zat besi saat kehamilan, simpanan zat besi dapat dikaitkan pada
masa prakonsepsi, angka kecukupan gizi (AKG ) zat besi pada pria sebesar
mengandung zat besi heme yang tinggi. Sumber zat besi non-home adalah
37
dari nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran warna hijau, dan rumput laut.
Ketersediaan zat besi dari bahan makanan nabati (zat besi non-heme) lebih
rendah dibandingkan yang terdapat dalam zat besi yang berasal dari bahan
13. Selenium
Angka kecukupan gizi (AKG) seng pada pria saat masa prakonsepsi adalah
sperma. Seng banyak terdapat dalam bahan makanan seperti ikan, kerang,
3. ANEMIA
A.Definisi
Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur
dan jenis kelamin. Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang
38
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin
(protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat
akibat penurunan produksi sel darah merah, dan atau penurunan hemoglobin
B. Etiologi
tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam
2. Perdarahan
3. Hemolisis
anemia adalah:
39
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang
mengandung besi dalam darah.Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah
merah yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tub uh.
Hemoglobin terdiri oleh 4 molekul zat besi ( Hame ), 2 Molekul rantai Globin
Alpa dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein
yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta (Yuni, 2015).
D. Penyebab Anemia
infeksi atau ganguan genetic, yang paling sering terjadi adalah anemia yang
disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi. Kehilangan darah yang cukup
perlahan-lahan di dalam tubuh, seperti ulserasi polip kolon dan kanker kolon
Selain zat besi, masih ada dua jenis lagi anemia yang sering timbul
pada anak-anak, remaja dan wanita usia subur. Aplastik anemia terjadi bila sel
yang memproduksi butiran darah merah tidak dapat menjalankan tugasnya. Hal
ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi atau obat tertentu.
40
Adapun jenis berikutnya adalah haemolityc anemia, yang terjadi karena sel
darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk
E. Gejala Anemia
1. Kulit Pucat
3. Sulit Bernafas.
8. Sakit kepala,
11.Kulit mata dan mulut berwarna kuning, limpa atau hati membesar,
F. Dampak Anemia
terutama pada golongan rawan gizi yaitu, anak balita, anak sekolah, remaja,
wanita usia subur,ibu hamil dan menyusui dan juga pekerja. Menurtut
41
1. Menurunkan Daya tahan terhadap infeksi
3. Selain itu, anemia juga berdampak pada produktivitas kerja dan juga
menyebabkan kelelahan.
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan peningkatan risiko kematian ibu dan
meningkatkan risiko BBLR, kelahiran prematur, dan defisiensi zat besi serta
banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan,
ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, tempe.
42
2. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nenas)
proses ini dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Dengan adanya proses manajemen asuhan kebidanan ini maka mudah kita
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa
konjungtiva pucat timbul salah satu atau lebih tanda gejala kekurangan
energi kronis.
hasil HB kurang dari normal (<11 gr%) dan tekanan darah yang rendah
44
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan,
Konjungtiva pucat, Tensi kurang dari 100 mmHg, Hb kurang dari normal
(<11 gr%), Nafsu makan kurang, Mual, Badan lemas, Mata berkunang-
kunang.
Kurang energi kronis pada masa usia subur khususnya masa persiapan
kehamilan maupun saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin
45
keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, dan bayi berat lahir rendah (Putri, 2017).
Pada langkah ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
kondisi klien. Pada langkah ini bidan juga harus merumuskan tindakan
mandiri dan bersifat rujukan. Pada kasus ini melalukan kolaborasi untuk
atau dokter dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi ibu. Pada kasus
kolaborasi, jika dalam keadaan tertentu terjadi komplikasi lain maka perlu
diadaptasi. Setiap rencana asuhan harus disertai oleh klien dan bidan agar
46
- pemberian edukasi terkait kesehatan prakonsepsi dan kehamilan seperti
skrining berat badan, vaksinasi, status zat besi dan asam folat,
tersebut antara lain riwayat diet, aktivitas fisik, pola hidup, riwayat
menjelaskan kepada ibu kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan
benar untuk setiap harinya, selain itu, pemberian tablet tambah darah,
dkk., 2016).
Pada langkah keenam ini dilakukan rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah V dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
Pada langkah ketuju ini merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan,
47
dilakukan bidan. Adapun yang perlu dievaluasi yaitu: Lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm, Badan kurus, Konjungtiva pucat, Tensi kurang dari 100
mmHg, Hb kurang dari normal (<11 gr%), Nafsu makan kurang, Mual, Badan
komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
1. Subjektif (S)
Adalah segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien sebagai langkah I
varney
2. Objektif (O)
3. Assesment (A)
Merupakan kesimpulan dari objektif dan subjektif sebagai langkah II, III
dan IV varney
4. Planning (P)
48
SOAP ini dilakukan asuhan terhadap wanita usia subur dengan kurang energi
kronis pada tahap berikutnya, dan atau kunjungan berikutnya untuk memantau
perkembangan ibu, kunjungan rumah dilakukan untuk asuhan yang lebih efektif
(Nurmila, 2017).
49
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PRAKONSEPSI PADA CALON
PENGANTIN DI PUSKESMAS RIMBO BUJANG IX
KABUPATEN TEBO TAHUN 2023
Pengkajian
No.REGISTER : 02.1302.02
TANGGAL : 29 April 2023
PUKUL : 10.10 Wib
RUANG : Poli Kesehatan Reproduksi
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama Ibu : Nn. D Nama Suami : Tn. P
Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Turi Alamat : Jayapura
2. Alasan Datang
Ingin memeriksakan kesehatan, suntik TT dan mendapatkan surat
keterangan kesehatan sebagai persyaratan calon pengantin
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 Tahun
Siklus : 28 Hari/bulan, lama ± 5-7 Hari
Banyaknya : hari awal 4x/hari ganti pembalut, hari berikutnya 3x/hari
ganti pembalut
Dysmenorrhea : tidak pernah
Fluor Albus : kadang-kadang, bening, tidak gatal dan tidak berbau
50
4. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Kedua calon pengantin belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan
reproduksi pranikah dan perencanaan kehamilan
5. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau
difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis,
IMS dan HIV/AIDS.
b. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit
jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC
atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita : Keluarga tidak ada yang sedang atau pernah menderita
penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, ginjal, DM,
asma dan tidak ada yang sedang atau pernah menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan IMS
51
- Catin Wanita : tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba
- Catin Laki-laki: tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol dan
narkoba
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
- Catin Wanita : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari
nasi, ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah
dan sayur. Minum air putih 7-8 gelas sehari. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
- Catin laki-laki : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari
nasi, ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah
dan sayur. Minum air putih 7-8 gelas sehari, suka
mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan
kopi. Tidak ada pantangan/alergi makanan
b. Pola eliminasi
- Catin Wanita : BAB 1-2 hari sekali, warna kuning khas, tidak ada
keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak
nyeri saat berkemih
- Catin Laki-laki: BAB 1 kali sehari warna kuning khas, tidak ada
keluhan
c. Istirahat
- Catin Wanita : tidur siang ± 1 jam dan pada malam hari tidur 7-8 jam
- Catin Laki-laki: jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas
- Catin Wanita : bekerja sebagai guru honorer di Sekolah Dasar
- Catin Laki-laki : Bekerja dari jam 07.00-17.00 WIB di Cv Motor
e. Personal Hygine
- Catin wanita : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti
celana dalam 2-3 kali/hari atau setiap kali basah.
Setelah BAK atau BAB dikeringkan menggunakan
handuk.
52
- Catin Laki-laki: Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari.
9. Riwayat pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 26 Mei 2023.
- Catin Wanita : pernikahan yang pertama dan alasan memutuskan untuk
menikah adalah kehendak pribadi
- Catin Laki-laki : pernikahan yang pertama dan alasan memutuskan untuk
menikah adalah kehendak pribadi
10. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak
menunda kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak.
Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan umum : Baik Baik
b. Kesadaran : Composmetis Composmetis
c. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 84 kali/menit 88 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit 20 kali/menit
Suhu : 36,oC 36,4oC
TB : 160 cm 176 cm
BB : 46 kg 72 kg
IMT : 18.0 23,3
Lila : 22 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Catin Wanita
Bentuk tubuh : Normal
Wajah : sedikit pucat dan tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
Mata : Konjungtiva sedikit anemis, sclera putih
Mulut : Bibir sedikit pucat, dan sedikit tidak kering
53
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Abdomen : Tidak terdapat bekas luka operasi, tidak ada pembesaran
uterus, dan tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan juga tidak terdapat varices
b. Catin Laki-laki
Bentuk tubuh : Normal
Wajah : Tidak pucat dan tidak ada kelainan yang berkenaan dengan
genetic seperti sindrom down
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
Ekstremitas : Tidak terdapat oedema dan juga tidak terdapat varices
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Catin Wanita Catin Laki-laki
HepatitisB : (-) negatif HepatitisB : (-) negatif
Sifilis : (-) negatif Sifilis : (-) negatif
HIV : (-) negatif HIV : (-) negatif
RDT : (-) negatif RDT : (-) negatif
Hemoglobin : 9,6 gr/dl Hemoglobin : 11,8 gr/dl
Golongan darah :A Golongan darah : A
Protein urine : (-) negatif Protein urine : (-) negatif
Glukosa urine : (-) negatif Glukosa urine : (-) negatif
HCG (Test Pack) : (-) negatif
C. ANALISIS DATA
Diagnosa : Nn. D usia 27 Tahun dan Tn. P Usia 28 Tahun pasangan Catin
Wanita Anemia
54
D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa
secara umum keadaan mereka baik, tanda-tanda vital batas normal,hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan HB: 9,6gr%
E: kedua calon pengantin mengerti dengan informasi yang diberikan
2. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi tetanus saat ini
masih T0 karena tidak memiliki bukti pencacatan di buku KIA, buku Raport
Kesehatanku Kohort dan/atau rekam medis sehingga catin wanita perlu
diberikan suntik imunisasi tetanus sampai mencapai status T5.
E: catin wanita bersedia untuk dilakukan imunisasi tetanus.
3. Memberikan injeksi imunisasi tetanus 0,5 cc secara IM pada lengan kiri
catin wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi tetanus sekarang yaitu
T1 yang belum memiliki masa perlindungannya terhadap tetanus karena
merupakan langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit
tetanus. Sehingga catin wanita dianjurkan untuk datang kembali 4 minggu
lagi untuk mendapatkan imunisasi T2 yaitu pada tanggal 10 Februari 2021.
Catin wanita diharapkan mencapai status imunisasi T5 (T lengkap) dimana
masa perlindungannya > 25 tahun.
E: catin wanita mengerti dan tidak ada reaksi alergi. Status imunisasi telah
dicatat di surat keterangan kesehatan calon pengantin.
4. Menjelaskan persiapan pranikah dan prakonsepsi kepada kedua calon
pengantin bahwa harus memiliki kesiapan fisik meliputi pemeriksaan status
kesehatan, status gizi, dan laboratorium. Kesiapan Mental/Psikologis yaitu
harus siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anak,
Kesiapan Sosial Ekonomi yaitu seperti status sosial ekonomi yang kurang
dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan anemia pada calon ibu.
E: kedua calon pengantin mengerti dengan penjelasan yang diberikan
5. Menjelaskan kepada catin wanita tentang :
a. meningkatkan konsumsi makanan sumber zat besi Meningkatkan asupan
makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang, yang
terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber pangan hewani yang
kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
55
AKG.Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan anabatic yang
kaya zat besi (besi non- heme), walaupun penyerapannya lebih rendah
dibanding dengan hewani. Makanan yang kaya sumber zat besi dari
hewani contohnya hati, ikan, daging dan unggas, sedangkan dari nabati
yaitu sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.
b. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati
(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe.
c. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin c (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan
nenas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus
d. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD) dan sebaiknya dikonsumsikan bersama dengan :
Buah –buahan sumber vitamin C ( jeruk, papaya, manga, jambu biji
dan lain-lain).
Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.
Hindari mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) bersamaan dengan:
Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tannin yang dapat
mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak
dapat diserap.Tablet kalsium dosis yang tinggi, dapat menghambat
penyerapan zat besi. Susu hewani umumnya mengandung kalsium
dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat
besi di mukosa usus.
E: catin wanita mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan kepada kedua calon pengantin untuk menjaga pola makan
seimbang, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam
dikarenakan catin laki-laki berisiko mengalami hipertensi dan mengurangi
kafein (batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram/hari) karena
dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan, minum air
putih 8 gelas/hari, serta mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga
dan kontrol kesehatan secara rutin.
56
Evaluasi: kedua catin bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan
8. Menjelaskan kepada kedua calon pengantin bahwa mereka bisa segera untuk
merencanakan kehamilan karena umur ideal yang matang secara biologis
dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi
pria. Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan
dijaga perkembangannya secara baik.
Evaluasi: kedua calon pengantin mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
9. Menganjurkan kepada calon pengantin wanita untuk lebih banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi seperti hati, daging sapi,
sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, ikan, dan daging ayam, serta
mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua atau minum
susu yang terdapat kandungan asam folat. Selain itu, catin wanita juga
penting mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Aturan minum TTD
bagi catin wanita yaitu diminum secara teratur 1 tablet setiap minggu.
Evaluasi: catin wanita mengerti dengan penjelasan yang diberikan
10. Memberikan Informasi tentang:
a. Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus
haid (14 hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari
siklus terpanjang dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18) atau
terdapat tanda-tanda kesuburan, diantaranya: peningkatan suhu tubuh
±0,5oC, pembesaran pada payudara dapat disertai rasa nyeri/tidak
nyaman, dan perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan
teksturnya licin
b. Tentang kehamilan, yaitu proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan,
memeriksakan kehamilan, kehamilan dan persalinan berisiko, tanda
bahaya kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA).
c. Kondisi kesehatan yang perlu di waspadai pada calon pengantin, yaitu
anemia dan kekurangan gizi.
d. Penyakit-penyakit yang perlu di waspadai pada calon pengantin, yaitu
57
hepatits b, malaria, TORCH, kanker payudara, kanker leher rahim
(serviks), IMS (Infeksi Menular Seksual), ISR (Infeksi Saluran
Reproduksi) dan HIV AIDS.
e. Penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan
janin, yaitu thalassemia dan hemofilia.
f. Menjaga kesehatan jiwa dan harmonisasi pasangan suami istri, yaitu
sebelum memasuki jenjang pernikahan setiap calon pengantin perlu
mengenali karakteristik diri masing-masing pasangan terlebih dahulu
supaya terwujud keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera
g. Kesetaraan gender dalam rumah tangga karena pernikahan yang ideal
dapat terjadi ketika perempuan dan laki-laki dapat saling menghormati
dan menghargai satu sama lain, yaitu dalam mengambil keputusan dalam
rumah tangga dilakukan secara bersama dan tidak memaksakan ego
masing-masing, suami-istri saling membantu dalam pekerjaan rumah
tangga, pengasuhan, dan pendidikan anak, kehamilan merupakan
tanggung jawab bersama laki-laki dan perempuan, laki- laki mendukung
terlaksananya pemberian ASI eksklusif.
h. Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan, berupa kekerasan
secara fisik, psikis, seksual, penelantaran dan eksploitasi. Serta langkah-
langkah selanjutnya yang dapat dilakukan.
i. Kehidupan seksual suami istri, yaitu gangguan seksual pada perempuan,
gangguan seksual pada laki-laki, dan mencegah gangguan seksual
j. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yaitu melakukan aktivitas
fisik, konsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi
alkohol, memeriksa kesehatan secara berkala, membersihkan lingkungan,
dan menggunakan jamban sehat.
Evaluasi: kedua calon pengantin mengerti dengan informasi penjelasan
yang diberikan
10. Menganjurkan kedua calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan
apabila ada keluhan.
Evaluasi : kedua calon pengantin bersedia untuk memeriksakan kesehatan
apabila ada keluhan.
58
BAB IV
PEMBAHASAN
27 dan Sdr. P umur 28 tahun tanggal 29 April 2023 di poli kesehatan reproduksi
mengenai anemia pada wanita usia reproduksi berdasarkan referensi yang telah di
kebidanan.
usia reproduksi mengumpulkan semua informasi akurat dan lengkap dari semua
sumber yang telah melakukan penelitian terhadap anemia. Dilangkah ini akan
didapatkan berbagai referensi tentang definisi, tanda dan gejala serta faktor-faktor
sedikit anemis dan pada pemeriksaan Hb didapatkan hasil 9,6 gr % hal ini sesuai
dengan penelitia (Siti, 2015) yaitu penentuan diagnosa anemia dapat dikalakukan
dengan meanamnesa yang dilakukan didapatkan klien mudah lelah, sering pusing,
mata berkunang kunang dan keluah mual muntah, serta dilakukan pemeriksaan
59
(Sudikno, 2016) mengatakan metode yang paling sering digunakan di
labolatorium dan paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih
disimpulkan untuk menegakkan diagnose anemia tidak hanya dilihat dari hasil
anamnesa yang didapatkan dari data pasien atau pun keluhan tetapi didapat
diagnose anemia dapat kita lihat dengan melakukan anamnesa yang didapatkan
dari pasien atau pun data objektif yang di dapatkan oleh klien seperti terjadinya
seperti, klien mudah lelah, sering pusing, mata berkunang kunang dan keluhan
mual muntah.
yang dilakukan karena kita tidak selamanya ada pada daerah yang memiliki
ataupun keluahan yang didapatkan dari klien, maka kesimpulan dari langkah 2 ini
terpenuhi, zat besi merupakan mineral mikro terdapat pada manusia yaitu 3-5
gram sebagai alat angkut oksigen dan paru-paru kejaringan tubuh dan
60
meningkatkan volume darah sehingga akan banyak melakukan pembentukan
hemoglobin maka, jika sebaliknya komsumsi Fe yang kurang maka akan terjadi
anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari
darah dibawah batas normal. Hemoglobin adalah sejenis pigmen yang terdapat
dalam sel darah merah bertugas dari paru-paru ke jaringan tubuh (Ahmady, 2016).
Penyebab anemia yang terjadi pada wanita usia subur ada beberapa yaitu
tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino,
serta gangguan pada sumsum tulang. Perdarahan baik akut maupun kronis
mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam sirkulasi dan hemolisis
atau proses penghancuran eritrosit adapun penyebab anemia secara umum adalah
Kekurangan zat gizi dalam makanan yang di komsumsi, penyerapan zat besi yang
Pada penelitian (Zafira, 2019) mengatakan anemia pada wanita usia subur
yang disebabkan kekurangan zat besi yang akan berdampak pada kesehatan
yang mengatakan komplikasi dari anemia adalah gagal jantung kongestif, konfusi
61
kanker, penyakit ginjal, gondok, gangguan pembentuka heme, penyakit infeksi
adalah akibat yang terjadi jika anemia tidak ditangani secara baik.
kemandulan, dan kelemahan saat hamil yang dapat mengakibatkan kematian pada
a. Mengomsumsi makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani (daging,
ikan, ayam, hati, dan telur): dan dari bahan nabati (sayuran yang berwarna
meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat dan nanas
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera kepelayanan kesehatan
tindakan terapi yang akan dilakukan pada wanita yang mengalami anemia.
b. pemberian preparat besi untuk menganti kekurangan zat besi dalam tubuh
adalah besi per oral merupakan obat pilihan pertama karena efektif, murah,
62
dan aman, ada beberapa preparat yang tersedia yaitu ferrous sulphat (sulfat
yang memiliki <11 g/dl wanita usia reproduksi merupakan salah satu kelompok
yang beresiko tinggi mengalami anemia, wanita usia subur rentang mengalami
anemia dimana salah satu penyebabnya karena siklus menstruasi setiap bulan
sehingga terjadi peningkatan kebutuhan zat besi Status gizi responden berdasarkan
63
BAB V
PENUTUP
seperti jurnal maupun buku mengenai kasus Hb kurang dari normal, sehingga
pranikah serta prakonsepsi dengan anemia maka dapat menarik kesimpulan dan
saran yaitu:
A. Kesimpulan
manejemen asuhan yang dimulai dari analisis data dasar, pemeriksaan fisik
objektif pada pasien. Dari referensi didapatkan tanda dan gejala yaitu
kematian janin.
dan kolaborasi yang dilakukan untuk mengatasi anemia pada wanita usia
reproduksi adalah pemberian obat zink yang tinggi akan zat besi serta
secara drastis
65
9. Berdasarkan referensi Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan Hb
kurang dari normal dengan hasil yaitu asuhan yang telah diberikan ditandai
B. Saran
kepada keluarga klien mengenai kondisi yang dialami oleh klien serta
66
DAFTAR PUSTAKA
Winarsih. (2018). Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan. Pustaka Baru Press.
67