Anda di halaman 1dari 35

PENERAPAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT DIHUBUNGKAN

DENGAN DIMENSI MUTU DI RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING


TAHUN 2022

PROPOSAL

OLEH :

EMA HARDIANTI NAIBAHO


NPM 21.15.059

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM


MAGISTER FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT
KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
PENERAPAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT DIHUBUNGKAN
DENGAN DIMENSI MUTU DI RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING
TAHUN 2022

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister


Kesehatan Masyarakat (M.K.M) Pada Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan DELI
HUSADA Deli Tua

OLEH :

EMA HARDIANTI NAIBAHO


NPM 21.15.059

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM


MAGISTER FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT
KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Penerapan Indikator Nasional Mutu Rumah Sakit Di


Hubungkan Dengan Dimensi Mutu Di Rumah Sakit
Umum Sembiring Tahun 2022

Nama Mahasiswi : Ema Hardianti Naibaho


NPM : 21.15. 059
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Magister

Pembimbing I Pembimbing II

DR. dr. Felix Kasim, M.Kes Peny Ariani, SST,M.Keb

Mengetahui, Ketua Program Studi

Dr. Herlina J EL-Matury, M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul : Penerapan Indikator Mutu Rumah Sakit
Dihubungkan Dengan Dimensi Mutu Di Rumah Sakit Umum sembiring Deli Tua Tahun 2022 yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik

dalam susunan kalimat maupun dalam penyajian materinya. Dan peneliti juga menyadari akan kekurangan tersebut

peneliti menerima kritikan dan saran dari pembaca dengan harapan dan menjadi masukan yang berguna tidak saja

dalam hal penyempurnaan tesis ini tetapi juga proses penataan dari penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti banyak mendapatkan masukan, arahan, bimbingan dari berbagai pihak, untuk

itu dengan ketulusan hati, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Terulin S Meliala, Am.Keb, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Rumah Sakit Umum Sembiring.

2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan DELI HUSADA Delitua.

3. Prof. Dr. Jon piter sinaga, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Institut

Kesehatan Deli Husada Delitua.

4. Dr. Herlina Keperawatan J. El-Matury, ST.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu kesehatan

Masyarakat Program Magister Institut Kesehatan Deli Husada Delitua.

5. Dr. Elmina Tampubolon, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Bd. Peny Ariani SST, M.Keb

selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini .

6. DR.dr.felix kasim,M.kes selaku penguji I dan selaku penguji II yang telah banyak memberikan

bimbingan ,saran kepada penulis dalam mengerjakan proposal ini

7. Bungamari Sembiring, S.Si.,M.Kes selaku Wali Tingkat beserta seluruh bapak ibu dosen

Program magister institut kesehatan deli husada yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, wawasandan motivasi selama pendidikan sehingga peneliti berhasil

menyelesaikan proposal ini.


8. Seluruh civitas akademika program studi ilmu kesehatan masyarakat program magister

Institut Kesehatan Deli Husada Delitua dan semua pihak tidak dapat disebutkan satu persatu,

yan ikut serta memperlancar dalam proses perkuliahan dan penulisan prposal ini.

9. Teristimewa kepada orang tua saya, Ayah saya dan Ibu saya yang telah bekerja keras untuk

pendidikan saya dan mendidik saya selama ini, memberikan dukungan moral maupun

material serta doa-doanya yang tak terhingga sehingga saya dapat menyelesaikan Pendidikan

magister di Institut Kesehatan Deli Husada Delitua.

Semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penuli54s khususnya. Penulis

menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan

kririk yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

Delitua, Mei 2022

Ema Hardianti naibaho


21.15.059
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan meruapakan bagian integral dari pembanguanan nasional,sehingga
dalam indonesia sehat 2025 pemerintah berharap masyarakat memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu (Anggraine,2018). Pelayanan kesehatan
adalah segala upaya yang diselenggrakan secara sendiri atau secara bersama – sama dalam
suatu organisasi untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,keluarga,kelompok
ataupun masyarakat (Azwar,2017).
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan

kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor

18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2020- 2024, Kementerian Kesehatan telah

menetapkan 6 (enam) Tujuan Strategis, yang salah satunya adalah

peningkatan cakupan kesehatan semesta yang bermutu. Untuk

mencapai tujuan strategis tersebut, ditetapkan sasaran strategis

yaitu meningkatnya ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.Secara umum

pembangunan kesehatan telah menunjukkan berbagai kemajuan

penting dalam peningkatan status kesehatan. Dalam

1
hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, di antaranya Umur

Harapan Hidup (UHH) orang Indonesia telah naik mengikuti tren

kenaikan UHH global. Tahun 2017, UHH orang Indonesia telah

mencapai 71.5 tahun.

Target angka kematian ibu (AKI) RPJMN 2024 adalah

183/100.000 kelahiran hidup (KH),sedangkan target angka

kematian ibu AKI menurut SDGS adalah 70/100.000 kelahiran

hidup (KH). Target indonesia (RPJMN2024) : angka kematian

neonatal (AKN) adalah 10/100.000 kelahiran hidup (KH),dan

angkat kematian balita (AKB) aalah 16/100.000 kelahiran Hidup

(KH) dan target Global SDGs (Sustainable Development Goals )

2030 angka kematian bayi (AKB) sebesar 12/1.000 kelahiran

Hidup (KH). Pencapaian target indikator tersebut meskipun sudah

menunjukkan tren positif namun belum memenuhi target yang

diharapkan. Hal ini digambarkan dengan AKI di Indonesia masih

merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara serta masih jauh dari

target global SDG untuk menurunkan AKI menjadi 183 per 100.000

KH pada tahun 2024 dan kurang dari 70 per100.000 KH pada

tahun 2030. Angka kematian neonatus, kendati mengalami

penurunan menjadi 15 per 1000 KH pada tahun 2017 tetapi masih

cukup jauh dari target tahun 2024, 11 per 1000 KH. Di sisi lain,

penyakit menular juga masih tetap menjadi salah satu penyebab

kematian di seluruh dunia. Hal ini dihubungkan dengan munculnya

penyakitinfeksi baru (new emerging diseases) dan munculnya

kembali penyakit menular lama (re-emerging diseases). New

Emerging
Diseases dapat meluas dengan cepat, sehingga sangat diperlukan

kewaspadaan dini serta sensitivitas terhadap adanya potensi

kejadian yang diperkirakan meluas.(peraturan presiden Republik

Indonesia 2020).

Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan

oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

sekaligus juga menjadi tempat yang memiliki risiko infeksi atau

penyebaran penyakit bagi tenaga kesehatan, pasien, keluarga

pasien, pengunjung maupun masyarakat. Oleh karena itu, setiap

Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menjamin kesehatan dan

keselamatan baik terhadap sumber daya manusia di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan, pasien, pendamping pasien, pengunjung,

maupun lingkungan dari berbagai potensi bahaya tersebut.Dalam

rangka mengatasi berbagai permasalahan pelayanan kesehatan

diperlukan suatu upaya evaluasi, perbaikan, dan peningkatan

terhadap mutu pelayanan kesehatan yang salah satunya dilakukan

melalui pengukuran Indikator Mutu. Pengukuran Indikator Mutu

bertujuan untuk menilai apakah upaya yang telah dilakukan benar-

benar dapat meningkatkan mutu layanan secara

berkesinambungan, juga untuk memberikan umpan balik,

transparansi publik, dan dapat digunakan sebagai pembanding

(benchmark) dalam mengidentifikasi best practice untuk

pembelajaran. Selain itu pengukuran Indikator Mutu digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi dinas kesehatan daerah


kabupaten/kota, dinas kesehatan daerah provinsi, dan

Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta

pengawasan dan pertanggung jawaban

penyelenggaraan mutu pelayanan di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, untuk

melaksanakan pengukuran dan evaluasi terhadap

Indikator Mutu di Tempat Praktik Mandiri Dokter dan

Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit,

Laboratorium Kesehatan, dan UTD, diperlukan

pedoman sebagai acuan bagi Fasilitas Pelayanan

Kesehatan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

pemangku kepentingan terkait lainnya.(PERMENKES NO

30 TAHUN 2022 ).

Defenisi sehat menurut World Health Orgazination (WHO) adalah keadaan

sejahtera , sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatasnya hanya

pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja.Kesehatan merupakan Hak asasi

manusia dan salah satu unsur untuk mencapai kesejahteraan yang sesuai dengan

salah satu cita cita bangsa Indonesia dan untuk menunjang kesehatan masyarakat

dengan derajat kesehatan setinggi tingginya. Upaya tersebut hendaknya dilakukan

dengan prinsip non diskriminatif,partisipasif,perlindungan dan berkelanjutan yang

1
2

bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia, peningkatan

ketahanan dan daya saing bangsa dan pembangunan naisonal, masyarakat saat ini

telah banyak menginginkan mendapatkan pelayanan dan informasi tentang

kesehatan yang baik,lengkap,mudah dan terjangkau. (Mental A.World Health

Orgazination ,2003,1-8.)

Tuntutan masyarakat terhadap layanan rumah sakit saat ini semakin

meningkat. Tidak hanya menginginkan pelayanan yang mudah,cepat dan

nyaman,tetapi juga adanya kepuasan dalam hasil perawatan yang sesuai dengan

penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu sebagai organisasi yang bergerak

dibidang layanan kesehatan public semakin dituntut untuk memberikan layanan

kesehatan yang lebih baik (Lestari,S.2019).

Pemberian layanan tertentu berkaitan erat dengan kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang terstandarisasi secara mutu. Artiny, tenaga yang dimiliki

oleh organisasi ini telah mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang sesuai

dengan bidang tugasnya. Baik dari tingkat pendidikan maupun pengalaman yang

bersangakutan (Riana ,L.W.2019).

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan,rawat inap,rawat jalan dan gawat darurat (UU RI NO 44 Tahun 2009).

Mutu Pelayanan keperawatan sebaagai indicator kullitas pelayanan kesehatan

menjadi salah satu factor penentu citra instusi pelayanan kesehatan dimata

masyarakat. Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan

secara efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang

dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,memanfaat kan


3

teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan

kesehatan / keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Mutu

pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

dirumah sakit yang mempunyai peranan besar terhadap pencapaian efisiensi, mutu

dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Perawat merupakan salah satu tenaga

professional yang jumlahnya terbanyak dirumah sakit,sehingga perawat memiliki

peran dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit mlalui upaya

peningkatan pelayanan keperawatan ( Timun,2019 ).

Kualitas / Mutu layanan sendiri dapat dilihat dari berbagai sudut pandang salah

satunya dari sudut pandang pemberi layanan kesehatan yaitu tenaga kesehatan.

Perspektif mutu layanan kesehatan menurut pemberi layanan kesehatan

(provider ) dikaitkan dengan ketersediaan alat,prosedur kerja atau

protocol,kebebasan profesi dalam melakukan layanan kesehatan sesuai dengan

teknologi kesehatan mutakhir dan bagaimana keluaran (Outcome ) atau hasil

layanan kesehatan ( Pohan ,2019).

Rumah Sakit umum sembiring deli tua dalam menjalankan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat,berupaya memberikan pelayanan prima. Namun

demikian,perlu proses manajemen (perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan

dan pengendalian) mutu pelayanan secara terus menerus dan konsisten.pelayanan

maksimal yang menjadi perhatian di rumah sakit adalah pelayanan

keperawatan,mengingat pelayanan keperawatan merupakan pelayanan teratas

yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien.oleh sebab itu, mutu pelayanan

keperawatan menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh manajemen

rumah sakit.(Nursalam 2020).


4

Manfaat dalam penelitian ini yang dapat dilakukan untuk meningkat kan

dimensi mutu pelayanan dirumah sakit umum sembiring dengan menggunakan

indikator nasional mutu, melihat adanya masalah terkait dimensi mutu di Rumah

Sakit umum sembiring Deli Tua yaitu persentase mutu pelayanan yg belum

tercapai di Rumah sakit umum sembiring pada tahun 2019 terdapat 35%,Tahun

2020 terdapat 39,7% dan Tahun 2021 terdapat 43%.dengan demikian tiga tahun

sudah berjalan setelah penilaian dengan wawancara/observasi belum pernah di

evaluasi efektivitas,efisiensi dan kualitas pelayanannya yang hal ini akan

berpengaruh terhadap mutu pelayanan di rumah sakit umum sembiring deli tua

pada tahun 2022.

Dalam hal ini dilakukan dengan disain analitik, pendekatan kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi partisipasi. Data

sumber dari informan dari rumah sakit (kepala ruangan keperawatan,kepala

bidang keperawatan,perawat dan pasien/keluarga pasien ).instrumen penelitian

meliputi pedoman wawancara,alat perekam suara serta alat catat dan alat

pengambil gambar. Data yang diperoleh dilakukan penulisan transkip

data,dilakukan analisis dengan matriks data serta dilakukan analisa data melalui

tri angulasi data.( Triangulasi Sumber,triangulasi metode dan triangulasi data ).

Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian “ Penerapan Indikator Nasional Mutu Rumah Sakit dihubungkan

dengan Dimensi Mutu Rumah Sakit Umum Sembiring Deli Tua Tahun 2022 “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas,maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana Mengetahui Penerapan Indikator Nasional Mutu


5

Rumah Sakit dihubungkan dengan Dimensi Mutu Rumah Sakit Umum Sembiring

Deli Tua Tahun 2022.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis penerapan indicator Nasional Mutu Rumah Sakit

dihubungkan dengan Dimensi Mutu Rumah Sakit Umum Sembiring Deli Tua

Tahun 2022.

1.31. Tujuan Khusus

1.Untuk mengenalisis Efektif penerapan indicator nasional mutu rumah sakit

dihubungan dengan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli Tua Tahun

2022

2.untuk menganalisis Keselamatan penerapan indikator nasional mutu rumah sakit

dihubungkan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli Tua Tahun 2022

3.Untuk menganalisis Berorientasi pada pasien/pengguna layanan (people-

centred) penerapan indikator nasional mutu rumah sakit dihubungkan dengan

dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli tua Tahun 2022

4.Untuk menganalisis Tepat waktu penerapan indikator nasional mutu rumah

sakit dihubungkan dengan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli tua

Tahun 2022

5.Untuk menganalisis Efisiensi penerapan indikator nasional mutu rumah sakit

dihubungkan dengan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli tua Tahun

2022
6

6..Untuk menganalisis Adil penerapan indikator nasional mutu rumah sakit

dihubungkan dengan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli tua Tahun

2022

7.Untuk menganalisis Terintegrasi penerapan indikator nasional mutu rumah sakit

dihubungkan dengan dimensi mutu rumah sakit umum sembiring Deli tua Tahun

2022
7

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat diharapkan sebagai refrensi keilmuan bagi penelitian

sejenis.

1.4.2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi dalam

upaya peningkatan dimensi mutu rumah sakit umum Sembiring Deli Tua tahun

2022
8
9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Rumah Sakit

2.1.1 Defenisi Rumah Sakit

Rumah sakit didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,dan gawat

darurat, (Undang undang rumah sakit nomor 44 Tahun 2009). Upaya kesehatan perorangan kesehatan

adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara

dn meningkatkan kesehatan perorangan. Pelayanan kesehatan paipurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif,preventif,kuratif,rehabilitative.

Menurut saleh dan satrianegara dalam sekar (2018) World Heald Organization (WHO) Tahu 1975

menejelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan

dan organisasi sosial,berfungsi meneyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap,baik kuratif

maupunpreventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Institusi

pelayanan ini juga merupakan latihan personil dan riset kesehatan.

Depkes RI (2019) mengatakan bahwa rumah sakit merupakan bagian dari jejaring pelayanan

kesehatan untuk mencapai indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah. Oleh karena itu rumah sakit

harus mempunyai hubungan koordinatif,kooperatif,dan fungsional dengan dinas kesehatan dan sarana

pelayanan kesehatan lain. Rumah sakit wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana,wabah

penyakit,pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah

serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.

Upaya Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan

dengan sasaran keluarga,kelompok dan masyarakat. Upaya kesehatan perorangan yan selanjutnya disingkat

UKP adalah suatu kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk

peningkatan,penecgahan,penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan

kesehatan perorangan (permenkes No 43 Tahun 2019).

2.1.2 Tujuan Rumah Sakit


10

Tujuan Rumah Sakit Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2019 Tentang

Rumah Sakit adalah

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,masyarakat,lingkungan rumash sakit dan

sumber daya manusia dirumah sakit.

3. Meningkatkan mutu dan mmpertahankan standar pelayanan rumah sakit.

4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,masyarakat,sumber daya manusia rumah sakit,dan

Rumah sakit.

2.1.3 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan peraturan presiden republik Indonesia (Perpes) Nomor 77 Tahun 2015. Tentang pedoman

organisasi rumah sakit, Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit

adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Adapun fungsi dari rumah sakit yaitu :

1.penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehtaan sesuai dengan standar pelayanan rumah

sakit.

2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat

kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan

dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka

peningkaan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.2.Mutu Rumah sakit

2.2.1 Defenisi Mutu

Menurut kamus Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf tentang baik

buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan sifat-sifat dan karakteristik
11

produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau pelanggan (Bustami, 2011).

Menurut A.A. Gde Muninjaya (2011), mutu adalah apa yang diharapkan atau ditentukan oleh

konsumen.

Erwin Suryatama (2014) mendefinisikan bahwa mutu adalah gambaran karakteristik

langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa

suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya. Dening dalam

Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin (2009) mendefinisikan mutu atau kualitas adalah

kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Dari beberapa definisi tersebut, maka

dapat diketahui bahwa mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau

jasa yang dilihat dari segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan,

keamanan, dan kenyamanan konsumen.

2.2.2 Dimensi Mutu

Sehubungan dengan proses pemberian pelayanan, maka terdapat beberapa dimensi atau ukuran yang dapat dilihat

melalui kacamata mutu. Ukuran-ukuran inilah yang kemudian menjadi karakteristik dari mutu pelayanan (Mukti,

A.G., 8 2007). Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (2007) melalui penelitiannya mengidentifikasi sepuluh dimensi

pokok, yaitu daya tanggap, kehandalan, kompetensi, kesopanan, akses, komunikasi, kredibilitas, kemampuan

memahami pelanggan, keamanan dan bukti fisik (Bustami, 2011).

Pada penelitian selanjutnya Menurut permenkes tahun 2022 dimensi mutu pelayanan kesehatan di Indonesia

disepakati mengacu pada tujuh dimensi yang digunakan oleh WHO dan lembaga internasional lain,yaitu sebagai

berikut :

1.Efektif : menyediakan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada masyakarat.

2.Keselamatan : meminimalkan terjadinya kerugian (harm),termasuk cedera dan kesalahan medis

yang dapat dicegah,pada pasien masyarakat yang menerima pelayanan.

3.Berorientasi pada pasien /pengguna layanan (people-centred) : menyediakan pelayanan yang sesuai

dengan preferensi,kebutuhan dan nilai nilai individu

4.Tepat waktu : mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan kesehatan.
5.Efisien : mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan

mencegah pemborosan termasuk alat kesehatan,obat ,energy,dan ide.

6.Adil : menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis

kelamin,suku,etnik,tempat tinggal,agama,dan status sosial ekonomi.

7.Terintegrasi : menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan

kesehatan dan pemberi pelayanan,serta menyediakan pelayanan kesehatan pada seluruh

siklus kehidupan.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan

yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan

sesuai tingkat kepuasan rata- rata penduduk. Penyelenggaraannya juga

harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah

ditetapkan. Pasien cenderung memilih atau menetapkan prioritas

indikator kualitas pelayanan kesehatan, sebagai dasar untuk

memutuskan tingkat kepuasannya (Cahyadi, 2018).

Baik atau buruknya suatu mutu pelayanan kesehatan maka akan

berpengaruh kepada tingkat kepuasan pasien karena pasien akan

memberikan tanggapan serta penilaian terhadap mutu pelayanan

kesehatan tersebut (Sabarguna, 2015).

2.2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar

pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di


13

rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta

diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum,

dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan

kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen (Bustami, 2011).

Menurut Parasuraman, dalam prabanasiti (2018) dimensi dari

mutu pelayanan kesehtaan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan

yang dikenal model SERVQUAL (service quality:

1. Bukti fisik atau bukti langsung (tangible), dapat berupa

ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta

penampilan karyawan /staf yang menyenangkan.

2. Kehandalan (reliability), adalah kemampuan memberikan

pelayanan dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para

karyawan/staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan

melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), artinya karyawan/staf memiliki

kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta

bebas dari risiko dan keraguraguan.

5. Empati (empathy), dalam hal ini karyawan/staf mampu

menempatkan

dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin

hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para

pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan.


14

Menurut Kemenkes RI (2018) dalam A.A. Gde Muninjaya (2011),

mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat

menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata

penduduk tapi tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi

yang telah ditetapkan. Mutu layanan kesehatan akan selalu

menyangkut dua aspek yaitu pertama aspek teknis dari penyedia

layanankesehatan itu sendiri dan kedua, aspek kemanusiaan yang

timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi antara pemberi layanan

kesehatan dan penerima layanan kesehatan (Pohan, 2016).

Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan

pelayanan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar profesi,

standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai

dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan

hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2018).

2.3. Indikator Nasional Mutu Rumah Sakit

2.3.1 Definisi Indikator Mutu Rumah Sakit

Indikator adalah karakteristik yang dapat diukur dan dapat

dipakai untuk menentukan keterkaitan dengan standar (Bustami,

2011). Indikator dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian suatu

standar pelayanan yang sudah ditetapkan.

Bustami (2011), indikator terdiri atas:


15

1. Indikator persyaratan minimal

Indikator ini merujuk pada tercapai atau tidaknya standar masukan,

standar lingkungan, dan standar proses.

2. Indikator penampilan minimal

Yaitu tolak ukur yang berhubungan dengan keluaran dari

suatu pelayanan kesehatan.

Bustami (2011) berpendapat pendekatan sistem pelayanan seharusnya

juga mengkaji tentang hasil pelayanan. Hasil pelayanan adalah tindak

lanjut dari keluaran yang ada, sehingga perlu ada indikator (tolak ukur)

tentang hasil pelayanan tersebut. Indikator yang dimaksud menunjuk

pada hasil minimal yang dicapai berdasarkan standar yang sudah

ditentukan.

Mutu pelayanan kesehatan dapat dikaji antara lain berdasarkan tingkat

pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan

tingkat efisiensi institusi sarana kesehatan Indikator yang dapat

digunakan untuk melakukan penilaian mutu pelayanan kesehatan (M.

Fais Satianegara dan Sitti Saleha, 20018):

Kepuasan tiap orang dalam menilai suatu pelayanan khususnya pelayanan

kesehatan berbeda beda tiap orang karena memiliki karateristik yang berbeda,

baik secara pengetahuan,kelas sosial,pengalaman,pendapatan dan harapan.

Kepuasan pasien merupakan bentuk evaluasi dari pasien terhadap suatu produk

atau pelayanan yang mereka dapatkan sesuai dengan apa yang mereka diharapkan

bahkan melebihi harapan mereka. Kualitas pelayanan secara sederhana, yaitu

ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan
16

ekspekstasi pelanggan, artinya kualiatas pelayanan ditentukan oleh kemampuan

perusahaan atau lembaga tertentu untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan

apa yang diharapkan atau diinginkan berdasarkan kebutuhan pelanggan /

pengunjung. Factor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang

diharapkan pasien dan persepsi masyarakat terhadap pelayanan tersebut.

(permenkes 20022).

2.3.2 Indikator Mutu Rumah Sakit

Yang dapat dilakukan dengan menggunakan profil indikator mutu,dilakukan

melalui tahapan kegiatan yaitu : ( permenkes no 30 tahun 2022).

A.Kepatuhan kebersihan tangan

B.Kepatuhan alat pelindung diri (APD)

C.Kepatuhan identifikasi pasien

D.Waktu tanggap operasiseksio sesarea emergensi

E.Waktu tunggu rawat jalan

F.Penundaan operasi elektif

G.Kepatuhan waktu visite dokter

H.Pelaporan hasil kritis laboratorium

I.Kepatuhan pengguanan formularium nasional

J.Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway)

K.Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh

L.Kecepatan waktu tanggap complain

M.Kepuasan pasien
17

2.4 Kerangka Teori

Dimensi Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan
1.Efektif
1.Tangible (bukti langsunh)
2.Keselamatan
2.Reliability(kehandalan)
3.Berorientasi
3.Responsivness(daya tanggap)
4.Tepat waktu
Indikator Mutu Rumah Sakit 4.Assurace(jaminan)
5.Efisien
1.Kepathuan kebersihan tangan 5.Emphaty(kepedulian)

2.kepatuhan alat pelindung diri (APD)

3.kepatuhan identifikasi pasien

4.waktu tanggap operasiseksio sesare


emergensi

5.waktu tunggu rawat jalan

6.penundaan operasi elektif

7.kepatuhan waktu visite dokter

8.pelaporan hasil kritis laboratorium

9.kepatuhan penggunaan
formalarium nasional

Sumber :permenkes no 30 Tahun 2022


Parasuraman Et al Dalam prabanasiti (2018).

2.5 Kerangka Konsep


18

Kerangka konsep adalah simlifikasi atau formulasi dari kerangka teori atau

teori - teori yang mendukungpenelitian tersebut.kerangka konsep terdiri dari

variable – variable serta hubungan variable yang satu dengan yang lain.

(Notatmodjo,2015).

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,sifat,atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

(Notatmodjo,2015).

Variabel Independent Variabel Dependent

Indikator Nasional Mutu Rumah Sakit Dimensi Mutu Rumah Sakit

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kaliamat

pertanyaan,karena jawaban yang diberikan berdasarkan relevan pada teori yang

relevan,belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data ( sgiyono,2015).

Ha : Ada Hubungan penerapan indikator nasional mutu rumah sakit di hubungkan

dengan dimensi mutu di rumah sakit umum sembiringn deli tua Tahun 2022.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif ialah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang

dialami subjek penelitian yang mencakup perilaku ,persepsi,motivasi secara

holistic dan deskripsi dengan kata – kata dan bahasa konteks khusus yang alamiah

dengan memanfaatkan berbagai metode alaamiah. Penelitian ini dilakukan dengan

disain analitik,pendekatan kualitatif.pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara dan observasi partisipasi. Data sumber dari informan dari rumah sakit

(Kepala ruangan keperawatan, perawat dan pasien /keluarga pasien ).instrumen

pnelitian meliputi pedoman wawancara, alat perekam suara serta alat catat dan

alat pengambil gambar.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2023

3.2.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat bagi peneliti melakukan penelitian

untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjawab semua

permasalahan penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum

Sembiring Deli Tua Tahun 2022

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan

pengumpulan data primer (wawancara mendalam dan observasi).


20

1.wawan cara mendalam (indepth interview) dengan beberapa informan di Rumah

Sakit Umum sembiring deli tua dengan cara Tanya jawab sambil tatap muka

dengan menggunakan perekam suara (recorder ) atau pun tanpa tatap muka

(dengan media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang akan di

wawancarai) dengan menggunakan pedoman wawancara atau jika terdapat

kekurangan informasi dalam perjalanan dapat dlakukan tanpa pedoman

wawancara.wawancara dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. peneliti membuat jadwal atau schedule wawancara mendalam dan

terarah sesuai dengan jumlah informan yang akan di wawancarai.

b. peneliiti mengajukan permohonan ijin wawancara kepada informan

yang sudah ditetapkan oleh peneliti.

C. peneliti membuat perjanjian (appointment) untuk melakukan

wawancara dan pengumpulan dara/informasi serta membuat kesepakatan waktu

dan tempat wawancara.

d. peneliti mengajukan lembar persetujuan penelitian (informend consent )

yang harus dibaca,dipahami dan ditandatangani oleh informan sebelum dimulai

wawancara dan pengumpulan data.

e.wawancara mendalam dan terarah dilakukan sesuai topik, namun

dilakukan dengan semi terstruktur sehingga tidak terkesan kaku dengan harapan

bahwa akan didapatkan informasi yang seluas-seluasnya.

f. setelah dilakukan wawancara,peeliti mengucapkan terimakasih dan

memohon kesediaan informan untuk diwawancara kembali jika informasi yang

didapatkan pada hari tersebut belum maksimal.

2. Observasi
21

Dapat di artikan sebagai suatu prosedur yang berencana,meliputi

melihat,dan mencatat aktivitas tertntu yang memiliki hubungan dengan

peneilitian.dalam penelitian ini dilakukan observasi dengan melihat secara

langsung aktivitas tertntu terkait dedangan penerapa indikator nasioanal mutu

rumah sakit dihubungan dengan dimensi mutu dirumah sakit umum sembiring deli

tua.

3.4. Informan penelitian

Dalam penelitian ini, informasi yang akan digali didapat dari informan

yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam rumah sakit umum

sembiring deli tua.

Cara menentukan informan adalah dengan purposive,dengan syarat :

a. Informan mau dan bersedia menjadi responden

b. Informan mengetahui dan terlibat secara langsung dalam unit

hemodialisa

c. Informan bersikap kooperatif dan komunikatif dalam menjawab

seluruh pertanyaan

Pengumpulan data / infromasi yang akan dilakukan oleh penelitian adalah

Melalui – melalui wawancara dilakukan kepada beberapa informan

sebagai berikut :

1.wawancara mendalam dengan kepala ruangan rumah sakit (1 orang )

2. wawancara mendalam dengan perawat dirumah sakit (3 orang )

3.wawancara mandalam denga pasien (3 orang)


22

3.5 Instrumen penelitian

Peneliti meruapakan instrument utama dalam penelitian ini, untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti menggunakan beberapa alat

pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Alat perekam

Peneliti menggunakan alat rekam untuk merekam kegiatan wawancara

dengan informan. Hasil rekaman ini ditransformasikan peneliti

kedalam bentuk kata – kata yaitu berupa data transkip.

2. Panduan wawancara dan pedoman pertanyaan

Panduan wawancara merupakan pedoman yang peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Pertanyaan penelitian tersebut

selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan pendalaman (probing)

ketika dirumah sakit,namun masih dalam satu bidang informasi sesuai

dengan tujuan – tujuan penelitian yang dilakukan.

3.6.Tehnik pengolahan Dan Analisan Data

Data yang diperoleh dari wawancara mendalam dilakukan dengan cara

manual sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif dan selanjutnya

dilakukan analisis dengan metode “content analysis”atau analisis isi kemudian

diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk narasi .

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

merekapitulasi hasil pengamatan berdasarkan hasil wawancara yang telah

dilakukan terhadap subjek penelitian dan dokumentasi yang telah diperoleh

selama penelitian kemudian melakukan triangulasi sumber melalui informan yang

berbeda dalam penelitian ini,informan triangulasi adalah pasien. Hal ini


23

merupakan cara untuk mengecek kembali ke asahan data dan informasi yang telah

diperoleh.setelah mendapatkan informasi dan informan triangulasi,maka

dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang merupakan kegiatan akhir

dari penelitian.

Dalam penelitian kualitatif,metode analisis data lebih banyak dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut miles and Huberman dalam

sugiyono (2022),analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif melalui proses

data reduction,data display,dan verification.

1.Data collection (Pengumpulan data )

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dengan

observasi,wawancara mendalam,dan dokumentasi atau gabungan ketiganya

(triangulasi).pengumpulan data dilakukan berhari – hari,mungkin berbulan –

bulan ,sehingga data yang diperoleh akan banyak.semua yang dilihat dan didengar

direkam.dengan demikian peneliti akan memperoleh data sangat banyak dan

sangat bervariasi data reduction/mereduksi data,yaitu melakukan coding terhadap

informasi – informasi yang penting yang berkaitan dengan masalah

penelitian,kemudian data dikelompokkan sesuai dengan topic permasalahan yang

di angkat.

2.Data Reduction /mereduksi data

Melakukan coding terhadap informasi – informasi yang penting yang

berkaitan dengan masalah penelitian,kemudian data dikelompokkan

sesuai dengan topic permasalahan yang di angkat,

3. Data display /penyajian data


24

Setelah data di reduksi langakh selanjutnya yaitu penyajian data,dalam

penelitian kualitatif penyajiannya data yang biasa dilakukan yaitu

dengan teks yang bersifat neratif

4. Congclustion Drawing/verification

Kesimpulan di ambil berdasarkan susunan narasi yang telah di susun

sehingga permasalahan penelitian terjawab,penarikan kesimpulan

dilakukan dengan cara dedukasi yaitu dari hal – hal yang bersifat

umum,kemudian disimpulkan secara khusus terhadap permasalahan

yang di teliti.

Daftar Pustaka

Azwar,Azrul. 2017. Program menjaga mutu pelayanan kesehatan.

Jakarta : yayasan penerbitan ikatan dokter indonesia.

Bustami M.penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan &

Akseptabilitasnya. Jakarta : Erlangga ;2011.

Presiden of Republik Indonesia (2020)’Regulation of the president of

the Republik of indonesia Number 18 year 2020 About Develoment

Plan Medium – Tem National 2020- 2024,’pp.1-303.

Peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia No 30 Tahun 2022

indikator nasional mutu pelayanan kesehatan tempat praktik mandiri

dokter dan dokter gigi,klinik,pusat kesehatan masyarakat,rumah sakit,

laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah.


25

Lestari,S. 2019. Faktor yang berhubungan dengan Mutu pelayanan

kesehatan di ruang rawat inap rumtikal dr. Komang makesbelawan.

Jurnal kesehatan global. E . ISSN : 26147-7865. Jrnal kesehatn global,

vol,2, No.3,september 2019.

Riana,L.W 2019. Pengaruh kerjasama tim dan kepuasan kerja terhadap

kualitas pelayanan, psikoborneo, vol 7, No,1,2019.

Timun,H. Jakri ,Y (2019). Hubungan fungsi manajemen kepala

ruangan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan

keerawatan di ruang rawat inap puskesmas waelangga kabupaten

manggarai timut tahun 2019. Jurnal wawasan kesehatan : vol 4,No

2.2019.

Nursalam (2020). Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktek

keperawtan profesioanal. Edisi 3. Jakarta. Jagakarsa.

Undang – undang Ri,2009. No. 44 Tentang Rumah Sakit

Prabanasiti,sekarwidya.2018. analisa perbedaan persepsi terhadap

mutu pelayanan antara pasien bpjs dan non bpjs diruang rawat inap

rumah sakit islam (RSI) siti aisyah madiun.

Pohan, Chairil A. 2016. Manajemen perpajakan strategi parpajakan

dan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta : PT. Gramedia pustaka utama.

Sabarguna B S. 2015. Sistem informasi manajemen Rumah saki.

Yogyakarta : Konsorium Rsi jateng dan DIY.

Satrianegara , M. Fais dan siti shaleha. 2018. Buku ajar orgnisasi dan

manajemen pelayanan kesehatan serta kebidanan, jakarta : salemba

medika.
26

Mukti , A.G . 2007. Strategi terkini peningkatan mutu pelayanan

kesehatan ; konsep implementasi. Yogyakarta . PT. Karya husada

mukti.326 Hal.

Mubarak , Wahid Iqbal dan chayatin, Nurul . 2008. Buku ajar

kebutuhan dasar manusia. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.

Peraturan mentri kesehatan republik indonesia No 43 Tahun 2019

tentang pusat kesehatan masyarakat.( JDHI BPK RI).

Notoatmodjo, S . 2015. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta :

rineka cipta.

Sugiyono. 2022. Metode penelitian, Kualitatif ., Bandung

Anda mungkin juga menyukai