Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KELUARGA BINAAN NY.

D USIA 29 TAHUN DENGAN


CALON AKSEPTOR KB DI TANJUNG PENGAPIT

KELURAHAN GALANG BARU

KECAMATAN GALANG

TAHUN 2024

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Individu Praktik Klinik Kebidanan

Tingkat III Semester V Prodi Diploma Tiga Kebidanan

Institut Kesehatan Mitra Bunda

Di Susun Oleh :

Wawa Rosika (526080621023)

Pada Tanggal :

31 Januari 2024

PRODI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

TAHUN 2024
HALAMAN PERSUTUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Desi Ratnasari

Umur : 29 Tahun

Alamat : Kel. Galang RW 03/RT 01, Kec. Galang Baru

Menyatakan bersedia menjadi keluarga binaan setelah mendapatkan penjelasan


dari:
Nama : Wawa Rosika

NIM : 526080621023

Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Institut Kesehatan Mitra


Bunda Bunda dan surat ini sebagai tanda persetujuan kontrak pasien dengan
mahasiswa.

Batam, 31 Januari 2023


Kepala Keluarga Mahasiswa

(Andi Agus) (Wawa Rosika)


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Usia 29
tahun Dengan Calon Akseptor KB Di Tanjung Pengapit Tahun 2024” yang
diajukan guna memenuhi salah satu tugas yaitu Laporan Studi Kasus Keluarga
Binaan pada Program Studi Diploma Tiga Kebidanan.
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen Pembimbing Akademik saya
yang telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Batam, 29 Januari 2024

Wawa Rosika
DAFTAR ISI ???????
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Kemenkes RI, 2018).
Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak serta meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk Indonesia (BKKBN, 2018).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Upaya pemerintah
diantaranya pembangunan keluarga berkualitas yang hidup di lingkungan
yang sehat dengan jarak kehamilan normal serta kesehatan ibu hamil
(Profil Kesehatan RI, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) (2019) penggunaan
kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun
2019. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun
melaporkan penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6
tahun terakhir.Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6% ,di Asia telah
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6% sedangkan di Amerika Latin dan
Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%.Diperkirakan 225 juta
perempuan dinegara-negara berkembang ingin menunda atau
menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih
terlalu tinggi.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, cakupan peserta
aktif KB aktif di Indonesia menurut metode kontrasepsi modern paling
besar yaitu suntik 63,7%, Pil 17%, AKDR 7,4%, Implan 7,4%, kondom
1,2%, MOW 2,7%, dan MOP 0,5%. Berdasarkan pola dalam pemilihan
jenis alat kontrasepsi, sebagian besar peserta KB aktif memilih suntikan
dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan (lebih dari 80%)
disbanding metode lainnya, suntikan (63,7%) dan pil (17%). Padahal
suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek
sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian
kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
Peserta KB aktif yang ada di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak
263.611 yang terdiri dari KB suntik 55%, Pil 29%, implant 5,5%, kondom
5,2%, IUD 4%, Mow 2%, MOP 0,1% (Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau, 2019).
Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia yaitu dengan menerapkan program keluarga berencana. KB
dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya
metode kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang
berkala dan koitus interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal
seperti: AKDR/IUD, dan metode kontrasepsi mantap seperti: metode
operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya
(Manuaba, 2020).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor KB di Tanjung
Pengapit.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada calon akseptor
KB di Tanjung Pengapit tahun 2024.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan Data Subjektif pada calon akseptor KB
di Tanjung Pengapit Tahun 2024.
b. Melakukan pengumpulan Data Objektif pada calon akseptor KB di
Tanjung Pengapit Tahun 2024.
c. Melakukan Analisa data pada calon akseptor KB di Tanjung
Pengapit Tahun 2024.
d. Melakukan Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada calon akseptor
KB di Tanjung Pengapit Tahun 2024.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari Pendidikan.
b. Mampu meningkatkan mutu pelayanan kebidanan pada calon
akseptor KB
c. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber bacaan
tentang asuhan kebidanan pada calon akseptor KB
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian Kelurga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objek-objek
tertentu, menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Pinem,
2019).
2. Tujuan Keluarga Berencana
a. Tujuan Umum
Meningkatkan Kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk (Purwoastuti, 2019).
b. Tujuan Khusus
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan,
menunda kehamilan dan menjarangkan kehamilan (Pusdiknakes,
2019).
3. Ruang Lingkup Keluarga Berencana
1) Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
2) Pelayanan Kontrasepsi
3) Pelayanan infertilitas
4) Pendidikan Seksual
5) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
6) Konsultasi genetic
7) Tes keganasan

8) Adopsi

4. Manfaat KB

Menurut Sulistyawati (2019), program keluarga berencana

memberikan manfaat, yaitu :

a. Manfaat keluarga berencana terhadap pengendalian penduduk

(bangsa dan negara).

b. Program keluarga berencana merupakan salah satu usaha

penanggulangan kependudukan yang merupakan bagian yang

terpadu dalam program pembangunan nasional yang bertujuan

untuk turut serta mensejahterakan ekonomi, spiritual dan sosial

budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang

baik dalam kemampuan produksi nasional.

c. Manfaat keluarga berencana bagi kepentingan nasional.

1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan

anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.

2) Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan

angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk sebanding

dengan peningkatan produksi.

5. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2019), kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
b. Syarat kontrasepsi
Menurut Handayani (2020), syarat kontrasepsi adalah :
1) Aman pemakaiannya dan dipercaya.
2) Tidak ada efek samping yang merugikan.
3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5) Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat
selama pemakaian.
6) Cara penggunaan sederhana atau tidak rumit.
7) Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
8) Dapat diterima oleh pasangan suami istri
c. Efektifitas kontrasepsi
Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian
pengguna dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan juga tergantung
pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan
penggunaan sempurna yang mengikuti semua intruksi dengan
benar dan tepat. (Nugraha dan Utama, 2019).
d. Faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
Menurut Proverawati (2010), faktor yang berperan dalam
pemilihan kontrasepsi adalah:
1) Faktor pasangan dan motivasi
a) Umur.
b) Gaya hidup.
c) Frekuensi senggama.
d) Jumlah keluarga yang diinginkan.
e) Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.
2) Faktor kesehatan
a) Status kesehatan.
b) Riwayat haid.
c) Riwayat keluarga.
d) Pemeriksaan fisik dan panggul.
3) Faktor metode kontrasepsi
a) Efektifitas.
b) Efek samping.
c) Biaya.
e. Macam-macam kontrasepsi
1) Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat
Metode Amenorhea Laktasi (MAL) Kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun hingga 6 bulan (EGC, 2019).
(a) Keuntungan MAL
(1)Efektifitas tinggi.

(2)Tidak mengganggu senggama.

(3)Segera efektif bila digunakan secara benar.

(4)Tidak ada efek samping secara sistemik.

(5)Tidak perlu pengawasan medis.

(6)Tidak perlu obat atau alat.

(7)Tanpa biaya.

(b) Kerugian MAL

(1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.

(2) Tidak melindungi akseptor terhadap penyakit menular

seksual (PMS) termasuk Hep.B dan HIV/AIDS.

(c) Indikasi
(1) Ibu yang menyusui secara eksklusif

(2) Ibu yang belum mendapatkan haid setelah persalinan

(d) Kontraindikas

(1) Sudah mendapat haid setelah persalinan

(2) Tidak menyusui secara ekslusif

(3) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

b. Metode Kalender

Metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus

menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.Untuk

perhitungan masa subur dipakai rumus terpanjang -11, siklus

terpendek -18 (Arum dkk, 2019).

1) Keuntungan metode kalender :

a) Tanpa efek samping

b) Tidak menggunakan bahan kimia

c) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan

d) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kotrasepsi

e) Murah dan tanpa biaya

2) Keterbatasan metode kalender

a) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri.

b) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam

menjalankannya.

c) Pasutri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

d) Pasutri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.


e) Harus mengamati siklus menstruasi minimal enam kali siklus.

f) Siklus menstruasi yang tidak teratur menjadi penghambat.

g) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi

lain

c. Metode Suhu Basal (MSB)

Metode suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh

tubuh istirahat/tidur.Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi

hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas

lainnya.Peningkatan suhu basal minimal 0,10c ketika ovulasi.

1) Manfaat

a) Metode suhu basal bermanfaat bagi pasangan yang

menginginkan kehamilan.

b) Serta bermanfaat bagi pasangan yang menginginkan

menghindari atau mencegah kehamilan.

2) Keuntungan

a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan

suami istri tentang masa subur atau ovulasi.

b) Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur

mendeteksi masa subur atau ovulasi.

c) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan

kesempatan untuk hamil.


d) Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat

mengalami masa subur atau ovulasi seperti perubahan lendir

serviks.

e) Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah

wanita itu sendiri.

3) Keterbatasan

a) Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.

b) Dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,

alcohol, stress, penggunaan narkoba maupun selimut

elektrik

c) Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang

sama.

d) Tidak mendeteksi awal masa subur.

e) Membutuhkan masa pantang yang lama.

f) Coitus Interruptus (Senggama Terputus)

Metode keluarga berencana tradisional, dimana pria

mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria

mencapai ejakulasi (BKKBN, 2010).

1) Cara kerja

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi

sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan

dapat dicegah.
2) Manfaat Kontrasepi

a. Alamiah.

b. Efektif bila dilaksanakan dengan benar.

c. Tidak mengganggu produksi ASI.

d. Tidak ada efek samping.

e. Tidak membutuhkan biaya.

f. Tidak memerlukan persiapan khusus.

g. Dapat di kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

h. Dapat digunakan setiap waktu.

3) Keterbatasan

a) Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol

ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.

b) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual

(orgasme).

4) Indikasi

a) Suami yang ingin berpatisipasi aktif dalam Keluarga

Berencana.

b) Pasangan yang taat beragama/mempunyai alasan filosofi

untuk tidak menggunakan metode-metode lain.

c) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.

d) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

5) Kontra indikasi

a) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.


b) Suami yang sulit melakukan senggama terputus.

c) Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.

d) Pasangan yang tidak bersedia melakukan metode ini.

d. Lendir Serviks

Metode lendir serviks atau yang lebih dikenal dengan

Metode Ovulasi Billings (MOB) merupakan metode Keluarga

Berencana Alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari

siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan

rasa pada vulva menjelang hari ovulasi.

1) Manfaat

Untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang

senggama pada masa subur, selain itu, metode ini juga

bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

2) Keuntungan

(a) Mudah digunakan.

(b) Tidak memerlukan biaya.

3) Kekurangan

(a) Tidak efektif bila digunakan sendiri.

(b) Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai

menyentuh alat kelaminnya.

(c) Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat

mengaburkan tanda-tanda kesuburan.

(d) Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.


2) Metode Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat

a) Kondom

Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan

alami (produksi hewani yang dipasang pada penis (kondom pria)

atau vagina (kondom wanita) saat berhubungan seksual (BKKBN,

2020).

1) Cara Kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel

telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet

yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak

tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.

2) Manfaat Kondom

a) Efektivitas bila digunakan dengan benar.

b) Tidak mengganggu produksi ASI.

c) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.

d) Mencegah ejakulasi dini.

e) Dapat mencegah penularan IMS.

3) Kekurangan

a) Angka kegagalan relatif tinggi.

b) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan

kontrasepsi

c) Mengganggu hubungan seksual


d) Harus selalu tersedia setiap kali hubungan seksual.

4) Efek samping

a) Kondom rusak

b) Kondom bocor atau dicurigai ada curahan divagina saat

berhubungan

c) Dicurigai adanya reaksi alergi

3) Kontrasepsi Pil

a) Pil Oral Kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi

hormon sintetis estrogen dan progesteron. Pil ini mengandung 30–

50 estrogen dan diantara 0,5–2 mg progesteron. Kombinasi

estrogen menekan ovulasi dan progesterone (BKKBN, 2010).

(1) Manfaat

(a) Memiliki efektifitas yang tinggi.

(b) Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

(c) Tidak mengganggu hubungan seksual.

(d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid yang

berkurang.

(e) Dapat digunakan jangka panjang.

(f) Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopause.

(g) Mudah dihentikan setiap saat.

(h) Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.


(i) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

(2) Kelemahan

(a) Mahal dan membosankan.

(b) Mual terutama pada 3 bulan pertama penggunaan.

(c) Pusing.

(d) Nyeri pada payudara.

(e) Kenaikan berat badan.

(f) Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui.

(g) Pada sebagian kecil wanita dapat menimbulkan depresi

dan perubahan suasana hati.

(h) Dapat meningkatkan tekanan darah.

(i) Tidak mencegah IMS.

(3) Indikasi

(a) Usia reproduksi

(b) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(c) Anemia karena haid berlebihan

(d) Nyeri haid hebat

(e) Siklus tidak teratur

(f) Riwayat kehamilan ektopik

(g) Pasca keguguran

(4) Kontradikasi

(a) Hamil atau dicurigai hamil


(b) Menyusui ekslusif

(c) Perdarahan pervaginam tanpa mengetahui penyebabnya

(d) Penyakit hati akut (hepatitis)

(e) Migrain dan gejalan neurologik fokal (epilepsi/riwayat

epilepsi)

(5) Efek Samping

(a) Amenorea.

(b) Mual, pusing, muntah.

(c) Spotting.

b) Pil Progestin

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintetis

progesterone, pil progestin ini sangat dianjurkan untuk ibu yang sedang

menyusui dikarenakan tidak akan menghambat produksi air susu ibu.

(1) Cara Pemakaian

Yaitu makan sesuai hari yang terletak dibelakang kemasan

harus dikonsumsi setiap hari dan tidak boleh terlupa satu haripun,

untuk memudahkan mengingatnya sebaiknya pil KB dikonsumsi di

jam yang sama. Bila terlupa 1 hari, minumlah 2 pil (pil di hari

Anda lupa+pil di hari saat Anda ingat) sekaligus dihari berikutnya

saat Anda ingat, dan bila Anda terlupa 2 hari, minumlah 2 pil dihari

saat Anda mengingatnya (1 pil hari ini dan 1 pil di hari yang Anda

lupa) dan 2 pil di hari berikutnya lagi dan gunakan kontrasepsi


metode lain seperti kondom untuk sementar minimal 7 hari, karena

ditakutkan efek kontrasepsi sudah hilang

(2) Keuntungan

(a) Cocok untuk yang sedang menyusui.

(b) Sangat efektif untuk masa laktasi.

(c) Dosis gestagen rendah.

(d) Tidak menurunkan produksi ASI.

(e) Tidak mengganggu hubungan seksual.

(f) Kesuburan cepat kembali.

(g) Tidak memberikan efek samping estrogen.

(h) Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus.

(i) Cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi

estrogen.

(j) Dapat mengurangi disminore.

(3) Kerugian

(a) Memerlukan biaya.

(b) Harus selalu tersedia.

(c) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.

(d) Penggunaan bersamaan dengan obat tuberculosis atau

epilepsy akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.

(e) Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.

(f) Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan

konsisten.
(g) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

(h) Tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi

wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.

(4) Efek samping

(a) Gangguan haid.

(b) Penurunan/kenaikan berat badan.

(c) Nyeri tekan payudara.

(d) Mual.

(e) Pusing.

(f) Perubahan mood.

(g) Dermatitis/jerawat.

(h) Kembung.

(i) Depresi.

(j) Hirsutisme (sangat jarang)

4) Kontrasepsi Suntikan/injeksi

a) Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionet yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg

Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan

injeksi IM sebulan sekali (BKKBN, 2020).

(1) Keuntungan

(a) Resiko terhadap kesehatan kecil


(b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

(c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

(d) Jangka panjang

(e) Efek samping sangat kecil

(f) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik

(g) Pemberian aman, efektif dan relative mudah

(2) Kerugian

(a) Perubahan pola haid, haid tidak teratur

(b) Awal pemakaian mual, pusing, nyeri payudara.

(c) Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan

(d) Tidak menjamin perlindungan terhadap pemularan

IMS.

(3) Indikasi

(a) Usia reproduksi

(b) Menyusui ASI pascapersalinan >6 bulan

(c) Anemia

(d) Nyeri haid hebat

(e) Haid teratur

(f) Riwayat kehamilan ektopik

(g) sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

(4) Kontraindikasi

(a) Hamil atau diduga hamil

(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebanya


(c) Keganansan pada payudara

(d) Usia >35 tahun yang merokok

b) Suntikan Progestin

Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi

hormon progesterone dengan nama dagang Depoprovera yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan secara IM

(BKKBN, 2020).

(1) Keuntungan

(a) Sangat efektif.

(b) Metode jangka waktu menengah (12 minggu per satu

kali injeksi).

(c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

(d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

(e) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak

serius terhadap penyakit jantung dan gangguan

pembekuan darah.

(f) Tidak perlu menyimpan obat suntik.

(2) Efek samping

(a) Gangguan haid.

(b) Spotting.
(c) Amenorrhea.

(d) Kenaikan/penurunan berat badan.

(e) Sakit kepala/pusing.

(f) Keputihan.

5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

a) Pengertian

Menurut Handayani (2020) kontrasepsi dalam rahim yaitu suatu alat

atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif dan

berjangka panjang untuk tujuan kontrasepsi.

b) Keuntungan

1) Metode jangka panjang (10 tahun).

2) Dapat digunakan sampai menopause.

3) Membantu mencegah kehamilan ektopik.

4) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudahabortus

(apabila tidak terjadi infeksi).

5) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

6) Tidak ada interaksi dengan obat–obat.

c) Kerugian
1) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

2) Perubahan siklus haid.

3) Haid lebih lama dan banyak.

4) Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi setelah pemasangan.

d) Indikasi

1) Usia reproduksi

2) Keadaan nulipara

3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

e) Kontraindikasi

1) Sedang hamil

2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

3) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, serivisitis).

4) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak Rahim

yang dapat mempengaruhi kavum uteri

5) Kanker alat genital

6) Ukuran rongga Rahim kurang dari 5 cm

f) Efek Samping

Menurut (BKKBN, 2020) Efek sampingnya adalah:

1) Perubahan siklus haid.

2) Haid lebih lama dan banyak.

3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.


4) Benang yang hilang

5) Leukorea.

6) Ekspulsi.

7) Kejang

8) Infeksi

6) Implant

Menurut Handayani (2020) implant ialah satu jenis alat kontrasepsi yang

berupa susuk yang berbentuk dari sejenis karet silastik yang berisi

hormon yang dipasang pada lengan atas.

a) Keuntungan

1) Dapat digunakan untuk jangka panjang sampai 5 tahun

2) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikan tekanan darah.

3) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

4) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

b) Kerugian

1) Susuk KB/implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas

kesehatan terlatih
2) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan

3) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan.

4) Perasaan mual

5) Nyeri kepala dan payudara

c) Indikasi

1) Usia reproduksi

2) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

3) Pascapersalinan

4) Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan

darah atau anemia bulan sabit

5) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

d) Kontraindikasi

1) Hamil atau diduga hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

4) Miom uterus dan kanker payudara

7) Tubektomi

a) Pengertian Tubektomi

Kontrasepsi mantap adalah suatu cara/tindakan yang

dilakukan untuk menghentikan fertilitas/kehamilan dalam jangka

waktu panjang, sehingga orang/pasangan yang bersangkutan tidak

akan mendapat keturunan lagi, walaupun kadang-kadang dapat di


pulihkan kembali seperti semula. Kontrasepsi mantap adalah cara

pengendalian fertilitas yang paling lazim dipakai oleh pasangan

umur lebih 30 tahun.

b) Cara Kerja Tubektomi

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong

atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum (BKKBN, 2020).

1) Jenis-jenis Tubektomi

(a) Minilaparotomi

(b) Laparoskopi

c) Keuntungan

(1) Permanen

(2) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

(3) Prosedur aman dan sederhana

(4) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

d) Kerugian Tubektomi

(1) Tidak mudah reversible dan harus dianggap sebagai permanen

(2) Memerlukan prosedur bedah

(3) Memerlukan anastesi lokal atau umum

e) Indikasi

(1) Usia >26 tahun

(2) Paritas >2


(3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya

(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang

serius

(5) Pascapersalinan

(6) Pascakeguguran

(7) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

f) Kontraindikasi

(1) Hamil

(2) Perdarahan vaginal yang belum jela

(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut

(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan

(5) Belum memberikan persetujuan tertulis

g) Efek Samping

(1) Infeksi luka

(2) Rasa panas pasca operasi

(3) Nyeri payudara

(4) Berat badan naik/turun (BKKBN, 2020).

8) Vasektomi

a) Pengertian

Pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma

dari testis).Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan

memerlukan waktu sekitar 20 menit.Pria yang menjalani vasektomi


sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi,

karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20

kali ejakulasi.Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali

ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa

pria tersebut telah mandul.

b) Keuntungan

(1) Permanen

(2) Sangat efektif

(3) Prosedur aman dan sederhana

(4) Ansietas terhadap kehamilan yang tak terencana sudah tidak

ada

c) Kerugian

(1) Tidak mudah reversible dan harus dianggap sebagai permanen

(2) Memerlukan prosedur bedah

(3) Memerlukan anastesi lokal atau umum

d) Efek samping

(1) Kemungkinan infeksi

(2) Hematoma

(3) Granulasi sperma

e) Komplikasi

(a) Perdarahan

(b) Abses atau infeksi pada testis


(c) Peradangan kronik granuloma di tempat insisi (BKKBN, 2020)

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA 29 TAHUN

DENGAN CALON AKSEPTOR KB DI TANJUNG PENGAPIT

TAHUN 2024

Tgl/Jam pengkajian : 31 Januari 2024 / 17.00 WIB

Tempat : Tanjung Pengapit

Pengkaji : Wawa Rosika

Kunjungan : K I Keluarga Berencana


I. PENGKAJIAN

IDENTITAS

Nama Pasien : Ny. D Nama Suami : Tn. A

Umur : 29 Tahun Umur : 31 Tahun

Suku : Melayu Suku : Melayu

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pekerjaan : Nelayan

Alamat Rumah : Tanjung Pengapit

ANAMESA

SUBJEKTIf

a. Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menggunakan alat kontrasepsi

b. Ibu mengatakan masih bingung mau menggunakan alat kontrasepsi apa

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah :110/70 mmHg

Nadi : 80 x/ menit

Pernapasan : 20 x/ menit

Suhu : 36,70C
ASSESMENT

Ny. D usia 29 tahun calon akseptor Kb dengan keadaan umum ibu baik.

PLANNING

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan :

Keadaan umum ibu : Baik

Tekanan darah : 110/70 mmHg

HR : 80 kali/menit

RR : 20 kali/menit

Suhu : 36,7oC

2. Memberikan konseling kepada ibu mengenai beberapa alat

kontrasepsi.

a. Kondom

1) Definisi Kondom

Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau

bahan alami (produksi hewani yang dipasang pada penis

(kondom pria) atau vagina (kondom wanita) saat berhubungan

seksual (BKKBN, 2020).

2) Efek samping

a) Kondom rusak

b) Kondom bocor atau dicurigai ada curahan divagina saat

berhubungan
c) Dicurigai adanya reaksi alergi

3) Cara kerja

Alat kontasepsi ini bekerja dengan menampung sperma di

dalam kantong kondom, sehingga mencegah memasuki saluran

reproduksi wanita.

d. Pil Progestin

1) Definisi

Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon

sintetis progesterone, pil progestin ini sangat dianjurkan untuk ibu

yang sedang menyusui dikarenakan tidak akan menghambat

produksi air susu ibu.

2) Keuntungan

a) Sangat efektif untuk masa laktasi.

b) Tidak menurunkan produksi ASI.

c) Tidak mengganggu hubungan seksual.

d) Kesuburan cepat kembali.

e) Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus.

f) Dapat mengurangi disminore.

3) Kekurangan

a) Tidak melindungi dari penyakit kelamin.

b) Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh

terlewat jika ingin mendapatkan perlindungan penuh.

c) Bisa meningkatkan tekanan darah.


d) Menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit kepala,

mual, nyeri pada payudara, dan perubahan mood yang drastis

di awal-awal pemakaian.

e) Terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada

bulan-bulan pertama pemakaian.

4) Efek samping

a) Gangguan haid.

b) Penurunan/kenaikan berat badan.

c) Nyeri tekan payudara.

d) Mual dan pusing.

e) Perubahan mood.

f) Dermatitis/jerawat.

g) Kembung.

h) Depresi.

e. Suntikan Progestin

1) Definisi

Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi yang berisi

hormon progesterone dengan nama dagang Depoprovera yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan secara IM

(BKKBN, 2020).

2) Keuntungan

a) Sangat efektif.
b) Metode jangka waktu menengah (12 minggu per satu kali

injeksi).

c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

e) Tidak perlu menyimpan obat suntik.

f) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

3) Kekurangan

a) Perubahan pola haid, haid tidak teratur

b) Awal pemakaian mual, pusing, nyeri payudara.

c) Ketergantungan klien pada pelayanan Kesehatan

d) Tidak menjamin perlindungan terhadap pemularan IMS.

4) Efek samping

a) Gangguan haid.

b) Spotting.

c) Amenorrhea.

d) Kenaikan/penurunan berat badan.

e) Sakit kepala/pusing.

f) Keputihan.

5) Cara kerja

KB suntik diberikan dengan cara menyuntikkan hormon

progestin ke dalam aliran darah dengan cara IM ( Intra

Muskuler). Anda bisa mendapatkan KB yang satu ini di klinik,

puskesmas, atau rumah sakit terdekat.


f. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

1) Definisi

Menurut Handayani (2020) kontrasepsi dalam rahim yaitu

suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang

sangat efektif dan berjangka panjang untuk tujuan kontrasepsi.

2) Keuntungan

a) Metode jangka panjang (10 tahun).

b) Dapat digunakan sampai menopause.

c) Membantu mencegah kehamilan ektopik.

d) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

e) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

f) Tidak ada interaksi dengan obat–obat.

3) Efek Samping

Menurut (BKKBN, 2020) Efek sampingnya adalah:

a) Perubahan siklus haid.

b) Haid lebih lama dan banyak.

c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

d) Infeksi

4) Cara kerja
Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR

menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik membuat sperma

sehingga tidak mampu untuk fertilisasiCara kerja

g. Implant

1) Definisi

Menurut Handayani (2020) implant ialah satu jenis alat

kontrasepsi yang berupa susuk yang berbentuk dari sejenis karet

silastik yang berisi hormon yang dipasang pada lengan atas.

2) Keuntungan

a) Dapat digunakan untuk jangka panjang sampai 5 tahun

b) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikan tekanan darah.

c) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

d) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

3) Kekurangan

a) implan tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual.

b) Tabung implan harus dilepaskan setiap tiga tahun.

c) Pemasangan KB jenis ini menghabiskan cukup banyak uang.

d) Proses pemasangan KB ini memerlukan kunjungan dokter.

4) Cara kerja

Implan yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan

hormon progestin dengan kadar rendah, hormon tersebut bertugas

untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dalam siklus bulanan)


3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang pada

Tanggal 5 Februari 2024.

Anda mungkin juga menyukai