OLEH:
MAIZAR
NIM : 230707479
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
PADA BAYI USIA 10 BULAN DI PMB NYI AYU HAFIZAH
DESA MARGASARI TAHUN 2024
Pembimbing
Bismillahirrahmannirrohim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat Penulisan 3
BAB IV PEMBAHASAN 28
BAB V PENUTUP 32
A. Kesimpulan 32
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya dapat terwujud. Dalam menentukan derajat kesehatan di
Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka
kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes
RI, 2019)
Menurut Badan WHO (World Health Organization) lebih dari 200 juta anak usia
dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan mereka dan
sebagian besar diantaranya adalah anak-anak yang tinggal di Benua Asia dan
Afrika. Berapa tahun terakhir ini, terjadi berbagai mas`alah perkembangan anak
seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif yang
semakin meningkat. Angka kejadian keterlambatan perkembangan di Amerika
Serikat berkisar 12-16%, Thailand 24%, dan Argentina 22%, sedangkan di
Indonesia antara 13%-18% (Yunita , dkk 2020 : 62)
Bidan adalah pemberi asuhan utama dan menjadi tanggung jawabnya secara
mandiri. Untuk setiap klien, bidan memberi asuhan kebidanan secara kontinu
selama kehamilan, persalinan dan masa postpartum. (Astuti, dkk, 2019). Maka
dari itu peran bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara professional
2
dan berkualitas dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan tanggap
terhadap masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk menyusun laporan asuhan kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan di PMB
Nyi Ayu Hafizah Desa Margasari Tahun 2024”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi
usia 10 bulan di PMB Nyi Ayu Hafizah Desa Margasari Tahun 2024
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektifpada asuhan kebidanan
deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan
b. Mampu melakukan pengkajian data subyektifpada asuhan kebidanan
deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan
c. Mampu menegakka diagnosis asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh
kembang pada bayi usia 10 bulan
d. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan
kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis dalam mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menginformasikan data yang ditemukan serta
menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai asuhan kebidanan
asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang pada bayi usia 10 bulan.
b. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
referensi atau bahan masukan kepustakaan dan informasi serta dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai deteksi dini tumbuh kembang pada
3
bayi usia 10 bulan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuh Kembang
1. Definisi
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu bertumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan
anak dengan dewasa. Anak bukanlah dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-
ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umurnya.
5
Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya
9
yang dapat diberikan adalah pemberian aktivitas bermain dan
interaksi sosial dengan anak yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian anak. Jenis stimulasi yang diberikan
disesuaikan dengan umur perkembangan anak.
Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.
10
trimester kedua kehidupan intrauterin. Pada masa ini terjadi
percepatan pertumbuhan dan pembentukan jasad manusia sempurna.
Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi
Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-
fungsi. Terjadi transfer imunoglobulin G (lgG) dari darah ibu
melalui plasenta. Terjadi akumulasi asam lemak esensial seri
Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid)
pada otak dan retina
12
kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,
diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya,
diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai
harus dipenuhi. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu
dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar.
c. Masa Anak di Bawah Lima Tahun (Anak Balita, Umur 12-59 Bulan)
Kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan
terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
13
Pertumbuhan pada masa ini berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Memasuki masa
prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Anak pada masa ini dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indera
dan sistem reseptor penerimarangsangan serta proses memori harus sudah
siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan
keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami
kelainan atau gangguan.
14
1) Penilaian tren pertumbuhanDilakukan dengan cara:
Membandingkan pertambahan berat badan dengan standar
kenaikan berat badan dengan menggunakan grafik berat badan
menurut umur (BB/U) dan tabel kenaikan berat badan (weight
increment)
Membandingkan pertambahan panjang badan atau tinggi badan
dengan standar pertambahan panjang badan atau tinggi badan
dengan menggunakan grafik panjang atau tinggi badan menurut
umur (PB/U atau TB/U) dan tabel pertambahan panjang badan atau
tinggi badan (height atau length increment)
Lingkar kepala
Pemantauan lingkar kepala merupakan penilaian pertumbuhan
anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Hasil
pengukuran diplotkan pada grafik lingkar kepala WHO 2006 untuk
mendeteksi adanya gangguan perkembangan otak dengan melihat
kecenderungan ukuran yang ada.
2) Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang
(underweight), sangat kurang (severely underweight), tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.
3) Indeks panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau
TB/U)
Digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted),
sangat pendek (severely stunted), atau tinggi.
4) Indeks berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau
BB/TB)
Digunakan untuk menentukan status gizi pada anak umur 0 sampai
dengan 59 bulan, yaitu apakah gizi buruk, gizi kurang (wasted), gizi
baik (normal), berisiko gizi lebih (possible risk of overweight), gizi
lebih (overweight), dan obesitas (obese).
15
5) Indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U)
IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih dan obesitas.
Anak dengan ambang batas IMT/U >+1 SD berisiko gizi lebih sehingga
perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan
obesitas.
16
7. Red Flags (Tanda Bahaya) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a. Red Flags Pertumbuhan Anak
Tanda dan gejala kondisi medis yang menjadi penyebab at risk of failure to
thrive (berisiko gagal tumbuh) harus dievaluasi. Tanda dan gejala red flags
yang menunjukkan penyebab medis risiko gagal tumbuh meliputi kelainan
jantung, gangguan perkembangan, gambaran dismorfik (bentuk wajah
aneh), kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan kalori
yang adekuat, organomegali (hepar dan limpa membesar) atau
limfadenopati, infeksi (saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau
berulang, muntah atau diare berulang.
17
2) Perawakan pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi
mengenai panjang atau tinggi badan yang berada di bawah -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya
dapat disebabkan karena variasi normal, gangguan gizi dan penyakit
sistemik (stunting), kelainan kromosom, atau karena kelainan endokrin.
3) Gizi kurang
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
BB/PB atau BB/TB berada di antara -3 sampai kurang dari -2
standar deviasi
Lingkar lengan atas (LiLA) berada di antara 11,5 cm sampai dengan
<12,5 cm pada balita usia6-59 bulan
4) Gizi buruk
Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar deviasi
Lingkar lengan atas (LiLA) <11,5 cm (untuk balita usia 6-59 bulan)
Edema, minimal pada kedua punggung kaki
Untuk anak umur 5-18 tahun, gizi buruk ditandai bila IMT menurut
umur kurang dari -3 SD padakurva WHO 2006.
5) Kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity rebound)
Kenaikan massa lemak tubuh dini yang terjadi sebelum umur 5-6
tahun dan setelah periodepuncak adipositas (peak adiposity) terlewati.
6) Obesitas
Merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi lemak berlebih dalam
tubuh yang ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) menurut umur
lebih dari +3 SD pada kurva WHO 2006 untuk anak berumur di bawah
2 tahun, dan IMT menurut umur (IMT/U) lebih dari +2 SD pada kurva
2006 untuk anak umur 5-18 tahun.
9. Stimulasi
19
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dengan
menerapkan prinsip interaksi 2 arah (antara anak dan orang tua atau
pengasuh)
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru
tingkah laku orang- orang yang terdekat dengannya
c. Lakukan stimulasi secara bertahap, rutin, dan berkelanjutan sesuai umur
dan tahap perkembangan anak terhadap keempat aspek kemampuan dasar
anak
d. Lakukan stimulasi dalam kegiatan sehari-hari, misalnya pada saat makan,
mandi, sebelum tidur, atau lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak
bermain, bernyanyi, bercerita, dan membacabuku
e. Stimulasi dilakukan dalam suasana menyenangkan, tanpa paksaan, dan
tidak ada hukuman
f. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman, dan ada do
sekitar anak
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
h. Anak diberikan apresiasi atau penghargaan terhadap setiap proses maupun
hasil usaha dalam mengembangkan kemampuan dengan hal-hal sederhana
yang sesuai umur anak, misalnyapujian, pelukan, atau dapat berupa hadiah
yang tidak berlebihan
i. Membatasi waktu bermain gadget sesuai dengan rekomendasi screen time
IDAI
a) Anak umur <1 tahun (bayi): Screen time tidak direkomendasikan
b) Anak umur 1-3 tahun (toddler):
Umur 1-2 tahun: Screen time dalam bentuk menonton TV, video,
komputer, dan gadget tidak dianjurkan. Screen time yang
diperbolehkan hanya dalam bentuk video- chatting yang didampingi
orang tua untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang sedang
20
berjauhan
Umur 2-3 tahun: Screen time tidak lebih dari 1 jam. Semakin
sedikit, lebih baik
c) Anak umur 3-6 tahun (prasekolah): Screen time tidak lebih dari 1
jam. Semakin sedikit, lebih baik
21
6) Promosi kesehatan dan konseling
7) Manajemen dan kepemimpinan
Area Kompetensi 5 bagian b yaitu Bayi, Balita, dan Anak prasekolah terdiri atas:
1) Pertumbuhan dan perkembangan
2) Pengelolaan dan penanganan bayi dan balita sakit melalui manajemen
terpadu bayi muda (MTBM) dan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
3) Pemantauan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK)
4) Imunisasi
5) Asuhan kebidanan pada bayi, balita, dan anak prasekolah
6) Bantuan hidup dasar (BHD)
7) Tatalaksana awal kegawatdaruratan pada bayi, balita, dan rujukan
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
b. Anamnesis
Keluhan Utama : Ny.P mengatakan ingin periksa tumbuh kembang
anaknya apakah sudah sesuai atau belum.
19
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Bayi Umur 9 Bulan
Pertanyaan Jawaban
Y Tida
a k
1. Bayi dipangku orang tua atau Gerak
pengasuh, Taruh kismis di atas meja. halus
Dapatkah bayi memungut dengan
tangannya benda−benda kecil seperti
√
kismis, kacang-kacangan, potongan
biskuit
dengan gerakan miring atau menggerapai seperti
gambar?
2. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Taruh 2 kubus Gerak
di atas meja, buat agar bayi dapat memungut dan halus
√
memegang kubus pada masing-masing tangannya.
Dapatkah ia melakukannya?
3. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Tarik perhatian Gerak
bayi dengan memperlihatkan gulungan wool merah, halus
kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba √
mencari benda tersebut, misalnya mencari di bawah
meja atau di belakang kursi?
4. Bayi dipangku orang tua atau pengasuh. Letakkan suatu Sosialisasi
mainan yang diinginkan bayi di luar jangkauannya, dan
√
apakah ia mencoba mendapatkan mainan dengan kemandiri
mengulurkan lengan atau badannya? an
5. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi Bicara
menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan dan
seseorang pada saat bayi sedang bermain sendiri dan bahasa
seseorang diam-diam datang berdiri di belakangnya? √
Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab ‘Ya’ hanya jika
melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak Bicara
dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, misalnya: dan
√
“Ma-ma”, “Da-da” atau “Pa-pa”? Jawab ‘Ya’ bila ia bahasa
dapat mengeluarkan salah satu suara tersebut.
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah bayi Sosialisasi
√
dapat makan kuekering sendiri? dan
kemandiri
an
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah pernah Gerak
melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering halus
dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda−benda √
panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak
ikut dinilai.
9. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau Gerak
dinding, dapatkah bayi duduk sendiri kasar
√
selama 60 detik?
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : An. MR
2. Jenis kelamin : Laki laki
3. Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu: Ny.P
4. Tanggal periksa : 20 Februari 2024
5. Tanggal lahir : 14 Februari 2023
6. Umur anak : 10 Bulan
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama : Ny.P mengatakan ingin periksa tumbuh
kembang anaknya apakah sudah sesuai atau belum
2. Apakah anak memiliki masalah tumbuh kembang : Tidak ada
Maizar
3. Penatalaksanaan
1. Memberitahu orang tua keadaan anaknya saat ini dalam keadaan sehat
(Ibu sudah mengetahui)
2. Memberitahu ibu hasil Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
bahwa sudah sesusai dengan tumbuh kembangnya (Ibu mengetahui
dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai dengan tumbuh kembang))
3. Memberitahu ibu untuk melakukan stimulasi pekembangan selanjutnya
(Ibu bersedia untuk melakukan stimulasi)
4. Mengajurkan ibu untuk selalu memantau tumbuh kembang anaknya dan
rutin ke posyandu (Ibu mengerti dan bersedia untuk datang ke posyandu)
5. Memberitahu ibu untuk datang kembali apabila ada keluhan (Ibu
mengerti)
6. Memberikan jadwal kunjungan ulang imunisasi lanjutan saat usia anak 18
bulan (Ibu bersedia untuk datang ke posyandu untuk imunisasi lanjutan)
B. Laporan Kasus Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Minggu, 20 Februari 2024
Tempat Praktik : PMB Nyi Ayu Hafizah
Nama : Maizar
Program Studi : Profesi bidan
Pada BAB ini penulis membahas tentang asuhan kebidanan yang dilakukan dan agar
diambil suatu kesimpulan serta pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada,
sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan
yang efektif dan efisien serta membandingkan apakah ada kesenjangan antara teori
dan praktik dilapangan. Manajemen kebidanan digunakan untuk memberikan bentuk
khusus dari proses yang dilakukan oleh bidan di dalam suatu asuhan atau pelayanan
kebidanan. Hal ini senada dengan Kepmenkes RI nomor 320 tahun 2020 menjelaskan
bahwa bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas
mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberi asuhan
kebidanan. Pengertian tersebut sejalan dengan manajemen asuhan kebidanan yang
dilakukan di PMB Nyi Ayu Hafizah yang memberikan pelayanan dengan metode
berpikir dan bertindak tepat secara logis tentang asuhan yang diberikan. Hal ini
terlihat dari asuhan kebidanan yang dilakukan meliputi identifikasi data subjektif,
data objektif, analisis, dan penatalaksanaan pada bayi usia 10 bulan.
Ibu mengatakan anaknya usia 10 bulan saat ini ibu ingin mengetahui apakah tumbuh
kembang anaknya sudah sesuai atau belum
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi MI dapat disimpulkan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek. Gerak kasar atau motorik kasar
adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan
dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan
sebagainya. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjepit, menulis dan sebagainya, kemampuan bicara dan
bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain),
berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya dan sebagainya (Kemenkes RI, 2019).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan di PMB
Isnaini Khoirunnisa Tahun 2024 sudah dilakukan dengan baik dan didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data subyektif pada
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan
2. Mahasiswa sudah mampu melakukan pengkajian data obyektif Asuhan
Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan
3. Mahasiswa sudah mampu menegakkan diagnosa Asuhan Kebidanan Deteksi
Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia10 Bulan
4. Mahasiswa sudah mampu melakukan perencanaan, pelaksanan dan evaluasi
Asuhan Kebidanan Deteksi Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 10 Bulan dan
tidak ditemukan adanya kesenjangan kasus dengan teori yang ada.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Memfasilitasi kegiatan pelatihan untuk mahasiswa tentang pemeriksaan
penunjang terkait Asuhan Pada Masa Bayi, Balita dan Prasekolah
2. Bagi PMB
Bidan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di tempat
prakteknya melalui seminar tentang memberikan Asuhan Pada Masa Bayi,
Balita dan Prasekolah
3. Bagi pasien
Diharapkan dapat melakukan anjuran dan hasil konseling dari petugas tentang
Imunisasi Campak dan Tumbuh Kembang Anak
DAFTAR PUSTAKA
Cherry JD. 2014. Measles Virus. In: Cherry JD, Harrison GJ, Kaplan SL, Hotez PJ,
Steinbach WJ, editors. Feigin & Cherry’s textbook of pediatric infectious
diseases. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.; (Vol 2.)
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2022. Profil Kesehatan Provinsi Lampung.
Lampung : Dinkes Prov Lampung
Kemenkes RI. 2019. Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. 2022. Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
: Kemenkes RI
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang
Standar Profesi Bidan
Rantina dkk. 2021. Pengembangan Buku Stimulasi dan Deteksi Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini Berbasis ICT. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia
Dini. Volume 6(30)
Soetjiningsih dkk. 2017. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC
Yunita D, dkk. 2020. Hubungan pemberian stimulasi dini dengan perkembangan
motorik pada balita di desa tanjung brulah wilayah kerja puskesmas kampar
tahun 2019. Jurnal kesehatan tambusai. Volume 1 no 2