Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS AKHIR PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANJUT

Penyesuaian Program Keluarga Berencana Pada Fase Dewasa Awal dan Madya

Dosen Pengampu :
Dr. Muh Daud, M. Si
Wilda Ansar, S.Psi.,M.A

Disusun Oleh:

Andi (210701501001)

Andi Ananda Parawangi (210701502091)

Zalzabila Maharani Supriadi (200701502059)

Andi Nailah Mardhiyah M.


(210701501059)

KELAS B

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Dalam penyesuaian fase dewasa perlu kita ketahui bahwa di dalamnya kita
akan menemukan hal-hal yang membuat kita akan lebih berkembang lagi untuk
kedepannya. Nah pada fase dewasa awal hingga masa dewasa madya terkadang
orang-orang akan memasuki fase perkawinan yang dimana nantinya akan mereka
lalui bersama pasangan mereka. Dengan adanya kekeluargaan di dalmnya fase ini
justru mendukung perkembangan yang akan kita rassakan serta sadari di
kemudian hari. Sehingga semakin banyak kendala serta hal-hal yang akan
membuat kita akan terbebani seperti, masalah rumah tangga, anak, hingga orang
tua. Dalam kasus yang seperti demikian, maka perlulah kita untuk mengikuti
program yang dapat menanggulangi hal tersebut. Seperti penggunaan KB
(Keluarga Berencana) untuk meminimalisir hal-hal yang harusnya tidak terjadi
kedepannya.
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Hal ini bertujuan
untuk adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa
dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Jumlah anak dalam
sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Sedangkan Menurut WHO
(Expert Committe, 1970), KB adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif - objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (Nurdianti, 2014).
Tujuan utama pelaksanaan KB adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya.
Keberhasilan pelaksanaan KB diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan,
sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan
kenaikan produksi, maka dengan demikian taraf kehidupan dan kesejahteraan
rakyat diharapkan akan lebih meningkat (Fatimah, 2015).
Perlu kita ke tahui kembali bahwa penggunaan KB ini sangatlah memiliki
pengaruh pada sebuah keluarga. Karena program seperti inilah yang nantinya
akan membantu untuk menanggulangi hal-hal yang tidak kita inginkan serta
mengurangi resiko yang negtif untuk keluarga. Sehingga dapat kita simpulkan
bahwa program KB ini adalah solusi bagi keluarga yang ingin mulai
meningkatkan derajat dan kesehatan di dalam linngkunagannya.

b. Tujuan Program
Tujuan diadakannya program ini adalah untuk memberikan sosialisasi kepada
para pasangan suami istri baru menikah atau sudah lama menikah dan berada di
fase dewasa awal dan dewasa madya mengenai pentingnya membentuk
“Keluarga Berencana”.

c. Manfaat Program
Manfaat dari program yang dilakukan adalah diharapkan dapat memberi
pengetahuan mengenai pentingnya untuk membentuk keluarga kecil sejahtera
yang sesuai dengan kondisi ekonomi, mencegah terjadinya pernikahan di usia
dini, serta bisa membantu menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan
jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

a. Dasar Teori

b. Metode Pengumpulan
Metode pengumpulan yang kelompok kami gunakan yaitu menggunakan
metode wawancara. Kelompok kami menyebarkan brosur mengenai program
“Keluarga Berencana” yang bisa dilihat pada lampiran. Lalu mewawancarai para
pasangan suami istri, berikut ini adalah pertanyaan yang kami lampirkan :
1. Apakah anda telah mengetahui program KB?
2. Menurut anda, perlukah KB di dalam sebuah keluarga?
3. Menurut anda, apa manfaat atau tujuan dari penggunaan KB dalam sebuah
keluarga?
4. Apakah anda pernah menggunakan KB? Ya atau Tidak?
5. Setujukah anda, bahwa KB tidak diperlukan dalam sebuah keluarga? Ya
atau Tidak?
6. Bagaimana tanggapan pasangan anda setelah dan sebelum pengunaan
KB?
7. Apakah anda mengetahui bentuk sebuah KB?
8. Apa harapan anda mengenai program KB terhadap keluarga anda
kedepannya?
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nurdianti, S. R. (2014). Analisis faktor-faktor hambatan komunikasi dalam sosialisasi


program Keluarga Berencana pada masyarakat kebon agung-Samarinda. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 2(2), 145-159..

Fatimah, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar
Rebo.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai