Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume X, No.

2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP
KEKUATAN OTOT PASIEN PASCA PERAWATAN STROKE
Fajar Yudha*, Gustop Amatiria**
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot
pasien pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasy
experiment) pre dan post test design. Jumlah sampel penelitian 20 responden Teknik pengambilan sampel yaitu
consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji distribusi frekuensi dan t-test dependen. Hasil
uji statistik kekuatan otot menunjukkan hasil uji p value = 0,001 Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pasien pasca perawatan stroke di unit rehabilitasi
medik rumah sakit dr.H. Abdoel Moeloek propinsi Lampung. Saran peneliti yaitu pasien perlu mendapat
pendidikan kesehatan untuk dapat menerapkan latihan ROM di rumah secara rutin dan berkelanjutan.

Kata kunci: Range Of Motion (ROM), Kekuatan otot

LATAR BELAKANG dilakukan oleh fisioterapis selama kurang


lebih 15 menit setiap terapi namun evaluasi
Badan kesehatan dunia memprediksi penilaian terhadap tindakan belum
bahwa kematian akibat stroke akan dilakukan secara optimal.
meningkat seiring dengan kematian akibat Kerangka konsep pada penelitian
penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 dikembangkan berdasarkan konsep : 1).
juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di Teori Dorothea Orem (1985), yaitu model
tahun 2030. Di Amerika Serikat tercatat self-care, dimana fokus utama teori ini
hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, menitikberatkan pada kemandirian
dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat individu dalam melakukan self care
stroke. Pada tahun 2010, Amerika telah (perawatan diri) dimana tujuan yang ingin
menghabiskan $ 73,7 juta untuk dicapai adalah kemandirian personal dalam
membiayai tanggungan medis dan melakukan activities daily living (ADL);
rehabilitasi akibat stroke (medicastore, dan 2). Konsep Gelber & Callahan (1999,
2012) dalam Black (2005) bahwa setelah
Penelitian yang dilakukan oleh serangan stroke, intervensi rehabilitasi
(Ruud W. Selles et.all 2004) tentang dilakukan untuk memaksimalkan
Feedback-Controlled and Programmed penyembuhan fisik dan kognitif pasien.
Stretching of the Ankle Plantarflexors and Untuk mencegah terjadinya
Dorsiflexors in Stroke: Effects of a 4-Week komplikasi dan mengurangi tingkat
Intervention Program yang mendapatkan ketergantungan pasien pada keluarga paska
hasil bahwa pergerakan sendi palntar dan perawatan, maka sangat penting dilakukan
dorsofleksi memberikan pengaruh yang program rehabilitasi (program exercise
positif bagi penderita stroke. /latihan, terapi wicara, terapi vokasional).
Latihan Range of Motion (ROM) Fungsi motorik berperan pada peningkatan
merupakan salah satu bentuk latihan dalam kemampuan fungsi neurologik sebagai
proses rehabilitasi yang dinilai masih upaya untuk meningkatkan kemampuan
cukup efektif untuk mencegah terjadinya personal/fungsional pasien. Latihan atau
kecacatan pada pasien dengan stroke. exercise pada pasien stroke sebaiknya
Pengamatan yang dilakukan penulis di RS dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk
Abdoel Moeloek didapatkan bahwa mencegah komplikasi (Lewis, 2007).
rehabilitasi pada pasien stroke yang
mengalami hemiparesis atau hemiplegia
[203]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

Dari beberapa teori diatas dapat V. Independen V. Dependen


dijelaskan kerangka teori penelitian
sebagai berikut : Latihan Range
Kekuatan
Of Motion
Otot
Kerangka Teori (ROM)

Pasien Stroke - Usia


mengalami plegi - Frekuensi
atau parese atau Stroke
keduanya. - Lama
menderita

Dilakukan interfensi Populasi adalah wilayah generalisasi


Kekuatan
berupa: yang terdiri atas: obyek/subyek yang
otot
1. Tindakan kuratif mempunyai kualitas dan karakteristik
(pengobatan dan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
perawatan di dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
rumah sakit) (Sugiyono, 2012). Populasi dalam
2. Tindakan penelitian ini adalah semua pasien stroke
Rehabilitatif non hemoragik di unit rehabilitasi medik di
Berupa fisioterapi Rumah Sakit dr. H. Abdoel Moeloek
(latihan Range of Propinsi Lampung, sedangkan sampel
Motion) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
Populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari semua yang ada pada
menjelaskan pengaruh Range of Motion populasi, misalnya karena keterbatasan
(ROM) terhadap kekuatan otot pasien di dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
unit rehabilitasi Rumah Sakit dr,H. Abdul dapat mengambil sampel yang diambil dari
Moeloek Provinsi Lampung. populasi itu (Sugiyono, 2012).
Sampel disebut juga bagian dari
METODE populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik
Penelitian ini merupakan penelitian tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap
kuantitatif, menggunakan desain penelitian bisa mewakili populasi. Teknik
eksperimen semu (quasy experiment) pre pengambilan sampel dalam penelitan ini
dan post test design, bertujuan untuk adalah consecutive sampling, dimana
menyelidiki kemungkinan saling hubungan semua subjek penelitian yang datang dan
sebab akibat dengan cara mengadakan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
intervensi atau memberikan perlakuan ke penelitian yaitu sejumlah 20
kepada satu atau lebih kelompok responden.Pada penelitian ini sampel yang
eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari dipilih adalah yang memenuhi kriteria
intervensi tersebut dibandingkan dan inklusif dan kriteria ekslusif yang telah
diukur sebelum dan sesudah dilakukan ditetapkan sebagai subjek penelitian.
intervensi (Notoatmodjo, 2002). Kriteria inklusif sampel adalah pasien
Penelitian ini telah menyelidiki terdiagnosa stroke non hemoragik di unit
pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan rehabilitasi stroke di Rumah Sakit Abdul
otot, pasien stroke. Rancangan penelitian Moeloek Propinsi Lampung dengan
dapat dilihat pada gambar berikut ini : kesadaran kompos mentis dengan GCS 15,
tanda-tanda vital pasien stabil dalam waktu

[204]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

2x24 jam (2 hari), kekuatan otot > 1, dilakukan pengukuran dengan


bersedia menjadi responden. menggunakan goniometer, kekuatan otot
Penelitian dilakukan di unit dengan menggunakan pedoman menilai
rehabilitasi stroke di Rumah Sakit Abdul kekuatan otot. Tindakan/intervensi Range
Moeloek propinsi Lampung yang pada Of Motion (ROM) dilakukan sendiri oleh
bulan Juli s/d Agustus 2014. Sebagai peneliti.
pertimbangan etika peneliti meyakini Alat pengumpul data yang
bahwa responden dilindungi, dengan terkumpul, dijadikan data untuk menilai
memperhatikan aspek-aspek self hasil akhir atau evaluasi pada pasien stroke
determination, privacy, anonymity, setelah dilakukan Range Of Motion
informed consent dan protection from (ROM), dengan cara menghitung nilai
discomfort. Pada penelitian ini, responden selisih kekuatan otot pada hari ke 1
diberi kebebasan untuk menentukan dengan hari ke 28 yang akan menjadi nilai
apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti dari peningkatan kekuatan otot sesudah
kegiatan penelitian secara sukarela. Selain latihan ROM.
itu, kerahasiaan informasi responden dijaga Analisis data dlakukan dengan
ketat hanya untuk kepentingan penelitian. analisis univariat dan bivariat. Analisis
Selama kegiatan penelitian, nama univariat untuk mendeskripsikan masing-
responden tidak digunakan namun hanya masing variabel yang diteliti, untuk data
menggunakan nomor responden sebagai numerik dengan menghitung mean,
gantinya. Pasien dan keluarga telah median, standar deviasi, nilai minimal dan
diberikan informasi tentang tujuan maksimal. Sedangkan data katagorik
pelaksanaan penelitian, manfaat dan dengan menghitung frekuensi dan
harapan peneliti terhadap responden dan presentase. Sedangkan analisis bivariat
seluruh pasien yang menjadi responden dilakukan untuk mengetahui hubungan
menandatangani lembar persetujuan antara kedua variabel (variabel dependen
menjadi subyek penelitian. Peneliti juga dan independen). Kedua variabel yang
memastikan bahwa selama penelitian ingin dibuktikan yaitu Range Of Motion
berlangsung, responden bebas dari rasa (ROM) berpengaruh terhadap kekuatan
tidak nyaman dan sebelum dilakukan otot, pasien stroke. Sebelum menentukan
latihan ROM, responden terlebih dahulu jenis analisis bivariat yang digunakan,
diobservasi keadaan umum responden dan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
pengukuran tanda-tanda vital. data dengan nilai bagi skewness dengan
Alat pengumpul data yang digunakan standar error. Apabila hasilnya
dalam penelitian ini adalah format menunjukkan distribusi normal maka uji
pengkajian dengan beberapa pertanyaan yang digunakan adalah statistik parametrik
tentang karakteristik responden, yaitu: dan bila distribusi data tidak normal maka
usia, frekuensi stroke dan lama menderita, akan digunakan statistik non parametrik.
format untuk menilai kekuatan otot, format Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut
untuk menilai, goniometer digunakan di atas dianalisis dengan tingkat
sebagai alat yang digunakan untuk menilai kemaknaan 95% ( alpha 0,05). Analisis
sendi dengan satuan hasil pengukuran bivariat dilakukan dengan menggunakan
adalah derajat yang dituangkan dalam uji T dependen.
format isian, skala kekuatan otot sebagai
pedoman dalam menilai kekuatan otot HASIL
pasien.
Data mengenai stroke dikumpulkan Dari hasil pengolahan dan analisis
oleh peneliti berdasarkan pada hasil CT data secara univariat didapatkan hasil
scan atau MRI atau berdasarkan pada sebagai berikut: mayoritas responden
diagnosis stroke. Kemudian pasien adalah lansia akhir sebesar 85%,
ditetapkan sebagai calon responden dan mengalami stroke < 6 bulan sebanyak

[205]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

70%, dan yang mengalami stroke serangan orang berusia kurang dari ini (Feigin,
pertama sebanyak 85%. Selanjutnya selisih 2006).
rata-rata kekuatan otot hari ke 1 dan hari Diketahui bahwa mayoritas
ke 28 adalah 0,45. Selisih nilai hari ke 1 responden mengalami stroke serangan
dan hari ke 28 adalah 6,65. pertama yaitu berjumlah 17 responden
Normalitas data merupakan asumsi (85%). Data tersebut sesuai dengan teori
pertama yang harus dipenuhi Pengujian bahwa salah satu faktor resiko eksternal
asumsi ini dilakukan pada data kekuatan stroke adalah frekuensi stroke dimana
otot sebelum dan sesudah dilakukan orang yang pernah menderita stroke maka
ROM. Salah satu cara untuk mengetahui kejadian stroke akan semakin tinggi
terpenuhinya asumsi ini adalah dengan (Junaidi 2011). Sekitar 1 dari 100 orang
nilai skewness Hasil pengujian asumsi dewasa akan mengalami paling sedikit satu
normalitas data memperlihatkan bahwa kali serangan iskemik sesaat (transient
data sebelum dan sesudah berdistribusi ischemic attack atau TIA) seumur hidup
normal, karena nilai skewnes < -2 atau 2. mereka. Jika tidak diobati dengan benar,
Maka, analisis bivariat dilakukan dengan sekitar sepersepuluh dari pasien ini akan
uji parametrik, yaitu paired sample t test. mengalami stroke (umumnya stroke
Sedangkan dari hasil analisis bivariat iskemik) dalam tiga bulan setelah serangan
didapatkan hasil uji statistik kekuatan otot pertama, dan sekitar sepertiga akan terkena
menunjukkan nilai t = -3.943 hasil uji p stroke dalam lima tahun setelah serangan
value = 0,001. Hal ini berarti bahwa Range pertama (Feigin, 2006).
Of Motion (ROM) memiliki pengaruh Hasil penelitian menunjukkan terjadi
terhadap kekuatan otot responden dimana peningkatan nilai rata-rata kekuatan otot
terdapat perbedaan yang signifikan antara hari pertama dan hari ke 28 sebesar 0,45.
nilai kekuatan otot hari pertama dengan Terjadi peningkatan nilai rata-rata sendi
hari ke 28. Hasil uji statistik kekuatan otot hari pertama dan hari ke 28 sebesar 6,65.
menunjukkan nilai t = - 7.502 dan hasil uji Hasil uji statistik kekuatan otot
p value = 0,000. Hal ini berarti bahwa menunjukkan hasil uji p value = 0,001. Hal
Range Of Motion (ROM) memiliki ini berarti bahwa Range Of Motion (ROM)
pengaruh terhadap responden dimana memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot
terdapat perbedaan yang signifikan antara responden dimana terdapat perbedaan yang
nilai hari pertama dengan hari ke 28. signifikan antara nilai kekuatan otot hari
pertama dengan hari ke 28.
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori (Junaidi, 2011) setelah keadaan
Diketahui bahwa mayoritas pasien membaik dan kondisinya telah
responden adalah lansia akhir yaitu stabil maka rehabilitasi dini dapat segera
berjumlah 17 responden (85%). Data dilakukan di tempat tidur. Tujuan
tersebut sesuai dengan teori bahwa salah perawatan suportif dini adalah untuk
satu faktor resiko stroke adalah usia memulai kegiatan yang memperbaiki
dimana semakin tua maka kejadian stroke fungsi saraf melalui terapi fisik dan teknik-
akan semakin tinggi (Junaidi 2011). Secara teknik lain.
konsep, risiko terkena stroke meningkat Hasil penelitian ini menunjukan
sejak usia 45 tahun. Setelah mencapai 50 tentang data nilai kekuatan otot yang
tahun, setiap penambahan usia tiga tahun meningkat dapat menjawab beberapa
meningkatkan risiko stroke sebesar 11- tujuan latihan Range Of Motion (ROM)
20%, dengan peningkatan bertambah yaitu mempertahankan atau memelihara
seiring usia. Orang berusia lebih dari 65 fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara
tahun memiliki risiko paling tinggi, tetapi mobilitas persendian dan mencegah
hampir 25% dari semua stroke terjadi pada kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
Nilai kekuatan otot yang meningkat

[206]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

tersebut juga memberi jawaban pada development of shoulder external rotation


manfaat Range Of Motion (ROM) yaitu contracture after stroke: A randomized
memperbaiki tonus otot, meningkatkan controlled trial mendapatkan hasil bahwa
mobilisasi sendi, dan memperbaiki memposisikan bahu untuk rotasi selama
toleransi otot untuk latihan minimal 30 menit memberikan dampak
Ekstremitas dapat mengalami positif pada perkembangan pergerakan
kelemahan atau kelumpuhan dalam derajat minimal lengan.
yang berbeda, tergantung pada bagian yang Penelitian yang dilakukan oleh
terkena dan seberapa luas sirkulasi serebral (Rimmer JH. et all, 2009) tentang A
yang terganggu. Pasien stroke yang Preliminary Study to Examine the Effects
mengalami kondisi imobilisasi dalam of Aerobic and Therapeutic (Nonaerobic)
jangka waktu lama akan memudahkan Exercise on Cardiorespiratory Fitness and
terjadinya berbagai komplikasi, Coronary Risk Reduction in Stroke
diantaranya pembentukan DVT, atrofi otot, Survivors. Mendapatkan hasil bahwa
kontraktur dan nyeri sendi, dan dekubitus. terdapat perbedaan antara gerakan aerobic
Latihan Range of Motion (ROM) dan nonaerobic pada penurunan resiko
merupakan salah satu bentuk latihan dalam reduksi jantung pada apsien stroke.
proses rehabilitasi yang dinilai masih
cukup efektif untuk mencegah terjadinya
kecacatan pada pasien dengan stroke. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini juga didukung
oleh beberapa penelitian yaitu penelitian Penelitian ini menyimpulkan bahwa
yang dilakukan oleh (Ruud W. Selles. et mayoritas responden adalah lansia akhir
all, 2004) tentang Feedback-Controlled yaitu berjumlah 17 responden (85%),
and Programmed Stretching of the Ankle mengalami stroke < 6 bulan sebanyak 14
Plantarflexors and Dorsiflexors in Stroke: responden (70%), dan yang mengalami
Effects of a 4-Week Intervention Program stroke serangan pertama sebanyak 17
yang mendapatkan hasil bahwa pergerakan responden (85%). Diketahui juga bahwa
sendi palntar dan dorsofleksi memberikan selisih kekuatan otot hari ke 1 dan hari ke
pengaruh yang positif bagi penderita 28 adalah 0,45. Selisih nilai hari ke 1 dan
stroke. hari ke 28 adalah 6,65.
Penelitian yang dilakukan (Flansbjer. Hasil uji statistik lebih lanjut
et all, 2008) tentang Progressive menunjukkan hasil uji p value = 0,001. Hal
Resistance Training After Stroke: Effects ini berarti bahwa Range Of Motion (ROM)
on Muscle Strength, Muscle Tone, Gait memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot
Performance and Perceived Participation, responden dimana terdapat perbedaan yang
mendapatkan hasil bahwa kekuatan otot signifikan antara nilai kekuatan otot hari ke
meningkat secara signifikan setelah latihan 1 dengan hari ke 28.
ketahanan progresif. Berdasarkan kesimpulan hasil
Penelitian yang dilakukan ( Oulette. penelitian, peneliti menyarankan beberpa
et all, 2004 ) tentang High-Intensity agar bidang pelayanan keperawatan
Resistance Training Improves Muscle membuat jadwal dan menyediakan tempat
Strength, Self-Reported Function, and khusus untuk pasien stroke terutama pada
Disability in Long-Term Stroke Survivor, proses rehabilitasi atau keluarganya
didapatkan hasil bahwa Progresive khususnya mengenai aktivitas atau latihan
Intensive Training memberikan dampak ROM. Sedangkan untuk keluarga agar
positif bagi perkembangan pergerakan selalu mengawasi dan memotivasi pasien
pasien stroke. stroke untuk menjaga kontinuitas latihan
Penelitian yang dilakukan oleh ROM, keteraturan aktivitas, dan kunjungan
(Louis Ada. et all, 2005) tentang Thirty berobat. Selanjutnya bagi penderita stroke
minutes of positioning reduces the agar dapat mengaplikasikan gerakan ROM

[207]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

secara semi mandiri untuk menggerakkan Lewis (2007). Medical Surgical Nursing.
anggota gerak yang lemah dengan bantuan 7th edition. St.Louis : Missouri.
anggota gerak yang lebih kuat. Mosby-Year Book, Inc.
Louise Ada, et.all, 2005. Thirty Minutes Of
Positioning Reduces The
Development Of Shoulder External
* Dosen pada Prodi Keperawatan Rotation Contracture After Stroke: A
STIKES Mitra Lampung. randomized controlled trial
** Dosen pada Jurusan Keperawatan http://www.sciencedirect.com
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang /science/article/pii/S0003999
304004289 diunduh pada 6 April
2014
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002).
DAFTAR PUSTAKA Metodologi Penelitian. Jakarta.
Rineka Citra.
Black,J.M, & Hawk, J.H. (2005). Medical Michelle M. Ouellette, et.all, 2004. High-
Surgical Nursing : Clinical Intensity Resistance Training
Management For Positive Outcomes. Improves Muscle Strength, Self-
7th edition. St. Louis Missouri : Reported Function, and Disability in
Elsevier Saunders. Long-Term Stroke Survivors
Flansbjer, et all 2008 Progressive http://stroke.ahajournals.
Resistance Training After Stroke: org/content/35/6/1404.short diunduh
Effects on Muscle Strength, Muscle pada 5 April 2014
Tone, Gait Performance and Ruud W. Selles, et.all 2005, Feedback-
Perceived Participation Controlled and Programmed
http://www.ingentaconnect.com/cont Stretching of the Ankle
ent/mjl/sreh/2008/00000040/000000 Plantarflexors and Dorsiflexors in
01/art00007 diunduh pada 10 April Stroke: Effects of a 4-Week
2014 Intervention Program,
Feigin, V. (2006). Stroke : Panduan http://www.sciencedirect.com/scienc
Bergambar Tentang Pencegahan e/article/pii/ S00039993050093 54
Dan Pemulihan Stroke. Cetakan diuduh pada 5 April 2014
ketiga. Alih bahasa: Brahm Sugiyono, 2012 Metode Penelitian
Udumbara. Jakarta : PT. Bhuana Pendidikan, Pendekatan Kualitatif,
Ilmu Populer. Kuantitatif, dan R&D, Bandung,
Junaidi. Iskandar, 2011. Stroke Waspadai Alfabeta
Ancamanya, Yogyakarta, Andi

[208]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357

[203]

Anda mungkin juga menyukai