Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun disadari
bahwa pembangunan kesehatan masih menghadapi berbagai tantangan,
antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat
antar wilayah, antar status sosial dan ekonomi, munculnya berbagai
masalah kesehatan / penyakit baru (new emerging deseases) atau penyakit
lama yang muncul kembali (re-emerging deseases). Indonesia sebagai
salah satu negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan
beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium
Development Goals (MDGs) / Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun
2016 untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam
MDGs tersebut terdiri dari 8 tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3)
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4)
Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6)
Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
7) Kelestarian lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam
pembangunan. Dari 8 tujuan MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs
yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan
7.
Berdasarkan Laporan Pencapaian SPM tahun 2014 meskipun
sebagian besar target MDGs diperkirakan akan tercapai (on track) pada
tahun 2016, namun masih terdapat beberapa target yang memerlukan
upaya lebih keras untuk mencapainya (off track), yaitu penurunan angka
kematian ibu, penurunan angka kematian bayi, penurunan angka sebaran
HIV/AIDS, dan akses air bersih yang terjangkau bagi masyarakat. Hasil
yang telah dicapai sampai dengan evaluasi tersebut harus dipertahankan
dan / atau ditingkatkan 2 semaksimalnya agar pada tahun 2016 dapat
tercapai dengan kontribusi dari semua komponen bangsa baik di tingkat
pusat maupun daerah termasuk masyarakat.
Selain itu puskesmas juga dituntut untuk meningkatkan
pelayanannya untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan Pencapaian Kinerja Puskesmas (PKP). Oleh karena itu dibutuhkan
kerja sama yang optimal antar lintas program dan lintas sektor mengingat
terbatasnya sumber daya yang ada.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Tehnis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang merupakan
unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota bidang kesehatan
tingkat kecamatan. Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal,
maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang


dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian-pengawasan dan
pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan
yang saling terkait dan berkesinambungan. Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan Tingkat
Puskesmas adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaan ini
mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun sebagai Rencana Tahunan Puskesmas
yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber
dana lainnya. Perencanaan Tingkat Puskesmas menghasilkan rencana
tahunan Puskesmas yang berbasis bukti dan yang didukung oleh multipihak.

Perencanaan Tingkat Puskesmas bertujuan meningkatkan


kemampuan Puskesmas dalam bidang perencanaan, khususnya berpikir
analiotik, inisiatif, kreatif dan inovatif. Perkembangan nasional dibidang
kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.

Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal


diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai
modal dasar dalam pembangunan nasional termasuk keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat.

Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam


mencegah angka kematian ibu dan anak, pemerintah mencanangkan
program safe motherhood kesehatan. Dalam hal ini mencakup upaya
Asuhan Antenatal, Persalinan Bersih dan aman, Pelayanan Obstetrik
neonatal, Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan kesehatan primer
dengan pemberdayaan wanita.

Untuk mewujudkan program tersebut Puskesmas Ngadi juga


melaksanakan upaya-upaya kesehatan dasar sesuai dengan program safe
motherhood untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu, bayi dan
balita.

Visi :
Terwujudnya Wilayah Kerja Ngadi Sehat.
Misi :
1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Ngadi
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi
3. Peningkatan dan pemeliharaan pelayanan yang berkualitas dalam
rangka memelihara dan meningkatkan serta melakukan pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan di wilayah UPTD
Puskesmas Ngadi
4. Melakukan pemeliharaan kesehatan yang berkualitas bagi
perorangan, keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan fokus pada
pencegahan tanpa diskriminasi.

Dengan visi dan misi tersebut diharapkan masyarakat kita khususnya


masyarakat wilayah kerja Puskesmas Ngadi mempunyai kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat dengan konsep sehat dan
produktif. Apalagi ditambah dengan adanya program JKN dan berbagai
pembiayaan dari APBD II Pemerintah Kota Surabaya, APBD I Propinsi
Jawa Timur serta APBN Pemerintah Pusat baik berupa BOK atau yang lain
diharapkan dapat mendukung peningkatan pelayanan di Puskesmas
Ngadi.
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah
sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan
puskesmas.
I.2.2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar Puskesmas Ngadi.
b. Meningkatkan pencapaian indikator SPM.
c. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat terutama masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Ngadi.

I.3. Manfaat
I.3.1. Bagi Puskesmas
a. Sebagai acuan puskesmas dalam melaksanakan kegiatan di tahun
2021
b. Sebagai acuan puskesmas untuk melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan di tahun 2018
I.3.2. Bagi Dinas Kesehatan
a. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan tingkat Dinas
Kesehatan
BAB II
ANALISIS SITUASI

II.1. Identitas Puskesmas


1. Nama Puskesmas : Puskesmas Ngadi
2. No. Kode Puskesmas : P3506020102
3. Alamat : Jl. Raya Ngadi No.88 Ngadi Kec.
Mojo Kab. Kediri
4. No. Telp/fax : 0355 – 491001
5. Pimpinan : dr. Yaya Mulyana
Tahun berdiri : 1975 dan beroperasi tahun 1975
6. Jenis Puskesmas : Puskesmas (Non Perawatan)
7. Visi : Terwujudnya Wilayah Kerja
Ngadi Sehat
8. Misi : 1. Menggerakkan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan di
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ngadi
2. Mendorong kemandirian hidup
sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Ngadi
3. Peningkatan dan
pemeliharaan pelayanan yang
berkualitas dalam rangka
memelihara dan meningkatkan
serta melakukan pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan di wilayah UPTD
Puskesmas Ngadi
4. Melakukan pemeliharaan
kesehatan yang berkualitas
bagi perorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan
dengan fokus pada
pencegahan tanpa
diskriminasi.
9. Motto : Menjadi Puskesmas RELIGI yaitu
Ramah, Efektif, Loyal, Indah,
Gembira, Istiqomah

II.2. Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi


II.2.1. Data Geografis
1. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi
Wilayah kerja Puskesmas Ngadi berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : Desa Ploso Kecamatan
Mojo
 Sebelah Timur : Desa Kras Kecamatan
Kras dan Kabupaten Tulungagung
 Sebelah Selatan : Kabupaten Tulungagung
 Sebelah Barat : Pegunungan Wilis
2. Posisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi
Lokasi Puskesmas Ngadi tepatnya berada pada wilayah
Kabupaten Kediri bagian Selatan.
3. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi.
Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Ngadi adalah ± 4977
km2 yang terbagi atas 8 wilayah Desa yaitu Desa Ngadi , Desa
Ngetrep , Desa Kranding , Desa Ponggok , Desa Petungroto ,
Desa Maesan , Desa Kedawung dan Desa Pamongan.
4. Kondisi Wilayah Kerja
Secara umum kondisi wilayah kerja Puskesmas Ngadi ada dua
dataran yaitu dataran tinggi ± 70 % dan dataran rendah ± 30
%.

II.2.2. Data Demografis


Jumlah Penduduk menurut kelompok umur
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur, Tahun
2018
UMUR Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 1.436 1.272 2.708
5-9 1.442 1.267 2.709
10 - 14 1.439 1.238 2.677
15 - 19 1.404 1.144 2.548
20 - 24 1.360 1.129 2.489
25 - 29 1.357 1.170 2.527
30 - 34 1.294 1.148 2.442
35 - 39 1.316 1.237 2.553
40 - 44 1.378 1.286 2.664
45 - 49 1.351 1.280 2.631
50 - 54 1.206 1.161 2.367
55 - 59 1.049 1.024 2.073
60 - 64 870 762 1.632
65 - 69 645 574 1.219
70 - 74 409 426 835
> 75 471 622 1.093
JUMLAH TOTAL 18.427 16.740 35.167

Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur & LB3 KIA


Berikut ini adalah grafik jumlah penduduk berdasarkan
kelompok umur.
Grafik 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok
Umur, Tahun 2018

1.400
1.200
1.000
800
600
400
200
0
'0 - 4

'10 - 14

'20 - 24

'30 - 34

'40 - 44

'50 - 54

'60 - 64

'70 - 74

L
P

Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur & LB3 KIA


II.2.3. Data Sarana Pendidikan
Tabel 2.3. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngadi, Tahun 2018
TINGKAT
NO. JUMLAH
PENDIDIKAN
1 TK 24
2 SD / MI 20
3 SLTP/MTS 4
4 SLTA/MAN 1
5 Akademi/PT 0
JUMLAH 49
Sumber: Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2018
Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik
jumlah sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di
bawah ini.
Grafik 2.3. Grafik Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

25
20
15
10
5
SEKOLAH
0
AKADEMI
SMP /

SMU /
TK

SD / MI

MTs

MA

/ PT

SEKOLAH

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2018


Dari Tabel 2.3. dan Grafik 2.3. di atas dapat diketahui bahwa di
wilayah kerja Puskesmas Ngadi yang banyak sarana
pendidikan adalah TK.

II.2.4. DATA SARANA KESEHATAN


Tabel 2.4. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2018

JENIS PELAYANAN PEMERINTAH SWASTA TOTAL


Puskesmas Induk 1 - 1
Puskesmas Pembantu 1 - 1
BKIA - 1 1
Dokter Umum - 1 1
Bidan Praktek - 8 8
Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2014
Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik
sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di bawah
ini.
Grafik 2.4. Grafik Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

Puskesmas
Induk Puskesmas
Pembantu

BKIA

Dokter
Bidan Umum
Praktek

Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu BKIA


Dokter Umum Bidan Praktek

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2018


Dari Tabel 2.4. dan Grafik 2.4. di atas dapat diketahui bahwa di
wilayah kerja Puskesmas Ngadi sarana pelayanan kesehatan
yang paling banyak adalah bidan praktek.
II.2.5. KONDISI INTERNAL PUSKESMAS
1. KONDISI SDM
Tabel 2.7. SDM di Puskesmas Ngadi, Tahun 2018
NO. JENIS TENAGA PKM PUSTU JUMLAH
INDUK
1 Dokter 1 - 1
2 Dokter gigi 1 - 1
3 Bidan 9 1 10
4 Perawat 1 - 1
5 Perawat Gigi 1 - 1
6 Petugas Gizi 1 - 1
7 Petugas Sanitasi 1 - 1
8 Analis Kesehatan 1 - 1
9 Asisten Apoteker 1 - 1
10 Tata Usaha 4 - 4
TOTAL 21 1 22
Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2018
Dari tabel 2.5. di atas maka di Puskesmas Ngadi mengalami
kekurangan terutama pada tenaga pelayanan di antaranya
adalah dokter, dokter gigi , perawat , perawat gigi , bidan dan
tenaga administrasi.
2. SARANA dan PRASARANA PUSKESMAS
Puskesmas mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :
 Ambulance : 2 Unit
 Sepeda Motor : 2 Unit
 Fasilitas PAM / Sumur : ada
 Fasilitas PLN : ada
 Fasilitas Telepon dan internet : ada
 Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) : tidak ada
3. PERAN SERTA MASYARAKAT
 Jumlah Posyandu Balita : 38
kelompok
 Jumlah Kader Posyandu Balita : 190 orang
 Jumlah Posyandu Lansia : 8 Kelompok
 Jumlah Kader Posyandu Lansia : 24 orang
 Jumlah Posbindu : 5 kelompok
BAB III
ISU STRATEGIS
III.1. Identifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi Puskesmas Ngadi dalam meningkatkan
mutu pelayanan adalah sebagai berikut :
Masalah dari pencapaian program dengan menggunakan Indikator SPM
BOK dan PKP tahun 2018 yang masih belum memenuhi target dan
adanya program yang perlu penanganan yang lebih optimal adalah
sebagai berikut : (indikator dalam PKP apa?? Berapa target & capaian 
selisih)
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan Indera baik yang
gangguan atau sehat
2. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus penyakit mata dan
telinga
III.2. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah menggunakan metode scoring
dengan kriteria USG (Urgent, Seriousness, Growth)
Definisi USG :
1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah
tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat :
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c. 3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e. 1 = tidak gawat

2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila


masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat serius
b. 4 = serius
c. 3 = cukup serius
d. 2 = kurang serius
e. 1 = tidak serius

3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan


atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera
ditangani pertumbuhannya akan berjalan terus.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat besar
b. 4 = besar
c. 3 = cukup besar
d. 2 = kurang besar
e. 1 = tidak besar

Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan


diselesaikan
Tabel 3.1. Matriks Penentuan Prioritas Masalah
Masalah U S G Total Prioritas
1. Kurangnya 4 3 4 11 I
kesadaran masyarakat
tentang kesehatan Indera
baik yang gangguan atau
sehat
2. Kurang tertibnya 3 4 3 10 II
pencatatan dan pelaporan
kasus penyakit mata dan
telinga

Hasil urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan berdasarkan matriks di


atas, adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan indera baik yang
gangguan atau sehat
2. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus penaykit mata dan
telinga
BAB IV
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
DAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

IV.1. Analisis Penyebab Masalah


Karena keterbatasan SDM dan anggaran yang ada di puskesmas
maka prioritas masalah yang diutamakan adalah 4 teratas. Identifikasi
penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Fish Bone
(tulang ikan)

Manusia Metode

Masalah

Lingkungan Keuangan

Material

(fishbone benar-benar dianalisa jangan copas)


1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan indera baik
yang gangguan atau sehat
a. Manusia (SDM)
- Masyarakat kurang menyadari pentingnya kesehatan indera
- Terbatasnya tenaga kesehatan yang menangani kesehatan
indera
b. Metode
c. Material
 Terbatasnya persediaan leaflet dan poster tentang kesehatan
indera
d. Keuangan
e. Lingkungan
 Kondisi lingkungan yang kurang mendukung (apaaaa??)
2. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus penyakit mata
dan telinga
a. Manusia (SDM)
- Terbatasnya tenaga kesehatan yang menangani kesehatan
indera
b. Metode
c. Material
d. Keuangan
e. Lingkungan
IV.2. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah
Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan metode scoring
dengan kriteria :
3. Besarnya masalah (BM)
Besar masalah dikaitkan dengan tingkat status kesehatan masyarakat,
contohnya besarnya angka kesakitan (mordibitas) pada suatu waktu
tertentu.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat besar
b. 4 = besar
c. 3 = cukup besar
d. 2 = kurang besar
e. 1 = tidak besar

4. Kegawatan masalah (KM)


Kegawatan masalah diukur atas pengaruhnya terhadap individu dan
lingkungan yang umumnya dikaitkan dengan mati hidupnya seseorang.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat gawat
b. 4 = gawat
c. 3 = cukup gawat
d. 2 = kurang gawat
e. 1 = tidak gawat
5. Perhatian Masyarakat (PM)
Perhatian masyarakat ditujukan pada pengetahuan, sikap dan
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah dan urgensinya
menurut mereka untuk segera dipecahkan.
Dengan bobot skor :
a. 5 = sangat besar perhatian dari masyarakat
b. 4 = besar perhatian dari masyarakat
c. 3 = cukup besar perhatian dari masyarakat
d. 2 = kurang besar perhatian dari masyarakat
e. 1 = tidak ada perhatian dari masyarakat

Berikut ini adalah matriks prioritas penyebab masalah yang akan


diselesaikan dari masing-masing masalah yang ada :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan indera baik
yang gangguan atau sehat
Tabel 4.1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan
indera baik yang gangguan atau sehat

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS


1. Masyarakat kurang 4 3 3 10 I
menyadari pentingnya
memerikskan
kesehatan terutama
kesehatan indera
2. Terbatasnya 3 3 3 9 II
persediaan leaflet dan
poster tentang
kesehatan indera
Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan adalah
masyarakat kurang menyadari pentingnya memeriksakan kesehatan
terutama kesehatan indera
2. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus penyakit mata
dan telinga
Tabel 4.2. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus
penyakit mata dan indera (kalo bisa lebih dari 1)

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS


1 Terbatasnya tenaga 3 3 3 9 I
kesehatan yang
menangani kesehatan
indera
Dari tabel yang ada maka penyebab masalah kesehatan indera adalah
terbatasya tenaga kesehatan yang menangani kesehatan indera

IV.3. Alternatif Pemecahan Masalah


Untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah yang ada,
digunakan metode MEER (Metodologi, Efektivitas, Efesiensi, Relevansi).
Bobot skor tiap kriteria MEER adalah sebagai berikut:
1. Metodologi (M)
a. 5 = sangat bagus
b. 4 = bagus
c. 3 = cukup bagus
d. 2 = kurang bagus
e. 1 = tidak bagus

2. Efektivitas (Et)
a. 5 = sangat efektif
b. 4 = efektif
c. 3 = cukup efektif
d. 2 = kurang efektif
e. 1 = tidak efektif

3. Efesiensi (Es)
a. 5 = sangat efesiensi
b. 4 = efesiensi
c. 3 = cukup efesiensi
d. 2 = kurang efesiensi
e. 1 = tidak efesiensi
4. Relevensi (R)
a. 5 = sangat relevan
b. 4 = relevan
c. 3 = cukup relevan
d. 2 = kurang relevan
e. 1 = tidak relevan

3. Berikut adalah matriks penentuan prioritas alternatif pemecahan


masalah dari Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan indera baik yang gangguan atau sehat

Tabel 4.4. Alternatif Pemecahan Masalah Kurangnya kesadaran


masyarakat tentang kesehatan indera baik yang
gangguan atau sehat

ALTERNATIF
NO. M Et Es R TOTAL PRIORITA
PEMECAHAN S
1. Skrening ke 2 3 2 3 10 I
sekolah dan di
Posyandu
lansia
2. Pengadaan 3 2 2 2 9 II
leaflet atau
poster
Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah
urutan yang pertama adalah Skrening ke sekolah dan di Posyandu
lansia.
4. Matriks penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dari
Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan kasus penyakit mata
dan telinga

Tabel 4.5. Alternatif Pemecahan Masalah Kurang tertibnya


pencatatan dan pelaporan kasus penyakit mata dan
telinga
ALTERNATIF
NO. M Et Es R TOTA PRIORITA
PEMECAHAN L S
1. Membuat Buku 3 3 3 3 12 I
pencatatan
khususnya
untuk penyakit
mata dan
telinga di Unit
Pengobatan
Umum
Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah
urutan yang pertama adalah Membuat Buku pencatatan khususnya
untuk penyakit mata dan telinga di Unit Pengobatan Umum.
BAB V
RENCANA KEGIATAN

Rencana pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan hasil capaian rumah tangga sehat adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadran masyarakat tentang kesehatan indera baik yang gangguan atau sehat
Tabel 5.1. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan untuk Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan
indera baik yang gangguan atau sehat

Jadwal Indikator
Tujuan Tanggung Sumber
No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Pelaksanaa Keberhasilan
Pemecahan Jawab Anggaran
n
1. Skrening ke a. Mendeteksi dini a. Anak usia a. Anak usia a. Semua Bulan Koodinator : BOK 2021 a.Meningkatnya
sekolah dan di kesehatan sekolah/ sekolah sekolah di Agustus, Petugas Transport kesadaran dan
posyandu lansia khususnya remaja SD,SMP,dan wilayah September Program petugas: perilaku
mata dan b. Usia SMU Puskesmas Kesehatan 1. SD < 15 masyarakat
telinga produktif b. Lansia Ngadi indera km (8xRp. tentang
b. Merujuk c. Usia lanjut b. Posyandu 75.000,-x pentingnya
penderita Lansia di Pelaksana : 2org) = Rp kesehatan
kelainan masing- Petugas 1.200.000 indera
gangguan mata masing desa Kesehatan b.Meningkatnya
dan telinga ke ( 8 Desa ) indera dan tim 2. SD > 15 cakupan SPM
puskesmas km (12xRp. Puskesmas
25.000,-x
2org) = Rp.
600.000,-

3. SMP / Mts
< 15 km ( 4 x
Rp. 50.000,-
x 2org)
=Rp.
400.000,-

SMP > 15 km
( 1x Rp.
75.000,- x2
org )= Rp.
150.000,-

4. MA (1x Rp.
50.000 x
2org)= Rp.
100.000,-
2.

2. Kurangnya sarana dan prasarana dalam penanganan pasien dengan gangguan pendengaran dan penglihatan
Tabel 5.2. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan untuk Kurangnya sarana dan prasarana dalam penanganan pasien
dengan gangguan pendengaran dan penglihatan
Jadwal Indikator
N Tujuan Lokasi Tanggung Jawab Sumber
Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaa Keberhasilan
o Pemecahan Anggaran
n
1. Membuat buku a.Agar mudah a.Petugas a.Pencatatan Puskesmas Setiap Koodinator : 1. a.
pencatatan dalam di Unit dan Ngadi hari Kepala puskesmas Tertibnya
penyakit mata Pencatatan dan Pengobat pelporan dan pemegang 1. pencatatan
dan telinga di Pelaporan setiap an Umum tertib program dan pelaporan
Unit Pengobatan bulannya Pelaksana : setiap bulan
Umum Petugas di Unit dan PKP
Pengobatan Program
Umum indera tercapai
targetnya
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan
1. Dengan adanya RUK maka puskesmas memiliki rencana program yang
baik, terpadu dan terarah..
2. Kegiatan yang diusahakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngadi.
3. Apabila kegiatan program dan inovasinya telah dilaksanakan dengan
baik maka indikator SPM akansemakin mudah dicapai.
4. Dampak dari keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Ngadi

VI.2. Saran
VI.2.1. Bagi Puskesmas
a. Kegiatan program akan dilaksanakan sebiasa mungkin sesuai
dengan RUK yang telah dibuat.
b. Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan
evaluasi kegiatan di tahun 2018 juga harus berdasarkan RUK
yang ada.
VI.2.2. Bagi Dinas Kesehatan
a. Dinas Kesehatan senantiasa mengevaluasi dan memonitoring
jalannya kegiatan program dan inovasi yang telah dilaksanakan
Puskesmas.
b. Dinas Kesehatan hendaknya juga melengkapi sarana dan
prasarana kesehatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan
sesuai dengan RUK yang ada.
BAB VII
PENUTUP

Demikian Rencana Usulan Kegiatan tahun 2021 yang diusulkan oleh


Puskesmas Ngadi berdasarkan hasil penggalian gagasan dan aspirasi hasil
kegiatan minilokakarya Puskesmas Ngadi. Pelayanan kesehatan kepada
masyarakat telah menjadi tekad yang dicanangkan dengan motto : “Menjadi
Puskesmas RELIGI yaitu Ramah, Efektif, Loyal, Indah, Gembira, Istiqomah “
sebagai bukti dukungan pada pemerintah dalam mengembangkan program –
program kesehatan baik secara promotif, preventif , maupun kuratif dan
rehabilitatif.
Sebagai bentuk konsekwensinya maka pelayanan secara menyeluruh
kepada semua program yang ada dengan menitikberatkan pada pelayanan
tentang isu strategis dengan prioritas masalah guna mendongkrak pencapaian
program secara optimal.
Selain itu dengan adanya isu strategis dan prioritas masalah diharapkan
dapat memperoleh proses pencapaian yang telah dilakukan , serta bisa
melakukan pembenahan terhadap program – program yang belum bisa
berjalan dengan baik.
Namun demikian hal ini tergantung pada SDM yang ada serta didukung
dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga dengan disusunnya RUK ini ,
harapan kami bisa melaksanakan dan tercapai sesuai dengan harapan .
Meskipun demikian untuk program prioritas mungkin masih perlu RUK Khusus.
Demikian semoga apa yang telah disusun oleh Team Puskesmas Ngadi
ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat atau mampu mengangkat derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi

Anda mungkin juga menyukai