Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEBIDANAN KIE KESEHATAN REPRODUKSI PADA NN.A


USIA 27 TAHUN DENGAN KEBUTUHAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN CALON PENGANTIN DI PUSKESMAS
TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan

Disusun Oleh :
KARIIMATUL HUSNIYAH
NIM : P1337424120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Asuhan Kebidanan KIE Kesehatan Reproduksi Pada Nn.A umur
27 tahun Dengan Kebutuhan Pemeriksaan Kesehatan Calon
Pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
Nama : Kariimatul Husniyah
Prodi : DIII Kebidanan Semarang

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Institusi dan Pembimbing Lahan pada
Oktober 2022.

Pembimbing Klinik Pembimbing Prodi

Aulia Insani Wisudana, S.Keb., Bd. YUNIARTI, SsiT.,M.Kes


198707082017042004 197506040145

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan praktik kerja lapangan dan laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan
KIE Kesehatan Reproduksi Pada Nn.A umur 27 tahun Dengan Kebutuhan
Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan”.
Dalam pelaksanaan laporan praktik kerja lapangan ini penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Marsum, BE, S.Pd,MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang yang telah memberi dukungan;
2. Ibu Sri Rahayu,SKp.NS.,S.Tr.Keb.,M.Kes selaku ketua jurusan DIII Kebidanan
Semarang yang telah memberi dukungan.
3. Ibu Umaroh, S.KM.S. Tr Keb.M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Semarang yang telah membantu dalam pelaksanaan praktik lahan;
4. Ibu Ulfah Musdalifah, S.Kp.,S.Tr.Keb.,M.Kes selaku Koordinator Praktik Kerja
Lapangan yang telah membantu dalam pelaksanaan praktik lahan;
5. Ibu Yuniarti,SsiT.,M.Kes selaku Pembimbing Institusi yang sudah memberikan
saran dan kritiknya yang bermanfaat dalam menyelesaikan praktik lahan laporan
ini;
6. Ibu Aulia Insani Wisudana, S.Keb., Bd. selaku pembimbing lahan yang sudah
memberikan saran dan arahan dalam melakukan tindakan dan pembuatan
laporan.
7. Bapak/Ibu Petugas di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan yang
telah memberikan ilmu dan membimbing selama menjalani praktik;
8. Orang tua yang telah memberikan dukungan selama praktik lahan dan pembuatan
laporan;
9. Teman-teman yang telah mendukung penulis selama praktik lahan dan
pembuatan laporan.

ii
Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca.

Grobogan , Oktober 2022


Penulis,

Kariimatul Husniyah

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka menjamin setiap orang memperoleh pelayanan
kesehatan reproduksi yang bermutu, aman, dan dapat dipertanggungjawabkan,
pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No.61 tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi. Salah satu kelompok yang diperhatikan kesehatan
reproduksinya adalah Calon Pengantin (catin). Melalui pelayanan
pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi catin, maka kita dapat memastikan
kesehatan catin baik secara fisik dan mental (I Gusti Ayu Juliantari, 2022)
Berdasarkan kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
mengadakan program calon pengantin yang bertujuan untuk mempersiapkan
kehidupan kesehatan reproduksi yang sehat sehingga bisa menghasilkan
generasi yang berkualitas.
Dalam pendidikan kesehatan ini menjelaskan penyakit yang perlu
diwaspadai oleh pasangan catin yaitu diantaranya infeksi menular seks,
anemia, kekurangan gizi, hepatitis B, diabetes melitus, malaria, dan TORCH
(Kemenkes RI, 2018)
Dampak yang ditimbulkan jika penyuluhan kesehatan reproduksi bagi
catin tidak diberikan adalah rendahnya informasi tentang kesehatan janin pada
manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit dan ketidaknyamanan pada
organ reproduksi (Juwitasari, Dyna A, 2020).

B. Tujuan
1. Melakukan pengkajian data Subjektif asuhan kebidanan KIE kesehatan
reproduksi pada Nn.A umur 27 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan
kesehatan calon pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan.

1
2. Melakukan pengkajian data Objektif asuhan kebidanan KIE kesehatan
reproduksi pada Nn.A umur 27 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan
kesehatan calon pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan.
3. Menentukan Assesment asuhan kebidanan KIE kesehatan reproduksi
pada Nn.A umur 27 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan kesehatan
calon pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
4. Menyusun Planning asuhan kebidanan KIE kesehatan reproduksi pada
Nn.A umur 27 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan kesehatan calon
pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan antara teori yang
didapatkan di pendidikan.
2. Bagi Lahan Praktik
Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk
meningkatkan manajemen kebidanan yang diharapkan oleh lahan praktik.
3. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta
mampu memberikan asuhan kebidanan KIE pil KB.
4. Bagi Pasien
Mendapatkan asuhan KIE pil KB dan dapat meningkatkan pengetahuan
ibu mengenai informasi yang belum diketahui.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pra Konsepsi


Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum
terjadinya pertemuan antara ovum dengan sperma. Wanita pra konsepsi
diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi
seorang ibu. Reproduksi manusia merupakan hasil dari pembentukan
kompleks yang melibatkan interaksi berbagai proses seperti genetik, biologis,
lingkungan, dan tingkah laku (Dieny, Ayu, dan Dewi Marfu’ah Kurniawati,
2019)
B. Penyakit yang perlu diwaspadai oleh capeng
Menurut Kemenkes RI (2018), Fisik dan mental yang sehat merupakan
pondasi awal keluarga dalam mewujudkan generasi yang berkualitas, oleh
karena itu pasangan calon pengantin harus terbebaskan dari penyakit yang
dapat mempengaruhi kesehatan janin dan tumbuh kembang anak. Terdapat
beberapa penyakit yang perlu diwaspadai pada masa sebelum dan selama
kehamilan, antara lain :
1. HIV-AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan Virus yang
menyerang dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk
melawan infeksi sehingga tubuh mudah tertular penyakit
(Kemenkes RI, 2013). Pencegahan dan penanganan Infeksi
Menular Seksual dan HIV/AIDS bagi calon pengantin sangat
penting, baik bagi calon pengantin perempuan maupun laki-laki,
mengingat calon pengantin merupakan salah satu populasi rentan
terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku calon pengantin
yang berisiko tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual dan
HIV/AIDS antara lain penyalahgunaan narkoba, penggunaan jarum

3
suntik bersama, seks tidak aman, tato dan tindik (Kemenkes RI,
2018).
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Menurut Kemenkes RI (2013) Infeksi menular Seksual (IMS)
adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke
orang yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan
seksual baik lewat vagina, dubur atau mulut baik berlawanan jenis
kelamin maupun dengan sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana
penularan penyakit kelamin. Kelompok umur yang memiliki risiko
paling tinggi untuk tertular Infeksi Menular Seksual adalah
kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia (15-24 tahun).
Penyakit yang tergolong infeksi menular seksual adalah sebagai
berikut :
a. IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital
non spesifik, Sifilis, Ulkus Mole, Limfomagranuloma
Venerum,Vaginosis bakterial
b. IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis,
Kondiloma Akuminata, Infeksi HIV, dan AIDS, Hepatitis B,
Moluskus Kontagiosum.
c. IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis
d. IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu:
Trikomoniasis, Pedikulosis Pubis, Skabies (Kemenkes RI,
2013).
3. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh
Virus DeoxyriboNucleic Acid anggota family Hepadnavirus dari
Genus Orthohepadnavirus yang berdiameter 40-42 nm (Hardjoeno,
2007). Virus tersebut penyebab terjadinya radang hati akut atau
kronis bila berlanju menjadi sirosis hati atau kanker hati (Mustofa
& Kurniawaty, 2013).

4
Menurut Kemenkes RI (2013), faktor penyebab terjadinya
penyakit Hepatitis B adalah kontak lensi atau sekret dengan
penderita hepatitis B, tranfusi darah dan belum mendapat vaksinasi
Hepatitis B.
4. Penyakit Genetik (Penyakit Keturunan)
Calon Pengantin perlu mengetahui tentang penyakit genetik
karena
a. Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan
saat terjadinya pembuahan sperma terhadap ovum. Penyakit
genetik (Talasemia dan Hemofilia) dapat dilhat dengan riwayat
keluarga calon pengantin.
b. Penyakit genetik yang dapat mempengaruhi kehamilan dan
kesehatan janin (Talasemia dan Hemofilia). (Tjokroprawi,
2015).
C. Pemeriksaan Kesehatan Bagi Catin
Pemeriksaan kesehatan Pranikah (Premarital Check Up) merupakan
pemeriksaan untuk memastikan status kesehatan dari kedua calon mempelai
laki-laki dan perempuan yang hendak menikah. Hal ini diperuntukan untuk
mendeteksi dini adanya penyakit menular, menahun dan kesuburan maupun
kesehatan jiwa seseorang. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melakukan
tindakan terhadap permasalahan kesehatan terkait kesuburan dan penyakit
yang diturunkan secara genetik (laboratorium klinik prodia, 2012).
Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan oleh calon pengantin berpedoman
pada buku saku calon pengantin KemenKes RI, (2018) yaitu meliputi :
1. Pemeriksaan Fisik
Menurut ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan adalah usia 20-
30 tahun. Pemeriksaan fisik termasuk status gizi yang diperlukan oleh
catin antara lain adalah :
a. Pemeriksaan fisik, dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi status kesehatan melalui pengukuran dan

5
pemeriksaan (denyut nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh dan seluruh
tubuh).
b. Pemeriksaan status gizi, dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi status gizi dan deteksi awal anemia, melalui
pengukuran atau pemeriksaan (berat badan, tinggi badan, LILA dan
tanda-tanda anemia).
2. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
Menurut Kemenkes RI (2018), menyatakan bahwa Pemeriksaan
penunjang (laboratorium) yang diperlukan oleh catin terdiri dari
a. Pemeriksaan darah meliputi (Hemoglobin (HB) dan golongan
darah).
b. Dalam kondisi tertentu/atas saran dokter dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium yaitu sebagai berikut (Gula darah, HIV,
IMS (Sifilis), Hepatitis, TORCH, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi). Pemeriksaan kesehatan pranikah disesuaikan dengan
gejala tertentu yang dialami calon pasangan secara jujur, berani dan
objektif (Hamdani, 2012). Adapun pemeriksaan tersebut sebagai
berikut :
1) Pemeriksaan Hemoglobin
Menurut Kemenkes RI (2013) anemia adalah kondisi
kekurangan sel darah merah atau hemoglobin antara Kadar HB
<1d/gl atau <10,5 g/dl. Pemeriksaan hemoglobin yaitu
pemeriksaan molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari
jaringan tubuh ke paru-paru. Calon pengantin biasanya juga
diminta untuk melakukan pemeriksaan darah Anti Cardiolipin
Antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu
sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam

6
rahimnya. Selain itu jika salah satu calon pengantin memiliki
catatan Down Syndrome karena kromosom dalam keluarganya,
maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab
riwayat itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot (Hamdani,
2012).
2) Pemeriksaan Gula Darah
Menurut Mia Fatmawati (2016), Pemeriksaan ini
bermanfaat untuk mengatahui adanya penyakit kencing manis
(Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit metabolik
tertentu. Ibu hamil yang menderita Diabetes tidak terkontrol
dapat mengalami beberapa masalah seperti : janin yang tidak
sempurna/cacat, Hipertensi, Hydramnions (meningkatnya
cairan ketuban), meningkatkan resiko kelahiran prematur, serta
Macrosomia (bayi menerima kadar glukosa yang tinggi dari
Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar).
Pemantauan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.
a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dl. Puasa
adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
b. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah es
toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram.
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan
keluhan klasik atau pemeriksaan HbA1c >6,5% dengan
menggunakan metode High-Performance Liquid
Chromatograhy (HPLC) yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP)
(Perkeni, 2015).
3) Pemeriksaan HbsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Hepatitis B merupakan infeksi menular serius yang terjadi
pada hati disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B bisa

7
menjadi kronis setelah beberapa bulan sejak terinfeksi pertama
kali (Kemenkes RI, 2013). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya infeksi virus hepatitis B, diagnosis
hepatitis B, screening pravaksinasi dan memantau Clearence
Virus. Selain itu pemeriksaan ini juga bermanfaat jika
ditemukan salah satu pasangan menderita Hepatitis B maka
dapat diambil langkah antisipasi dan pengobatan secepatnya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014).
HBsAg (Hepatitis B surface antigen) merupakan suatu
protein antigen dimana antigen tersebut dapat menjadi
indikator awal dari hepatitis B akut dan sering kali (digunakan
untuk) mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi sebelum
gejala-gejala muncul. HBsAg dapat dideteksi pada cairan
tubuh yang terinfeksi dan menghilang dari darah selama masa
pemulihan. Pada beberapa orang (khususnya mereka yang
terinfeksi adalah anak-anak atau mereka yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita AIDS),
infeksi kronis dengan VHB dapat terjadi dan HBsAg tetap
positif.
4) Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang
bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya
infeksi penyakit Herpes, Klamidia, Gonorea, Hepatitis dan
Sifilis pada calon pasangan, sehingga bisa dengan segera
menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit
penyakit tersebut.
Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui
ada atau tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan
ibu hamil maupun janinnya (Mia Fatmawati, 2016). Untuk
menegaskan diagnosa perlu dilakukan tes yang bersifat lebih

8
spesifik yaitu dengan tes TPHA (Treponema Pallidum Haem
Glutination) (Wagiyo, 2016).
5) Pemeriksaan TORCH
TORCH adalah singkatan dari Toksoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Keempat penyakit
tersebut merupakan infeksi yang bisa menular dari ibu hamil
terhadap janin yang dikandungnya. Jika seorang ibu hamil
menularkan infeksi tersebut ke janinnya, maka hal fatal bahkan
risiko cacat lahir bisa terjadi pada kesehatan janin (Emma
Kasyi, 2018).
6) Skrining dan Imunisasi Tetanus
Sejak tahun 1986 sudah ditetapkan oleh pemerintah tentang
aturan resmi untuk Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT)
(Ekastyapoo, 2017). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang Imunisasi Tetanus Toxsoid
calon pengantin ditekankan untuk di seluruh Indonesia
melaksanakan, memantau serta melaporkan secara berkala
hasil dari pelaksanaan bimbingan dan pelayanan Imunisasi
Tetanus Toxsoid calon pengantin sesuai dengan pedoman
pelaksanaan. Peraturan tersebut masih berjalan sampai
sekarang yaitu merupakan kewajiban untuk calon pengantin
melaksanakan Imunisasi Tetanus Toxsoid dan menunjukkan
surat/kartu bukti imunisasi TT1 sebagai administrasi
pernikahan yang bisa dilakukan di pelayanan kesehatan
terdekat Puskesmas atau Rumah sakit (Lestari, 2017).
Calon pengantin wanita harus melakukan imunisasi Tetanus
Toxoid untuk mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit
tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk
melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Setiap
perempuan usia subur (15-49 tahun) diharapkan sudah

9
mendapatkan 5 kali Imunisasi Tetanus Toxsoid lengkap, jika
status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap, maka calon
pengantin perempuan harus melengkapi status Imunisasi
Tetanus Toxsoid di Puskesmas (Kemenkes RI, 2018).

10
BAB III
TINAJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Oktober 2022
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Tanggungharjo
II. IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien Identitas calon suami
Nama : Nn. A Nama : Tn. T
Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Karangsari 2/4 Alamat : Paningkeban 2/1,
Banyumas

A. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG
Nn. A dan calon suami mengatakan ingin periksa kesehatan sebelum
menikah.
2. KELUHAN UTAMA
Nn. A dan calon suami mengatakan tidak ada keluhan.
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang/tidak pernah mengalami tanda dan
gejala serta memiliki riwayat penyakit menular (TBC, Hepatitis B,
Sifilis, HIV/AIDS), penyakit menahun (jantung, hipertensi, ginjal),
penyakit menurun (DM, Asma).

11
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan):
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah mengalami
tanda dan gejala serta memiliki riwayat penyakit menular (TBC,
Hepatitis B, Sifilis, HIV/AIDS), penyakit menahun (jantung,
hipertensi, ginjal), penyakit menurun (DM, Asma).
a. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Monarche : 13 tahun Nyeri haid : -
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah segar Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
b. RIWAYAT KB:
Tidak pernah
c. RIWAYAT PERKAWINAN
- Calon pengantin perempuan : belum pernah
- Calon pengantin laki-laki : belum pernah
d. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
 Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang / penuh)
 Lauk : 3 x @ 1 potong (sedang / besar),
jenisnya: ayam
 Sayuran : 3 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran:
bayam
 Buah : 3x seminggu; jenis : bervariasi
 Camilan : 1 x sehari; jenis biskuit
c) Pantangan : ibu mengatakan tidak ada pantangan
makanan

12
2) Minum
Jumlah total : 6-8 gelas perhari; jenis air putih
b. Eliminasi
a) Buang air kecil :
 Frekuensi perhari : 3-4 xsehari ; warna kuning jernih
 Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang air besar :
 Frekuensi perhari :1x ; warna kecoklatan; konsistensi
lembek
 Keluhan/masalah : tidak ada
c. Aktivitas fisik dan olah raga
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : Pekerjaan rumah
 Olahraga : jenisnya jalan pagi hari frekuensi 1 x /mgg
d. Istirahat/tidur
 Tidur malam : 8 jam
 Tidur siang : 1-2 jam
 Keluhan/masalah : Tidak ada
e. Personal hygiene
 Mandi : 2 x sehari
 Keramas : 3x seminggu
 Gosok gigi : 2x sehari
 Ganti pakaian : 2x sehari; celana dalam 2x sehari
 Kebiasaan memakai alas kaki : ya
f. Pola Hidup Sehat :
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu,
mengkonsumsi obat-obatan dan minumal alkohol
g. Psiko, Social, Spiritual
Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini :
Keluarga merasa senang dan mendukung pernikahan ini

13
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan: Baik Nadi : 80x/menit
Kesadaran: Composmentis RR : 20x/menit
Tensi :115/82 mmHg Suhu : 36oC
TB : 161 cm IMT : 23,1 (Normal)
BB : 60 kg LILA : 27cm
Status TT : T5
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam.
Muka : Simetris, tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik
Leher              : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,
dan vena jugularis, tidak ada nyeri telan
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ictus cordis tak
tampak, tidak ada benjolan, tidak ada wheezing.
Perut : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas    : Simetris ,Tidak ada oedema pada tangan dan kaki ,tidak
ada varices, ujung kuku tidak pucat.
Genetalia : Tidak ada odem, tidak ada perdarahan
Anus               : Tidak ada hemorroid.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 10 Oktober 2022 Jam : 12.03WIB
Hasil Lab Calon Istri Hasil Lab Calon Suami
Hb : 15,0g/dL HIV : Non reaktif
GDS : 115 HbsAg : Negatif
HbsAg : Negatif Sifilis : Non reaktif
HIV : Non reaktif
Sifilis : Non reaktif
HCG : Negatif

14
C. ANALISA
Nn.A umur 27 tahun dan Tn.T umur 30 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan
kesehatan calon pengantin.

D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 10 Oktober 2022 Pukul : 12.20 WIB
1. Memberitahu Ibu dan calon suami tentang hasil pemeriksaan bahwa
keduanya dalam keadaan sehat.
Hasil: Capeng telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan penkes usia reproduksi sehat yaitu dari usia 20-35 Tahun.
Hasil : ibu mengerti dengan materi yang sudah dijelaskan
3. Memberikan penkes gizi seimbang untuk capeng suami dan istri seperti :
- Karbohidrat (beras, terigu, umbi-umbian)
- Protein (daging, susu, tempe, kacang-kacangan)
- Lemak (ikan, minyak zaitun, alpukat)
- Vitamin (sayur-sayuran hijau, wortel, tomat)
- Mineral dan air (min 8 gelas/hari)
Hasil: Capeng wanita mengerti dan paham harus mengkonsumsi makanan
yang sehat.
4. Memberi penkes pada pasien tentang kesehatan diri dan pasangan yaitu
kesehatan reproduksi dan kondisi/penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi seperti:
- Anemia/kekurangan darah (kadar Hb <12mg/dL)
- HIV AIDS (dapat menular melalui darah dan cairan tubuh seperti
cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu)
- Infeksi Menular Seks (IMS) dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
keguguran, dan kecacatan pada bayi.
- Hepatitis B (disebabkan oleh virus Hepatitis B dapat ditularkan
melalui darah dan cairan tubuh)

15
- Diabetes Melitus/Kencing Manis (Peningkatan kadar gula dalam
darah)
- Malaria (disebabkan oleh gigitan nyamuk Anophelesbetina)
- Penyakit Genetik (disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan oleh
kedua catin)
Hasil : ibu mengerti mengenai penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan reproduksi.

LAMPIRAN
1. LEAFLET

16
2. DOKUMENTASI

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa, pemeriksaan fisik pemeriksaan
umum, sehingga kebutuhan penulis akan data pasien lengkap sehingga mendukung
penetapan diagnosa dan sesuai dengan teori yang diajarkan.
B. Analisa
Analisa yang ada pada praktek umumnya sudah sesuai dan sama dengan teori
asuhan kebidanan KIE kespro bagi catin, yaitu dengan melihat data dari anamnesa
dan pemeriksaan fisik, lalu muncullah masalah yang kemudian dijadikan diagnosa
kebidanan.
C. Penatalaksanaan
Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan KIE kespro bagi catin di Puskesmas
Tanggungharjo Kabupaten Grobogan sudah sesuai dengan teori yang sudah diajarkan.
Penatalaksanaan pada Nn.S dan Tn.T telah sesuai dengan teori, yaitu mengucapkan

17
salam, memberikan konseling mengenai kesehatan reproduksi bagi catin,
mengevaluasi pasien, dan penutup.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan KIE kesehatan reproduksi yang dilakukan pada Nn.A
umur 27 tahun dan Tn.T umur 30 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan kesehatan
calon pengantin di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan didapatkan
kesimpulan :
1. Pengkajian data pada Nn.A umur 27 tahun dan Tn. T umur 30 tahun
didapatkan data subjektif yaitu ingin periksa kesehatan calon pengantin. Pada
data objektif keadaan umum catin perempuan dan laki-laki baik, kesadaran
composmentis, pemeriksaan fisik dalam batas normal, dan hasil lab kedua
calon normal.
2. Analisa data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat
sehingga didapatkan diagnosa KIE kesehatan reproduksi pada Nn. A umur 27

18
tahun dan Tn. T umur 30 tahun dengan kebutuhan pemeriksaan kesehatan
calon pengantin.
3. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus Nn.A umur 27 tahun
dan Tn. T umur 30 tahun dilakukan secara menyeluruh.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan Nn.A dan Tn.T mampu bekerjasama dengan bidan, dengan
menerima konseling yang sudah dijelaskan serta mempraktekannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Bidan
Bidan mampu meningkatkan koordinasi, komunikasi, dan kerjasama antara
sejawat.
3. Bagi Klinik
- Menyempurnakan SOP sesuai dengan pedoman Asuhan Kebidanan
kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, S. 2021. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Fase Pra Konsepsi.
Dilihat pada 15 Oktober pukul 16.00. http://repositori.uin-alaudin.ac.id/

Gusti Ayu Juliantari, I. 2022. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Catin. Dilihat pada
15 Oktober 2022 pukul 19.00. https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/pelayanan-
kesehatan-reproduksi-catin-pastikan-calon-pengantin-sehat/

Kemenkes RI. 2018. Buku Saku Penyuluhan Pernikahan Kesehatan Reproduksi


Calon Pengantin. Jakarta : Kemenkes RI.

Rifqia, S. 2022. BAB I PENDAHULUAN. Dilihat pada 15 Oktober pukul 16.30.


https://repository2.unw.ac.id/

19
20

Anda mungkin juga menyukai