Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEBIDANAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BAYI

USIA 10 BULAN DI PMB NYI AYU HAFIZAH DESA MARGASARI


TAHUN 2023

OLEH:

MAIZAR
NIM : 230707479

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
PADA BAYI USIA 10 BULAN DI PMB NYI AYU HAFIZAH
DESA MARGASARI TAHUN 2024

Telah disetujui, diperiksa dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

(Riza Faulina, SST.,M.Kes)


NIDK 8944770024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrohim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah


SubhanahuwaTa’ala yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini berjudul “Asuhan
Kebidanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan di PMB
Nyi Ayu Hafizah Desa Margasari Tahun 2024”

Dalam penyusunan laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan dukungan dari


berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Maryati Sutarno,SPd, S.ST, Bd, MARS, MH Ketua Yayasan Abadi
Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, Bd, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Maryani, S.SiT, Bd, M.Keb Ketua Program Studi Profesi Kebidanan Stikes
Abdi Nusantara Jakarta.
4. Ibu Nyi Ayu Hafizah pemilik TPMB yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk menggunakan lahan praktiknya.
5. Ibu Riza Faulina, SST.,M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan.
6. Ibu/bapak penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan
bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan unntuk
kesempurnaan laporan penulis
7. Keluargaku tersayang yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan
tulus dan ikhlas saya ucapkan Jazaakumullahu Khairan semoga Allah
membalasdengankebaikan. Aamiin
8. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu yang telah membantu
penulis menyelesaikan laporan ini.

Dalam penulisan laporan, penulis menyadari masih banyak kekurangan sehingga


penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna
bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Lampung Timur, Februari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


A. Tumbuh Kembang 4
1. Definisi 4
2. Ciri Tumbuh Kembang Anak 4
3. Prinsip Prinsip Tumbuh Kembang Anak 6
4. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak 6
5. Periode Tumbuh Kembang Anak 10
B. Undang Undang yang Berkaitan dengan Kewenangan Bidan 21

BAB III TINJAUAN KASUS 18


A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP 18
1. Pengkajian Data Subjektif 18
2. Pemeriksaan Objektif 19
3. Penatalaksanaan 18
B. Laporan Kasus Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan 19

BAB IV PEMBAHASAN 28
BAB V PENUTUP 32
A. Kesimpulan 32
B. Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam menentukan derajat kesehatan di
Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka
kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes
RI, 2019)

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan semua


rakyat sehat adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
yang berarti setiap upaya program harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan
pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat”, yaitu
pembangunan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dibandingkan
upaya penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Menurut Undang-undang No. 36
tahun 2019 tentang kesehatan, paradigma sehat lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu
upaya tersebut dilaksanakan melalui program stimulasi deteksi dini dan tumbuh
kembang (SDIDTK) (Kemenkes RI, 2019).

Pemerintah telah melakukan beberapa upaya dalam mendukung pelaksanaan


stimulasi deteksi dini dan tumbuh kembang anak (SDIDTK). Salah satu program
pemerintah untuk menunjang upaya tersebut adalah diterbitkannya buku Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Upaya lain yang dilakukan adalah pelatihan
SDIDTK bagi tenaga kesehatan baik di kabupaten, kota maupun di Puskesmas .
(Rantina, dkk. 2021 : 05)
Dampak dari keterlambatan motorik kasar bagi balita adalah fungsi otot otot besar
berkurang, meliputi keterbatasan gerakan kepala, badan, anggota badan,
keseimbangan dan pergerakan yang akan berdampak bagi perkembangan anak
diusia selanjutnya, sehingga menyebabkan perkembangan anak tidak sesuai
dengan usianya atau teman sebayanya (Soetjiningsih, dkk, 2017:26).

Menurut Badan WHO (World Health Organization) lebih dari 200 juta anak usia
dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan mereka dan
sebagian besar diantaranya adalah anak-anak yang tinggal di Benua Asia dan
Afrika. Berapa tahun terakhir ini, terjadi berbagai mas`alah perkembangan anak
seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif yang
semakin meningkat. Angka kejadian keterlambatan perkembangan di Amerika
Serikat berkisar 12-16%, Thailand 24%, dan Argentina 22%, sedangkan di
Indonesia antara 13%-18% (Yunita , dkk 2020 : 62)

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Lampung, angka cakupan pemantauan


tumbuh kembang balita di provinsi Lampung adalah 83,8%, sedangkan target
yang ditetapkan adalah sebesar 70%. Angka ini menunjukkan bahwa cakupan
sasaran Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
(SDIDTK) sudah mencapai target (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2022).
Namun masih terdapat 4 kabupaten yang belum mencapai target yaitu Lampung
Utara (62,4%), Lampung Timur (64,4%), Pringsewu (65,8%), dan Lampung Barat
(69,3%).

Bidan adalah pemberi asuhan utama dan menjadi tanggung jawabnya secara
mandiri. Untuk setiap klien, bidan memberi asuhan kebidanan secara kontinu
selama kehamilan, persalinan dan masa postpartum. (Astuti, dkk, 2019). Maka
dari itu peran bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara professional

2
dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan tanggap
terhadap masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk menyusun laporan asuhan kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan di PMB
Nyi Ayu Hafizah Desa Margasari Tahun 2024”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi
usia 10 bulan di PMB Nyi Ayu Hafizah Desa Margasari Tahun 2024

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektifpada asuhan kebidanan
deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan
b. Mampu melakukan pengkajian data subyektifpada asuhan kebidanan
deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan
c. Mampu menegakka diagnosis asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh
kembang pada bayi usia 10 bulan
d. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan
kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan

C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis dalam mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menginformasikan data yang ditemukan serta
menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai asuhan kebidanan
asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan.
b. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
referensi atau bahan masukan kepustakaan dan informasi serta dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai deteksi dini tumbuh kembang pada

3
bayi usia 10 bulan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuh Kembang
1. Definisi
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan
anak dengan dewasa. Anak bukanlah dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-
ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umurnya.

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan


interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara
dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan


pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi, serta merupakan
hasil dari proses belajar. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh (Kemenkes, 2022).

2. Ciri Tumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Kemenkes, 2022) :
 Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan
serabut saraf.
 Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan
bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri
jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
 Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
 Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain.
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya, serta
bertambah kepandaiannya. Namun, meskipun ada keterkaitan antara
keduanya, tetapi tidak otomatis kecepatan pertumbuhan pasti akan selalu
diikuti dengan kecepatan perkembangan yang juga demikian. Hal ini
konsisten dengan prinsip pentingnya faktor belajar dan peran stimulasi di
dalamnya.
 Perkembangan mempunyai pola tetap Perkembangan fungsi organ tubuh
terjadi menurut 2 hukum tetap, yaitu:
o Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal atau anggota tubuh (pola sefalokaudal)
o Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)

5
 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya

3. Prinsip Prinsip Tumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut (kemenkes, 2022):
 Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
 Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik dan terjadi secara
berkesinambungan

4. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya, anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain (Kemenkes, 2022):
a. Faktor internal
Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh
kembang anak adalah sebagai berikut:
 Ras, etnik, atau bangsa
6
Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor herediter ras atau bangsa Indonesia atau sebaliknya.
 Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk, atau kurus.
 Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan, dan masa remaja
 Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak laki-laki akan lebih cepat.
 Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdi
b. Faktor eksternal
Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas tumbuh
kembang anak adalah sebagai berikut:
 Faktor pra persalinan
o Gizi
Pemenuhan gizi ibu bahkan dari sebelum hamil akan sangat
mempengarruhi pertumbuhan janin
o Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot
o Toksin atau zat kimia
Beberapa obat obatan seperti aminopterin atau thalidomide dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis
o Radiasi
7
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, disabilitas intelektual,
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan
jantung
o Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(toksopplasma, rubella, sitomegalovirus, herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin berupa katarak, bisu, tuli,
mikrosefali, disabilitas intelektual, dan kelainan jantung kongenital
o Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang
akan menyebabkan kerusakan jaringan otak
o Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu
o Psikologi ibu
Kehamilan yang tida diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan
mental pada ibu hamil, dll
 Faktor selama persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala atau asfiksia
dapat menyebabkankerusakan jaringan otak.
 Faktor pasca persalinan
 Gizi
Diperlukan asupan gizi berupa zat gizi makro dan mikro yang
adekuat yang sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi untuk
mendukung tumbuh kembang secara optimal.
8
 Penyakit kronis atau kelainan kongenital, tuberkulosis, anemia,
atau kelainan jantung bawaan mengakibatkan penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan.
 Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan sering disebut milleu adalah tempat anak tersebut
hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak
(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar
matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (timbal (Pb),
merkuri (Hg), rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif
terhadap pertumbuhan anak.
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam tumbuh kembangnya.
 Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
 Sosio-ekonomi
Kemiskinan yang berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang tidak baik, serta ketidaktahuan orang tua akan
menghambat pertumbuhan anak.
 Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
 Stimulasi
Stimulasi perkembangan merupakan bentuk pemberian rangsangan
pada anak yang bertujuan untuk mendukung perkembangan anak.
Pemberian stimulasi diutamakan oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya di rumah yang merawat anak. Bentuk stimulasi

9
yang dapat diberikan adalah pemberian aktivitas bermain dan
interaksi sosial dengan anak yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian anak. Jenis stimulasi yang diberikan
disesuaikan dengan umur perkembangan anak.
 Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

5. Periode Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Oleh karena
itu, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur sangat penting sebagai
deteksi dini terjadinya masalah tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan,
maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut (Kemenkes,
2022):
a. Masa Prenatal atau Masa Intra Uterin (Masa Janin dalam
Kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan
2 minggu
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8-12 minggu
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,
terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem
organ dalam tubuh.
3) Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9-12 minggu sampai akhir
kehamilan.Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
 Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai

10
trimester kedua kehidupan intrauterin. Pada masa ini terjadi
percepatan pertumbuhan dan pembentukan jasad manusia sempurna.
Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi
 Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-
fungsi. Terjadi transfer imunoglobulin G (lgG) dari darah ibu
melalui plasenta. Terjadi akumulasi asam lemak esensial seri
Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid)
pada otak dan retina

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester


pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka
terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi,
merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti
kekerasan terhadap ibu hamil dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi
pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan
untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak


sehat, maka selama masaintrauterin, seorang ibu diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik
 Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan
 Memastikan pemenuhan gizi yang adekuat selama kehamilan
 Memerisakan kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan
 Memberi stimulasi dini terhadap janin
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan
keluarganya
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya
11
b. Masa Bayi (Infancy) Umur 0-11 Bulan
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, sertamulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi
menjadi 2 periode:
1) Masa neonatal dini, umur 0-7 hari
2) Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang
menjadi anak sehat adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih di sarana
kesehatan yang memadai
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan,
jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah
saatnya untuk melahirkan
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat
menenangkan perasaan ibu
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan
penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu
jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya
 Berikan ASI sesegera mungkin setelah bayi lahir. Beri dukungan
pada ibu jika ASI belum keluar. Perhatian ditekankan pada
kemampuan menghisap anak yang mendukung keberhasilan
pemberian ASI
3) Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari-11 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem
saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga
sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang
mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia, dan memberikan
yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan

12
kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,
diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya,
diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai
harus dipenuhi. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu
dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar.

c. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan)
Kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan
terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,


kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,
sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun apabila tidak
dideteksi atau tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas
sumber daya manusia di kemudian hari.

d. Masa Anak Prasekolah (Anak Umur 60-72 Bulan)

13
Pertumbuhan pada masa ini berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di


luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar
rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang
menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan
cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke
tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana


bermain yang bersahabat untuk anak (child-friendly environment).
Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak,
semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

Anak pada masa ini dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indera
dan sistem reseptor penerimarangsangan serta proses memori harus sudah
siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan
keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami
kelainan atau gangguan.

6. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau


a. Aspek-Aspek Pertumbuhan Anak yang Perlu Dipantau
Beberapa aspek pertumbuhan pada anak yang perlu dipantau adalah sebagai
berikut:

14
1) Penilaian tren pertumbuhanDilakukan dengan cara:
 Membandingkan pertambahan berat badan dengan standar
kenaikan berat badan dengan menggunakan grafik berat badan
menurut umur (BB/U) dan tabel kenaikan berat badan (weight
increment)
 Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan
dengan standar pertambahan panjang badan atau tinggi badan
dengan menggunakan grafik panjang atau tinggi badan menurut
umur (PB/U atau TB/U) dan tabel pertambahan panjang badan atau
tinggi badan (height atau length increment)
 Lingkar kepala
Pemantauan lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan
anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Hasil
pengukuran diplotkan pada grafik lingkar kepala WHO 2006 untuk
mendeteksi adanya gangguan perkembangan otak dengan melihat
kecenderungan ukuran yang ada.
2) Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang
(underweight), sangat kurang (severely underweight), tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.
3) Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau
TB/U)
Digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted),
sangat pendek (severely stunted), atau tinggi.
4) Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau
BB/TB)
Digunakan untuk menentukan status gizi pada anak umur 0 sampai
dengan 59 bulan, yaitu apakah gizi buruk, gizi kurang (wasted), gizi
baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of overweight), gizi
lebih (overweight), dan obesitas (obese).

15
5) Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas.
Anak dengan ambang batas IMT/U >+1 SD berisiko gizi lebih sehingga
perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan
obesitas.

b. Aspek-Aspek Perkembangan Anak yang Perlu Dipantau


Beberapa aspek perkembangan pada anak yang perlu dipantau adalah
sebagai berikut:
1) Gerak kasar atau motorik kasar
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti
duduk, berdiri, dan sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, memegang sendok, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa
Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah, dan lain sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian
Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan
dengan pencapaian kemandirian anak dalam melakukan aktivitas
sehari-hari (mampu makan sendiri atau membereskan mainan setelah
selesai bermain) dan aktivitas sosial (mampu menguasai diri saat
berpisah dari ibu atau pengasuh atau mampu bersosialisasi dan bermain
dengan anak-anak lain atau anggota keluarga lainnya).

16
7. Red Flags (Tanda Bahaya) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a. Red Flags Pertumbuhan Anak
Tanda dan gejala kondisi medis yang menjadi penyebab at risk of failure to
thrive (berisiko gagal tumbuh) harus dievaluasi. Tanda dan gejala red flags
yang menunjukkan penyebab medis risiko gagal tumbuh meliputi kelainan
jantung, gangguan perkembangan, gambaran dismorfik (bentuk wajah
aneh), kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan kalori
yang adekuat, organomegali (hepar dan limpa membesar) atau
limfadenopati, infeksi (saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau
berulang, muntah atau diare berulang.

b. Red Flags Perkembangan Anak


Red flags pada perkembangan anak merupakan kondisi yang membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan apakah kondisi tersebut
merupakan suatu gangguan perkembangan dan membutuhkan intervensi
atau tatalaksana segera. Red flags tersebut meliputi adanya kemunduran
perkembangan (misal, kehilangan kemampuan bicara pada anak yang
sebelumnya sudah dapat berbicara) dan ketidakmampuan mencapai
tahapan perkembangan sesuai umur. Red flags perkembangan anak secara
rinci dapat dilihat pada bab 3 tentang Pola Pengasuhan Anak (Kemenkes,
2022)

8. Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Sering Ditemukan


a. Gangguan Pertumbuhan Anak yang Sering Ditemukan
1) Risiko gagal tumbuh (at risk of failure to thrive)
Suatu kondisi dimana terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik pada
bayi dan anak di bawah umur 2 tahun yang ditandai dengan kenaikan
berat badan di bawah persentil 5 dari standar tabel kenaikan berat badan
WHO.

17
2) Perawakan pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi
mengenai panjang atau tinggi badan yang berada di bawah -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya
dapat disebabkan karena variasi normal, gangguan gizi dan penyakit
sistemik (stunting), kelainan kromosom, atau karena kelainan endokrin.
3) Gizi kurang
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
 BB/PB atau BB/TB berada di antara -3 sampai kurang dari -2
standar deviasi
 Lingkar lengan atas (LiLA) berada di antara 11,5 cm sampai dengan
<12,5 cm pada balita usia6-59 bulan
4) Gizi buruk
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
 BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar deviasi
 Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm (untuk balita usia 6-59 bulan)
 Edema, minimal pada kedua punggung kaki
Untuk anak umur 5-18 tahun, gizi buruk ditandai bila IMT menurut
umur kurang dari -3 SD padakurva WHO 2006.
5) Kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity rebound)
Kenaikan massa lemak tubuh dini yang terjadi sebelum umur 5-6
tahun dan setelah periodepuncak adipositas (peak adiposity) terlewati.
6) Obesitas
Merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi lemak berlebih dalam
tubuh yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) menurut umur
lebih dari +3 SD pada kurva WHO 2006 untuk anak berumur di bawah
2 tahun, dan IMT menurut umur (IMT/U) lebih dari +2 SD pada kurva
2006 untuk anak umur 5-18 tahun.

b. Gangguan Perkembangan Anak yang Sering Ditemukan


18
1) Kelainan bawaan
 Neural tube defect (NTD) atau defek tabung saraf
 Orofacial cleft (bibir sumbing dan lelangit)
 Congenital rubella syndrome (CRS) atau sindroma rubella
kongenital
 Club foot (congenital talipes equinovarus/CTEV) atau talipes
equinovarus bawaan
 Hipotiroid kongenital
 Gangguan bicara dan bahasa
 Cerebral palsy
 Down Syndrome (Sindrom Down)
 Autism Spectrum Disorder (gangguan spektrum autisme)
 Disabilitas intelektual
 Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH)
 Global Developmental Delay (gangguan perkembangan umum)
 Gangguan penglihatan
o Katarak kongenital
o Strabismus
o Kelainan refraksi
 Miopia
 Astigmatisma
 Hiperopia
 Anisometropia
 Gangguan pendengaran
o Sensorineural hearing loss (SNHL) atau tuli sensorineural
o Tuli konduksi

9. Stimulasi

19
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dengan
menerapkan prinsip interaksi 2 arah (antara anak dan orang tua atau
pengasuh)
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang- orang yang terdekat dengannya
c. Lakukan stimulasi secara bertahap, rutin, dan berkelanjutan sesuai umur
dan tahap perkembangan anak terhadap keempat aspek kemampuan dasar
anak
d. Lakukan stimulasi dalam kegiatan sehari-hari, misalnya pada saat makan,
mandi, sebelum tidur, atau lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak
bermain, bernyanyi, bercerita, dan membacabuku
e. Stimulasi dilakukan dalam suasana menyenangkan, tanpa paksaan, dan
tidak ada hukuman
f. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman, dan ada do
sekitar anak
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
h. Anak diberikan apresiasi atau penghargaan terhadap setiap proses maupun
hasil usaha dalam mengembangkan kemampuan dengan hal-hal sederhana
yang sesuai umur anak, misalnyapujian, pelukan, atau dapat berupa hadiah
yang tidak berlebihan
i. Membatasi waktu bermain gadget sesuai dengan rekomendasi screen time
IDAI
a) Anak umur <1 tahun (bayi): Screen time tidak direkomendasikan
b) Anak umur 1-3 tahun (toddler):
 Umur 1-2 tahun: Screen time dalam bentuk menonton TV, video,
komputer, dan gadget tidak dianjurkan. Screen time yang
diperbolehkan hanya dalam bentuk video- chatting yang didampingi
orang tua untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang sedang

20
berjauhan
 Umur 2-3 tahun: Screen time tidak lebih dari 1 jam. Semakin
sedikit, lebih baik
c) Anak umur 3-6 tahun (prasekolah): Screen time tidak lebih dari 1
jam. Semakin sedikit, lebih baik

10. Jadwal dan Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

B. Undang Undang yang Berkaitan dengan Kewenangan Bidan


Standar kompetensi bidan sebagaimana pada Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang Standar Profesi Bidan terdiri dari 7
area kompetensi meliputi :
1) Etik legal dan keselamatan pasien
2) Komuikasi efektif
3) Pengembangan diri dan profesionalisme
4) Landasan ilmiah praktik kebidanan
5) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan

21
6) Promosi kesehatan dan konseling
7) Manajemen dan kepemimpinan

Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan yang


berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan:
1) Bayi Baru Lahir (Neonatus).
2) Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
3) Remaja.
4) Masa Sebelum Hamil.
5) Masa Kehamilan.
6) Masa Persalinan.
7) Masa Pasca Keguguran.
8) Masa Nifas.
9) Masa Antara.
10) Masa Klimakterium.
11) Pelayanan Keluarga Berencana.
12) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan.

Area Kompetensi 5 bagian b yaitu Bayi, Balita, dan Anak prasekolah terdiri atas:
1) Pertumbuhan dan perkembangan
2) Pengelolaan dan penanganan bayi dan balita sakit melalui manajemen
terpadu bayi muda (MTBM) dan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
3) Pemantauan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK)
4) Imunisasi
5) Asuhan kebidanan pada bayi, balita, dan anak prasekolah
6) Bantuan hidup dasar (BHD)
7) Tatalaksana awal kegawatdaruratan pada bayi, balita, dan rujukan

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP


Hari/Tanggal : Selasa, 20 Februari 2024
Pukul : 10.00 WIB

1. Pengkajian Data Subjektif


a. Identitas
Nama anak : Muhammad Raihan
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Margasari
Tanggal periksa : 20 Februari
2024
Tanggal lahir : 14 April 2023

b. Anamnesis
Keluhan Utama : Ny.P mengatakan ingin periksa tumbuh kembang
anaknya apakah sudah sesuai atau belum.

Apakah anak punya masalah tumbuh kembang :


tidak Riwayat Imunisasi :
Hbo : 13 April 2023
BCG : 10 Mei 2023
DPT /HB I : 13 Juni 2023
DPT /HB II : 13 Juli 2023
DPT /HB III : 13 Agustus 2023
Polio I : 10 Mei 2023
Polio II : 13 Juni 2023
Polio III : 13 Juli 2023
Polio IV : 13 Agustus 2023
IPV : 13 Agustus 2023
Campak : 13 Januari 2024
2. Pemeriksaan Objektif
BB : 10,2 kg , PB / TB : 72 cm
BB/TB : Normal, PB/U atau TB/U :
Normal LKA : 44 cm, LKA /U :
Normal Perkembangan anak : Sesuai
Daya dengar : Normal
Pemeriksaan pupil putih : Normal
I. Pemeriksaan Atas Indikasi/ Jika Ada Keluhan
Autisme: a. Resiko tinggi autisme (-) , b. Resiko autisme (-), c. Normal (+)
GPPH : a. Kemungkinan GPPH (-) , b. Normal (+)
II. Kesimpulan
Anak MI dalam kondisi normal
Tindakan atau Intervensi
Konseling stimulasi bagi ibu / pengasuh : tidak
ada Intervensi stimulasi perkembangan : (-)
Tindakan atau pengobatan yang lain : tidak ada
Di rujuk dengan surat rujukan : tidak di lakukan

19
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 9 Bulan

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


o Gulungan wool merah o Kismis, kacang-kacangan, potongan
biskuit
atau kue kering

Pertanyaan Jawaban
Y Tida
a k
1. Bayi dipangku orang tua atau Gerak
pengasuh, Taruh kismis di atas meja. halus
Dapatkah bayi memungut dengan
tangannya benda−benda kecil seperti

kismis, kacang-kacangan, potongan
biskuit
dengan gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Taruh 2 kubus Gerak
di atas meja, buat agar bayi dapat memungut dan halus

memegang kubus pada masing-masing tangannya.
Dapatkah ia melakukannya?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tarik perhatian Gerak
bayi dengan memperlihatkan gulungan wool merah, halus
kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba √
mencari benda tersebut, misalnya mencari di bawah
meja atau di belakang kursi?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan suatu Sosialisasi
mainan yang diinginkan bayi di luar jangkauannya, dan

apakah ia mencoba mendapatkan mainan dengan kemandiri
mengulurkan lengan atau badannya? an
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi Bicara
menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan dan
seseorang pada saat bayi sedang bermain sendiri dan bahasa
seseorang diam-diam datang berdiri di belakangnya? √
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab ‘Ya’ hanya jika
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak Bicara
dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: dan

“Ma-ma”, “Da-da” atau “Pa-pa”? Jawab ‘Ya’ bila ia bahasa
dapat mengeluarkan salah satu suara tersebut.
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi Sosialisasi

dapat makan kuekering sendiri? dan
kemandiri
an
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah pernah Gerak
melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering halus
dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda−benda √
panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak
ikut dinilai.
9. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau Gerak
dinding, dapatkah bayi duduk sendiri kasar

selama 60 detik?

1 Jika Anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi Gerak


0
. berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan kasar
dengan kedua kakinya? Jawab ‘Ya’ bila ia mencoba √
berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua
kakinya.
o 2 kubus o Mainan
Jawaban
Umur lebih dari 6 bulan sampai 12 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif: √
Apakah bayi dapat membuat suara berulang seperti ‘mamamama’,
‘babababa’?
Apakah bayi dapat memanggil mama atau papa, walaupun tidak untuk √
memanggil orang tuanya?
2. Kemampuan reseptif:
Pemeriksa duduk mengahadap bayi yang dipangku orang tuanya, bunyikan √
bel di samping bawah tanpa terlihat bayi, apakah bayi langsung menoleh ke
samping bawah?
Apakah bayi mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
3. Kemampuan visual:
Apakah bayi mengikuti perintah dengan dibantu gerakan badan, seperti
“Stop, berikan mainanmu”?
Apakah bayi secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh,
seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Total jawaban ‘Tidak’
FORMULIR DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG
ANAK

I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : An. MR
2. Jenis kelamin : Laki laki
3. Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu: Ny.P
4. Tanggal periksa : 20 Februari 2024
5. Tanggal lahir : 14 Februari 2023
6. Umur anak : 10 Bulan

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : Ny.P mengatakan ingin periksa tumbuh
kembang anaknya apakah sudah sesuai atau belum
2. Apakah anak memiliki masalah tumbuh kembang : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL


1. BB : 10,2 kg
2. PB atau TB : 72 cm
3. LK : 44cm (a. Normal)
4. Tren pertumbuhan : a. Normal b. Pertumbuhan tidak baik c.Risiko
gagal tumbuh
d. Perlambatan pertumbuhan linear e. Early
adiposity rebound
5. PB/U atau TB/U : a. Normal b. Pendek c. Sangat pendek d. Tinggi
6. BB/PB atau BB/TB : a. Normal b. Gizi kurang c. Gizi buruk d.
Berisiko gizi lebih
e. Gizi lebih (overweight) f. Obesitas
7. IMT/U (60-72 bulan) : a. Gizi baik b. Gizi kurang c. Gizi buruk d. Gizi
lebih (overweight) e. Obesitas
8. KPSP : a. Sesuai umur b. Meragukan c. Ada
kemungkinan penyimpangan
9. Tes Daya Dengar : a. Sesuai umur b. Ada kemungkinan penyimpangan
10. Pemeriksaan pupil putih : a. Normal b. Curiga kelainan pupil putih
11. Tes Daya Lihat : a. Daya lihat baik b. Daya lihat kurang
IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI
LiLA : cm (a. Normal b. Gizi kurang c. Gizi buruk)
1. IMT/U (0-59 bulan) : a. Normal b. Early adiposity rebound c.
Berisiko gizi lebih d. Gizi lebih e. Obesitas
2. Masalah perilaku emosi : a. Normal b. Meragukan c. Kemungkinan
mengalami masalah perilaku emosional
3. Gangguan spektrum autisme : a. Risiko rendah b. Risiko sedang-tinggi
4. GPPH : a. Normal b. Meragukan c. Kemungkinan
GPPH

V. KESIMPULAN : Anak MI dalam kondisi normal

VI. INTERVENSI DINI DAN RUJUKAN


1. Konseling gizi : a. Diberikan b. Tidak diberikan
2. Konseling stimulasi perkembangan : a. Diberikan b. Tidak diberikan
3. Intervensi dini masalah pertumbuhan : a. Diberikan b. Tidak diberikan
4. Intervensi dini masalah perkembangan : a. Gerak kasar b. Gerak halus
c. Bicara dan bahasa
5. Intervensi dini masalah perilaku dan emosi: a. Diberikan b. Tidak diberikan
6. Tindakan pengobatan lain :
……………………………………………………………………………………
……………..………………
7. Rujukan
a. Dirujuk ke :
………………………………………………………………………………
…………………………………..
b. Alasan dirujuk :
………………………………………………………………………………
…………………………………..
c. Surat rujukan : a. Ada surat rujukan b. Tidak ada
surat rujukan
Pemeriksa

Maizar
3. Penatalaksanaan
1. Memberitahu orang tua keadaan anaknya saat ini dalam keadaan sehat
(Ibu sudah mengetahui)
2. Memberitahu ibu hasil Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
bahwa sudah sesusai dengan tumbuh kembangnya (Ibu mengetahui
dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai dengan tumbuh kembang))
3. Memberitahu ibu untuk melakukan stimulasi pekembangan selanjutnya
(Ibu bersedia untuk melakukan stimulasi)
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memantau tumbuh kembang anaknya dan
rutin ke posyandu (Ibu mengerti dan bersedia untuk datang ke posyandu)
5. Memberitahu ibu untuk datang kembali apabila ada keluhan (Ibu
mengerti)
6. Memberikan jadwal kunjungan ulang imunisasi lanjutan saat usia anak 18
bulan (Ibu bersedia untuk datang ke posyandu untuk imunisasi lanjutan)
B. Laporan Kasus Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Minggu, 20 Februari 2024
Tempat Praktik : PMB Nyi Ayu Hafizah
Nama : Maizar
Program Studi : Profesi bidan

Pathway Kasus Kebidanan


An. MR, usia : 10 bulan Tanda / Gejala / keluhan yang
Tanda / Gejala / keluhan secara teori :
Pada anak usia 9-11 bulan dilakukan dialami pasien
DDTK berupa (Kemenkes, 2022)
 Deteksi dini penyimpangan Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala Data Subjektif
pertumbuhan (pertambahan BB dan / keluhan yang dialami pasien) Ibu mengatakan anaknya usia 10
PB, BB/U, PB/U, IMT/U, dan LKA bulan saat ini ibu ingin mengetahui
dengan hasil gizi baik/normal) Pertumbuhan adalah bertambahnya apakah tumbuh kembang anaknya
 Deteksi dini penyimpangan ukuran dan jumlah sel serta jaringan sudah sesuai atau belum
perkembangan interseluler, berarti bertambahnya
o KPSP umur 9-11 bulan dengan ukuran fisik dan struktur tubuh Data objektif
jawaban YA 9-10 bermakna sebagian atau keseluruhan, sehingga  KU : Baik
perkembangan sesuai usia, dapat diukur dengan satuan panjang  Kesadaran : Compos mentis,
jawaban YA 7 atau 8 dan berat. Sedangkan perkembangan  BB : 10,2 kg , PB / TB : 72 cm
perkembangan meragukan, adalah bertambahnya struktur dan  BB/TB : Normal
jawaban YA 6 atau kurang fungsi tubuh yang lebih kompleks  PB/U atau TB/U : Normal
berarti ada kemungkinan dalam kemampuan motorik kasar,  LKA : 44 cm
penyimpangan motorik halus, bicara dan bahasa, serta  LKA /U : Normal
o Tes daya dengan sesuai umur sosialisasi dan kemandirian  Perkembangan anak : Sesuai
apabila tidak ada jawaban (Kemenkes, 2022).  Daya dengar : Normal
TIDAK, dan apabila terdapat Status gizi adalah ukuran keberhasilan  Pemeriksaan pupil putih
jawaban TIDAK 1 atau lebih dalam pemenuhan nutrisi untuk anak :
berarti ada kemungkinan yang diindikasikan oleh BB dan TB Normal
penyimpangan anak, sebagai status Kesehatan yang
o Pemeriksaan pupil putih dengan  Perilaku dan Emosional: Normal
dihasilkan oleh keseimbangan antara
hasil pemeriksaan normal  Gerakan kasar, gerakan halus,
kebutuhan dan masukan nutrient,
bicara dan bahasa, sosial dan
penelitian status gizi merupakan
kemandirian sesuai dengan usia
pengukuran yang didasarkan
antropometri serta biokimia
(Winarsih,2018)
Asuhan yang diberikan :
1. Memberitahu orang tua
keadaan anaknya saat ini
2. Memberitahu ibu hasil
Kuisioner Pra Skrining Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
Perkembangan (KPSP) Dengan memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan pada bayi S, maka ibu dan keluarga
pada bayi berumur 10 mengerti tentang kondisi bayinya saat ini
bulan Supaya orang tua mengetahui hasil tumbuh dan kembang anaknya apakah sudah sesuai atau
3. Memberitahu ibu untuk belum
melakukan Agar ibu melakukan stimulasi tumbuh kembang anaknya
stimulasi pekembangan Agar ibu selalu memantau tumbuh kembang anak
selanjutnya Agar ibu dan suami segera kembali apabila adanya keluhan
4. Menganjurkan ibu untuk Supaya ibu dan suami mengetahu jadwal kunjungan imunisasi kembali
selalu memantau tumbuh
kembang anaknya Evaluasi asuhan yang diberikan :
5. Memberitahu ibu untuk Ibu mengetahui bahwa anaknya sudah dilakukan DDTK dengan hasil normal (sesuai usia)
datang kembali apabila Ibu bersedia melakukan pemantauan tumbuh kembang dan stimulasi lanjutan pada anaknya
ada keluhan Ibu bersedia datang ke posyandu setiap bulan dan melakukan imunisasi lanjutan saat usia anak 18
6. Memberikan jadwal bulan
kunjungan

ulang imunisasi lanjutan


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis membahas tentang asuhan kebidanan yang dilakukan dan agar
diambil suatu kesimpulan serta pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada,
sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan
yang efektif dan efisien serta membandingkan apakah ada kesenjangan antara teori
dan praktik dilapangan. Manajemen kebidanan digunakan untuk memberikan bentuk
khusus dari proses yang dilakukan oleh bidan di dalam suatu asuhan atau pelayanan
kebidanan. Hal ini senada dengan Kepmenkes RI nomor 320 tahun 2020 menjelaskan
bahwa bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberi asuhan
kebidanan. Pengertian tersebut sejalan dengan manajemen asuhan kebidanan yang
dilakukan di PMB Nyi Ayu Hafizah yang memberikan pelayanan dengan metode
berpikir dan bertindak tepat secara logis tentang asuhan yang diberikan. Hal ini
terlihat dari asuhan kebidanan yang dilakukan meliputi identifikasi data subjektif,
data objektif, analisis, dan penatalaksanaan pada bayi usia 10 bulan.

Ibu mengatakan anaknya usia 10 bulan saat ini ibu ingin mengetahui apakah tumbuh
kembang anaknya sudah sesuai atau belum

Hasil pengkajian data objektif pada bayi S : KU : baik, Kesadaran : composmentis,


BB : 10,2 kg, PB / TB : 72 cm, BB/TB : (Normal), PB/U atau TB/U : (Normal, LKA
: 48 cm, LKA /U : (Normal), Perkembangan anak : (Sesuai), Daya dengar :
(Normal), Daya Lihat : (Normal),Perilaku dan Emosional : (Normal), gerakan kasar,
gerakan halus, bicara dan bahasa, sosial dan kemandirian sesuai dengan usia anak

Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi MI dapat disimpulkan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek. Gerak kasar atau motorik kasar
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan
sebagainya. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya, kemampuan bicara dan
bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain),
berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya dan sebagainya (Kemenkes RI, 2019).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan di PMB
Isnaini Khoirunnisa Tahun 2024 sudah dilakukan dengan baik dan didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data subyektif pada
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan
2. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data obyektif Asuhan
Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan
3. Mahasiswa sudah mampu menegakkan diagnosa Asuhan Kebidanan Deteksi
Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia10 Bulan
4. Mahasiswa sudah mampu melakukan perencanaan, pelaksanan dan evaluasi
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan dan
tidak ditemukan adanya kesenjangan kasus dengan teori yang ada.

B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Memfasilitasi kegiatan pelatihan untuk mahasiswa tentang pemeriksaan
penunjang terkait Asuhan Pada Masa Bayi, Balita dan Prasekolah
2. Bagi PMB
Bidan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di tempat
prakteknya melalui seminar tentang memberikan Asuhan Pada Masa Bayi,
Balita dan Prasekolah
3. Bagi pasien
Diharapkan dapat melakukan anjuran dan hasil konseling dari petugas tentang
Imunisasi Campak dan Tumbuh Kembang Anak
DAFTAR PUSTAKA

Cherry JD. 2014. Measles Virus. In: Cherry JD, Harrison GJ, Kaplan SL, Hotez PJ,
Steinbach WJ, editors. Feigin & Cherry’s textbook of pediatric infectious
diseases. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.; (Vol 2.)
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2022. Profil Kesehatan Provinsi Lampung.
Lampung : Dinkes Prov Lampung
Kemenkes RI. 2019. Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2022. Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
: Kemenkes RI
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang
Standar Profesi Bidan
Rantina dkk. 2021. Pengembangan Buku Stimulasi dan Deteksi Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini Berbasis ICT. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia
Dini. Volume 6(30)
Soetjiningsih dkk. 2017. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC
Yunita D, dkk. 2020. Hubungan pemberian stimulasi dini dengan perkembangan
motorik pada balita di desa tanjung brulah wilayah kerja puskesmas kampar
tahun 2019. Jurnal kesehatan tambusai. Volume 1 no 2

Anda mungkin juga menyukai