Dosen Pembimbing :
Disususn Oleh :
Ria Harmonis
PO. 71242230014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan komprehensif pada masa Kehamilan” guna
memenuhi tugas Stase kehamilan program studi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun
2023.
OLEH
RIA HARMONIS
PO 71242230014
Jambi, O k T O B E R 2023
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Masa Kehamilan Pada
Ny. N umur 43 tahun G4 P3 A0 AH3 hamil 39 minggu dengan kehamilan resiko tinggi di PKM
Tanjung. Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas Mata Kuliah Praktik Klinik
Kebidanan Komprehensif Stase Kehamilan yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
1. Yuli Suryanti, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhir kata
semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang membutuhkannya.
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................................5
A. Tinjauan Kasus.........................................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…............................................................................................................47
B. Saran..........................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal care (ANC) sebagai salah satu upaya penapisan awal dari faktor resiko
kehamilan. Antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko
tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan
kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang mungkin ada atau
akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum
merupakan salah satu faktor penentu angka kematian ibu dan bayi meskipun masih
banyak faktor penentu yang lain ( Qudriani & Hidayah, 2017 : 197).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. Data yang dirilis oleh World Health Organization
(WHO) bahwa setiap tahun di dunia diperkirakan terdapat 385.000 kematian ibu dan
99% diantaranya kematian tersebut ada di Negara berkembang, dan sebanyak 67%
berasal dari beberapa negara termasuk Indonesia. Secara umum terjadi penurunan
kematian ibu selama periode 1991- 2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Target penurunan AKI diperkirakan pada tahun 2024 AKI di Indonesia turun
menjadi 183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2030 turun menjadi 131 per 100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan
(1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus). Jumlah
1
Angka kematian Ibu provinsi jambi mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebanyak
kasus, hipertensi dalam kehamian 14 kasus, penyebab lain- lain 20 kasus (Kemenkes
Pada tahun 2020 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.330
kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.110 kasus), infeksi (216 kasus). Jumlah angka
kematian ibu provinsi jambi pada tahun 2020 antara lain perdarahan 23 kasus,
2021 : 382)
Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan
post partum. Penyebab ini dapat diminimalkan apabila kualitas Antenatal Care
dilaksanakan dengan baik. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu
hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi anemia, ibu hamil yang
menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun,
terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3
tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan di bawah usia 20 tahun telah melahirkan,
sementara perempuan yang melahirkan usia di atas 40 tahun sebanyak 207 per 1000
kelahiran hidup. Hal ini diperkuat oleh data yang menunjukkan masih adanya umur
perkawinan pertama pada usia yang amat muda (<20 tahun) sebanyak 46,7% dari
tua” (lebih dari 35 tahun), “terlalu sering” (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun,
“terlalu banyak” (lebih dari 3 anak). Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila
2
dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko
tinggi. Oleh karenanya deteksi faktor risiko pada ibu baik oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah kematian
dan kesakitan. Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
setiap ibu hamil memerlukan asuhan antental sebanyak minimal 4 kali (Khadijah &
trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama, minimal satu kali pada
trimester kedua dan minimal dua kali pada trimester. Ketiga standar waktu pelayanan
tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan
hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung. Faktor
penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera ditangani pada ibu dapat mengancam
keselamatan bahkan dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan
bayi. Maka perlu dilakukan upaya optimal untuk mencegah atau menurunkan frekuensi
ibu hamil yang beresiko tinggi dan penanganannya perlu segera dilakukan untuk
risiko tinggi adalah 2,9 kali lebih berisiko untuk memiliki komplikasi persalinan
komplikasi persalinan adalah 3,2 kali jika ibu hamil pernah mengalami komplikasi
tersebut. Ada sekitar 5-10% kehamilan yang termasuk dalam kehamilan risiko tinggi.
Ibu hamil yang termasuk golongan risiko tinggi adalah ibu dengan riwayat kurang baik
3
pada kehamilan dan persalinan yang lalu, tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan
rendah, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, memiliki tiga anak atau
lebih, jarak antara dua kehamilan kurang, riwayat menderita anemia atau kurang darah,
perdarahan pada kehamilan, tekanan darah, kelainan letak janin dan riwayat penyakit
Deteksi awal pada kehamilan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk
tinggi. Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang resiko
tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk menentukan sikap,
tersebut dan ibu memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk
tersebut dapat ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga
dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang cukup
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi di
C. TUJUAN
1. Mampu melaksanakan pengumpulan data dasar pada ibu hamil dengan kehamilan
kebidanan.
4
2. Mampu melakukan interpretasi data dasar pada ibu hamil dengan kehamilan
kebidanan.
3. Mampu melakukan identifikasi masalah dengan diagnosa pada ibu hamil dengan
manajeman kebidanan.
4. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil dengan kehamilan resiko
5. Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil dengan
manajeman kebidanan.
6. Mampu melaksanakan tindakan yang sudah ditentukan pada ibu hamil dengan
manajeman kebidanan.
7. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan pada ibu hamil dengan kehamilan
kebidanan.
D. Manfaat
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada ibu hamil
5
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi khususnya
kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada pada ibu hamil dengan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2010 : 241).
Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau
lebih faktor risiko, sedangkan ibu hamil risiko rendah bila pada pemeriksaan tidak
persalinan dan kehamilan, ibu hamil risiko rendah dapat berubah menjadi risiko
tinggi. oleh karena itu diperlukan pemeriksaan rutin selama periode kehamilan
7
2. Skor Tingkat Resiko Kehamilan
Menurut Indrawati dkk ( 2016 : 14) Ukuran resiko dapat dituangkan dalam
bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau
ringannya resiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko
yang dihadapi oleh ibu hamil. menurut Rochjati (2011 : 112) Berdasarkan jumlah
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, dimana tingkat kegawatannya
8
3. Faktor Risiko Tinggi Kehamilan
Faktor resiko kehamilan adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
Menurut Widatiningsih dan Christin (2017) batasan dalam faktor risiko atau
9
a. Ada potensi gawat obstetri (APGO)
diwaspadai, diantaranya:
1) Primi muda
belum cukup dewasa. Bahaya yang mungkin terjadi antara lain bayi
lahir belum cukup umur, perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir,
2) Primi tua
Primi tua adalah wanita yang telah mencapai usia 35 tahun atau
lebih pada saat hamil pertama. Ibu dengan usia ini mudah terjadi
penyakit pada organ kandungan yang menua, dan jalan lahir juga
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari
2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat.
Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Anak masih butuh asuhan dan
10
yang pertama lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat
5) Grande multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan 4 kali atau lebih karena ibu
Bahaya yang dapat terjadi yaitu kelainan letak, persalinan letak lintang,
lahir tidak lentur lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu tekanan darah
11
b) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan
cukup bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya
yang dapat terjadi yaitu persalinan berjalan tidak lancar dan bayi
keguguran ≥ 2 kali.
alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam dengan bantuan alat
10) Bekas operasi sesar Ibu hamil pada persalinan yang lalu dilakukan
operasi sesar.
12
b. Ada gawat obstetri (AGO)
Ada gawat obstetri (AGO) adalah tanda bahaya pada saat kehamilan,
2) Hamil kembar
eklamsia lebih sering karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak
napas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan
vulva. Dapat pula terjadi inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, dan
jumlah janin pada kehamilan kembar (25% pada gemeli, 50% pada
triplet, dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum
Bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi
13
kedua tinggi. Kesalahan letak janin yang sering terjadi, juga akan
lebih dari 2 liter, dan biasanya nampak pada trimester III, dapat terjadi
yaitu sesak napas, perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi
cairan amnion lebih dari dua liter, edema labia mayor, dan tungkai.
ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari dua liter.
tidak terdengar dan hasil tes kehamilan negatif. Bahaya yang dapat
terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu gangguan
14
pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang
Dampak tidak baik bagi janin yaitu janin mengecil, kulit janin
mengkerut, lahir dengan berat badan rendah, dan janin dalam rahim
risiko pada ibu, seperti distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir,
dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan
6) Letak sungsang
janin dalam rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu bayi lahir dengan gawat napas yang
7) Letak lintang
8-9 bulan), kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu.
Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena
sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bahaya yang
dapat terjadi pada kelainan letak lintang yaitu pada persalinan yang
15
adalah perdarahan yang mengakibatkan anemia berat, infeksi, ibu syok
Ada gawat darurat obstetri adalah adanya ancaman nyawa pada ibu
karena trauma atau kecelakaan dan tekanan darah tinggi atau pre-
plasenta
ibu dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal. Bahaya bagi janin
yaitu ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil hingga mati
dalam kandungan
faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kehamilan risiko tinggi adalah umur
ibu yaitu usia ≤ 16 tahun dan ≥ 35 tahun, paritas yaitu ibu yang pernah
melahirkan anak sebanyak empat kali atau lebih, jarak anak yaitu ≤ 2 tahun atau ≥
16
10 tahun, terlalu lama hamil pertama ≥ 4 tahun setelah menikah, terlalu pendek ≤
145 cm, pernah gagal kehamilan, pernah melahirkan dengan tarikan tang/vakum,
uri dirogoh, diberi infus/transfusi, pernah operasi sesar, penyakit yang menyertai
kehamilan (kurang darah, malaria, TBC paru, payah jantung, kencing manis,
penyakit menular seksual), bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi,
hamil kembar, hidramnion, bayi mati dalam kandungan, kehamilan lewat waktu,
kejang-kejang
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi
untuk mengetahui secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat:
17
1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di
pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi) dengan tinggi badan
rendah.
b. Pengawasan antenatal
c. Pendidikan kesehatan
18
Perawatan gigi, perawatan payudara, Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dan
Obat-obatan.
Gambar 2.1
Mind Mapping Resiko Tinggi Kehamilan
19
B. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Kebidanan
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien atau pendekatan yang
sistematis mulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi
semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.
klien atau kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan.
20
antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan
sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
1. Pengertian
21
Evidence based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan (Gray, 1997 dalam Jayanti,
2019 : 1).
Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.Rutinitas yang
tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti, 2019 : 1).
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
3)
obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu
22
d. Evidence based report adalah mengumpulkan bentuk penulisan laporan kasus
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula yang
tentang kehamilan resiko tinggi terhadap pengetahuan ibu hamil. Penelitian ini
group yaitu penelitian yang dilakukan pada dua atau lebih kelompok yang
diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Ibu hamil dibagi menjadi kelompok
digunakan uji t dependent dan juga uji t independen. Hasil uji dependent pada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata pengetahuan ibu hamil sebelum dan
23
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata pengetahuan ibu
tetapi hanya sebanyak 2,96 poin. Hasil uji statistik dengan menggunakan t
independent diperoleh p value nya (0,000) < α (0,05). Hal ini berarti terdapat
b) Efektivitas Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) untuk deteksi resiko tinggi
terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan
dipengaruhi oleh derajat faktor risiko, artinya semakin banyak faktor risiko
yang ada pada ibu hamil, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami
Semakin tinggi skor ibu hamil dapat meningkatkan resiko ibu saat
hamil dan bersalin bahkan dapat juga beresiko kepada bayi. Pendampingan
24
selama hamil dan penanganan yang komprehensif sangat diperlukan agar
faktor resiko ibu dapat diminimalkan dan ditangani dengan baik. Kematian
ibu dapat dicegah jika kita dapat melakukan deteksi dengan baik, salah satu
alat untuk mendeteksi resiko tinggi ibu hamil adalah dengan menggunakan
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). Tujuan dari penelitian ini untuk
Bojonegoro. Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p value < 0,001 yang berarti
kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) efektif untuk deteksi resiko tinggi pada ibu
hamil. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) efektif untuk deteksi resiko tinggi
pada ibu hamil, tetapi kehamilan tanpa resiko tetap perlu diberikan asuhan
Saat ini terdapat upaya sebagai deteksi dini terhadap faktor resiko
Rochjati (KSPR) sebagai alat deteksi resiko kehamilan maupun sebagai sistem
dalam proses pencatatan dan pelaporan tenaga kesehatan yang dirasa efektif
25
deteksi resiko kehamilan berbasis web dalam kualitas pemantauan, pencatatan,
web menunjukkan hasil yang signifikan dimana didapatkan bahwa alat deteksi
resiko kehamilan berbasis web lebih efektif dibandingkan dengan alat deteksi
dengan nilai p-value <0,05 (0,019). Alat deteksi resiko kehamilan berbasis
web dapat digunakan dan layak sebagai system pencatatan dan pelaporan bagi
pengembangan alat deteksi resiko kehamilan yang disusun oleh peneliti dan
Ibu (AKI). Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan sistem deteksi
hamil, yaitu rendah, tinggi dan sangat tinggi. Kriteria yang menentukan risiko
SAW telah dapat diterapkan untuk mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
Penanggung jawab
Nama : Tn. W Pekerjaan : Petani
Umur : 44 Th Alamat : RT. 03 Ds. Rondang
Hubungan dengan klien : Suami No. Telp/HP : -
B DATA SUBYEKTIF
ALASAN KUNJUNGAN : ingin memeriksakan kehamilannya
1 Keluhan Utama : nyeri ari- ari
2 Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 12 tahun, lamanya haid 7 hari, jumlah darah haid 2-3 x ganti pembalut. Siklus teratur
29 hari. HPHT : 14- 1-2023
Masalah lain : tidak Ada
3 Riwayat perkawinan :
Perkawinan ke : 1 Usia saat kawin : 19 tahun
4 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Tgl Keadaan
Tempat Umur Jenis Penolong Anak Kel/
No Tahun Penyulit Anak
Partus Hamil Persalinan Persalinan BB
Partus Sekarang
1. 1999 Dirumah 8 bulan Spontan Bidan Tidak L /900 gr Sehat
ada
2. 2000 Dirumah Post Spontan Bidan Tidak L / 4500 gr Sehat
term ada
27
3. 2007 Dirumah aterm Spontan Bidan Tidak P / 4500 gr Sehat
ada
4. Ini
5 Riwayat kehamilan saat ini : G4 P3 A 0 AH3
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 39 Minggu
Di : PKM Oleh : bidan
Pemeriksaan saat ini yang ke 6
Masalah yang pernah dialami :
Hami muda : mual muntah perdarahan
Lain-lain : Tidak Ada……………….………………………………….
Hamil tua : pusing Sakit kepala perdarahan
Lain-lain : ………tidak ada………………………………………….
Imunisasi :
TT Hepatitis
Lain-lain :
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini :
…Tidak ada ……………….. …………………………………………………………….
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu: (jenis penyakit, operasi, dimana dan kapan)
Tidak ada
7 Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
Kanker Penyakit hati Hipertensi DM Penyakit ginjal
TBC Epilepsi Kelainan bawaan Alergi Hamil kembar
Penyakit jiwa
Lain-lain : Tidak ada
8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
Infentilitas infeksi virus PMS Servisitis kronis Endrometriosis
Myo Polip servix Kanker kandungan Operasi kandunga Perkosaan
Lain-lain : …Tidak ada…… ……………………………………………………….
9 Riwayat Keluarga Berencana
Metode KB yang pernah dipakai : Suntik 3 bulan Komplikasi/masalah.......tidak ada
28
13. Pola Seksualitas
Frekuensi :1x / minggu,
Masalah / gangguan yang di temukan pada pola seksualitas : tidak ada
14 Riwayat Psikososial
Psikososial: Penerimaan klien terhadap kehamilan ini
Diharapkan Tidak diharapkan
Alasan : …………………………..
Social support dari : Suami orang tua Mertua keluarga lain
Masalah psikososial :
Kekerasan RT : Fisik Psikologis Dan lain lain: tidak ada
15 Perilaku kesehatan :
Penggunaan miras : Ada Tidak
Penggunaan zat adiktif : Ada Tidak
Merokok : Ada Tidak
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan :
Memakai benda tajam Membawa tumbuh-tumbuhan
Lain-lain : tidak ada
Dosen Pembimbing
29
1. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Sikap tubuh lordosis kiposis skoliosis normal
Cacat :
Tanda-tanda vital : TD 130/80 mmH g RR 21 x/mnt N 88 x/mnt S : 36,5 0C
Turgor : Baik Kurang Jelek
Tinggi badan : 160 cm
BB sesuai indikasi: 75 kg
Pertambahan berat badan selama hamil : 13 kg
Rambut/kepala : Bersih Kotor Rontok Lain-lain : …………
Mata : Seklera : Ikterus Tidak Ikterus
Konjungtiva : Pucat Tdk. Pucat
Penglihatan : Jelas Kabur Lain-lain : …
Alat bantu : Kacamata Kontak-lens
Muka : Hiperpigmentasi Edema Tdk. Tampak kelainan
. Tampak kelainan
Tdk
30
Supra pubis tendernes
TFU : 34 Cm Letak punggung : Puki Presentasi : kepala , Penurunan : -
TBJ : 3565 gram
- Lain-lain
- DJJ : Frek 142 x/i Teratatur Tdk. Teratur Kuat Lemah
Punctum Maksimum 1/3 kuadran kiri bawah
Punggung dan pinggang : CVAT Ada Tidak Ada
Nyeri Ketuk Ada Tidak Ada
Ekstremitas : tidak tampak cacat cacat varises
Refleks Patella : Positif: kanan/kiri Negatif : kanan/
kiri Akral : Dingin Pucat Kebiruan Normal
Ano genital :
Pengeluaran per vulva Darah Lendir Air ketuban
Palpasi pembengkakan kalenjer : skene bartholini lymFe
Lain-lain : Tidak ada
2. Pemeriksaan Penunjang :
Lain-lain : Tidak dilakukan
3. Hal –hal lain yang masih perlu dikaji, tetapi tidak tercantum diformat
31
CATATAN PERENCANAAN
Diagnosa :
Ny. N umur 43 tahun G4 P3 A0 AH 3 hamil 39 minggu Janin tunggal hidup intra uterin
Masalah :
Perencanaan
1) Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap penting.
Rasional : penyampaian dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu sangat penting
agar ibu dapat mengetahui keadaan yang sedang dialaminya serta mengetahui
perkembangan kehamilannya, dan hal ini juga merupakan tujuan utama pelayanan
2) Beri Penkes tentang bahaya jarak kehamilan > 10 tahun dan bahaya usia ibu > 35 tahun saat
hamil
Rasional : Dengan memberitahukan atau menjelaskan kepada ibu tentang bahaya jarak
kehamilan > 10 tahun dan usia ibu saat hamil > 35 tahun merupakan kehamilan
dengan resiko tinggi yang dapat berdampak pada ibu dan bayi terutama saat
persalinan.
Rasional : Dengan memberitahukan atau menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya dalam
32
kehamilan maka ibu dapat mengerti dan melaksanakan anjuran bidan jika
mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut, sehingga dapat terhindar
pertolongan).
Rasional : Dengan memberitahukan ibu tentang tanda persalinan, ibu akan mengerti dan
melaksanakan anjuran bidan bila ibu mengalami salah satu dari tanda persalinan
Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk bersalin di rumah sakit dapat mencegah
Rasional : Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam kehamilan dapat
/mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada
satu upaya untuk penanggulangan dan pencegahan terjadinya kenaikan darah pada
ibu hamil yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan AKI dan memberi
cadangan kalsium yang cukup pada janin (Permaesih, dkk, 1999). Dosis yang
33
Nama : Ny. N Tanggal : 11 – 10 – 2023 / 09.00 wib Kelas : -
Umur : 43 Tahun
Diagnosa :
Ny. N umur 43 tahun G4 P3 A0 AH 3 hamil 39 minggu Janin tunggal hidup intra uterin
Masalah :
CATATAN PELAKSANAAN
1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap penting.
2) Memberi penkes tentang bahaya jarak kehamilan > 10 tahun dan bahaya usia ibu > 35 tahun
saat hamil
34
Nama : Ny. N Tanggal : 11 – 10 – 2022 / 09.00 wib Kelas : -
Umur : 43 Tahun
Diagnosa :
Ny. N umur 43 tahun G4 P3 A0 AH 3 hamil 39 minggu Janin tunggal hidup intra uterin
EVALUASI
2) Ibu telah paham mengenai bahaya jarak kehamilan > 10 tahun dan bahaya usia ibu > 35
35
BAB IV
PEMBAHASAN
kebidanan pada Ny. N dengan Kehamilan Resiko Tinggi. Penulis akan membahas tentang
perbandingan studi kasus pada Ny. N dengan tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara
narasi berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney sebagai
berikut :
Pada kasus ini diperoleh data subyektif yaitu Ny. N umur 43 tahun hamil ke 4 dengan
keluhan ingin memeriksakan kehamilannya dan nyeri diari-ari, HPHT pada tanggal 14
Januari 2023. TP : 21 Oktober 2023. Pada Hasil pengkajian riwayat kebidanan Ny. N yaitu
jarak hamil ini dengan kehamilan sebelumnya 16 tahun. Pada data obyektif dari
pemeriksaan tanda-tanda vital TD 130/80 mmHg, Suhu 36,5 0C, Nadi 88x/mnt, Pernafasan
21x/menit.
Pada kasus ini usia Ny. N termasuk kategori resiko tinggi. Menurut Romauli, (2011
: 162 ) mengatakan bahwa usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Usia sangatlah berpengaruh pada kehamilan maupun dalam persalinan.
Pada usia ibu <20 tahun dan >35 tahun tidak dianjurkan untuk hamil maupun melahirkan,
dikarenakan usia ibu <20 tahun belum matangnya alat reproduksi dengan ukuran uterus
yang belum mencapai ukuran normal untuk kehamilan dan usia >35 tahun fungsi organ
tubuh semakin menurun dan peluang untuk hamil semakin. Pada usia 20-35 tahun adalah
periode yang aman untuk melahirkan dengan resiko kesakitan dan kematian ibu yang
36
paling rendah. Umur sangat menentukan kesehatan seseorang, ibu dikatakan beresiko
tinggi apabila ibu hamil berusia <20 tahun dan >35 tahun. (Husaidah & Nurbaiti, 2020 :
32).
Ibu hamil umur 35 tahun atau lebih dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Bahaya yang dapat timbul
pada kelompok usia ini yaitu hipertensi dan preeklamsia, ketuban pecah dini, persalinan
macet, perdarahan setelah bayi lahir (Syaiful & Fatmawati, 2019 : 126).
Menurut Rochjati dalam Syaiful & Fatmawati, (2019 : 124) primitua dibagi menjadi
2, yaitu primitua primer dan primitua sekunder. Primitua primer yaitu ibu hamil pertama
pada umur lebih dari 35 tahun dan ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih
dengan kehidupan perkawinan biasa, sedangkan primitua sekunder adalah ibu hamil
dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu, ibu dalam kehamilan ini seakan-akan
menghadapi kehamilan yang pertama kali. Bahaya yang dapat terjadi pada ibu primitua
skunder yaitu persalinan dapat berjalan tidak lancar, perdarahan pasca persalinan, penyakit
ibu seperti hipertensi, diabetes dan lain-lain (Syaiful & Fatmawati, 2019 : 125).
Pada kasus ini Ny. N termasuk primitua Skunder karna jarak hamil ini dengan
Adapun diagnosa / masalah aktual yang di identifikasi Pada kasus Ny. N yaitu Ny. N
usia 43 tahun G4 P3 A0 AH3 hamil 39 minggu Janin tunggal hidup intra uterin preskep
37
Menurut Indrawati dkk ( 2016 : 14) Ukuran resiko dapat dituangkan dalam bentuk
angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya resiko atau
bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil.
Pada kasus ini melakukan deteksi secara dini dengan melakukan skrining kehamilan
dengan menggunakan kartu skor poedji rochjati (KSPR) dengan jumlah total skor 10
dimana skor awal kehamilan 2, primi tua skunder dengan skor 4 dan usia saat hamil lebih
dari 35 dengan skor 4. Sehingga Kasus ini termasuk kategori kehamilan resiko tinggi
(KRT).
kemungkinan resiko atau komplikasi dengan jumlah skor 6-10 yang dapat terjadi pada ibu
atau janin dan menyebabkan terjadinya resiko kegawatan akan tetapi tidak darurat dan
persalinan dapat ditolong oleh bidan atau dokter di rumah sakit. Kehamilan resiko sangat
dalam kehamilan sangat beresiko dengan jumlah skor lebih dari 12 yang dapat beresiko
janinnya serta membutuhkan rujukan dan tindakan segera sebagai upaya dalam
menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Ada beberapa kemungkinan risiko yang dapat muncul
pada kehamilan yaitu adanya gawat darurat atau kehamilan berisiko yang perlu diwaspadai
diantaranya primi muda, primi tua, usai ibu yng terlalu tua, umur anak terkecil >2 tahun,
primi tua skunder, grandemultipara, tinggi badan >145 cm, riwayat obstetri jelek, terdapat
bekas bedah sesar, serta riwayat bersalin dengan tindakan (Susanti, Fitriani, & Manud,
2021 : 45).
38
Hal ini sejalan dengan Widatiningsih dan Christin (2017) Ada potensi gawat obstetri
merupakan kehamilan yang perlu diwaspadai, diantaranya: Primi tua sekunder Ibu hamil
dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu dan Usia saat hamil 35 tahun atau lebih.
Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Bahaya yang dapat terjadi yaitu persalinan dapat berjalan tidak lancar dan perdarahan
pasca persalinan. Umur 35 tahun atau lebih pada Ibu hamil tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Bahaya yang dapat terjadi
yaitu tekanan darah tinggi dan preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan tidak lancar
Menurut Hartati & Mariyana (2018 : 37) terdapat hubungan antara umur ibu dengan
resiko tinggi pada kehamilan. Didalam penelitan ini didapatkan ibu hamil yang berusia <
20 dan > 35 sebanyak 23 orang, 15 diantara mengalami resiko tinggi pada kehamilan,
diantara juga disebabkan oleh faktor penyakit penyerta seperti PEB dan DM, terjadinya
plasenta previa, IUFD, dan riwayat bekas SC. Karena semakin bertambahnya usia maka
akan semakin meningkatkan pula resiko penyakit penyerta pada kehamilan, seperti yang
resiko tinggi pada usia <20 tahun dan >35 tahun maka anjuran untuk hamil diusia yang
paling aman sangat diperlukan yaitu pada usia 20-35 tahun. Tetapi usia 20-35 tahun tetap
harus melakukan deteksi dini karena kehamilan resiko tinggi banyak faktor yang
mempengaruhi seperti jarak kehamilan, faktor penyakit penyerta, sosial ekonomi, riwayat
kehamilan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Simanjuntak (2021 : 96) ada hubungan umur ibu
dengan kehamilan resiko tinggi. Pada Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan diatas
39
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena diusia kurang dari 20 tahun secara
biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
pemenuhan kebutuhan zat -zat gizi selama kehamilannya. usia 35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa
diusia ini serta makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari
Menurut Nursal & Satri (2015 : 27) terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian
kehamilan risiko tinggi. Paritas adalah jumlah kelahiran hidup/mati yang pernah dialami
oleh ibu. Yang digolongkan anak 1 adalah primipara, lebih dari 2 disebut multipara dan
lebih dari 4 disebut grande multipara, dimana pada keadaan ini sering ditemui perdarahan
setelah persalinan akibat dari kemunduran daya lentur atau tidak elastis jaringan karena
Dengan demikian secara garis besar tampak adanya persamaan antar teori dan tidak
ada kesenjangan dengan diagnose / masalah aktual yang ditegakkan sehingga memudahkan
Diagnosa potensial dari kasus ini yaitu tekanan darah tinggi dan preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan tidak lancar atau macet, dan perdarahan setelah bayi lahir
40
serta dapat mengarah ke kehamilan dengan resiko tinggi yang dapat membahayakan hidup
Kondisi wanita primi tua sekunder biasanya elastisitas otot dan pembuluh darahnya
menurun, sehingga tekanan darah ibu bisa meningkat (hipertensi) dan saat persalinan
berisiko mengalami partus lama. Hipertensi ibu sendiri dapat menjadi faktor predisposisi
Pada kasus ini tidak terjadi masalah potensial karna penanganan segera dengan
menggunakan kartu skor poedji rochjati (KSPR). Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui secara dini adanya
masalah atau risiko pada kehamilan yang dapat berdampak buruk baik pada ibu maupun
bayi serta dapat digunakan untuk mengurangi tingginya kematian pada maternal apabila
terjadi atau ditemukan suatu masalah maka dapat dilakukan upaya terpadu untuk
oleh karena itu setiap ibu hamil diwajibkan untuk memiliki buku KIA yang dilengkapi
dengan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) untuk memantau kesehatan ibu yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan. Tujuan dari skrining Skor Poedji Rochjati yaitu untuk mengetahui
sekaligus mengelompokkan ibu hamil menjadi tiga kelompok yaitu KRR, KRT, dan KRST
dalam memberikan pelayanan tempat serta penolong proses bersalin yang sesuai dengan
kebutuhan ibu, melakukan pemberdayaan peran masyarakat, suami dan keluarga terhadap
ibu hamil dalam memberikan dukungan dan bantuan baik berupa dukungan mental, biaya,
serta transportasi dalam menyiapkan rujukan terencana (Susanti, Fitriani, & Manud, 2021 :
44)
41
4. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi.
Antisipasi atau tindakan segera pada kehamilan resiko tinggi yaitu Pre- eklamsi
yaitu setiap kunjungan prenatal, tekanan darah dan berat badan harus selalu diukir, apabila
terjadi kenaikan yang tidak wajar dilakukan pemeriksaan protein urine. Deteksi dini pre-
Hipertensi yaitu tekanan darah tinggi sering terjadi ketika hamil dan lebih mudah
menyerang pada ibu hamil usia ≥ 35 tahun. Tekanan darah tinggi semasa hamil ini sukar di
elakkan karena bermula dari dalam tubuh. Tetapi dengan pemeriksaan awal, tekanan darah
tinggi dapat diatasi. Untuk mengatasi masalah tekanan darah tinggi ini, ibu hamil
mendapatkan terapi “anti-hypertension”. Melalui terapi ini, tekanan darah ibu bisa turun
Ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum
inpartu: yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang
dari 5 cm. Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Penggunaan antibiotika
spectrum luas dapat mengurangi terjadinya infeksi pada ketuban pecah dini (Manuaba,
2008).
Persalinan macet yaitu pertolongan persalinan macet dapat dilakukan dengan partus
spontan, ekstraksi vacum, ekstraksi forcep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi
Perdarahan postpartum yaitu tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong
mencegah timbulnya syok, mengganti darah yang hilang. Cara mencegah perdarahan post
42
partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah dan bila
untuk infus dan obat-obatan uterotonika. Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai
membuka vulva, infus dipasang dan sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau
Pada kasus ini diagnose potensial tidak ada, maka antisipasi kegawatdaruratan tidak
dilakukan. Dalam kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan hasil
mencegah bahaya yang terjadi, sudah dilakukan sesuai teori menurut Rochjati (2011) yaitu
bahaya akibat primi tua sekunder, menemukan sedini mungkin adanya penyakit dari ibu
yang berkaitan dengan bahaya primi sekunder, Melakukan rujukan terencana dengan
pendidikan kesehatan tentang kehamilan resiko tinggi metode index card match terhadap
pengetahuan ibu hamil di desa Gonilan Kartasura. Nilai rata-rata post test pengetahuan
lebih tinggi daripada nilai rata-rata pre test (22,57 > 19,23) sehingga pemberian pendidikan
43
kesehatan tentang kehamilan tinggi dengan metode index card match berpengaruh dalam
Menurut Fitriani dkk (2014 : 6) Hasil uji statistik dengan menggunakan t independent
diperoleh p value nya (0,000) < α (0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara mean pengetahuan ibu hamil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan resiko tinggi, sehingga dapat
hamil tentang kehamilan resiko tinggi. Oleh karena itu, memberikan pendidikan kesehatan
tentang kehamilan resiko tinggi efektif terhadap pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
resiko tinggi.
Pada kasus Ny. N rencana tindakan yang diberikan adalah yaitu sampaikan hasil
pemeriksaan pada ibu dan jelaskan hal-hal yang dianggap penting, beri penkes tentang
bahaya jarak kehamilan > 10 tahun dan bahaya usia ibu > 35 tahun saat hamil, beri tahu
ibu hal tentang tanda bahaya dalam kehamilan, beritahu ibu tanda-tanda persalinan ,
anjurkan ibu untuk bersalin di rumah sakit, berikan th obat SF (1x1) , KALK (1x1). Pada
kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. Menurut
Silfianasari (2020 : 44) Ibu hamil dengan persalinan terakhir >10 tahun yang lalu. Ibu
dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi.
Berdasarkan catatan statistik penelitian bahwa jarak kehamilan yang aman antara anak satu
dengan yang lainnya adalah 2-5 tahun. Pada jarak ini si ibu akan memiliki bayi yang sehat
serta selamat saat melewati proses kehamilan. Kehamilan dengan jarak kehamilan 5 tahun
atau lebih setelah melahirkan dapat meningkatkan resiko pre eklampsia, kelahiran
prematur, bayi berat lahir rendah, dan kondisi ini dapat mengancam keselamatan ibu hamil
44
dan janinnya. kehamilan mempengaruhi kapasitas uterus untuk mengakomodasi kebutuhan
dan pertumbuhan janin. Jarak antar kelahiran yang terlalu jauh membuat keuntungan
fisiologi ini menjadi hilang, selain itu Resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil > 35 tahun
Hipertensi/tekanan darah tinggi, Pre-eklamsi, Persalinan macet : Ibu yang mengejan lebih
dari 1 jam bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa,
6. Langkah VI : Implementasi
Menurut Varney (2007) pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efesien dan aman. Pelaksaan asuhan
kebidanan ibu hamil dengan kehamilan Resiko tinggi sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat.
Ibu hamil dengan risiko tinggi akan mempunyai risiko atau bahaya komplikasi dalam
proses kehamilan maupun bersalin. Hal ini dapat berdampak dan mengancam pada
keselamatan jiwa ibu dan bayinya, oleh karena itu untuk mengurangi tingginya sekaligus
mencegah terjadinya risiko maka dapat dilakukan deteksi secara dini dan dapat ditangani
sedini mungkin apabila terjadi adanya risiko pada kehamilan. Kartu Skor Poedji Rochjati
merupakan alat yang dapat digunakan sebagai pendeteksi secara dini dalam menemukan
adanya resiko dan dapat menggolongkan apakah jenis kehamilan termasuk resiko tinggi
atau tidak beresiko sehingga apabila terjadi adanya resiko tinggi maka dapat tertangani
Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang sudah direncanakan.
Dalam praktek lapangan bidan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai apa yang sudah
45
direncanakan kepada klien tanpa ada tindakan yang menyimpang dari rencana
sebelumnya. Sehingga dalam langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
hamil 39 minggu 5 hari Janin tunggal hidup intra uterin preskep dengan kehamilan resiko
tinggi yaitu ibu mengerti dengan kondisi yang dialaminya, ibu mengerti tentang kehamilan
resiko tinggi, tanda bahaya dalam kehamilan, dan tanda-tanda persalinan dan ibu bersedia
untuk bersalin di RS. Penanganan yang tepat dan observasi yang baik dari pelaksanaan
asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien maka dari hasil evaluasi tidak ditemukan
46
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hamil 39 minggu Janin tunggal hidup intra uterin preskep dengan kehamilan resiko
1. Penulis telah mampu melakukan pengkajian dengan baik. Pengkajian tersebut didapat
dari pengumpulan data yaitu dari data subjektif dan objektif pasien.
tunggal hidup intra uterin preskep dengan kehamilan resiko tinggi yang didapat dari
mungkin akan terjadi pada Ny. N. Diagnosa potensial pada Ny. N tidak ditemukan
4. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap Ny. N
5. Penulis telah mampu memberikan rencana asuhan kebidanan terhadap Ny. N umur 43
tahun dengan kehamilan resiko tinggi sesuai dengan asuhan yang diberikan yaitu
dengan memberikan informasi KIE yang tepat untuk kehamilan dan persalinan
6. Penulis telah mampu melakukan pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
47
7. Telah dilakukan evalusi untuk mengetahui pemahaman klien mengenai konseling
B. Saran
Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi khususnya
tentang asuhan evaluasi pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi
pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan evaluasi pada ibu hamil dengan
48
DAFTAR PUSTAKA
Asrifah. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Usia Ibu Hamil Dengan Kehamilan Risiko Tinggi
Di Puskesmas Benua Kabupaten Konawe Selatan. Kendari: Politeknik Kesehatan
Kendari.
Fitriani, E., Utami, S., & Rahmalia, S. (2014). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang
Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil. JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 ,
1-8.
Hartati, N., & Mariyana . (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Tinggi
Dalam Kehamilan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sungai Panas Kota Batam Tahun 2017.
Kebidanan. Volume 08, Nomor 03, Agustus 2018, 34-41.
Hidayah, P., Wahyuningsih, H. P., & Kusminatun. (2018). Hubungan Tingkat Risiko Kehamilan
dengan Kejadian Komplikasi Persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
Kesehatan Vokasional, 3.
Husaidah, S., & Nurbaiti. (2020). Hubungan Resiko Tinggi Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian
Hipertensi Dalam Kehamilan Di Puskesmas Batu Aji. Zona Kebidanan – Vol. 10 No. 3
Agustus 2020, 32-38.
Husin, Farid. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti . Jakarta: Sagung Seto.
Indrawati dkk. (2016). Buku Ajar Pendidikan Kesehatan Kehamilan Resiko Tinggi (LCD dan
Leaflet). Semarang: Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Khadijah, S., & Arneti . (2018). Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan Ditentukan Oleh
Pengetahuan Dan Dukungan Tenaga Kesehatan. Jurnal Sehat Mandiri , Volume 13 Nov1
Juni 2018.
Kurniawati, D. O., Sugiarti & Arimin, H. P. (2013). Profil Ibu Hamil Risiko Tinggi Berdasarkan
Umur dan Paritas. 1-5.
49
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC.
Nursal, D. G., & Satri, R. M. (2015). a. High Risk Pregnancy In Work Area Lubuk Gadang
Community Health Center, Solok Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas , 23-
28.
Qudriani, M., & Hidayah, S. N. (2017). Persepsi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi
Dengan Kepatuhan Melakukan Antenatal Care Di Desa Begawat Kecamatan Bumijawa
Kabupaten Tegal Tahun 2016. 2nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT), 197-203.
Rochjati, P. ( 2014). Skrining antenatal pada ibu hamil. Pusat Safe Motherhood-Lab/SMF
Obgyn RSU Dr. Sutomo. Surabaya: Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya.
Saraswati, D. E., & Hariastuti, F. P. (2017). Efektivitas Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Untuk Deteksi Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngumpakdalem Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.5 No.1, 28-33.
Susanti, E., Fitriani, I. S., & Manud, H. (2021). Deteksi dini Kehamilan Risiko Tinggi Pada Ibu
Hamil Grandemultipara Fisiologis Dengan Skor Poedji Rochjati Tinggi. Health Sciences
Journal , 43-50.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya: CV. Jakad
Publishing surabaya.
50
Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta:
EGC .
Wulandari, T., & Susanto, A. (2018). Deteksi Tingkat Risiko Kehamilan dengan Metode Fuzzy
Mamdani dan Simple Additive Weighting. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 110-
114.
Yusuf, N., Anugerah, D. E., & Adiani, F. (2017). Pengembangan Alat Deteksi Resiko
Kehamilan Berbasis WEB Sebagai Sistem Pencatatan Pelaporan Bagi Bidan.
JurnalRisetKesehatan,6(2), 55-61.
51