Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. RN USIA 18 TAHUN DENGAN KEHAMILAN


DI BLUD PUSKESMAS MONTA
KABUPATEN BIMA

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Stase Holistik Masa Remaja dan Pra Nikah

Oleh :
SITI RUKAYAH
NIM P07124223094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2024
REKAPITULASI PENGUMPULAN TUGAS

STASE
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA KEHAMILAN REMAJA

NAMA MAHASISWA :

NIM :
TEMPAT :
TANGGAL PRAKTIK :
PEMBIMBING : 1.
2.
BERKAS YANG DIKUMPULKAN : 1. LAPORAN PENDAHULUAN
( )
2. JURNAL READING ( )
3. ASKEB KOMPREHENSIF ( )
4. LEMBAR BIMBINGAN ( )

HARI/TANGGAL/PENYERAHAN :
PENERIMA :

( ____________________________ )
LAPORAN KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. RN USIA 18 TAHUN DENGAN KEHAMILAN
DI BLUD PUSKESMAS MONTA
KABUPATEN BIMA

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Stase Holistik Masa Remaja dan Pranikah

Oleh :
SITI RUKAYAH
NIM P07124223094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Komprehensif Stase Praktik Asuhan Kebidanan Pada Ny. RN Usia 18
Tahun Dengan Kehamilan di Puskesmas Monta Kabupaten Bima telah diperiksa dan
disahkan pada tanggal 25 Januari 2024

Bima, …………… 2024

Pembimbing lahan Mahasiswa

Rahmawati, A.Md.Keb Siti Rukayah


NIP.198212152017052001 NIM. P07124223094

Mengetahui
Pembimbing Institusi

Fitra Arsy Nur Coryah, S.ST., M.Keb


NIP. 198605252008012001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan jurnal reading pada stase Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja dan Pranikah Tingkat 1 Semester 1 Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Tahun 2024.

Tujuan penyusunan jurnal reading ini adalah untuk memudahkan mahasiswa


melakukan suatu pembahasan secara sistematis dari sebuah jurnal yang dapat mengasah
proses berpikir kritis. Jurnal Reading ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih pada yang
terhormat :

1. Bapak Dr. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Mataram
2. Ibu Dr. Sudarmi, S.ST., Biomed, Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Mataram
3. Ibu Bq. Iin Rumintang, SST, M.Keb Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Mataram.
4. Rahmawati, A.Md. Keb Selaku Pembimbing Lahan Puskesmas Monta
5. Fitra Arsy Nur Coryah, S.ST., M.Keb, Selaku Pembimbing Institusi Poltekkes
Kemenkes Mataram
6. Seluruh dosen dan staff Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram yang telah
membantu secara tidak langsung dalam penyusunan laporan ini
7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang juga telah banyak
membantu sehingga laporan ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan,
kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini.

Bima, 29 Januari 2024


DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORI


A. TINJAUAN TEORI MEDIS
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN PRAKONSEPSI

BAB III TINJAUAN KASUS


A. IDENTITAS (Klien dan Penanggungjawab)
B. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
2. Data Objektif
3. Data Penunjang
C. ANALISA DATA
D. PENATALAKSANAAN
E. CATATAN PERKEMBANGAN (Dengan SOAP untuk kunjungan berikutnya)

BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tinjauan Teori Kehamilan Pada Remaja


1. Latar Belakang

Umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator kependudukan terkait


dengan fertilitas. Umur perkawinan pertama adalah indikator dimulainya seorang perempuan
berpeluang untuk hamil dan melahirkan. Dengan demikian perkawinan pada usia muda akan
mempunyai rentang waktu untuk hamil dan melahirkan dalam waktu yang lebih panjang
dibandingkan pada perempuan yang menikah pada usia yang lebih tua.
Berdasarkan Riskesdas 2010, secara umum dapat dilihat bahwa usia rata-rata
perkawinan pertama adalah pada usia 20 tahun, namun apabila diperhatikan persentase
menurut kelompok umur perkawinan pertama menunjukkan bahwa terdapat perkawinan pada
usia muda 10-19 tahun (46,7%). Hasil riskesdas 2013 menyatakan angka kehamilan
penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang
15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun)
sebesar 1,97 persen. Proporsi kehamilan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah 2,68 persen,
di perkotaan (2,8%) lebih tinggi dibanding perdesaan (2,55%). Pola kehamilan berbeda
menurut kelompok umur dan tempat tinggal. Di antara penduduk perempuan umur 10-54
tahun tersebut, terdapat kehamilan pada umur sangat muda (<15 tahun), meskipun dengan
proporsi yang sangat kecil (0,02%), terutama terjadi di perdesaan (0,03%). Proporsi
kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) adalah 1,97 persen, perdesaan (2,71%) lebih
tinggi dibanding perkotaan (1,28%) (Bidan, 2014).
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan
secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya.
Faktor kondisi fisiologis dan psikososial ibu maupun bayinya. Faktor kondisi fisiologis dan
psikososial secara intrinsik remaja, bila diperberat lagi dengan faktor-faktor sosiodemografi
seperti : kemiskinan, pendidikan yang rendah, belum menikah, asuhan prenatal yang tidak
adekuat akan mengakibatkan resiko kehamilan dan kehidupan keluarga yang kurang baik.
Dari sudut obstetri, kehamilan remaja memberi risiko komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dan anak seperti : anemia, pre eklampsia, abortus, partus prematurus,
kematian perinatal, perdarahan dan tindakan operatif obstetri lebih sering dibandingkan
dengan wanita hamil dengan usia 20-30 tahun. Penelitian bagian obstetri dan ginekologi
RSCM FKUI pada tahun 1984 mendapatkan kejadian patologi kehamilan usia remaja 22,31
per mil dibandingkan dengan kehamilan usia 20-30 tahun yang hanya sebesar 8, 31 per mil
dan angka kematian perinatal 109,68 per mil dibandingkan dengan 51,24 per mil serta risiko
kehamilan dan persalinan 2,4 kali lebih tinggi pada remaja dibandingkan dengan wanita
hamil usia 20-30 tahun (Soetjiningsih, 2010).
Bidan sebagai pemberi asuhan, sebaiknya mendalami dan lebih dalam mengenai
perubahan fisik dan psikologis kehamilan remaja dengan masalah-masalah khusus yang lebih
mendetail dan kompleks agar dapat memberikan asuhan yang sesuai. Dengan demikian,
mahasiswa pendidikan bidan wajib mempelajari dan mendalami topik kehamilan pada remaja
(Tamalla, et al., 2022).

B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan remaja dengan
menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen kebidanan kompetensi bidan di
Indonesia dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil remaja
2. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa aktual pada ibu hamil remaja
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil remaja
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil remaja
5. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada ibu hamil remaja
6. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan pada ibu hamil remaja
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil remaja
8. Mampu membuat dokumentasi asuhan kebidanan SOAP pada ibu hamil remaja.

C. Manfaat
Pertama, bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas). Dari Laporan Holistik Asuhan
Kebidanan ini di harapkan dapat menambah informasi bagi Bidan mengenai cara memberikan
Asuhan Kebidanan pada kehamilan remaja.
Kedua, bagi Penulis. Meningkatkan Wawasan, pengetahuan dan mengaplikasikan
cara penanganan pada pasien kehamilan remaja.
Ketiga, bagi Institusi Pendidik. Sebagai informasi dalam memberikan Asuhan
kebidanan Khususnya pada pasien dengan kehamilan remaja dan sebagai bahan masukan
dalam meningkatkan mutu Pendidikan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Remaja


1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak- kanak dan masa dewasa yang
dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 sampai dengan
20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2010 )
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun (WHO,2007). Batasan remaja menurut
WHO . Remaja adalah suatu masa dimana:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda – tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak –
kaank menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh dengan keadaan yang
relatif lebih mandiri.
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa diaman terjadi pacu
tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadinya perubahn-
perubahan psikologik serta kognitif. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas yaitu bahwa
mereka tidaktermasuk golongan anak –anak tetapi juga tidak termasuk golongan orang
dewasa (Soetjiningsih, 2010).

B. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja


Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-tahapan yang
dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya.
Masa remaja dibedakan menjadi:
a. Masa remaja awal (10-13 tahun)
 Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
 Tampak dan merasa ingin bebas
 Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berfikir khayal (abstrak)
b. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
 Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
 Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
 Timbul perasaan cinta yang mendalam
 Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
 Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
 Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
 Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
 Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
 Dapat mewujudkan perasaan cinta
 Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

C. Perubahan Pada Remaja


a. Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan
laki-kali memasuki usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh
menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di
dalam tubuh yg memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa
pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan atau mimpi basah
pada laki-laki.
 Tanda-tanda perubahan seks primer : Mimpi basah (laki-laki), terjadinya
menstruasi (perempuan)
 Tanda-tanda perubahan seks sekunder
Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi,
termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja mengalami
pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010). Tanda-tanda seks sekunder
pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah
zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat,
kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya
ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006).
b. Perkembangan Psikis Masa Remaja
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada masa
remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:
 Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:
- Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya
bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja
putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.
- Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang
mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari
perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
- Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.
 Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
- Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik.
- Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin
mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut
berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.

D. Faktor-faktor Terjadinya Masalah Remaja


Faktor-faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya masalah remaja adalah :
a. Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan
dorongan-dorongan tertentu, yang seringkali tidak diketahui.
b. Instistusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap untuk
memberikan informasi yang benar dan tepat waktu.
c. Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini. Di daerah
pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda masih banyak.
Sebaliknya, di daerah perkotaan dimana kesempatan sekolah dan bekerja semakin
terbuka bagi perempuan, maka usia kawin cenderung bertambah. Kesenjangan antara
umur haid pertama dan umur perkawinan dalam suasana pergaulan yang lebih bebas
seringkali menimbulkan akses dalam masalah seskual.
d. Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan
membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali diseleksi.
e. Kemajuan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan transisi ke daerah
industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya urbanisasi, berkurangnya sumber
daya alam dan perubahan tata nilai. Ketimpangan sosial dan individualisme seringkali
memicu timbulnya konflik perorangan maupun kelompok. Depresi dan frustasi remaja
kibat menyempitnya lapangan kerja menyebabkan remaja mengambil jalan pintas,
terjerumus dalam kenakalan, tindak kriminal, narkotik dan penggunaan zat/obat
berbahaya.
f. Salah satu peluang yang dapat berfungsi sunstistusi untuk menyalurkan gejolak
remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan, yaitu upaya terarah untuk meningkatkan
kebugaran jasmani .
g. Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya adat istiadat
yang meras malu kawin tua /“cap perawan tua” menyebabkan meningkatnya
perkawinan dan kehamilan usia remaja. Adanya UU Perkawinan No. 1 1974 dengan
usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan usia remaja semakin
meningkat. (Soetjiningsih, 2010).

E. Gejala Yang Sering Menimbulkan Masalah Pada Remaja


Gejala yang sering dilihat dan kemudian menimbulkan masalah adalah :
a. Hubungan seks pranikah
b. Ketidaksiapan remaja mengatasi kehamilan yang diakibatkannya,telah memicu
masalah yang luas, diantaranya ; aborsi, kekejaman terhadap bayi baru lahir, atau
masalah dalam perawatan anak. Dampak sosial lain adalah adopsi oleh orang tua
remaja dengan konsekuensi sosial dan tambahan beban ekonomi.
c. Ketakutan yang tidak wajar.
d. Gangguan kesehatan akibat ketidaktahuan disertai kurangnya pengendalian diri dan
kurangnya bimbingan.
e. Tingkat kebugaran yang rendah.
f. Lambatnya perkembangan prestasi olahraga merupakan salah satu indikasi dari
derajat kesegaran jasmani kelompok remaja (Neni, et al., 2022).
F. Jenis Masalah Pada Remaja
Dari gejala yang tampak, masalah remaja dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori,
yaitu :
a. Masalah reproduksi dan penyakit yang berkaitan dengan reproduksi.
b. Masalah psikososial.
c. Masalah kebugaran.

2.2 Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan dari spermatozoa dan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri Ginekologi Internasional)
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang
didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin
yang mengalami proses perkembangan dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses
perkembangan dan pertumbuhan di dalam uterus sampai proses persalinan.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine (dalam
kandungan) dimulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba,1998:41).

2. Proses Terjadinya Kehamilan


Proses terjadinya kehamilan dimulai dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi adalah
pertemuan antara spermatozoa dan ovum.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terjadi dari
ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,nidasi pada uterus,
pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

3. Tanda Kemungkinan Kehamilan


a. Tanda Subjektif (dirasakan oleh pasien)
 Amenore (tidak dapat haid)
 Fatigue (rasa mudah lelah)
 Nyeri dan pembesaran payudara
 Nausea (mual) dan emesis (muntah)
 Merasa adanya quickening (pergerakan anak)
 Gangguan berkemih(frekuensi berkemih bertambah)
b. Tanda Objektif ( dirasakan pemeriksa)
 Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim
- Tanda hegar : Isthmus uteri sedemikian lunaknya hingga jika diletakkan 2 jari
dalam fornix posterior dan tangan lainnya pada dinding perut diatas symphyse,
maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari
cervix
- Tanda piskasek: perubahan uterus yang m,enjadi tidak rata.
 Perubahan pada cervix : dalam kehamilan cervix menjadi lunak pada perabaan
selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.
 Braxton hicks : kontraksi uterus pada palpasi
 Teraba gerakan janin saat palpasi atau tampak pada imaging
 Pembesaran uterus dan disertai pembesaran perut.
 Hyperpigmentasi kulit seperti pada muka yang disebut chloasma gravidarum.
Hyperpigmentasi areola dan papilla mamae. Hyperpigmentasi linea alba 9putih) yang
menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam)
 Tanda chadwik: warna selaput lender vulva dan vagina menjadi biru keunguan
 Tes kehamilan : adanya gonadotropin korionik pada urin dan serum.

4. Tanda Pasti Hamil


a. Mendengar DJJ
b. Melalui USG dapat terlihat rangka janin
c. Pemeriksa dapat merasa dan melihat pergerakan janin.

5. Perubahan Fisik pada Kehamilan


a. Traktus Genitalia
 Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia
sehingga pada akhir kehamilan beratnya menjadi 1000 gr. Pada usia kehamilan 28
minggu panjang fundus uteri 25 cm, usia kehamilan 32 minggu menjadi 27 cm dan di
usia kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. regangan dinding rahim kerena
besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri tertarik
ke atas dan menipis yang disebut segmen bawah rahim.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan
akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan, terjadi perlunakan, sekresi lendir
endoserviks meningkat.
 Vagina dan perineum
Selama proses kehamilan, peningkatan valkularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot-otot perineum serta vulva. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sek otot polos.
Dinding vagina mengalami peningkatan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan
ikat dan hipertrofi sel otot polos yang kemudian mengakibatkan bertambahnya
panjang dinding vagina sebagai persiapan peregangan saat persalinan.
Peningkatan volume sekret vagina, dimana sekresi berwarna keputihan, menebal
dengan pVagiH antara 3,5-6, yang merupakan hasil peningkatan produksi as. Laktat
glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina oleh Lactobacillus acidophilus (Sarwono,
2008: 179).
 Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Pada salh satu ovarium dapat diketemukan corpus luteum graviditatis namun
setelah bulan ke-IV corpus luteum ini menyusut. Fungsi corpus luteum digantikan
placenta mulai kehamilan 14 minggu.
b. Perubahan Payudara
Payudara membesar dalam kehamilan yang disebabkan hypertrofi dari alveoli. Hal ini
sering menyebabkan hypersensitivitas pada mamae. Papilla mamae akan membesar, lebih
tegak, dan tampak lebih hitam serta aerola mamae mengalami hiperpigmentasi. Glandula
Montgomery tampak lebih menonjol di permukaan aerola mammae. Pada kehamilan 12
minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna kekuningan yang disebut
colostrums.
c. Sirkulasi Darah
 Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi)
dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Volume darah otal ibu meningkat
sekitar 30-50% pada kehamilan tunggal dan 50% pada kehamilan ganda. Volume
darah total merupakan kombinasi dari volume plasma yang meningkat 75% dan
volume sel darah merah yang juga meningkat 33%.
 Sel darah
Sel darah meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi pertumbuhan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fiologis. Dengan hemodilusi
dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4
kali dari angka normal.
d. Sistem Respirasi
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Disamping itu terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu ke atas.
Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahimdan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil
akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya (Manuaba,1998: 109)
e. Sistem Digestivus
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut, sehingga gusi menjdi
rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis.
Pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos, berdampak pada
melemahnya tonus pada sphincter esophagus bagian bawah. Pergeseran diafragma karena
penekanan uterus yang di perburuk melemahnya tonus sphincter esophagus, mengakibatkan
refluks secret asam dan nyeri ulu hati.
Efek progesteron juga berdampak pada otot lambung yang menyebabkan penurunan
motilitas lambung sehingga waktu pengosongan yang memanjang. Pada usus besar
menyebabkan konstipasi, karena waktu transit yang lama, semakin banyak air yang di
absorpsi. (Buku ajar asuhan kebidanan volume 1 ,2006)
f. Sistem Urinarius
Pada trimester pertama kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar
sehingga sering timbul gangguan berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya
usia kehamilan,bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turut PAP, kadang kemih tertekan kembali dan keluhan berkemih juga timbul.
Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air mekin lancer sehingga
pembentukan urine akan bertambah. Filtrasi glomerulus bertambah hingga 70%
Efek progesteron menyebabkan pembesaran ureter kanan dan kiri akan tetapi ureter kanan
lebih besar karena kurangnya tekanan dibandingkan dengan ureter kiri dan uterus lebih
sering memutar ke arah kanan.
g. Metabolisme
Terjadinya peningkatan BMR antara 15-20% mempengaruhi system endokrin yaitu
somatromamotitoprin, peningkatan plasma insulin dan hormon-hormon adrenal akibatnya
terjadi peningkatan kebutuhan kalori dan sebagai manifestasinya menjadi lapar, sering haus,
sering kencing seperti glukosuria. Keseimbangan asam basa berkisar 155 mEg/liter,
peningkatan kebutuhan protein antara ½ gr/kg BB sehingga terjadi peningkatan BB 6,5 – 16,5
kg, rata-rata 12,5 kg (Hanifa Winkjosastro, 202 : 99).

6. Perubahan Psikologis
Trimester I Trimester II Trimester III
Penerimaan keluarga  Ibu merasa sehat  Disebut periode menunggu dan
khususnya pasutri  Perut belum terlalu besar waspada sebab merasa tdk sabar
terhadap shg blm dirasa beban menunggu kelahiran
kehamilannya  Gerakan bayi dan membesarnya
Perubahan kehidupan perut
sehari-hari  Sudah menerima  Kadang merasa kawatir bayinya
Mencari tanda kehamilannya lahir sewaktu-waktu
kehamilan  Mulai merasa gerak  Meningkatnya kewaspadaan
Merasa tdak sehat dan  Merasakan kehadiran timbulnya tanda dan gejala
membenci bayi sbg sesesorang persalinan
kehamilannya diluar dirinya  Rasa tidak nyaman
Merasakan  Merasa terlepas dari  Kehilangan perhatian yang di
kekecewaan, rasa cemas dan tidak dapatkan selama hamil
penolakan, kecemasan, nyaman  Semakin ingin menyudahi masa
kesedihan  Libido meningkat kahamilan.
Hasrat hubungan seks  Tidak sabaran dan resah
berbeda Khawatir  Bermimpi dan berkhayal tentang
kehilangan bentuk si bayi.
tubuh
Ketidakstabilan mirip
sindroma prahaid :
mudah marah, ayunan
suasana hati,
irasionalitas, cengeng
Perasaan was-was,
takut, gembira, dll

7. Masalah-Masalah Ringan Yang Sering Terjadi Pada Ibu Hamil


Perubahan-perubahan fisik maupun psikologis pada ibu hamil, sering mengakibatkan
timbulnya beberapa masalah ringan.
a. Masalah – Masalah Ringan pada Trimester I
 Mual & muntah
Disebabkan perubahan hormonal, motilitas lambung dan peristaltic yang lambat,
serta factor-faktor emosi lain.
Penatalkasanaan untuk keluhan mual dan muntah adalah ibu dianjurkan untuk
makan porsi kecil namun sering, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat,
menghindari makanan beraroma kuat atau menyengat, memperbanyak minum dan
mengkonsumsi vitamin B6 (Hanum, 2015).
 Sering kencing
Peningkatan berat pada fundus uteri membuat istmus menjadi lunak9tanda hegar),
menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar dan menimbulkan tekanan
langsung pada kandung kemih, yang kemudian menyebabkan kapasitas kandung
kemih menurun.
Anjuran untuk ibu adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu tidak perlu bolak-
balik ke kamar mandi. Namun, jangan menunda keinginan berkemih
 Nyeri punggung bagian atas
Terjadi akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara lebih berat.
Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong
adekuat. Metode untuk mengurangi nyeri ini adalah dengan menggunakan bra
yang berukuran sesuai ukuran payudara (Varney vol 1,2007 :538)
 Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi kental dan
cair. Sekresi ini barsifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel
epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil Doderlein. Upaya untuk mengatasi
leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan
mengganti selana dalam berbahan katun (Varney vol 1,2007 :538).
b. Masalah – Masalah Ringan pada Trimester II
 Nyeri punggung
Terjadi akibat pertumbuhan uterus yang menyebabkan perubahan dan juga akibat
pengaruh hormon relaksin terhadap ligamen. Anjuran untuk ibu adalah dengan
mempertahankan postur yang baik, mengguunakan posisi yang tepat ketika
mengangkat sesuatu serta tidak berdiri terlalu lama (Myles, 2009: 213).
 Edema
Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini
disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat duduk
atau berdiri dan pada vena cava inferior saat posisi telentang. Cara penanganannya
adalah elevasi kaki secara teratur sepanjang hari, posisi menghadap kesamping
(kiri) saat berbaring dan menyempatkan beristirahat di sela aktivitas.
c. Masalah – Masalah Ringan pada Trimester III
 Peningkatan frekuensi berkemih
Disebabkan oleh bagian presentasi akan menurun masuk ke rongga panggul dan
menekan kandung kemih sehingga ruang untuk distensi kandung kemih lebih
kecil. Anjuran untuk ibu adalah menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga ibu tidak perlu bolak-
balik ke kamar mandi. Namun, jangan menunda keinginan berkemih
 Nyeri ulu hati. Disebabkan oleh:
- Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan progesterone.
- Penurunan motilitas gastrointestinal akibat relaksasi otot halus karena
peningkatan progesterone dan tekanan uterus.
- Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
Anjuran bagi ibu:
- Makan porsi kecil namun sering untuk menghindari lambung menjadi terlalu
penuh.
- Menghindari makanan berlemak, dingin, pedas dan minum bersamaan dengan
makan.
- Minum susu atau es krim rendah lemak (Varney, 2007: 539).
 Konstipasi
Konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltic yang disebabkan relaksasi otot
polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesterone. Pergeeseran
dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat
menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan
konstipasi. Anjuran bagi ibu adlah asupan cairan yang adekuat, istirahat cukup,
minum air hangat saat bangun dari tempat tidur, dan makan makanan berserat
(Varney, 2007: 539)
 Nyeri punggung bagian bawah
Disebakan oleh berat uterus yang membesar sehingga mengakibatkan pergeseran
pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Anjuran bagi ibu adalah
hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban dan berjalan tanpa istirahat,
menggunakan sepatu bertumit rendah, kompres pada punggung, massase pada
punggung, jika istirahat atau tidur menggunakan kasur yang menyokong serta
memposisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal untuk
meluruskan punggung. (Varney, 2007: 542)
 Gangguan pernafasan
Pada kehamilan 33-36 minggu rahim membesar dan mendesak ke arah diafragma
dada sehingga mendesak paru-paru & membuat sulit untuk mengembang penuh.
Ibu di anjurkan untuk tidur dalam posisi semi fowler(setengah duduk), agar ibu
bisa bernafas lebih lega.

8. Standar Ante Natal Care


a. Asuhan kebidanan kehamilan dilakukan dengan cara :
 Mengumpulkan data
 Menginterpretasikan data
 Menetapkan diagnosa dan rencana tindakan
 Meleksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan
ibu hamil dan janin sebelum hamil.
b. Standar ANC dari standar pelayanan kebidanan
 Standar 3 : Identifikasi Bumil
 Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan ANC
 Standar 5 : palpasi Abdominal
 Standar 6 : Pengelolaan anemia dalam kehamilan
 Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi
 Standar 8 : Persiapan persalinan
c. Suntik TT, pemberian tablet besi
d. 7T : Timbang BB, Tekanan Darah, TFU, TT, Tablet Besi, Tes IMS, Temu wicara.

9. Asuhan Kehamilan Normal


a. Trimester 1 (Sebelum minggu ke-14)
 Membangun hubungan saling percaya.
 Mendeteksi masalah dan penanganannya.
 Melakukan tindakan pencegahan (Suntik TT, anemia, kebiasaan merugikan)
 P4K.
 Mendorong perilaku sadar gizi, latihan, kebersihan, istirahat, dll.
b. Trimester 2 (Sebelum minggu ke-28)
 Sama seperti diatas
 Waspada tanda-tanda pre-eklampsia (skrining pre-eklampsia)
c. Trimester 3 (Minggu ke 28-36)
 Sama seperti diatas.
 Palpasi abdominal (gemeliSama seperti diatas.
 Palpasi abdominal (gemeli)
d. Trimester 3 (Lebih dari 36 minggu)
 Sama seperti diatas.
 Deteksi letak dan kelainan psikologis.
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN
1. Data Subyektif
a. Keluhan Utama
Gejala-gejala ansietas umum, gangguan panik dan gangguan obsesif kompulsif juga
sering didapatkan pada wanita dengan kecemasan/depresi (Sylvia, 2006). Efek
psikologis yang dapat dikeluhkan oleh ibu hamil remaja akan dibebani oleh berbagai
rasa tidak nyaman seperti rasa malu yang terus menerus, rendah diri, bersalah atau
berdosa, depresi atau tertekan, pesimis, dan lain-lain (Soetjiningsih, 2010).
b. Riwayat Kesehatan
Pasien yang pernah mengalami gejala bipolar atau gangguan psikologis lainnya dapat
memicu terjadinya kecemasan/ depresi. Kehamilan remaja rentan mengalami berbagai
komplikasi dan masalah kesehatan. Perilaku kenakalan remaja berhubungan dengan
perilaku seksual remaja memungkinkan remaja menderita IMS.
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda (peringatan akan
adanya penyulit). Riwayat kesehatan meliputi :
 Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit menular
- Hepatitis
- Malaria
- HIV/AIDS
 Penyakit Menurun
- Jantung
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Asma
 Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat yang pernah atau sedang diderita
- Jantung
- Hipertensi
- Diabetes Mellitus
- Asma
- Hepatitis
- Epilepsi
- Penyakit Menular Seksual.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien yang mempunyai riwayat penyakit keturunan keluarga dengan gangguan
psikologis dapat menyebabkan terjadinya kecemasan/ depresi.
d. Riwayat Obsetri Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi/Anak Nifas
K
No Sua Anak U Jeni Tmp Pn BB Hidup Pny AS
Pnylt Penol Seks B
mi ke K s t ylt PB Mati lt I

Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan karena adanya komplikasi


obstetrik, partus lama, seksio sesaria dapat meningkatkan resiko terjadinya
kecemasan/depresi.
Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan berbagai komplikasi dalam kehamilan
dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian (Soetjiningsih, 2010).

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
 Keadaan Umum : Pada penderita kecemasan terkadang tidak ditemukan gangguan
pada keadaan umum.
 Kesadaran : Pada penderita kecemasan terkadang tidak ditemukan gangguan pada
kesadaran.
 Tanda-Tanda Vital
- TD : sistolik kurang dari 110 dan diastolic <90 mmHg
- Suhu : Normal antara 360C – 370C
- Nadi : Nadi cenderung lemah < 80 x
- RR : Pernafasan normal antara 18-24 x/menit (Robert Priharjo, 1996).
 Tinggi Badan : bila < 145cm menjadi beresiko
 Berat badan
 Lila : bila < 23 cm termasuk KEK.
 Deteksi Dini Pre-eklampsi : dilakukan bila UK >18 minggu dengan menghitung
MAP, ROT, dan BMI.
b. Pemeriksaan Fisik
 Muka : pucat, lemas, tidak bersemangat.
 Mata : kongjungtiva pucat (tanda anemia), sclera putih, terdapat kantung
mata.
 Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, pada ibu dengan kecemasan/ depresi
pasca persalinan pengeluaran ASI menjadi terganggu.
 Abdomen : adanya luka bekas operasi pada riwayat persalinan sebelumnya bisa
memperburuk kondisi ibu dengan kecemasan.
Leopold 1 : menentukan situs dan TFU
Pada kehamilan remaja dengan masalah, dapat terjadi TFU tidak sesuai dengan
UK. Berikut adalah perbadingan TFU dengan UK.
UK TFU
12 minggu 1-2 jari atas symfisis
16 minggu Pertengahan symfisis pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Setengah px-pusat
36 minggu 3 jari dibawah pusat
40 minggu Setengah px-pusat

Mc-Donald : Pengukuran TFU menggunakan medlin


Rumus : TFU (cm) = tuanya kehamilan (bulan)
3,5 cm
Leopold II : menentukan letak punggung dan menentukan letak
bagian kecil
Perasat budin : menentukan letak punggung dengan 1 tangan difundus
Perasat ahfeld : menentukan letak punggung dengan 1 tangan di tengah perut
Leopold III : menentukan presentasi dan seberapa jauh masuk ke panggul
Perasat krebel : meletakkan tangan di atas symphisis, menentukan letak dan
digoyangkan (masuk PAP / tidak)
Leopold IV : apa yang bagian bawah, seberapa jauh masuk panggul
Convergen : bagian kecil dari kepala turun ke rongga
Sejajar : kepala masuk PAP
Divergen : bagian besar kepala masuk PAP
Taksiran Berat Janin
- Jika kepala sudah masuk PAP = (TFU-11)x155
- Jika kepala belum masuk PAP = (TFU-12)x155
 Genitalia : berhubungan dengan perilaku seksusal dan kenakalan remaja
mungkin terdapat tanda tanda IMS pada daerah vulva dan vagina.
 Ekstremitas : apabila terdapat oedema, salah satu tanda pre/eklampsi.
c. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium dan hasil USG
 Generalized Anxiety Disorder
 Hamilthon scale
 Parent Performance
3. Perumusan Diagnosa Dan Masalah Aktual
Diagnosa : PAPAH Kehamilan Fisiologis UK, Hidup/Mati, Tunggal/Ganda, Letak
anak, Intrauterine/Ekstrauterine, Keadaan jalan lahir, KU ibu dan janin.
Masalah : kecemasan/ketidaksiapan menjadi orang tua.
4. Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosa potensial, misal Depresi. Antisipasinya dengan menganjurkan ibu
berkonsultasi dengan psikolog, meminta keluarga selalu mendampingi ibu dan
bayinya.
5. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan segera (yang terkait kegawatdaruratan ) : Misal, terjadi depresi akan
menyebabkan dampak gawat dan darurat pada ibu bila tidak dilakukan tindakan
segera. Termasuk tindakan segera kolaborasi dan rujukan.
Kolaborasi : bekerjasama dengan profesi lain, misal, untuk menilai kondisi dan kadar
kecemasan ibu bisa dilakukan dengan GAD dan Hamilthon scale. Berkonsultasi
dengan psikolog untuk dapat menangani pasien lebih lanjut.
Rujukan (pelimpahan tanggung jawab) apabila ibu mengalami kecemasan berat /
depresi perlu dilakukan tindakan rujukan, merujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang
lebih baik.
6. Evaluasi
Kriteria Hasil :
1. Mengatasi kecemasan serta keluhan yang dialami ibu hamil.
2. Tidak terjadi komplikasi pada ibu hamil.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. RN DENGAN KEHAMILAN REMAJA DI


PUSKESMAS MONTA

Tanggal pengkajian : 25 Januari 2024

Jam : 10.00

Tempat : Ruang KIA Puskesmas Monta

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. RN Nama Suami : Tn. R
Umur : 18 Tahun Umur : 20 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bima/Indonesia Suku/Bangsa : Bima/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga) Pekerjaan : Bertani
Alamat : Desa Sie, Monta Alamat : Desa Sie, Monta

1. DATA SUBYEKTIF
1) Keluhan Utama
Ibu mengeluh hamil 6 bulan dengan keluhan tidak merasakan pergerakan janin
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak Ada
3) Riwayat Menstruasi
Menarche : Usia 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 2 kali ganti pembalut
Warna/Bau : Merah/Amis khas bau darah
Flour Albus : Sebelum menstruasi tidak bau dan tidak gatal
Disminorhea : Saat menstruasi hari 1-2 saja

4) Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Pernikahan : Pertama
Umur Saat Menikah : 18 tahun
Lama Pernikahan : 6 bulan
5) Riwayat Kesehatan Dulu dan Sekarang
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu saat ini tidak mempunyai penyakit menular seperti : Hepatitis, TBC. Penyakit
menurun seperti : Asma dan Hipertensi.
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Ibu tidak mempunai penyakit menular seperti: Hepatitis, TBC. Penyakit menurun
seperti : Asma dan Hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai penyakit menular seperti : Hepatitis, TBC. Penyakit
menurun seperti : Asma dan Hipertensi, DM, Jantung.
6) Riwayat Obstetri Gynekologi dulu dan sekarang
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
b. Kehamilan Sekarang
- G1P0AO
- Usia Kehamilan : 24 minggu 3 hari
- HPHT : 12 Agustus 2023
- Keluhan Hamil Muda : Mual dan muntah, kadang-kadang pusing
- Gerakan janin mulai dirasakan pada bulan ke 6 kehamilan
- ANC : 6 kali, Tempat : Posyandu dan
Puskesmas
- Status Imunisasi TT :
- Hasil Pemeriksaan lab: 23 September 2023
HB : 11 gr%
HIV/IMS : Negatif
Protein Urine : Tidak dilakukan
Gol. Darah :
7) Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan KB

8) Riwayat Psikosisio Spiritual


- Hubungan dengan keluarga : baik
- Respon keluarga terhadap kehamilan : kurang mendukung
- Respon keluarga terhadap proses persalinan : Mendukung
- Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
- Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk menolong persalinan
: Puskesmas Monta/Bidan
9) Aktivitas/Daily Living
- Nutrisi : Ibu makan 3 kali sehari (nasi, sayur dan lauk)
- Eliminasi : Ibu BAB dan BAK lancar
- Istirahat : Cukup 2 jam pada siang hari dan 8 pada malam hari
- Personal Hygiene : Ibu mandi 2 kali sehari

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- HPL : 19 Mei 2024
- Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmhg R : 36,5 C
Nadi : 84 kali/menit R : 18 kali/menit
Berat Badan :
Sebelum Hamil : 48 kg
Kunjungan lalu : 53 kg
Kunjungan ini : 55 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT :
Lila : 24 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, wajah tidak pucat, tidak ada Cloasma Gravidarum, mata
konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, palpebra tidak odema,
tidak ada polip, tidak ada sekret, bibir tidak pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjat tiroid, tidak bendungan vena jugularis
Dada : Payudara simetris, papilla menonjol, tampak hyperpigmentasi areola,
dan papilla mamae
Abdomen : Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, ada linia nigra, striae
albicans
Palpasi : TFU setinggi pusat
Ekstremitas: Tidak ada oedema (-/-)
c. Pemeriksaan Penunjang : HB 11gr%

3. ANALISA DATA
a) Diagnosa : G1P0A0, UK 24 mgg 3 hari, T/H/I, K/U, Ibu dan janin baik
b)Masalah : Ibu tidak merasakan pergerakan janin
c) Kebutuhan : KIE tentang istirahat yang cukup, makan makanan bergizi
seimbang
4. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu dan janin.
2. Menganjurkan kepada ibu untuk tidur menyamping atau tidur miring ke kiri.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan makanan atau nutrisi untuk ibu dan
bayinya. Karena kehamilan pada usia remaja masih membtuhkan nutrisi untuk
pertumbuhan untuk perkembangan tubuh ibu sendiri, dan kebutuhan nutrisi untuk
kebutuhan pertumbuhan bayinya.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang makanan bergizi seimbang dan makanan yang
mengandung zat besi : hati, kuning telur, belut, ikan, serta sayur-sayura yang
berwarna hijau.
5. Menganjurjan kepada ibu untuk istirahat yang cukup lebih kurang 2 jam tidur
disiang hari dan 8 jam dimalam hari.
6. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan USG ke dokter atau ke dokter spesialis
kandungan.
7. Menganjurkan kepada ibu untuk datang kontrol kembali 1 bulan sekali atau
sewaktu-waktu jika ibu mempunyai keluhan.
5. EVALUASI
Ibu mengerti dengan semua yang telah disarankan oleh bidan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Terdapat beberapa resiko untuk kehamilan yang tidak diinginkan, meliputi :


1. Resiko fisik : Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan berbagai komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan yang dapat menyebabkan kematian.
2. Resiko psikis atau psikologis : Ketidaksiapan menjadi orang tua merupakan masalah
psikis bagi pihak perempuan terutama. Karena kondisi psikologis remaja sendiri
belum matang/mengalami perubahan ditambah dengan masalah kehamilan,
kemiskinan, tekanan lingkungan dapat membuat remaja merasa stress/depresi.
Ketidak siapan untuk “menikah” karena keduanya belum dewasa juga dapat
menimbulkan masalah (pertengkaran, kekerasa, hingga perceraian di kemudian hari).
3. Risiko sosial : Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah karena berbagai
sebab (sekolah tidak mengijinkan, atau tekanan dari lingkungan sekolah dan sosial,
keharusan mencari nafkah). Risiko sosial lain adalah menjadi objek pembicaraan,
kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati, dan terkena cap buruk karena
menlahirkan anak “ di luar nikah”. Kenyataannya, di Indonesia, kelahiran anak di luar
nikah menjadi tanggung jawab/beban orang tua.
4. Risiko Ekonomi : Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi
membutuhkan biaya yang besar.

Teori tersebut memiliki kesamaan dengan kasus Ny. RN yang mengalami resiko fisik,
psikis, sosial dan ekonomi. Pada tingkat pendidikan ibu, didapatkan Ny. RN hanya lulus
SMA. Ketidaksiapan menjadi orang tua juga nampak pada penanggung keputusan, adalah ibu
kandungnya (resiko sosial-psikis). Resiko fisik tampak pada hasil pemeriksaan objektif,
didapatkan TFU tidak sesuai dengan Uk 24 minggu 3 hari seharusnya adalah setinggi 3 jari
di bawah pusat. Pada hasil pemeriksaan laboratorium juga didapatkan anemia ringan.
Riwayat menikah dan skala kecemasan tidak dapat terkaji dengan jelas karena keterbatasan
waktu dan kurang kooperatif pasien.
Analisis data yang didapatkan adalah G1P0A0 UK 24 minggu 3 hari.
Penalatalaksanaan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar asuhan kehamilan normal
trimester 3 adalah :
1. Membangun hubungan saling percaya.
2. Mendeteksi masalah dan penanganannya.
3. Melakukan tindakan pencegahan (Suntik TT, anemia, kebiasaan merugikan)
4. P4K
5. Mendorong perilaku sadar gizi, latihan, kebersihan, istirahat, dll .
6. Deteksi kelainan letak dan masalah psikologis ibu (Syaifuddin, 2002).

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah konseling P4K, nutrisi, personal hygiene,


istirahat dan konseling psikologis serta pemberian terapi tablet tambah darah. Konseling
psikologis tidak dapat dilakukan karena ketidak tertarikan pasien dan keterbatasan waktu.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. RN di BLUD Puskesmas Monta
Kabupaten Bima, dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan objektif pada Ny. RN,
sehingga didapatkan pada masalah kehamilan remaja
2. Mahasiswa telah mampu menginterprentasikan data dan pengambilan data sehingga
mampu menegakkan diagnosa pada Ny. RN.
3. Mahasiswa telah mampu membuat rencana serta memberikan intervensi kebidanan
yang mengacu pada diagnosa yang ditegakkan dan dibuat sesuai dengan rencana
asuhan kebidanan dapat berupa tindakan mandiri maupun kolaborasi
B. Saran
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Mataram
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi Mahasiswa Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Mataram dalam menerapkan ilmu dan asuhan kebidanan pada klien
2. Bagi BLUD Puskesmas Monta
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk menerapkan asuhan kebidanan pada klien
atau pasien sesuai dengan kebutuhan dan keluhan yang dirasakan oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Bidan Bidan Sahabat Perempuan [Online] // Majalah Bidan. - IBI, 04 08, 2014. - 10 25,
2015. - http://majalahbidan.com/nikah-dini-jadi-tren-remaja-perkotaan/.
Hanum Sri Mukhodim Faridah DAMPAK Psikologis Pada Kehamilan Remaja (Studi
Ekplorasi Di Desa Watutulis Prambon Sidoarjo) [Journal]. - Sidoarjo : Midwiferia, 2015. - 2 :
Vol. 1.
Neni Rifda [et al.] Hubungan Pengetahuan Dan Status Ekonomi Dengan Kehamilan Usia
Remaja [Journal]. - Bengkulu : [s.n.], 2022. - 2 : Vol. 7.
Soetjiningsih Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya [Book]. - Denpasar : Sagung
Seto, 2010.
Tamalla Putri Nur and Azinar Muhammad Literasi Kesehatan Terhadap Perilaku
Perawatan Kehaamilan Usia Remaja [Journal]. - Semarang : HIGEIA, 2022. - 1 : Vol. 6.

Anda mungkin juga menyukai