KECAMATAN GALANG
TAHUN 2024
Di Susun Oleh :
Pada Tanggal :
31 Januari 2024
TAHUN 2024
HALAMAN PERSUTUJUAN
Umur : 29 Tahun
NIM : 526080621023
Wawa Rosika
DAFTAR ISI ???????
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga (Kemenkes RI, 2018).
Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak serta meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk Indonesia (BKKBN, 2018).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Upaya pemerintah
diantaranya pembangunan keluarga berkualitas yang hidup di lingkungan
yang sehat dengan jarak kehamilan normal serta kesehatan ibu hamil
(Profil Kesehatan RI, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) (2019) penggunaan
kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun
2019. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun
melaporkan penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6
tahun terakhir.Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6% ,di Asia telah
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6% sedangkan di Amerika Latin dan
Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi 66,7%.Diperkirakan 225 juta
perempuan dinegara-negara berkembang ingin menunda atau
menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih
terlalu tinggi.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, cakupan peserta
aktif KB aktif di Indonesia menurut metode kontrasepsi modern paling
besar yaitu suntik 63,7%, Pil 17%, AKDR 7,4%, Implan 7,4%, kondom
1,2%, MOW 2,7%, dan MOP 0,5%. Berdasarkan pola dalam pemilihan
jenis alat kontrasepsi, sebagian besar peserta KB aktif memilih suntikan
dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan (lebih dari 80%)
disbanding metode lainnya, suntikan (63,7%) dan pil (17%). Padahal
suntikan dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek
sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian
kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.
Peserta KB aktif yang ada di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak
263.611 yang terdiri dari KB suntik 55%, Pil 29%, implant 5,5%, kondom
5,2%, IUD 4%, Mow 2%, MOP 0,1% (Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau, 2019).
Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia yaitu dengan menerapkan program keluarga berencana. KB
dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya
metode kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang
berkala dan koitus interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal
seperti: AKDR/IUD, dan metode kontrasepsi mantap seperti: metode
operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya
(Manuaba, 2020).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Calon Akseptor KB di Tanjung
Pengapit.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada calon akseptor
KB di Tanjung Pengapit tahun 2024.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan Data Subjektif pada calon akseptor KB
di Tanjung Pengapit Tahun 2024.
b. Melakukan pengumpulan Data Objektif pada calon akseptor KB di
Tanjung Pengapit Tahun 2024.
c. Melakukan Analisa data pada calon akseptor KB di Tanjung
Pengapit Tahun 2024.
d. Melakukan Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada calon akseptor
KB di Tanjung Pengapit Tahun 2024.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari Pendidikan.
b. Mampu meningkatkan mutu pelayanan kebidanan pada calon
akseptor KB
c. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber bacaan
tentang asuhan kebidanan pada calon akseptor KB
BAB II
TINJAUAN TEORI
8) Adopsi
4. Manfaat KB
5. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2019), kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
b. Syarat kontrasepsi
Menurut Handayani (2020), syarat kontrasepsi adalah :
1) Aman pemakaiannya dan dipercaya.
2) Tidak ada efek samping yang merugikan.
3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5) Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat
selama pemakaian.
6) Cara penggunaan sederhana atau tidak rumit.
7) Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
8) Dapat diterima oleh pasangan suami istri
c. Efektifitas kontrasepsi
Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian
pengguna dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan juga tergantung
pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan
penggunaan sempurna yang mengikuti semua intruksi dengan
benar dan tepat. (Nugraha dan Utama, 2019).
d. Faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
Menurut Proverawati (2010), faktor yang berperan dalam
pemilihan kontrasepsi adalah:
1) Faktor pasangan dan motivasi
a) Umur.
b) Gaya hidup.
c) Frekuensi senggama.
d) Jumlah keluarga yang diinginkan.
e) Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.
2) Faktor kesehatan
a) Status kesehatan.
b) Riwayat haid.
c) Riwayat keluarga.
d) Pemeriksaan fisik dan panggul.
3) Faktor metode kontrasepsi
a) Efektifitas.
b) Efek samping.
c) Biaya.
e. Macam-macam kontrasepsi
1) Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat
Metode Amenorhea Laktasi (MAL) Kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun hingga 6 bulan (EGC, 2019).
(a) Keuntungan MAL
(1)Efektifitas tinggi.
(7)Tanpa biaya.
(c) Indikasi
(1) Ibu yang menyusui secara eksklusif
(d) Kontraindikas
(3) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
b. Metode Kalender
menjalankannya.
lain
1) Manfaat
menginginkan kehamilan.
2) Keuntungan
serviks.
3) Keterbatasan
elektrik
sama.
1) Cara kerja
dapat dicegah.
2) Manfaat Kontrasepi
a. Alamiah.
3) Keterbatasan
(orgasme).
4) Indikasi
Berencana.
5) Kontra indikasi
d. Lendir Serviks
1) Manfaat
2) Keuntungan
3) Kekurangan
a) Kondom
2020).
1) Cara Kerja
2) Manfaat Kondom
3) Kekurangan
kontrasepsi
4) Efek samping
a) Kondom rusak
berhubungan
3) Kontrasepsi Pil
(1) Manfaat
berkurang.
(2) Kelemahan
(c) Pusing.
(3) Indikasi
(4) Kontradikasi
epilepsi)
(a) Amenorea.
(c) Spotting.
b) Pil Progestin
progesterone, pil progestin ini sangat dianjurkan untuk ibu yang sedang
harus dikonsumsi setiap hari dan tidak boleh terlupa satu haripun,
jam yang sama. Bila terlupa 1 hari, minumlah 2 pil (pil di hari
saat Anda ingat, dan bila Anda terlupa 2 hari, minumlah 2 pil dihari
saat Anda mengingatnya (1 pil hari ini dan 1 pil di hari yang Anda
(2) Keuntungan
estrogen.
(3) Kerugian
(e) Harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
konsisten.
(g) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
(d) Mual.
(e) Pusing.
(g) Dermatitis/jerawat.
(h) Kembung.
(i) Depresi.
4) Kontrasepsi Suntikan/injeksi
a) Suntikan Kombinasi
(1) Keuntungan
(2) Kerugian
IMS.
(3) Indikasi
(c) Anemia
(4) Kontraindikasi
b) Suntikan Progestin
(BKKBN, 2020).
(1) Keuntungan
kali injeksi).
pembekuan darah.
(b) Spotting.
(c) Amenorrhea.
(f) Keputihan.
a) Pengertian
atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif dan
b) Keuntungan
c) Kerugian
1) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
d) Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Keadaan nulipara
e) Kontraindikasi
1) Sedang hamil
f) Efek Samping
5) Leukorea.
6) Ekspulsi.
7) Kejang
8) Infeksi
6) Implant
Menurut Handayani (2020) implant ialah satu jenis alat kontrasepsi yang
berupa susuk yang berbentuk dari sejenis karet silastik yang berisi
a) Keuntungan
pencabutan
b) Kerugian
kesehatan terlatih
2) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
4) Perasaan mual
c) Indikasi
1) Usia reproduksi
3) Pascapersalinan
d) Kontraindikasi
7) Tubektomi
a) Pengertian Tubektomi
1) Jenis-jenis Tubektomi
(a) Minilaparotomi
(b) Laparoskopi
c) Keuntungan
(1) Permanen
d) Kerugian Tubektomi
e) Indikasi
kehendaknya
serius
(5) Pascapersalinan
(6) Pascakeguguran
f) Kontraindikasi
(1) Hamil
g) Efek Samping
8) Vasektomi
a) Pengertian
b) Keuntungan
(1) Permanen
ada
c) Kerugian
d) Efek samping
(2) Hematoma
e) Komplikasi
(a) Perdarahan
BAB III
TINJAUAN KASUS
TAHUN 2024
IDENTITAS
ANAMESA
SUBJEKTIf
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,70C
ASSESMENT
Ny. D usia 29 tahun calon akseptor Kb dengan keadaan umum ibu baik.
PLANNING
HR : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
kontrasepsi.
a. Kondom
1) Definisi Kondom
2) Efek samping
a) Kondom rusak
berhubungan
c) Dicurigai adanya reaksi alergi
3) Cara kerja
reproduksi wanita.
d. Pil Progestin
1) Definisi
2) Keuntungan
3) Kekurangan
b) Harus diminum setiap hari di jam yang sama dan tidak boleh
di awal-awal pemakaian.
4) Efek samping
a) Gangguan haid.
e) Perubahan mood.
f) Dermatitis/jerawat.
g) Kembung.
h) Depresi.
e. Suntikan Progestin
1) Definisi
(BKKBN, 2020).
2) Keuntungan
a) Sangat efektif.
b) Metode jangka waktu menengah (12 minggu per satu kali
injeksi).
3) Kekurangan
4) Efek samping
a) Gangguan haid.
b) Spotting.
c) Amenorrhea.
e) Sakit kepala/pusing.
f) Keputihan.
5) Cara kerja
1) Definisi
2) Keuntungan
3) Efek Samping
d) Infeksi
4) Cara kerja
Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR
g. Implant
1) Definisi
2) Keuntungan
pencabutan
3) Kekurangan
4) Cara kerja