Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

"KELUARGA BERENCANA & KESEHATAN REPRODUKSI"

Dosen Pengampu:

Ni Made Dwi Mahayati, SST.,M.Keb

Disusun Oleh:

1. Dewa Ayu Sasmitha Ambar Dhea (P07124221010)


2. Luh Gede Mutra Maharani (P07124221014)
3. Ni Putu Winda Rismayanti (P07124221016)
4. Putu Manik Wulandari (P07124221018
5. Salsadila putri (P07124221022)
6. Ni Kadek Nana Virgiana (P07124221032)
7. NI KOMANG PURNAMI DEWI (P07124221034)
8. Ni Made Nita Dwiyandari (P07124221036)
9. Ni Kadek Hevi Febriana Dewi (P07124221054)
10. Ni Made Ayu Somandariani (P07124221055)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2024


1.1 Kajian Teori
A. Konsep Dasar Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana ialah tindakan yang membantu individu
untukmendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang
tidakdiinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur
intervalke hamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol
saatkelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.Kontrasepsi adalah
upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,alat yang digunakan untuk
menunda kehamilan dan menjarangkan jarakkelahiran (Harmiati, 2023).
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginka
d. Mengatur interval diantara kelahirane.
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam aspek hubungan dengan
umur suamiistrif.

Menentukan jumlah anak dalam keluarga dijelaskan bahwa kontrasepsi


berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan.Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang dapat mengakibatkan kehamilan. Jadi
kontrasepsi adalahmenghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan seltelur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Harmiarti, 2023).

Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju


pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga
berencana dan pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada
pasangan usia subur (PUS) (Bingan, 2022). KB dilaksanakan dengan
berbagai macam metode kontrasepsi sederhana seperti kondom, pantang
berkala dan koitus interuptus. Metode kontrasepsi efektif efektif hormonal

1
seperti pil, susuk, dan suntikan. Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti
IUD dan Implant. Dan metode kontrasepsi mantap seperti metode operasi
wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP). Hal ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya (Bingan,
2022).

2. Tujuan Keluarga Berencana

Adapun tujuan umum dari perencanaan KB adalah untuk mewujudkan


masyarakat yang sejahtera khususnya bagi ibu dan anak serta
mengendalikan pertambahan penduduk suatu negara sesuai dengan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yaitu dengan jalan
mengendalikan jumlah kelahiran (Dianty, 2022).

Sedangkan tujuan khusus dari program tersebut adalah untuk


meningkatkan kesejahteraan suatu keluarga yaitu dengan jalan
penjarangan angka kelahiran atau jumlah kelahiran bayi yaitu dengan jalan
menggalakkan pemakaian alat kontrasepsi. Hingga saat ini program KB
yang dicanangkan memberikan manfaat yang besar (Dinaty, 2022),
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

 Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker


servik
Kanker ovarium merupakan tumor ganas yang terdapat dalam
endometium, yaitu lapisan dalam rahim tempat menempelnya ovum
yang telah dibuahi. Sedangkan kanker servik merupakan sejenis kanker
yang menyerang bagian reproduksi wanita terutama leher Rahim
(Meilani, 2020).
 Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM
Kematian yang terjadi pada ibu dan anak, masih sering kita jumpai,
baik pada saat proses persalinan, pasca persalinan, maupun hari-hari
pertama kehidupan bayi. Untuk itu, perlu diadakan upaya serta
berbagai macam inovasi guna mengatasi hal tersebut. Menurut mantan
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

2
(BKKBN) Sugiri Syarief, “Program Keluarga Berencana (KB)
berperan kuat menurunkan angka kematian tersebut,” beliau juga
menambahkan bahwa KB juga dapat menjadi salah satu solusi untuk
peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). Dimana pada saat
ini IPM Indonesia menunjukkan penurunan ke peringkat 124 dari 187
negara (Meilani, 2020).
 Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
Kasus kehamilan yang tidak diinginkan sering kali kita temukan
disekitar kita. Hal tersebut bisa disebabkan oleh kecerobohan, maupun
faktor-faktor lainnya. Hal tersebut akan berdampak baik bagi
kesehatan, maupun bidang ekonomi, seperti tindakan aborsi yang dapat
membahayakan jiwa, maupun keadaan ekonomi yang semakin sulit.
Dengan mengikuti program KB, masalah tersebut dapat diminimalisir
(Meilani, 2022).
 Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak
Perencanaan kelahmilan yang menjadi salah satu tujuan KB dapat
menurunkan resiko kehamilan yang tidak diinginkan. Hal tersebut
dapat membantu meningkatkan tingkat kesehatan serta kelangsungan
hidup pada ibu, bayi, dan anak (Meilani, 2022).
 Mencegah penularan penyakit berbahaya
Manfaat KB dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom
sebelum melakukan hubungan intim dapat mencegah peyebaran atau
penularan virus-virus berbahaya seperti HIV AIDS. Selain itu, manfaat
daun sirih bagi wanita juga mampu mengatasi penularan penyakit
berbahaya (Meilani, 2022).
 Lebih menjamin tumbuh kembang bayi dan anak
Perencanaan kehamilan yang tepat dapat membantu tumbuh kembang
bayi dan anak-anak lebih terjamin, karena mereka mendapatkan lebih
banyak perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Lain halnya jika
dalam sebuah keluarnya terdapat banyak anak. Kasih sayang dan
perhatian orang tua akan lebih terbagi-bagi keseluruh anak-anaknya.

3
Hal tersebut bisa menimbulkan rasa iri diantara anak-anak, serta
kondisi mereka menjadi kurang terurus (Meilani, 2022).
 Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga
Manfaat memiliki banyak anak tentu akan berbeda dengan memiliki 2
anak saja, begitu pula dengan dampak aspek negatifnya. Dampak
negatifnya antara lain adalah banyak anak membuat mereka kurang
terurus, orang tua harus bekerja lebih keras guna mencukupi kebutuhan
keluarganya, sehingga waktu untuk mencurahkan kasih sayang pada
anak menjadi berkurang. Hal ini seringkali menimbulkan anak-anak
kurang pendidikan, anak-anak menjadi lebih nakal, kasar, dan bahkan
berani melakukan tindakan kriminal. Lain halnya dengan keluarga
yang hanya memiliki 2 anak, mereka akan lebih santai dalam bekerja,
lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian serta mendidik anak-
anak mereka dirumah. Sehingga anak merasa mendapatkan perhatian
dan kasih sayang orang tuanya (Meiliani, 2022).
3. Strategi Pelaksanaan KB
Sesuai dengan komitmen-komitmen global dan nasional juga
selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
tahun 2015-2019, tiga kelompok kerja di bawah Komite FP2020 telah
dibentuk (Sulistyo, 2022). Kelompok kerja tersebut adalah :
1) Kelompok Kerja Strategi KB (Family Planning Strategy),
2) Kelompok Kerja Hak dan Pemberdayaan, dan
3) Kelompok Kerja Data. Kelompok Kerja Strategi KB secara khusus
bertujuan untuk mengembangkan suatu kerangka strategi KB
nasional berbasis hak yang dibangun berdasarkan kebijakan dan
strategi yang ada.

Sementara itu, Kelompok Kerja Hak dan Pemberdayaan berperan


untuk memastikan bahwa strategi yang disusun berbasis hak, dengan
mengidentifikasi hambatan dalam pemenuhan hak serta berbagai
kesempatan untuk meningkatkan program KB. Kelompok kerja ini
juga bertanggungjawab untuk memantau pelaksanaan strategi untuk
menjamin tidak terjadinya pelanggaran hak. GIStrategi KB Berbasis

4
Hak ini merupakan strategi operasional yang disusun dengan mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2015- 2019 serta diselaraskan dan dijabarkan berdasarkan
prinsip-prinsip hak asasi manusia. Pendekatan strategi ini bersifat
koordinasi lintas program dan lintas sektor. Strategi ini akan berfungsi
untuk memberikan langkah-langkah strategis bagi pelaksanaan upaya
program KB di Indonesia bagi lintas program, lintas sektor, lembaga
swadaya masyarakat dan pihak swasta dalam upaya mereka
melaksanakan program keluarga berencana di Indonesia. Fokus
strategi ini adalah koordinasi lintas sektor dan lintas program (Sulistyo,
2022).

Dalam mengembangkan strategi ini, perwakilan dari berbagai


sektor, organisasi profesional, ahli, dan akademisi telah terlibat.
Program KB berkontribusi penting dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Upaya program KB di dalam RPJMN berkaitan dengan
arah kebijakan dan strategi berbagai sektor pemerintah, dimana
Kemenkes dan BKKBN adalah dua institusi yang memegang peranan
sangat penting. Upaya program KB di dalam RPJMN berlandaskan
pada prinsipprinsip hak yang meliputi akses ke pelayanan berkualitas,
keadilan dalam akses yang menjamin terpenuhinya akses kelompok
rentan, transparansi dan akuntabilitas, sensitivitas gender dan
sensitivitas budaya. dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs) meningkatkan (Lestari, 2022).
Lima upaya program keluarga berencana yang bersifat lintas sektor
dan tertuang di dalam RPJMN adalah:

 Peningkatan pelayanan KB
 Penguatan advokasi dan komunikasi perubahan perilaku
 Penguatan informasi keluarga berencana dan konseling untuk
kelompok muda
 Pengembangan keluarga

5
 Manajemen (data dan informasi, kajian, penelitian, regulasi dan
institusionalisasi) Strategi KB Berbasis Hak adalah penjabaran
lebih lanjut dari upaya program KB di dalam RPJMN. Strategi
berfokus untuk melindungi hak masyarakat, baik perempuan
maupun lakilaki, atas pelayanan KB secara sukarela.
Empat tujuan strategis dalam Strategi KB Berbasis Hak meliputi,
(Lestari, 2022). Tujuan strategis :
 Tersedianya Sistem penyediaan pelayanan KB merata dan
berkualitas di sektor pemerintah dan swasta untuk menjamin agar
setiap warga negara dapat memenuhi tujuan reproduksi
mereka. Tujuan strategis
 Meningkatnya permintaan atas metode kontrasepsi modern yang
terpenuhi dengan penggunaan yang berkelanjutan. Tujuan strategis
 Meningkatnya bimbingan dan pengelolaan di seluruh jenjang
pelayanan serta lingkungan yang mendukung untuk program KB
yang efektif, adil, dan berkelanjutan pada sektor publik dan swasta
untuk memungkinkan semua pihak memenuhi tujuan-tujuan
reproduksi mereka Tujuan strategis
 Berkembang dan diaplikasikannya inovasi dan bukti untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas program, dan berbagi
pengalaman melalui kerjasama Selatan-Selatan.
4. Fisiologi Keluarga Berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan
pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan khusus yaitu penurunan
angka kelahiran yang bermakna. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pelayanan KB digolongkan ke dalam 3 fase yaitu fase menunda
kehamilan, fase menjarangkan kehamilan, fase menghentikan
kehamilan (Podunge, 2020).
5. Jenis Program KB
Alat kontrasepsi terdiri dari beberapa jenis, yang mana masing-
masing jenisnya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Selain

6
itu, cara penggunaan dan tingkat efektivitasnya pun berbeda.
Karenanya, setiap pasangan perlu memahami dan menentukan jenis
kontrasepsi yang paling sesuai. Berikut adalah masing-masing
penjelasan tentang jenis alat kontrasepsi wanita dan pria beserta
kekurangan dan kelebihannya (Podonge, 2020).
 Kondom Pria
Kondom merupakan alat kontrasepsi pria yang banyak dipilih
karena cara menggunakannya cukup praktis. Selain mencegah
kehamilan, penggunaan kondom juga berguna untuk menurunkan
risiko penyebaran penyakit menular seksual. Kondom pria bekerja
dengan menghalangi sperma masuk ke vagina. Kelebihan kondom
pria sebagai alat kontrasepsi adalah harganya yang terjangkau,
praktis digunakan, serta mudah didapatkan. Penggunaan kondom
dengan cara yang benar dapat mencegah kehamilan hingga 98%.
Namun, penggunaan yang kurang tepat atau kondisi kondom tidak
baik (terdapat robekan atau kebocoran) dapat meningkatkan
kegagalan alat kontrasepsi ini. Selain itu, kondom hanya bisa
digunakan satu kali.
 Pil KB
Selain kondom, salah satu alat yang tak kalah diminati sebagai
kontrasepsi adalah pil KB. Kontrasepsi ini mengandung hormon
progestin dan estrogen yang berperan mencegah terjadinya ovulasi.
Pil KB umumnya terdiri dari 21–35 butir dan penggunaannya harus
berkelanjutan selama satu siklus. Pil KB memiliki tingkat
efektivitas yang cukup tinggi dengan risiko kegagalan rendah.
Mengonsumsi pil KB juga membuat haid semakin lancar. Namun,
penggunaan pil KB dapat menimbulkan beberapa efek samping,
seperti pembekuan darah, jerawat, nyeri pada payudara, hingga
pada beberapa kasus tekanan darah tinggi.
 KB Implan
Berbeda dengan pil KB, KB implan merupakan alat kontrasepsi
yang berukuran kecil dan tampak seperti batang korek api. KB

7
implan dapat mencegah kehamilan selama tiga tahun dengan cara
mengeluarkan hormon progestin secara perlahan. Cara penggunaan
KB implan sebagai kontrasepsi adalah dengan memasukkan alat ini
ke bagian bawah kulit, umumnya di lengan bagian atas. Di balik
efektivitasnya yang cukup tinggi, penggunaan alat ini diketahui
dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur menimbulkan
memar pada kulit saat baru dilakukan pemasangan implan.
 Suntik KB
Cara kerja suntik KB hampir sama dengan pil KB, hanya saja cara
penggunaannya berbeda. Bagi wanita yang tidak suka minum obat
setiap hari, maka suntik KB bisa menjadi alternatifnya.
Berdasarkan periode penggunaannya, suntik KB terbagi menjadi
dua yaitu 1 bulan dan 3 bulan. Kelebihan suntik KB sebagai alat
kontrasepsi adalah penggunaannya lebih praktis dengan risiko
kegagalan di bawah 1% jika digunakan dengan tepat. Di sisi lain,
suntik KB dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan
efek samping seperti keluarnya bercak darah.
 IUD
IUD (Intra-Uterine Device) atau yang dikenal juga dengan KB
spiral adalah alat kontrasepsi wanita yang bisa bekerja selama 5–10
tahun. Alat berbentuk T ini memiliki dua jenis, yaitu IUD hormonal
(berisi hormon progestin) dan IUD nonhormonal (terbuat dari
tembaga). IUD memiliki kelebihan bisa bertahan lama di dalam
rahim, namun posisinya bisa bergeser dan menyebabkan rasa tidak
nyaman pada rahim atau saat berhubungan intim. IUD juga
berpotensi menimbulkan kram dan meningkatkan volume darah
saat menstruasi.
 Kondom Wanita
Alat kontrasepsi berupa kondom tidak hanya tersedia untuk pria,
tetapi juga wanita. Kondom wanita berfungsi untuk menyelubungi
vagina. Penggunaannya sendiri cukup mudah untuk disesuaikan
karena terdapat cincin plastik di ujung kondom. Alat ini pun tidak

8
bisa digunakan bersamaan dengan kondom pria. Kelebihan
menggunakan kondom wanita sebagai alat kontrasepsi adalah
menjaga suhu tubuh lebih baik daripada kondom pria. Namun,
efektivitasnya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan
kondom pria, bahkan tingkat kegagalannya bisa dibilang tinggi,
yaitu sebesar 21% jika cara penggunaannya tidak baik.
 Diafragma
Diafragma adalah jenis alat kontrasepsi yang berbentuk kubah dan
terbuat dari karet. Cara menggunakannya diafragma sebagai
kontrasepsi adalah dengan menempatkannya di mulut rahim
sebelum berhubungan intim. Alat ini biasanya dikombinasikan
dengan spermisida. Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang
harganya cukup terjangkau. Namun, sejumlah kekurangannya yaitu
pemasangannya harus dilakukan oleh dokter, memiliki tingkat
kegagalan hingga 16% jika tidak digunakan secara tepat, serta tidak
memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
 Spersimida
Spermisida adalah alat kontrasepsi berbentuk jeli, krim, atau busa
yang mengandung bahan kimia untuk mematikan sperma.
Spermisida dimasukkan ke dalam vagina 30 menit sebelum
berhubungan intim. Spermisida merupakan salah satu kontrasepsi
dengan harga terjangkau dan mudah digunakan. Akan tetapi,
penggunaan spermisida terlalu sering berpotensi menyebabkan
iritasi pada organ intim. Penggunaannya perlu dikombinasikan
dengan kontrasepsi lain karena tingkat kegagalannya dapat
mencapai 29%, misalnya kondom.
 KB Permanen
Jika pasangan sudah yakin untuk tidak memiliki anak lagi, maka
KB permanen atau steril adalah pilihan alat kontrasepsi yang tepat.
Metode ini memiliki efektivitas untuk mencegah kehamilan hampir
100%. KB permanen pun dapat dilakukan pada pria dan wanita.
Pada pria, KB permanen dilakukan dengan vasektomi (memutus

9
penyaluran sperma ke air mani). Sementara itu, KB permanen pada
wanita menggunakan metode tubektomi atau pengikatan tuba
falopi, yaitu sistem reproduksi wanita yang berperan penting dalam
proses pembuahan.
1.2 DATA FOKUS YANG PERLU DIKAJI PADA KASUS YANG DIASUH
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan,yaitu
mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data yangdiperoleh
dalam bentuk data subjektif, objektif dan data penunjang yangakan
memberikan gambaran keadaan kesehatan klien (Hamidiya, 2023).
 DATA SUBJEKTIF
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung denganklien/
keluarga dan tim kesehatan berupa keluhan-keluhan tentangmasalah
kesehatan.
1. Identitas (klien dan suami)
- Nama yang jelas dan lengkap
- Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluhan yang sesuai
dengan umur ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu
dengan kontrasepsi yang digunakan. Umur yang biasanya
menggunakan KB 3 bulan adalah wanita usia subur sekitar22-35
tahun
- Agama, ditanyakan untuk memberikan asuhan yang berkaitan
dengan kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama.
- Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga
mempermudah dalam pemberian informasi
- Pekerjaan, untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap
kesehatan klien sehingga mempengaruhi keberhasilan KB
- Alamat, digunakan untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya
dan memudahkan komunikasi.
2. Alasan kunjungan, digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan
klien (datang pertama kalinya, rutin, atau karena ada keluhan)
3. Keluhan utama, mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialamioleh
klien

10
4. Riwayat menstruasi Menarche, siklus, banyaknya, lamanya, sifat
darah,teratur/tidak, dismenorhea, fluor albus, HPHT. Riwayat
menstruasi khususnya HPHT, penting untuk ditanyakan
terutama bagi ibu yang baru datang pertama kalinya menggunaka
KBsuntik bulan.
5. Cara KB terakhir (bagi akseptor KB lama)
6. Jumlah anak hidup (riwayat obstetri)
7. Status kehamilan saat ini, untuk mengetahui ibu dalam keadaan
hamil atau tidak
8. Sikap pasangan terhadap KB (setuju/tidak)
9. Riwayat penyakit yang diderita klien(Jantung, hipertensi, hepatitis,D
M, asma, TBC dan HIV AIDS)
 DATA OBJEKTIF
Data ini diperoleh melalui aspek-aspek dalam pemeriksaan fisik secara
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemerik
saan laboratorium (Hamidiya, 2023).
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : baik, cukup, kurang.
- Kesadaran : composmentis
- TD : normalnya 110/70 120/80
mmHgBB : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasp
si yang digunakan dengan
- BB klien2. Pemeriksaan Fisik-
- Wajah : tidak pucat , tidak oedem
- Mata : conjungtiva merah muda; Sklera : putih
- Leher : bendungan vena jugularis : tidakada pembesaran
- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
- Kelenjar thyroid : tidak ada
- Abdomen :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada
tanda tanda kehamilan, tidak ada bekasoperasi.
- Genetalia :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidakada
infeksi kelenjar bartholini& skene.

11
- Ekstrimitas : tidak oedema.
 ASSESSEMENT
a. Diagnosa:
Ny. “…” akseptor KB suntik 3 bulan
b. Masalah :
c. PLANNING
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.R/
informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas
dan klien selanjutnya
2. Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
- Kontrasepsi jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI
- Klien tidak perlu menyimpan obat
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah anemia, juga kanker jinak payudara dan
kankerendometrium. R/penjelasan tentang keuntungan
KB suntik 3 bulan memberikaninformasi yang mungkin
belum diketahui ibu
- Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian sertaefe
k samping yang mungkin terjadi pada akseptor KBsuntik 3
bulan
- Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehat
ankarena harus kembali setiap 12 minggu.
- Tidak melindungi dari IMS
- Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan
setelah penghentian pemakaian
- Dapat terjadi efek samping, juga terjadi perubahan pola
haid : perdarahan bercak (spotting) ataupun amenore (tida
k haid)dan penambahan berat badan.R/ penjelasan tentang
kekurangan dalam efek samping penggunaan KB suntik
3 bulan dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentuka
n kontrasepsi yang akan digunakan.

12
- Berikan informed consent pada ibu. R/ bukti persetujuan
ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan.
- Jelaskan prosedur penyuntikan KB. R/ menghindarkan
dari ketidak pahaman klien tentang prosedur penyuntikan.
- Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepatdo
sis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya terhadapibu.
R/menghindari kesalahan dalam proses penyuntikan.
- Atur posisi ibu senyaman mungkin.
- R/ mempermudah proses penyuntikan.
- Lakukan injeksi sesuai prosedur : siapkan alat-alat (spuit 3
cc, kapas alcohol, obat yang mengandung150 mg DMPA
(Depo Medroxy Progesterone Asetat) Bersihkan kulit yang
akan disuntik dengan kapas yangdibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%.
- Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .R
Memberikan HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak
boleh dimasase. R/ Menghindari infeksi pada daerah
penyuntikan
- Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu)
setelah penyuntikan dan menganjurkan ibu untuk dating
sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan. R/
agar mengetahui jadwal suntikan ulang dan bersediadatang
sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
1.3 INTREPRENTENSI DATA
Analisa diperoleh dari pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada klien.
Dimana analisa berdasarkan SOAP terdapat diagnosa, masalah dan tindakan
antisipasi sesuai kasus yang nantinya akan ditemui di lapangan.

13
1.4 RENCANA ASUHAN
Tindakan yang diberikan berdasarkan teori yang ada sehingga tindakan
memberikan efektivitas yang maksimal. Penatalaksanaan dapat dilakukan
berupa tindakan ataupun membimbing klien dalam pelaksanaan program
keluarga berencana maupun gerakan-gerakan lainnya sesuai dengan kasus
yang ada di lapangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bingan, E. C. S. (2022). Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB) dan


Kesehatan Reproduksi. UNISMA PRESS.

Dainty Maternity, S. S. T., Keb, M., Putri, R. D., & Aulia, D. L. N.


(2017). Asuhan Kebidanan Komunitas. Penerbit Andi.

Hamidiyanti, B. Y. F., Suseno, M. R., Sulianty, A., & Rusdita, I. A. (2023). Studi
Kasus: Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. A Akseptor KB
MOW. Indonesian Health Issue, 2(2), 143-154.

Harmiati, H., Alexsander, A., Triyanto, D., Maya, M., & Riastuti, F. (2020).
Analisis Pemetaan Collaborative Governance Dalam Program Keluarga
Berencana Di Kota Bengkulu. Mimbar: Jurnal Penelitian Sosial Dan
Politik, 9(1), 65-76.

Lestari, D. D., Imanah, N. D. N., Aksari, S. T., & Sukmawati, E. (2022).


ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. M MASA KEHAMILAN
TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DAN
KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS SAMPANG. Jurnal Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan, 1(3), 18-29.

Podungge, Y. (2020). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jambura Health and


Sport Journal, 2(2), 68-77.

Meilani, M., & Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali, A. (2020). Pemilihan Alat
Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) pada akseptor Keluarga
Berencana. Jurnal Kebidanan, 9(1), 31-38.

Susiloningtyas, L., Wulandari, R. F., & Dinastiti, V. B. (2021). Asuhan


Kebidanan Keluarga Berencana Tentang Metode Kontrasepsi Di Wilayah
Ngadiluwih dan Ngancar Kabupaten Kediri. Journal of Community
Engagement in Health, 4(2), 432-440.

15

Anda mungkin juga menyukai