DISUSUN OLEH :
Suci Padma Risanti
(1920332019)
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. dr. Hudilla Rifa Karmia, SpOG
Meilinda Agus, S.SiT, M.Keb.
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Laporan : Kajian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “M”
G2P0A1H0 Usia Kehamilan 24-25 Minggu dengan
Anemia Defisiensi Besi di Ruang Poli Kebidanan RS
Universitas Andalas Padang
Nama Mahasiswa : Suci Padma Risanti
NIM : 19203322019
Ruang Praktik Klinik : Ruang Poli Kebidanan
Program Studi : S2 Kebidanan
Laporan ini telah dipresentasikan dan disetujui dihadapan dosen
pembimbing Residensi Praktik Klinik Kebidanan Program Studi S2 Kebidanan
Program Pascasarjana Universitas Andalas Pada Tanggal : _____________ 2021.
Menyetujui
Mengetahui,
Ketua Program Studi S2 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua. Salawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang penuh ilmu
dan klinik Ibu Dr. dr. Hudilla Rifa Karmia dan Meilinda Agus, S.SiT, M.Keb juga
kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah membantu
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran demi
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................v
1.1 Latar Belakang..............................................................................................v
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................vi
1.3 Tujuan.........................................................................................................vii
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................vii
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................viii
2.1Defenisi Kehamilan....................................................................................viii
2.2Anemia pada Kehamilan...............................................................................ix
2.2.1Pengertian Anemia pada Kehamilan...................................................ix
2.2.2Patofisiologi Anemia pada Kehamilan.................................................x
2.2.3Penyebab Anemia pada Kehamilan.....................................................xi
2.2.4Klasifikasi Anemia pada Kehamilan..................................................xii
2.2.5Screening atau Pemeriksaan Anemia pada Kehamilan......................xv
2.2.6Pengaruh Anemia pada Kehamilan..................................................xvii
2.2.7Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil............xxvi
2.2.8Penanganan dan Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan.........xxvi
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................xxxii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan
perilaku sehat dan lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan dapat diperoleh secara adil demi
maka salah satu tujuan utamanya adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
(Kemenkes, RI 2015).
Kematian Ibu masih cukup tinggi yaitu 305 per 100.000 penduduk. (Susenas,
2015). Tingginya AKI di Indonesia tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
Kronik (KEK) dan anemia. Anemia merupakan dampak dari kurang zat
mikronutrien (vitamin dan mineral) yang menimbulkan gejala seperti, lemah, letih,
lesu, pusing, mata berkunangkunang dan wajah pucat. Anemia yang sering terjadi
adalah anemia defisisensi zat besi yaitu menyerang lebih dari 600 juta manusia.
(SUPAS, 2015).
Anemia pada ibu hamil didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin <
11 gr/dL selama kehamilan pada trimester I dan III atau kurang dari 10,5 gr/dL
memberikan dampak buruk terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Anemia pada
1
ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran prematur, kematian ibu
dan anak serta penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat
kehamilan maupun setelahnya (Kemenkes RI, 2015). Selain itu, kekurangan zat
besi pada ibu hamil akan berdampak buruk pada pertumbuhan sel-sel otak anak,
kompleks. Di Indonesia pada tahun 2017 ditemukan 44.460 ibu hamil dengan
komplikasi kebidanan dan angka kematian ibu sebesar 91 jiwa per 100.000
hamil tahun 2013 sebesar 37,1 % dan pada tahun 2018 sebesar 48,9% (Riskesdas,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Sumatera Barat sebesar 19,9% (Dinkes Profile
Sumbar, 2017).
dan memaparkan dalam sebuah laporan kasus pada Ny M G2P0A1H0 dengan Anemia
1.2Rumusan Masalah
2
1.3Tujuan
1.4 Manfaat
membanding teori dan evidence based midwifery yang ada dengan kasus di
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
mengacu pada definisi hamil, yaitu kondisi di mana sel telur dibuahi oleh
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013).
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-
2017).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu fase fisiologis yang
dimulai dari proses fertilisasi, hasi konsepsi sampai lahirnya janin dengan rentang
4
2.2 Anemia pada Kehamilan
mendefinisikan anemia pada ibu hamil tejadi apabila hemoglobin (Hb) kurang dari
10,5 g/dL pada trimester kedua dan kurang dari 11 g/dL pada trimester pertama dan
juga terkait dengan tingginya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi terutama
setengah miliar wanita usia reproduksi secara global, dimana 38% jumlah tersebut
merupakan ibu hamil. Anemia adalah komplikasi paling umum yang terkait dengan
kehamilan, yang mempengaruhi hampir setengah dari wanita hamil secara global.
terjadi di negara berkembang di mana ada diet yang tidak memadai dan vitamin
prenatal yang buruk dan asupan zat besi dan asam folat yang tidak mencukupi
5
2.2.2 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan
Pada kehamilan tubuh ibu membutuhkan jumlah zat besi yang lebih banyak
dari biasanya. Penyebab peningkatan kebutuhan zat besi ini yaitu (K Michael dan
kelahiran.
rendahnya suplai
(Avantika, 2018). Selama kehamilan tunggal, volume plasma ibu meningkat sekitar
50% dan disertai dengan sedikit peningkatan (sekitar 25%) massa sel darah merah.
terjadi selama kehamilan. Kebutuhan zat besi mencapai puncaknya pada trimester
kedua dan ketiga untuk mendukung ekspansi volume darah ibu dan perkembangan
6
Anemia fisiologis atau anemia pengenceran pada kehamilan diamati pada
wanita hamil yang sehat sebagai akibat terjadinya proses hemodilusi. Pada proses
hemodilusi tersebut terjadi ekspansi volume plasma yang relatif lebih besar sebesar
20-25%. Hal ini menyebabkan sedikit penurunan kadar Hb, menciptakan keadaan
melindungi ibu dan janin dari efek negatif penurunan venous saat posisi terlentang,
dan melindungi ibu dari efek negatif kehilangan darah saat proses melahirkan
Pada proses hemodilusi, ekspansi volume plasma dimulai pada minggu ke-6
kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, namun dapat
terus meningkat sampai minggu ke-37. Volume plasma meningkat sebesar 45-65 %
dimulai pada trimester II kehamilan dan mencapai maksimum pada bulan ke-9
yaitu meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal dalam tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
konsentrasi hemoglobin darah, dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8
kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke-16 hingga ke-22 ketika titik
keseimbangan tercapai. Oleh sebab itu, apabila ekspansi volume plasma yang
7
terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan produksi eritropoetin sehingga
menurunkan kadar Hct, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas
berkaitan satu sama lain. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
seperti defisiensi mikronutrien (zat besi, folat, dan vitamin B12), kelainan
genetik, atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan zat besi atau
penurunan penyerapan zat besi, penyakit ginjal kronis, neoplasma, dan penyakit
negara berkembang. Sekitar 50% kasus anemia disebabkan oleh defisiensi zat
2020) :
1. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang. Pada masa
mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti hati, ikan,
berwarna. Pola makan yang tidak baik pada ibu hamil akan
8
kehamilan disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak memadai
(Appiah, 2020).
sebelumnya.
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan
9
pada anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan
Hemoglobinopati.
karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini jarang terjadi.
10
disebabkan oleh proses perdarahan akibat penyakit atau trauma, atau akibat
darah setiap bulan, dimana jika darah yang keluar selama menstruasi
folat, vitamin B12, dan zat besi), gangguan fungsi sumsum tulang misalnya
darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah
Meningkatnya destruksi sel darah merah dan tidak adekuatnya produksi sel
sirkulasi darah
11
Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar
melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang
berlebihan belum matur (muda) dapat juga di sekresi ke dalam darah. Sel
darah yang usinya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia.
mendeteksi kondisi anemia pada ibu hamil secara dini sehingga bisa diatasi dan
tidak memberikan efek buruk pada kesehatan ibu dan janin. Metode yang paling
sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli atau
cara kalorimetrik visual dan dilakukan di laboratorium Patologi Klinik. Pada cara
ini hemoglobin diubah menjadi asam hematin dengan menggunakan larutan HCl,
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat
itu. Ferritin adalah cadangan besi tubuh yang sensitif, kadarnya menurun sebelum
1. Cara sahli
Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat
100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakan
kira 10 %.
12
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan
3. Cara tallquist
Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai
4. Cara sulfat
Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III, Dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat
Skrining anemia pada ibu hamil menurut rekomendasi BHSI yaitu (Tran
g/L pada trimester pertama dan <105 g/l pada trimester kedua dan ketiga
3. Jika anemia tanpa penyebab lain yang jelas terdeteksi, uji diagnostik besi
13
4. Strategi diagnostik yang optimal untuk anemia pada kehamilan tidak
diketahui tetapi skrining rutin yang tidak dipilih dengan feritin serum di
defisiensi zat besi. Tingkat yang lebih tinggi dari ini tidak
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita
yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Rahmawati, 2020). Dampak
anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
proses persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi
dan stres kurang produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,
14
dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)
(Bhutta et al., 2017). Berikut beberapa dampak akibat terjadinya anemia pada ibu
hamil yaitu :
a. Plasenta Previa
dan janin terganggu. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar Hb selama
Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi
(Reni, 2018).
15
terjadi gangguan keseimbangan antara produksi matrix metalloproteinase
faktor risiko utama persalinan dengan ketuban pecah dini titik CRH juga
c. Perdarahan Antepartum
yang dibawa atau ditransfer ke sel tubuh maupun organ yang vital
16
endometrium atau kurang baiknya nya vaskularisasi desidua (Reni
2018).
d. Dekompensasi Kordis
memasok darah yang kaya oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya.
Hal ini meningkatkan kerja jantung dalam memompa darah dan dapat
jantung titik situasi seperti ini biasanya akan diikuti dengan penurunan
(Reni, 2018).
17
e. Perdarahan postpartum,
ibu hamil anemia mengalami perdarahan post partum. Ibu hamil dengan
anemia. Hal ini senada dengan hasil penelitian Sandven I (2017) yang
post partum pada ibu anemia 8 kali lebih besar dibandingkan ibu yang
a. BBLR
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gr,
normal atau dengan minimal berat lahir 2500 gram. Gizi merupakan
18
salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR. Rendahnya
b. Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang anemia
et al., 2018). Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian lain
2017).
Ibu hamil dengan gizi kurang dan anemia juga berpotensi mengalami
19
Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35-37% Ibu hamil di
c. Kematian Neonatal
Kejadian anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko 1,64 kali lebih
ibu hamil yang tidak anemia (a OR 1,64; 95% CI1,17-2,01; p 0.05) dan
kejadian anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko 1,75 kali lebih
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ima Azizah di
dengan kematian neonatal yaitu, ibu yang anemia berisiko 3,2 kali
anemia (p= 0,013 (OR = 3,2; 95% CI =1,3-7,4). Pada saat hamil, tubuh
ibu mengalami perubahan hematologi berupa plasma darah dan sel darah
zat besi selama 40 minggu kehamilan adalah 750 mg yang meliputi 425
Proses hemodilusi tersebut akan menjadi hal patologis bila asupan zat
gizi kurang dan malabsorpsi. Asupan gizi yang kurang dan malabsopsi
20
akan menyebabkan ketidakseimbangan sehingga berdampak pada
d. Asfiksia neonatorum
kehamilan terjadi pada keadaan kekurangan nutrisi besi, asam folat, dan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subriah
e. Cacat Bawaan
21
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu factor penting dalam
pembentukan janin. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi
resiko lahir cacat. Selain itu makanan yang baik akan membantu system
f. Retardasi mental
12 bulan sebesar 5,8 (aOR5,8; 95% CI1,1–10,5) dan anak yang berumur
18 bulan sebesar 5,1 (aOR5,1; 95% CI1,2– 9,0) kali lebih besar
besi (Wang et al., 2015). Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang
motor function dan Ibu hamil dengan CBSF (cord blood serum ferritin)
terjadi pada awal kehamilan sebesar 7,13 kali lebih tinggi pada ibu hamil
dalam darah pada ibu hamil trimester akhir dengan penurunan mental
22
development index (MDI) anak umur 6 bulan (aOR-2,53; 95%CI -4.87
2.2.7 Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil
apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat berupakepala pusing,
kelenjar limpa. Sedangkan berdasarkan tingkatan anemia nya tanda dan gejala
2. Anemia sedang: lesu, pucat, lidah bibir dan kuku pucat, mudah
darah cepat, frekuensi pernafasan cepat, pucat atau kulit dingin, nyeri
dada, pusing atau kepala terasa ringan, sesak nafas, tidak bisa
berkonsentrasi, pingsan
Reni (2018) :
Anemia pada ibu hamil idealnya harus dideteksi dan ditangani sejak
23
polindes untuk mengetahui kondisi kehamilannya dan mengetahui jika ibu
(Reni 2018)
3. Rumah sakit
dan Puskesmas tidak dapat menangani kasus anemia pada ibu hamil.
Wewenang rumah sakit dalam menangani kasus anemia pada ibu hamil
pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada
bayi
24
1. Anemia Ringan
hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi, dan 400 mg asam folat
parental diberikan dalam bentuk ferri secara im/iv. Diberikan ferum desktran
2. Anemia Sedang
folat peroral sekali sehari. Vitamin C membantu penyerapan zat besi menjadi
a. Minum tablet zat besi dan makan buah yang kaya vitamin C.
3. Anemia Berat
jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin (Pratami
2016).
dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian
preparat besi: fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian
25
preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek
Program pemerintah saat ini untuk setiap ibu hamil mendapatkan tablet
mengandung FeSO4 320 mg (Zat besi 60 mg ) dan asam folat 0,25 mg.
tambahan zat besi selama kehamilan yaitu 1000 mg (Depkes RI, 2016).
1000mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml/im pada gluteus, dapat
yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi dapat
hamil adalah sebagai berikut (Tran, Khai dan McCormack, Suzanne, 2019) :
sehingga progres terapi terpantau dan anemia bisa diatasi dengan baik
26
2. Pengobatan anemia harus dimulai sedini mungkin oleh profesional
(>34 minggu)
3. Pada wanita non-anemia dengan peningkatan risiko deplesi zat besi, 40-
feritin serum harus diperiksa dan besi ditawarkan jika feritin <30 g/l
kedua dan seterusnya untuk wanita dengan anemia defisiensi besi yang
27
7. Penambahan zat besi secara IV harus dipertimbangkan pada wanita yang
28
BAB III LAPORAN KASUS
1. Data Subjektif
a. Biodata
No. Hp : 0812-7070-xxxx
29
b. Alasan Kunjungan/Keluhan Utama
Untuk memeriksakan kehamilannya saat ini, ini kunjungan kelima ibu, ibu
c. Riwayat Menstruasi
HPHT : 22-03-2021
TP : 29-12-2021
d. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Keadaan
Tahun Tempat Jenis Anak
No UK Penolong Nifas Anak
Partus Partus Partus JK/BB
Sekarang
1.
2.
Masalah yang Pernah dialami : lemah, lesu dan pusing, riwayat transfusi
g. Riwayat Imunisasi
dapat TT 1 Kali.
30
h. Riwayat Penyakit/Operasi yang Lalu
Tidak ada.
k. Riwayat KB
Data psikososial : ibu dan keluarga merasa bahagia dengan kehamilan ibu saat
ini, suami mendukung kehamilan ini dengan berusaha menyenangkan hati ibu
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
N : 98 x/i S : 36,6°C
BB sebelum hamil : 61 Kg
BB sekarang : 73 Kg
TB : 165 cm
31
b. Pemeriksaan Fisik
(melalui inspeksi)
varises
c. Pemeriksaan Penunjang
3. ASESSMENT
G2P1A0H1
4. PLAN
4. Kunjungan Ulang saat usia kehamilan 32 minggu atau jika ada keluhan.
32
3.2 Lembar Implementasi
besi.
Hygiene.
33
berat.
Vitamin C 50 mg/hari.
4. Kunjungan Ulang
34
BAB IV PEMBAHASAN
Pengkajian dan pengumpulan data dasar merupakan tahap awal dari asuhan
kebidanan, dilaksanakan dengan cara pengkajian data subjektif, data objektif dan
data penunjang lainnya. Pengkajian data subjektif pada Ny. M usia 28 thn yaitu Ibu
mengatakan ini kehamilan keduanya dan pernah keguguran satu kali pada
kebidanan RS Unand yaitu kepada petugas kesehatan baik bidan maupun dokter.
Berdasarkan tinjauan teori keluhan yang dialami oleh Ny. M sesuai dengan
gambaran klinis dari anemia defisiensi besi antara lain adalah ibu merasa lemah,
letih, lesu dan lunglai. Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb)
<11 gr/dL pada trimester pertama dan <10,5 gr/dL pada trimester kedua dan ketiga,
dan <10 gr/dL postpartum (Tran Khai dan McCormack Suzanne, 2019).
wanita hamil yang sehat sebagai akibat dari ekspansi volume plasma yang relatif
lebih besar yaitu sebesar 30-40% dibandingkan dengan peningkatan massa Hb dan
volume eritrosit sebesar 20-25%. Hal ini menyebabkan sedikit penurunan kadar
riwayat transfusi feritinin 2 kali. Pada pengkajian data objektif saat ini didapatkan
dari hasil pemeriksaan fisik pada Ny. M antara lain : keadaan umum baik,
35
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan Hb : 11,4 gr/dL, serum
feritinin : 72,19 mcg/L. Menurut rekomendasi BHSI Skrining anemia pada ibu
pada trimester pertama dan <10,5 gr/dL pada trimester kedua dan ketiga, dan
minggu.
3. Jika anemia tanpa penyebab lain yang jelas terdeteksi, uji diagnostik besi oral
harus diberikan tanpa penundaan, dengan hitung darah lengkap berulang dalam
2-3 minggu.
4. Strategi diagnostik yang optimal untuk anemia pada kehamilan tidak diketahui
tetapi skrining rutin yang tidak dipilih dengan feritin serum di luar konteks
6. Wanita non-anemia yang berisiko kekurangan zat besi harus diidentifikasi dan
diberi zat besi profilaksis secara empiris atau memeriksakan feritin serum
terlebih dahulu.
7. Tingkat feritin serum <30 g/l pada kehamilan merupakan indikasi defisiensi
zat besi. Tingkat yang lebih tinggi dari ini tidak mengesampingkan kekurangan
zat besi.
36
Berdasarkan rekomendasi BHSI di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi
Ny. M saat ini sedang berada pada batas normal (stabil). Namun tetap diperlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin dan pola hidup sehat dengan memperbanyak
makan makanan yang kaya akan zat besi serta suplementasi tablet Fe untuk
mempertahankan kondisi normal ibu sampai saat persalinan dan nifasnya nanti.
berkaitan satu sama lain. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab,
seperti defisiensi mikronutrien (zat besi, folat, dan vitamin B12), kelainan genetik,
atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan zat besi atau penurunan
penyerapan zat besi, penyakit ginjal kronis, neoplasma, dan penyakit autoimun.
berkembang. Sekitar 50% kasus anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi
(Kemenkes, 2020):
1. Pola makan yang kurang beragam dan bergizi seimbang. Pada masa kehamilan
karbohidrat dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang lengkap. Ibu hamil
juga sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi
seperti hati, ikan, telur daging, tahu , tempe, sayuran bewarna hijau dan buah
berwarna. Pola makan yang tidak baik pada ibu hamil akan menyebabkan ibu
Sebanyak 90% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh asupan zat besi yang
37
2. Mengalami infeksi yang menyebabkan ibu kehilangan zat besi yaitu Infeksi
3. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat (jarak kehamilan kurang dari 2
anemia dikarenakan tubuh ibu tidak punya waktu yang cukup untuk
diagnosa Ny. M G2P0A1H0 usia kehamilan 24-25 minggu janin hidup tunggal
intrauterin dengan anemia defisiensi besi. Hal ini sesuai dengan kajian teori bahwa
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), dan angka kematian
sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal karena
wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Rahmawati, 2020).
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
38
(daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang produksi ASI rendah), dan gangguan
1. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup terutama makanan
yang kaya zat besi seperti : sayur-sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, hati ayam, buah bit, dsb. Kurangi konsumsi cafein agar tidak
Hygiene ibu.
4. Membekali ibu dengan 90 tablet besi 60 mg /hari, asam folat 600 mcg/hari.
Vitamin C 50 mg/hari.
obgyn yaitu menyarankan ibu untuk ANC rutin sesuai waktu yang
perkembangan kondisi anemia ibu. Hal ini sesuai dengan teori berdasarkan
39
rekomendasi BHSI 2019, penanganan anemia pada ibu hamil diantaranya (Tran,
2. Penambahan zat besi secara IV harus dipertimbangkan dari trimester kedua dan
seterusnya untuk wanita dengan anemia defisiensi besi yang dikonfirmasi tidak
40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada trimester pertama dan <10,5 gr/dL pada trimester kedua dan ketiga, dan <10
gr/dL postpartum (Tran Khai dan McCormack Suzanne, 2019). Anemia yang
sering terjadi adalah anemia defisisensi zat besi yaitu menyerang lebih dari 600 juta
Pengkajian data subjektif pada Ny. M usia 28 tahun yaitu Ibu mengatakan
ini kehamilan keduanya dan pernah keguguran satu kali pada kehamilan
sebelumnya. Ibu memiliki riwayat transfusi feritinin 2 kali. Pada pengkajian data
diagnosa Ny. M G2P0A1H0 usia kehamilan 24-25 minggu janin hidup tunggal
intrauterin dengan anemia defisiensi besi. Perencanaan pada kasus Ny. M telah
41
5.2 Saran
secara interprofesional.
42
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reni Yuli. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:
Trans Info Media
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
Rahmawati, Sari. 2020. Upaya Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil dengan
Penyuluhan dan Pemberian tablet Zat Besi di Desa Mandalasari. Jurnal
Kreativitas , Vo. 4, No. 3, Hal 527-534.
Reni Yuli Astuti, Dwi Ertiana. 2018. Anemia Dalam Kehamilan. Jakarta : CV.
Pustaka Abad
43
Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, Vol.30, No.2, Hal. 199–
204
Shinta Ika Shandi, Desi Wijayanti. 2021. Pengaruh Kekurangan Energi Kronik
(Kek) Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Cepiring
Kabupaten Kendal. ISSN 2086-5562. Kendal : Jurnal Kebidanan
Indonesia, Vol 12, No 1.).
Mireku, M. O. et al. 2016. Prenatal Iron Deficiency, Neonatal Ferritin, and Infant
Cognitive Function. Pediatrics, Vol.138, No.6.
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI AKI.
Supas. Jakarta;2015
Fatonah, S. 2016. Gizi dan Kesehatan untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Badan Pusat Statistik. 2015. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun
2015. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Badan Pusat Statistik 2015 Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
44
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2017. Padang
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et
al. 2014. Williams Obstetrics. 24th edit. Mc Graw Hill.
45