Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN PERMASLAHAN

PENGARUH VIDIO ANIMASI TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN


USIA SUBUR DIWILAYAH KERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARO DESA ARO
KECAMATAN MUARO BULIAN KABUPATEN BATANG HARI
TAHUN 2022

OLEH:
SRI ASTUTIK
PO.71.24.12.20.296

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulisan ucapkan kehadiran Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pengaruh Vidio Animasi
Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Diwilayah Kerja Di Wilayah
Kerja Puskesmas Aro Desa Aro Kecamatan Muaro Bulian Kabupaten Batang Hari Tahun
2022
Penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, baik berupa bimbingan ataupun
dorongan secara moril maupun materil dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu izinkan
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Rusmimpong S.Pd, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jambi.
2. Ibu Hj. Suryani, S.Pd, MPH Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jambi.
3. Ibu Yuli Suryanti, M.Keb Selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenekes Jambi.
4. Seluruh dosen dan staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
yang telah memberikan ilmu selama penulis berada di bangku kuliah.
5. Kedua orang tua yang telah membantu dalam bentuk moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini

Semoga segala amal muliannya dapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 2022

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang penyuluhan 7

B. Metode Penelitian 09

C. Sasaran Penyuluhan 12

D. Faktor Faktor yang mempengaruhi penyuluhan 12

E. Definisi Keluarga Berencana 13

F. Tujuan Program KB 14

G. Sasaran Pemakai KB 14

H. Faktor Pemilihan Kontrasepsi 14

I. Indikasi absolute dan Relatife 16

J. Faktor Pemakaian dan Berkesinambungan 17

K. Jenis Jenis Kontrasepsi 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah

pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ancaman terjadinya ledakan penduduk di

Indonesia semakin terlihat dalam kurun waktu 5 tahun (2014-2018), jumlah

penduduk di Indonesia meningkat dari 252,2 juta pada tahun 2014, menjadi 265

juta pada tahun 2018. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk menekan

laju pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah

bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk

menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan Program Kependudukan

dan Keluarga Berencana menekankan kewenangan Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak hanya terbatas pada masalah

Pembangunan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera saja namun juga

menyangkut masalah pengendalian penduduk.

Menurut World Health Organization (WHO), 2018 penggunaan kontrasepsi

telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin,

tetapi terus rendah di Afrika sub-Sahara. Secara global, penggunaan kontrasepsi

modern sedikit meningkat, dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun

2015. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49 tahun yang melaporkan

penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat secara minimal atau

4
meningkat antara 2008 dan 2015.

Di Afrika naik dari 23,6% menjadi 28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9%

menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin dan Karibia tetap stabil di 66,7%. Ada 214

juta wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin menghindari

kehamilan tidak menggunakan metode kontrasepsi modern. Alasan untuk ini

termasuk pilihan metode yang terbatas, ketakutan atau pengalaman efek samping,

dan buruknya kualitas layanan yang tersedia. Kebutuhan kontrasepsi yang tidak

terpenuhi tetap terlalu tinggi. Ketidakadilan ini didorong oleh meningkatnya

populasi. Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan bahwa pembangunan

keluarga adalah upaya mewujutkan keluarga yang berkualitas yang hidup dalam

lingkungan yang sehat dan keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran

anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,

perlindungan, dan membantu sesuai hak reproduksi untuk mewujutkan keluarga

berkualitas. Undang-undang ini mendukung program KB sebagai salah satu upaya

untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam

program KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes RI,

2014).

Persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada

tahun 2016 sebesar 74,8%. Dari 33 provinsi, ada 15 provinsi yang presentasenya

masih berada di bawah presentase nasional. Tiga provinsi yang memiliki

persentase tertinggi yaitu Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14: 2302-

2531 314 Maluku Utara sebesar 87,03%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar

83,92%, dan Sulawesi Utara sebesar 83,84%, sedangkan presentase terendah

terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 63,24%, Sumatera Barat sebesar

5
63,73%, dan DKI Jakarta sebesar 67,46%. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan

salah satu provinsi dari 15 provinsi yang presentasenya masih berada di bawah

presentase nasional yaitu sebesar 72,30% (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan data awal yang didapatkan dari puskesmas Pattingalloang, pada

tahun 2016 akseptor ibu KB di wilayah kerja puskesmas Pattingalloang sebanyak

488 ibu akseptor KB, pada tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu 877 ibu

akseptor KB, sedangkan tahun 2018 mengalami penurunan yaitu 762 ibu akseptor

KB.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat Pengaruh Penyuluhan Media Vidio Animasi terhadap

Tingkat Pengetahuan tentang Pemilihan Program Keluarga Berencana pada

Pasangan Usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Aro Kecamatan Muara Bulian

Kabupaten Batang Hari Tahun 2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Pengaruh Penyuluhan Media Vidio Animasi terhadap

Tingkat Pengetahuan tentang Pemilihan Program Keluarga Berencana pada

Pasangan Usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas Aro Kecamatan Muara

Bulian Kabupaten Batang Hari Tahun 2022?

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang Edukasi Pemilihan Kontrasepsi

Keluarga Berencana sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Penyuluhan

1. Defenisi Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan merupakan transfer teknologi dan proses edukasi, yang

merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan meliputi diseminasi inovasi,

fasilitas, konsultasi, supervisi, pemantauan, evaluasi dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat Menurut (Notoadmojo, 2017), penyuluhan merupakan metode

promosi kesehatan yang memiliki makna suatu proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin

hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan,

secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan

(Effendy, 2003).

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah

atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat

(Depkes, 2020)

2. Metode Penyuluhan

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan

7
adalah (Notoadmojo, , 2018) yaitu:

a. Video Animasi

1) Pengertian

Video merupakan salah satu dari jenis media audio visual. Karena

video mampu menyampaikan materi pelajaran melalui gambar dan suara.

Video merupakan suatu sistem penyimpanan informasi yang berupa

gambar atau suara pada piringan (disk). Ada dua sistem yang

dikembangkan dalam video, yaitu sistem optical dan sistem capacitanc.

Daryanto (2016:15) memberikan definisi bahwa “media video adalah

segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan

dengan gambar bergerak secara sekuensial”. Penyampaian informasi atau

pesan-pesan kesehatan juga dapat melalui video, seperti, video animasi,

audiovisual dan lain-lain.

Animasi adalah suatu gerakan yang dihasilkan oleh proses manipulasi

visual. Animasi merupakan perubahan gambar dalam setiap waktu

(Sulistiyani, 2017:152). Animasi adalah serangkaian gambar yang bergerak

dangan secara kontiniu yang memiliki hubungan antara satu dan lainnya

(Adjie, 2017:143)

Animasi pada dasarnya adalah suatu disiplin ilmu yang memadukan

unsur seni dengan teknologi. Sebagai disiplin ilmu seni terkait dengan

aturan dan hukum dan dalil yang mendasari keilmuan itu sendiri, yaitu

prinsip animasi . Teknologi untuk menunjang animasi adalah perangkat yag

dapat merekam seni animasi tersebut seperti kamera film atau video,

perekam suara, perangkat lunak komputer, serta sumber daya manusia

(Soenyoto, 2017:2).

8
B. Metode Penelitian

2) Metode Animasi

Metode animasi menurut Adjie, (2017:143) adalah sebagai berikut:

a) Metode tradisonal

Hingga saat ini animasi tradisional masih sering digunakan, sementara

bersaing dengan yang lebih modern

b) Metode modern

Animasi modern biasanya menggunakan grafika komputer 3D,

meskipun grafika komputer 2D masih digunakan untuk gaya,

bandwidth rendah, dan rendering real-time yang lebih cepat. Target

animasinya adalah komputer itu sendiri, tetapi terkadang juga film.

3) Karakteristik Video Animasi

Berikut karakteristik, keuntungan, dan kelemahan media video

sebagaimana terdeskripsi berikut:

a) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

b) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.

c) Pesan yang disampaikan cepat dan mudah.

d) Mengembangkan imajinasi peserta didik.

e) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang

lebih realistik.

f) Sangat mempengaruhi emosi seseorang.

g) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan, mampu

menunjukkan rangsangannya sesuai dengan tujuan dan respon yang

diharapkan dari siswa.

9
h) Semua peserta didik dapat belajar melalui video, baik yang pandai

maupun yang kurang pandai.

i) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

j) Dengan video siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.

4) Keuntungan Menggunakan Video Animasi

Romiszowski (2018:44) menyatakan bahwa video adalah salah satu

media pembelajaran yang cukup berkesan karena di dalamnya terdapat

penggabungan secara baik unsur multimedia seperti audio, visual, gerak,

warna dan kesan tiga dimensi. Kelebihan video yang secara langsung dapat

menarik minat dan perhatian siswa melalui penggunaan unsur-unsur gerak,

bunyi, warna, dan cahaya yang tertata secara baik menjadi video dan

seterusnya dapat mendorong pembelajaran siswa. Penggunaan video dapat

memanipulasi ruang, masa dan ukuran guna mendukung pembelajaran.

Menurut Rusman (2013:220) kelebihan yang dimiliki media video

adalah:

a) video dapat memberikan pesan yang diterima lebih merata oleh siswa

b) video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses

c) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis dan dapat

diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan.

d) memberikan kesan mendalam yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

5) Kelemahan menggunakan Video

Menurut Sanjaya (2008:216) kelemahan dari media video adalah sebagai

berikut:

a) Hanya mampu melayani secara baik untuk mereka yang sudah mampu

berpikir abstrak.

10
b) Guru kurang kreatif dalam meyampaikan materi pembelajaran karena

sudah diwakili oleh media audio visual video.

c) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya.

d) Kelas lain terganggu ketika penayangan film berlangsung karena

suaranya yang keras dapat menggangu konsentrasi belajar kelas lain.

Sedangkan Richard M.Steers (2016:53) mengatakan mengenai ukuran

efektifitas untuk pencapaian suatu tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian

tujuan harus dipandang sebagai proses.

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses. Proses adalah segala

gejala yang mengalami perubahan secara terus-menerus atau segala kejadian

yang berlangsung terus menerus (Syafrudin, 2009: 115).

Menurut L Green dalam Syarifudin (2009:140) proses penyuluhan tidak

dilaksanakan begitu saja tetapi harus dengan perencanaan yang adekuat.

Menggunakan perangkat-perangkat dan tekhnik yang baik sehingga proses

dapat berjalan dengan baik. Perangkat tersebut terdiri dari :

1. Perangkat keras yaitu berupa gedung ruangan dan alat bantu penyuluhan.

2. Perangkat lunak berupa metode penyuluhan.

3. Input merupakan sasaran yang diberikan penyuluhan kesehatan (individu.

kelompok masyarakat).

4. Output merupakan hasil dari proses baik berupa pengetahuan atau

perubahan perilaku.

5. Sumber Daya adalah segala sesuatu yang ada dan yang mampu untuk

melakukan suatu proses.

6. Tehnik adalah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat

terwujud secara baik dan sempurna.

11
C. Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di Wilayah

Kerja puskesmas, dan masyarakat. diutamakan pada Pasangan Usia Subur

(Effendy, 2013).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor

penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan (Effendy O. , 2013).

1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang

akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang

digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan

kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton

sehingga membosankan.

2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena

lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat

kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi

lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan

perilaku.

3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai

dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan

keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah

sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda

yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa

12
yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

E. Definisi Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak

dalam keluarga (dr.Hartanto 2015 Hal: 105).

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengatur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan.Usaha yang

dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki

mencapai dan membuahi sel telur wanita (vertilisasi) atau mencegah sel telur

yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang dalam

rahim (Th.Endang Purwoastuti, S.Pd, APP 2015 Hal 128).

13
F. Tujuan Program KB

Menurut (Prof. Hidayat, 2017)

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS

(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya

masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus

menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alatkontrasepsi.

b. Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi.

c. Meningkatkankesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan

kelahiran

G. Manfaat Program KB

Menurut (Prof. Hidayat 2017)

1. Manfaat KB bagi pasangan suami istri

a. Menurunkan risiko kehamilan

b. Menurunkan risiko kanker pada wanita

c. Menjaga kesehatan mental

H. Sasaran pemakai kontrasepsi

Menurut (Prawirohardjo, 2018).

1. Pasangan Usia Subur (PUS)

Semua Pasangan Usia Subur yang ingin menunda, menjarangkan kehamilan

dan mengatur jumlah anak.

14
2. Ibu yang mempunyai banyak anak

Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi yang disebabkan karenafaktor multiparitas (banyak

melahirkan anak).

3. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan

Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakan keselamatan jiwanya

jika dia hamil, maka ibu tersebut dianjurkan memakai kontrasepsi.

I. Faktor-faktor dalam memilih kontrasepsi

Menurut (Prawirohardjo, 2018).

A. Faktor pasangan-motivasi

1. Umur Wanita usia subur dapat menggunakan kontrasepsi

progestin, sedangkan wanita yang sudah menopause tidak

dianjurkan menggunakan kontrasepsi progestin, sehingga mempengaruhi

seseorang untuk memilih metode kontrasepsi.

2. Gaya hidup

Wanita yang gaya hidupnya suka merokok (perokok), menderita anemia

(kekurangan zat besi) boleh menggunakan kontrasepsi progestin karena

tidak ada efek samping bagi wanita perokok dan penderita anemia

3. Frekuensi senggama

Kontrasepsi progesteron dapat digunakan pada wanita yang sering ataupun

yang jarang melakukan hubungan seksual dengan suaminya, karena tidak

mengganggu pada hubungan seksual.

4. Jumlah keluarga yang diinginkan

15
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan kehamilan,

jadi wanita yang ingin mengatur jumlah anak ataupun yang ingin

menjarangkan kehamilan sehingga jumlah anak dalam keluarga sesuai

keinginan dapat menggunakan kontrasepsi.

5. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

Wanita yang dulunya pernah menggunakan salah satu kontrasepsi, dia merasa

nyaman dan mendapat keuntungan dari kontrasepsi itu. Maka dia pasti akan

menggunakan kontrasepsi itu lagi.

J. Faktor kesehatan-kontra indikasi absolute dan relatif

a. Status kesehatan

Wanita yang mempunyai riwayat penyakit jantung dapat menggunakan

kontrasepsi progesterone, karena mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung.

b. Riwayat haid

Semua wanita yang siklus haidnya panjang atau pendek dapat menggunakan

kontrasepsi progesterone, sedangkan wanita yang pernah mengalami perdarahan

pervaginam yang belum jelas penyebabnya tidak boleh menggunakan kontrasepsi

progesterone.

c. Riwayat keluarga

Wanita yang dalam keluarganya mempunyai riwayat kanker payudara dan

diabetes mellitus disertai komplikasi tidak dapat menggunakan kontrasepsi

progestin.

d. Pemeriksaan fisik

Wanita yang pada pemeriksaan fisik terdapat varises tidak dapat menggunakan

16
kontrasepsi progestin.

K. Faktor Metode Kontrasepsi Penerimaan Dan PemakaianBerkesinambungan

a. Efektifitas

Efektifitas kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100

perempuan tiap tahun. Asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

b. Efek samping minor

Efek samping hanya sedikit (gangguan siklus haid, perubahan berat badan,

keterlambatan kembalinya kesuburan dan osteoporosis pada pemakaian jangka

panjang).

c. Kerugian

Kerugian hanya sedikit dan jarang terjadi pada wanita yang menggunakan

kontrasepsi progesterone ini, perubahan berat badan merupakan kerugian

tersering.

d. Komplikasi-komplikasi yang potensial

Wanita yang menggunakan kontrasepsi progesterone tidak ditemukan adanya


komplikasi-komplikasi yang potensial.

e. Biaya
Biaya kontrasepsi progesterone sangat terjangkau, siapa saja
bisamenjangkaunya.

L. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

Menurut (Prawirohardjo, 2016)

1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

17
a. Defenisi Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah salah satu metode dalam


merencanakan kehamilan (kontrasepsi) yang bersifat alamiah dan
sementara.MAL diterapkan dengan mengandalkan pemberian ASI
Eksklusif kepada bayi dibawah enam bulan dan kondisi infertilitas
postpartum wanita yang telah terjadi setelah persalinan dan dapat
diperpanjang dengan menyusui.
b. Mekanisme Kerja

Cara kerja MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi yang

dengan kata lain memerlukan ketiadaan haid. Pada saat menyusui

hormone yang berperan adalah prolactin dan oksitosin. Semakin sering

menyusui maka kadarprolactin meningkat dan hormone gonadotropin

melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan

mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

c. Efektivitas

Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas tinggi (keberhasilan 98%

pada enam bulan pasca persalinan bilaASI menjadi satu-satunya sumber

segera efektif pasca persalinan, dan tidak mengganggu

senggama.Selain itu juga tidak ada efek samping secara sistemik, dan

tidak memerlukan pengawasan medis dan tidak memerlukan obat atau

alat, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya.

d. Syarat MAL

1) Menyusui bayi secara eksklusif setelah melahirkan (hanya ASI

secara penuh, teratur dan seseringmungkin)

2) Belum haid

18
3) Efektif hanya sampai 6 bulan

e. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan

atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama.Kondom

biasanya dibuat dari nahan latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria

atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersenggama (bersetubuh) atau

berhubungan suami-istri.

Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita.Efektifitas kondom

dalam mencegah kehamilan meningkat setelah ditambahkan lubrikan

spermisida di kondom.

f. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon

progesterone dan estrogen,kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntik yang

sebulan sekali (cyclopem) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera).

g. Kontrasepsi Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit,

yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan

kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan

tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh

menggunakan obat yang mengandung estrogen.

h. Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD)

IUD adalah suatu benda kecil dari plastik lentur, kebanyakan

mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam Rahim.IUD

adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang

19
megandung tembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu

yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal

dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8-10 tahun.Tetapi efek dari

IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik.

Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%.

i. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan

untuk mencegah kehamilan.Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang

digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada

pria.Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya

dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap

pada pria 0,1%- 0,5% dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada

kontap wanita kurang dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Rosalina, (2012)

“Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Pada

Kelompok Pinjaman Bergulir Di Desa Mantren Kec Karangrejo Kabupaten Madetaan”.

Jurnal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 01 No 01 (Februari 2012), h. 3.

Supliyani, Dkk. (2017).

Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota

Bogor. Jurnal Kebidanan, 3(4), 204–210.

Tandilangi, M., Mintjelungan, C., & Wowor, V.N.S. (2016).

Efektivitas dental health education dengan media animasi kartun terhadap perubahan

perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD Advent 02 Sario Manado. Jurnal e-GiGi

(eG), 4(2), hal. 106-110.

Yakin, T. (2016).

Pengembangan Buku Saku Digital Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving

Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan

Lampung).

Yudiharto A. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi

Proses Persalinan Di Puskesmas Kecamatan Mauk Kabupaten Tanggerang Tahun 2016.

2016;60–70. 2.

21

Anda mungkin juga menyukai