DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1
ii
Telah Disahkan
Pada Tanggal Mei 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir stase Asuhan
Keperawatan berjudul “Asuhan Keperawatan Ny. R dengan diagnosa medis Ca
Mamae di ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.”. Dalam
penyusunan laporan ini, kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Harry Muliadi, M.Kes selaku Direktur RS UPT. RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.
2. Ibu Mufliha Kamase, SE.,M.Si selaku Kepala Bidang Diklat UPT. RSUD
Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Bapak Pamawang SKM., M.Kes, selaku Kasie Diklat UPT. RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Bapak Ns. Ismunandar Wahyu Kindang., M.Tr.Kep selaku dosen pembimbing
akademik.
5. Ibu Maswiyah, S.Kep,.Ns,. selaku pembimbing lahan praktik.
6. Bapak ibu dosen Kampus Universitas Widya Nusantara Palu.
7. Teman-teman kelompok yang sudah berjuang sampai pada tahap ini
8. Teman-teman seperjuangan Program Profesi Universtias Widya Nusantara
Palu.
9. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi
kami maupun bagi pembaca.
Kelompok I
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
C. Tempat Dan Waktu 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Tinjauan Teori 4
B. Konsep Keperawatan 18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 26
A. Biodata Pasien 26
B. Biodata Penanggung Jawab Pasien 26
C. Anamnesa 26
D. Pola Pemeriksaan Kesehatan 28
E. Riwayat Kesehatan Ekonomi 30
F. Pemeriksaan Fisik 31
BAB IV PEMBAHASAN 62
BAB V PENUTUP 66
A. Kesimpulan 66
B. Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel
tunggal yang tidak normal dan tidak dapat terkendali oleh tubuh, sehingga
menjadi tumor ganas yang mengakibatkan kerusakan pada sel dan jaringan
sehat di dalam tubuh. Kanker dapat terjadi dimana saja dari jaringan yang
berbeda, di dalam organ yang berbeda1. Salah satu jenis kanker yang paling
umun di dapatkan pada wanita adalah kanker payudara. Kanker ini
merupakan tumor ganas yang terbentuk dan tumbuh di jaringan payudara
yang mencakup kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat
di payudara2.
Menurut data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN), kanker
payudara terjadi di 185 negara dan merupakan kanker dengan insiden
tertinggi di 107 negara di dunia dengan angka kejadian kanker payudara
menyumbang 11,7% dari 19,2 juta kasus yaitu sebanyak 2.261.419 orang
disemua usia. Penyumbang terbanyak kanker payudara di dunia adalah Benua
Asia dengan angka kejadian kanker payudara 45,4% yaitu sebanyak
1.026.171 orang di semua usia. Dan 3 negara dengan kasus kanker payudara
tertinggi pada tahun 2020 adalah China, Amerika Serikat, dan India.
Indonesia sendiri berada pada urutan ke 8 kanker payudara terbanyak di
dunia, dan urutan ke 4 di Asia dengan angka kejadian kanker payudara kanker
payudara 16,6% yaitu sebanyak 65.858 orang di semua usia3.
Data Global Cancer Observatory di Indonesia menunjukkan pada tahun
2020 kanker payudara mengalami peningkatan kasus menjadi 65.858 (16,6%)
dari total 392.914 kasus baru kanker, dibandingkan dengan angka kejadian
kasus kanker payudara pada tahun 2018 sebanyak 58.256 (30,9%) dari total
188.231 kasus baru kanker4. Dan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah kasus tumor payudara pada tahun 2015 sebesar
0,04%, meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar 0,07%, dan mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun 2017 sebesar 0,28%5.
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengetahuan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
Ny. R dengan diagnosa medis Ca Mammae di ruang Teratai RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
3
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyektif dan data
obyektif Ny. R dengan diagnosa medis Ca Mammae di ruang Teratai
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Menganalisa data yang diperoleh
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa
medis Ca Mammae di ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
d. Membuat rencana tindakan keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa
medis Ca Mammae di ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
tentukan.
f. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
g. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada Ny. R dengan
diagnosa medis Ca Mamae di ruang Teratai RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah.
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, maka sel-sel
kanker bisa bermetastase pada bagian-bagian tubuh yang lain. Metastase
bisa terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat.
Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru, hati kulit dan
bawah kulit. Ca Mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara
yang dapat berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya7.
Ca Mamae biasanya terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan,
sebelum gejala berkembang, atau setelah wanita memperhatikan benjolan.
Sebagian besar massa terlihat saat terjadi benjolan di payudara dimana
awalnya bersifat jinak dan terus berkembang dan menyebar sehingga tidak
terkendali. Analisi mikroskopis payudara diperlukan untuk diagnosis
definitis dan untuk mengetahui tingkat penyebaran (in situ atau invasif)
dan ciri jenis penyakitnya. Analisis mikroskopis jaringan didapat melalui
biopsi jarum atau bedah. Biopsi didasarkan pada klinis pasien individu
faktor, ketersediaan perangkat biopsi, dan sumber daya tertentu7.
2. Anatomi
Jaringan payudara di bentuk oleh gladula yang sifatnya yaitu
memproduksi air susu atau disebut juga dengan (lobulus) yaitu yang
biasanya dialirkan ke arah putting atau disebut (nipple) yaitu melalui
duktus. Struktur lainnya yaitu adalah jaringan lemak yang juga merupakan
komponen yang terbesar, dan connective tissue, dengan pembuluh darah
dan juga saluran yang beserta kelenjar limfatik. Maka Setiap dari payudara
itu akan mengandung kira-kira 15-20 lobus yang dapat tersusun sirkuler.
Pada Jaringan lemak (subcutaneous adipose tissue) yaitu yang
5
3. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari Ca Mamae antara lain :
a. Usia
Sekitar 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia 75 tahun9.
b. Pernah Ca Mamae
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif
memiliki resiko tertinggi menderita Ca Mamae. Setelah payudara
yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya karsinoma pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun9.
c. Riwayat keluarga menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita
kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita Ca
Mamae9.
d. Faktor genetic dan hormonal
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan
terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang
wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan
menderita kanker payudara sangat besar9.
e. Menarche (menstruasi pertama)
Sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun,
kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
Semakin dini menarke, semakin besar resiko Ca Mamae. Resiko
menderita Ca Mamae adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang
mengalami menarke sebelum usia 12 tahun9.
f. Pemakaian pil KB atau terapi sulih esterogen
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya Ca mammae,
yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya.
Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah
pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama
lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko Ca
mammae dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama9.
7
4. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara
lain obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan
epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara. Karsinoma
mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi di sistem
8
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
c. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
putting susu, mengkerut seperti jeruk perut dan adanya ulkus pada
payudara
d. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada pembengkakan di daerah lengan
g. Adanya rasa nyeri atau sakit di daerah payudara
h. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik
ke dalam
i. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain11.
9
6. Pathway
Carsinoma
Mamae
8. Komplikasi
a. gangguan neurovaskuler
b. metastasis : otak, di hati, pada tulang tengkorak, di vertebra, di iga, dan
juga tulang panjang
c. terjadi fraktur patologi
12
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
f. Pemeriksaan Immunohistokimia
Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan
menggunakan antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam
potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel
lainnya. IHK merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker
payudara. Pemeriksaan IHK pada karsinoma payudara berperan dalam
membantu menentukan prediksi respons terapi sistemik dan prognosis10.
10. Penatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara
medis diantaranya :
a. Pembedahan
Pembedahan pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk
mengangkat tumor, (meminimalkan resiko rekurensi lokal)11.
b. Mastektomi Radikal
Mastektomi radikal atau disebut (lumpektomi), yaitu operasi
mengangkat sebagian dari keseluruhan kulit payudara. mengikuti
Operasi ini harus selalu diikuti dengan pemberian-pemberian terapi.
Biasanya lumpektomi direkoendasikan pada orang yang tumornua
besar tidak lebih dari 2 cm dan pada letaknya selalu di pinggir
payudara11.
c. Mastektomi Total
16
IHK yang Her2 positif. Pilihan utama anti-Her2 adalah herceptin, lebih
diutamakan pada kasus-kasus yang stadium dini dan yang mempunyai
prognosis baik (selama satu tahun: tiap 3 minggu). Penggunaan anti
VEGF atau m-tor inhibitor belum direkomendasikan11.
11. Pencegahan
Tujuan utama pencegahan kanker payudara adalah untuk mengurangi
kejadian kanker payudara, agar mampu dapat menurunkan angka kematian
yang disebabkan akibat kanker payudara. Cara yang efisien untuk
mencegah penyakit tidak menular dan kanker payudara adalah dengan
meningkatkan kesehatan dan mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.
Adapun upaya pencegahan yang dilakukan antara lain :
a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer kanker payudara adalah bentuk promosi
kesehatan yang diterapkan untuk individu yang sehat dengan
melakukan upaya menghindari terpaparan berbagai macam faktor
risiko dan dapat mempertahankan gaya hidup sehat14.
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder diberikan kepada mereka yang berisiko
terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan melalui
deteksi secara dini dengan berbagai metode yang dilakukan seperti
mamografi atau SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)14.
c) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah pencegahan yang dapat lebih mengarah
pada individu yang sudah positif mengidap kanker payudara.
Perawatan kanker payudara yang tepat sesuai stadiumnya bisa
dipercaya mampu mengurangi kecacatan penderita dan juga dapat
memperpanjang kelangsungan harapan hidup penderita. Pencegahan
tersier sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderitanya, menghindari komplikasi penyakit, dan dapat
melanjutkan pengobatan.
18
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama, umur (usia lebih dari 50 tahun beresiko terkena Ca
mamae), jenis kelamin (jenis kelamin perempuan sangat beresiko terkena
Ca mammae dibandingkan dengan laki-laki), agama, pendidikan, alamat,
No. RM, pekerjaan, status perkawinan (wanita yang belum menikah
memiliki resiko untuk terkena Ca Mamae) tanggal MRS, tanggal
pengkajian, dan sumber informasi.
2. Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa Medik : Ca Mamae
b. Keluhan Utama : Terasa nyeri dan adanya benjolan pada payudara
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
1) Biasanya klien timbul benjolan pada payudara dan benjolan ini
makin lama makin mengeras
2) Terasa nyeri pada payudara jika benjolan semakin membesar
3) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
d. Riwayat Kesehatan Terdahulu :
19
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (luka kanker)
2. Resiko pendarahan berhubungan dengan proses keganasan
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Berhubungan Dengan Perubahan
Sirkulasi
1. Perencanaan Keperawatan
Kolaborasi :
A. BIODATA PASIEN
1. Nama : Ny. R
2. Umur : 57 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jln. Dewi Sartika
5. Status : Ibu Rumah Tangga
6. Keluarga terdekat : Anak (Ny. I)
7. Diagnose medis : Ca Mamae
B. BIODATA PENANGGUNG JAWAB PASIEN
1. Nama : Ny. I
2. Umur : 30 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jln. Dewi Sartika
5. Status : Anak Kandung
C. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
a. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) : Pendarahan pada payudara
sebelah
kiri
b. Keluhan utama Saat pengkajian : Klien mengatakan nyeri bagian
Payudara sebelah kiri
c. Keluhan Penyerta : kadang batuk
27
D. GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-Laki : Garis Perkawinan
: Meninggal
2. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Eliminasi
BAB
1 Jumlah / Waktu Pagi : 1 Kali Pagi : 1 Kali
Siang : Tidak ada Siang : Tidak ada
Malam : Tidak ada Malam : Tidak ada
2 Warna Kuning Kuning
penuh
8 Warna Kuning Kuning
9 Bau Amoniak Amoniak
10 Konsistensi Cair Cair
11 Masalah Tidak ada Tidak ada
Eliminasi
12 Cara Mengatasi Tidak ada Tidak ada
Masalah
5. Pola Kebiasaan
No Pola Kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Merokok : Ya / Tidak Tidak Tidak
1) Frekuensi Tidak ada Tidak ada
2) Jumlah Tidak ada Tidak ada
3) Lama Pemakaian Tidak ada Tidak ada
2. Minuman keras / NAPZA:
Ya / Tidak Tidak Tidak
1) Frekuensi Tidak ada Tidak ada
2) Jumlah Tidak ada Tidak ada
F. Riwayat Sosial Ekonomi
1. Latar Belakang Social, Budaya Dan Spiritual Klien
a. Kegiatan kemasyarakatan : tidak ada
b. Konflik social yang dialami klien : klien mengatakan tidak ada konflik
dengan keluarga, tetangga, ataupun lingkungan sekitar.
c. Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : pada saat dirumah
maupun di rumah sakit klien selalu beribadah, berzikir dan berdoa.
d. Teman dekat yang senantiasa siap membantu : Keluarga
2. Ekonomi
a. Pasien menggunakan BPJS kesehatan
b. Biaya sehari-hari di rumah sakit di tanggung oleh anak pasien
c. Pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga
G. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TTV
TD : 130/90 MmHg Nadi : 108x/Menit
RR : 22x/Menit Suhu : 36,9
2. Keadaan Umum
Keadaan umum klien tampak lemah
32
Penyebaran : Merata
`Bau : Ya
Rontok : Ya
warna : Hitam tampak sebagian sudah beruban
Kebersihan : Bersih (terakhir cuci rambut pada saat masuk RS)
Palpasi
Tekstur Rambut : Kasar
Rapuh : Ya
c. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi
Warna kuku keping-pingan, bentuk oval, kebersihan bersih
Palpasi
Tekstur kuku : Kasar
35
Inspeksi
Kelainan konginetal :
Labioseisis : Tidak ada
Palatoseisis : Tidak ada
Labiopalatoseisis : Tidak ada
Lesi : Tidak terdapat lesi
Bibir Pecah : Bibir pasien nampak pecah-pecah
Caries : Gigi pasien rapi dan tidak ada caries
Gigi Palsu : Tidak ada menggunakan gigi palsu
Gingivitis : Tidak ada peradangan gusi
Pendarahan : tidak ada
Abses : tidak ada
Uvula : Simetris
Benda asing : Tidak ada
Tenggorokan : Dapat menelan dengan baik
Abdomen : Datar
- Bentuk Abdomen : Datar
36
- Massa : Tidak
- Kesimetrisan : Simetris
- Keterangan : Abdomen pasien datar dan bentuk
abdomen
datar dan tidak terdapat massa pada
abdomen serta simetris kiri dan kanan
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak
Peristaltik : 8x/menit
BAB :1 kali setiap pagi hari
Konsistensi : Lunak
Diet : Tidak ada
Diet Khusus : Tidak ada
Nafsu makan : Nafsu makan baik yaitu 3 kali dalam sehari
Porsi : Porsi makan dihabiskan
8. PEMERIKSAAN SISTEM UROGENITALIA
Inspeksi
Kebersihan genetalia : Bersih
Apakah ada flour albus : Tidak ada
Apakah ada lesi : Tidak terdapat lesi pada genitalia pasien
Kebersihan meatus uretra : Meatus uretra pada pasien nampak bersih
Keluhan berkemih : Tidak ada
Kemampuan berkemih : Pasien mampu berkemih spontan
Jika menggunakan kateter: Tidak ada
9. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1) Menurut Skala Intensitas Numerik
● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
37
b. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : Klien tampak sudah
ikhlas dengan penyakit yang dideritanya
Tingkah laku yang menonjol : pasien selalu ceria dan dapat diajak
berkomunikasi dengan baik
Suasana yang membahagiakan klien : Klien mengatakan bahagia karna
anak-anak yang selalu bersedia merawat dan mendampingi klien
Stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman: Klien
mengatakn stres karna tidak nyaman dengan nyeri yang dirasakan
c. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara : Ya
Apakah pola komunikasinya : berkomunikasi baik
Apakah klien menolak untuk diajak komunikasi : Tidak
38
reaksi
Orang, tempat,
waktu
2 Lapang persepsi □ Baik □Menurun □Menyempit □ Kacau
3 Kemampuan □ Mampu □ Mampu □Tidak □Tdk ada
menyelesaikan dengan mampu tanggapan
masalah bantuan
4 Proses Berfikir □ Mampu □ Kurang □Tidak □Alur fikiran
berkonsent mampu mampu kacau
rasi dan mengingat mengingat
mengingat dan dan
dengan berkonsen berkonsent
baik trasi rasi
5 Motivasi □ Baik □ Menurun □ Kurang □ Putus asa
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM
PENGUMPULAN DATA
1. klien mengatakan nyeri pada bagian payudara sebelah kiri akibat luka kanker
2. klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
3. klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul
P : Nyeri dirasakan akibat luka kanker
Q : Pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri pada bagian payudara sebelah kiri
S : Skala Nyeri 6 (sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
4. klien mengatakan telah dilakukan tindakan operasi pada bagian payudara kiri
sekitar 2 tahun yang lalu
5. klien mengatakan adanya pendarahan pada payudara sebelah kiri
6. klien mengatakan adanya bengkak pada payudara sebelah kiri
7. klien mengatakan luka kanker sudah mengeluarkan bau
8. keadaan umum klien tampak lemah
9. klien tampak terbaring
10. ekspresi wajah klien tampak meringis
11. klien tampak gelisah
12. frekuensi nadi meningkat
13. nampak adanya luka kanker pada payudara kiri
14. nampak adanya nyeri tekan pada payudara kiri
15. nampak adanya pendarahan disekitar luka kanker
42
KLASIFIKASI DATA
ANALISA DATA
DO :
- Keadaan umum klien
tampak lemah
- Klien tampak gelisah
- nampak adanya luka
kanker pada payudara kiri
- nampak adanya nyeri tekan
pada payudara kiri
- nampak adanya
pendarahan disekitar luka
kanker
- nampak adanya bengkak
disekitar luka kanker
- TTV :
TD: 130/90 mmHg
N: 108 x/menit
S: 36,9℃
R: 22x/mnt
46
DO :
Masa tumor
- Keadaan umum klien mendesak
tampak lemah
- Klien tampak gelisah
Perfusi Pada
- nampak adanya luka Jaringan
kanker pada payudara kiri
- nampak adanya
Gangguan integritas
pendarahan disekitar luka
kulit
kanker
- TTV :
TD: 130/90 mmHg
N: 108 x/menit
S: 36,9℃
R: 22x/mnt
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Resiko pendarahan berhubungan dengan Tingkat Pendarahan Pencegahan Pendarahan (1.02067) : 1. Untuk mengetahui tanda
proses keganasan (D.0012) (L.02017) : dan gejala dari pendarahan
Observasi :
Ditandai dengan : Setelah dilakukan tindakan 2. Untuk mengetahui nilai dari
1. Monitor tanda dan gejala
DS : keperawatan selama lebih hemaglobin pada saat
pendarahan
- klien mengatakan telah dilakukan dari 3x24 jam klien pendarahan terjadi
49
tindakan operasi pada bagian payudara diharapkan dapat mengatasi 2. Monitor nilai hematokrit / 3. Dengan bed rest total
kiri sekitar 2 tahun yang lalu resiko pendarahan dengan hemoglobin sebelum dan setelah diharapkan pasien tidak
- klien mengatakan adanya pendarahan kriteria hasil : kehilangan darah mengalami pendarahan
pada payudara sebelah kiri 1. Kelembapan kulit 4. Agar dapat menambah
Terapeutik :
- klien mengatakan adanya bengkak pada Meningkat pengetahuan pasien tentang
3. Pertahankan bed rest selama
payudara sebelah kiri 2. Hemoglobin Membaik tanda dan gejala pendarahan
pendarahan
DO : 3. Hematokrit Membaik 5. Agar asupan nutrisi pasien
Edukasi :
- Keadaan umum klien tampak lemah 4. Tekanan darah membaik terpenuhi
- Klien tampak gelisah 4. Jelaskan tanda dan gejala 6. Agar dapat mencegah
- nampak adanya nyeri tekan pada pendarahan terjadinya pendarahan
payudara kiri 5. Anjurkan meningkatkan asupan
- nampak adanya pendarahan disekitar makanan dan vitamin K
luka kanker Kolaborasi :
- nampak adanya bengkak disekitar luka 6. Kolaborasi pemberian obat
kanker pengontrol pendarahan, jika perlu
- TTV :
TD: 130/90 mmHg S: 36,9℃
N: 108 x/menit R: 22x/mnt
3 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Integritas Kulit dan Perawatan Luka (1.14564) : 1. Untuk mengetahui kondisi
50
jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DX HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI HASIL TINDAKAN
2 Kamis 1. Memonitoring tanda dan gejala pendarahan 1. -Pasien mengatakan adanya pendarahan pada
23-02-2023 2. Memonitoring nilai hematokrit / hemoglobin sebelum payudara kiri bagian luka kanker
dan setelah kehilangan darah 2. Telah dilakukan tranfusi darah sebanyak 1 kantong
3. Mempertahankan bed rest selama pendarahan untuk mengatasi kekurangan hemoglobin
4. Menjelaskan tanda dan gejala pendarahan 3. Pasien dalam keadaan tirah baring selama di rawat
5. Menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan untuk mencegah pendarahan
vitamin K 4. Pasien maupun keluarga dapat mengerti penjelasan
6. Mengkolaborasikan pemberian obat pengontrol mahasiswa dan mampu menjelaskan kembali tentang
pendarahan tanda dan gejala dari pendarahan.
5. pasien nampak selalu memakan nasi, sayur-sayuran
dan buah-buahan
6. Telah dilayani pemberian injeksi :
- Injeksi asam tranexsamat 500 mg/8 jam/IV
2 Jumat 1. Memonitoring tanda dan gejala pendarahan 1. -Pasien mengatakan pendarahan pada payudara kiri
24-02-2023 2. Memonitoring nilai hematokrit / hemoglobin sebelum sudah berkurang
dan setelah kehilangan darah -Pasien mengatakan pendarahan terjadi hanya pada
3. Mempertahankan bed rest selama pendarahan saat pasien banyak melakukan pergerakan
4. Menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan 2. Telah dilakukan tranfusi darah pada hari kedua
vitamin K implementasi sebanyak 2 kantong untuk mengatasi
5. Mengkolaborasikan pemberian obat pengontrol kekurangan hemoglobin
pendarahan 3. Pasien dalam keadaan tirah baring selama di rawat
untuk mencegah pendarahan
4. pasien nampak selalu memakan nasi, sayur-sayuran
dan buah-buahan
5. Telah dilayani pemberian injeksi :
- Injeksi asam tranexsamat 500 mg/8 jam/IV
2 Jumat, S : -Pasien mengatakan masih ada pendarahan pada payudara kiri tetapi darah yang keluar sudah
24-02-2033 berkurang
-Pasien mengatakan pendarahan terjadi hanya pada saat pasien banyak melakukan pergerakan
O : -Tampak masih ada pendarahan pada payudara kiri
-Tampak adanya nyeri tekan pada sekitar payudara kiri
-tampak dilakukan pembersihan luka pada payudara kiri
-Nampak telah dilakukan transfusi darah sebanyak 2 kantong
-Hasil TTV :
TD: 130/80 mmhg N: 110x/menit
S: 36,9 C R: 20 x/menit
A : Masalah resiko pendarahan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tanda dan gejala pendarahan
2. Monitor nilai hematokrit / hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
3. Pertahankan bed rest selama pendarahan
4. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
5. Kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan
NO DX HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI HASIL TINDAKAN
61
2 Sabtu 1. Memonitoring tanda dan gejala pendarahan 1. -Pasien mengatakan pendarahan pada payudara kiri
25-02-2023 2. Memonitoring nilai hematokrit / hemoglobin sudah berkurang
sebelum dan setelah kehilangan darah 2. Telah dilakukan tranfusi darah pada hari ketiga
3. Mempertahankan bed rest selama pendarahan implementasi sebanyak 1 kantong untuk mengatasi
4. Menganjurkan meningkatkan asupan makanan dan kekurangan hemoglobin
vitamin K -Hasil nilai hemoglobin : 8,9 g/dl
5. Mengkolaborasikan pemberian obat pengontrol 3. Pasien dalam keadaan tirah baring selama di rawat
pendarahan untuk mencegah pendarahan
4. pasien nampak selalu memakan nasi, sayur-sayuran
dan buah-buahan
5. Telah dilayani pemberian injeksi :
- Injeksi asam tranexsamat 500 mg/8 jam/IV
2 Sabtu, S : -Pasien mengatakan masih ada pendarahan pada payudara kiri tetapi darah yang keluar sudah
25-02-2033 berkurang
O : -Tampak masih ada pendarahan pada payudara kiri
-Tampak adanya nyeri tekan pada sekitar payudara kiri
-tampak dilakukan pembersihan luka pada payudara kiri
-Nampak telah dilakukan transfusi darah sebanyak 1 kantong
-Hasil nilai hemoglobin : 8,9 g/dl
-Hasil TTV :
TD: 120/80 mmhg N: 100x/menit
S: 36,5 C R: 20 x/menit
A : Masalah resiko pendarahan belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor tanda dan gejala pendarahan
2. Monitor nilai hematokrit / hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
3. Pertahankan bed rest selama pendarahan
4. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
5. Kolaborasi pemberian obat pengontrol pendarahan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
63
3 Jumat 1. Mengidentifikasi karakteristik luka (mis. Drainase, 1. -Pasien mengatakan luka kanker sudah mengeluarkan
24-02-2023 warna, ukuran, dan bau) bau
2. Membersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih - pasien mengatakan luka kanker masih terasa gatal
nontoksik, sesuai kebutuhan -nampak adanya bau khas yang tercium
3. Mempertahankan teknik steril saat melakukan 2. Telah dilakukan pembersihan luka pada bagian luka
perawatan luka kanker dengan menggunakan nacl 0,9%
4. Mengajarkan perawatan luka secara mandiri 3. Pada saat membersihkan luka perawat maupun
5. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik mahasiswa selalu mempertahankn teknik kesterilan
dalam melakukan tindakan
4. Pasien maupun keluarga dapat mengerti cara yang
diajarkan mahasiswa.
5. Terapi yang diberikan :
-Metronidazole 500 mg/12 jam/drips IV
3 Sabtu 1. Mengidentifikasi karakteristik luka (mis. Drainase, 1. -Pasien mengatakan luka kanker masih mengeluarkan
25-02-2023 warna, ukuran, dan bau) bau
2. Membersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih - pasien mengatakan gatal pada area luka kanker
nontoksik, sesuai kebutuhan sedikit berkurang
3. Mempertahankan teknik steril saat melakukan -nampak adanya bau khas yang tercium
perawatan luka 2. Telah dilakukan pembersihan luka pada bagian luka
4. Mengkolaborasikan pemberian antibiotik kanker dengan menggunakan nacl 0,9%
3. Pada saat membersihkan luka perawat maupun
mahasiswa selalu mempertahankn teknik kesterilan
dalam melakukan tindakan
4. Terapi yang diberikan :
-Metronidazole 500 mg/12 jam/drips IV
25-02-2033 - pasien mengatakan gatal pada area luka kanker sedikit berkurang
O : - nampak adanya bau khas yang tercium
-Tampak adanya pendarahan pada payudara kiri
-Tampak adanya nyeri tekan pada sekitar payudara kiri
-tampak dilakukan pembersihan luka pada payudara kiri
-Hasil TTV :
TD: 120/80 mmhg N: 100x/menit
S: 36,5 C R: 20 x/menit
A : Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, dan bau)
2. Bersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
3. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
4. Kolaborasikan pemberian antibiotik, jika perlu
BAB IV
PEMBAHASAN
pada payudara kiri, adanya nyeri tekan pada payudara kiri, adanya pendarahan
dan bengkak disekitar payudara kiri.
tingkat nyeri menggunakan alat ukur yang valid, monitor tingkat nyeri non verbal,
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, Lakukan intervensi non
farmakologi dengan distraksi atau teknik relaksasi dan pemberian obat analgetik.
Sesuai dengan jurnal yang dikemukakan oleh Yuli Yanti dan Amin
Susanto bahwa salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut
yaitu dengan cara teknik non farmakalogi yaitu Guided Imagery (metode relaksasi
untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi
yang menyenangkan). Guided Imagery merupakan sebuah teknik yang
menggunakan imajinasi dan visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan
mendorong relaksasi. Teknik ini akan berhasil jika pasien mengikuti arahan dari
perawat. Penelitian yang dilakukan oleh (Rosida & Warti Ningsih, 2020). Guided
imagery dilakukan dengan kisaran waktu 15-20 menit selama 3 hari dan dapat
digabungkan dengan terapi non farmakologi lainnya. Manajemen guided imagery
juga dapat dilakukan bersamaan dengan kolaborasi pemberian obat analgesic
untuk mengurangi nyeri tingkat ringan hingga sedang. Pemberian asuhan
keperawatan perawat dapat melakukan teknik guided imagery untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan pasien15.
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu
klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respon yang
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2020).
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada klien terlebih
dahulu melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar tindakan yang
akan diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien, sehingga seluruh rencana
tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya (Setiadi, 2019). Dari 3 diagnosa keperawatan yang kelompok tegakkan
72
sesuai dengan apa yang kelompok temukan dalam melakukan studi kasus dan
melakukan asuhan keperawatan belum mencapai perkembangan yang diharapkan,
dikarenakan waktu yang singkat oleh karena itu diharapkan kepada perawat daan
tenaga medis lainnya untuk melanjutnya intervensi yang telah kelompok
rencanakan. Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang
maksimalkan memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien,
perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya. Untuk ketiga diagnosa dianggap
belum teratasi karena klien masih merasakan nyeri dibagian payudara kiri,
sedangkan untuk mengatasi masalah pendarahan yang dialami klien dianggap
telah teratasi karena klien sudah tidak mengalami pendarahan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan pada pasien Ny. R
diruangan teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, kelompok dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada pengkajian pasien dengan diagnosa ca mamae ditemukan saat
pengkajian pasien mengatakan nyeri pada bagian payudara sebelah kiri
akibat bekas luka post op, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan
hilang timbul, klien mengatakan telah dilakukan tindakan operasi pada
bagian payudara kiri, adanya pendarahan pada payudara kiri bekas operasi,
adanya bengkak pada payudara sebelah kiri, klien mengatakan luka bekas
post op sudah mengeluarkan bau. keadaan umum klien tampak lemah,
klien tampak terbaring, klien tampak meringis, klien tampak gelisah,
frekuensi nadi meningkat, adanya luka post op pada payudara kiri, adanya
nyeri tekan pada payudara kiri, adanya pendarahan dan bengkak disekitar
luka post op.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus ca mamae kelompok mendapatkan 3 diagnosa yang
dapat muncul pada penderita ca mamae yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan agen pancedera fisik, resiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif, dan gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan
dengan perubahan sirkulasi.
3. Perencanaan
Kelompok menyusun rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun berdasarkan specific, measurable, achievable, reasonable and
time. Dengan menggunakan standar luaran dan kriteria hasil, serta
standar intevensi tindakan sesuai dengan intevensi yang telah dibuat.
4. Pelaksanaan
74
B. Saran
1. Bagi Kelompok
Dalam upaya memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien ca
mamae yang diberikan dapat tepat, kelompok selanjutnya harus benar-
benar menguasai konsep teori dari penyakit ca mamae itu sendiri,
terutama pada faktor etiologi, dan patofisiologi tentang ca mamae, selain
itu kelompok juga harus melakukan pengkajian dengan tepat agar asuhan
keperawatan dapat tecapai sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
pasien.
2. Bagi Pihak Rumah Sakit Undata
Bagi pihak rumah sakit hendaknya penanganan pasien ca mamae
ditingkatkan lagi kerjasama antar petugas pelayanan kesehatan dalam hal
menjaga keadaan pasien serta memperhatikan aspek bio, psiko, sosial
dan spiritual pasien.
3. Bagi Perawat Ruangan
Disamping mendapatkan perawatan dan pengobatan pada saat di
rumah sakit, alangkah baiknya jika tenaga kesehatan yang ada
memberikan pengetahuan tentang ca mamae dan bagaimana cara
melakukan perawatan secara mandiri, sehingga itu dapat memotivasi
pasien dalam mempertahankan kesehatannya baik saat berada di rumah
sakit maupun di rumah.
75
DAFTAR PUSTAKA