Disusun Oleh :
Kelompok 7
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Sigit Rival Mahesa, S,Kep JNR0220088
Lilik Umini, S.Kep JNR0220058
Elis Aninda, S.kep JNR0220031
Winarni Widya A, S.Kep JNR0220107
Pipin Patmawati, S.Kep JNR0220076
Noviana Fatmala M, S.Kep JNR0220068
Nanda Amalia, S.Kep JNR0220066
Iis Istiqomah Nur P, S.Kep JNR0220047
Adinda Nurhaliza, S.Kep JNR0220002
Yani Triyani, S.Kep JNR0220109
Aisyah Maulani P, S.Kep JNR0220005
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Kejadian Diare Pada Anak Usia 1-4 Tahun DI Ruangan Aria Kamuning RSUD
Gunung Jati Cirebon” yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu nilai tugas
mata kuliah “Keperawatan Anak” yang di bimbing oleh Bapak Ns. Nanang
Saprudin, S. Kep., M. Kep. dan Ibu Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep., M.Kep.
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
manfaat dari laporan ini. Atas kritik dan sarannya penulis menyampaikan
terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I LATAR BELAKANG................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Proyek Inovasi...................................................................................4
1.3 Manfaat Proyek Inovasi.................................................................................4
1.3.1 Manfaat Teoritis............................................................................................4
1.3.2 Manfaat Praktis..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................................6
2.1 Diare..............................................................................................................6
2.1.1 Definisi Diare................................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Diare............................................................................................6
2.1.3 Faktor-Faktor Kejadian Diare........................................................................7
2.2 Inovasi Madu.................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Madu............................................................................................9
2.2.2 Kandungan Madu..........................................................................................9
BAB III RENCANA KEGIATAN DAN SOP....................................................11
3.1 Analisa Masalah..........................................................................................11
3.2 Rencana Kegiatan........................................................................................11
3.3 Standar Oprasi Prosedur (SOP)...................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................13
4.1 Hasil Proyek Inovasi....................................................................................13
4.2 Pembahasan.................................................................................................15
4.3 Literature review.........................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18
5.1 Simpulan......................................................................................................18
5.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI................................................................20
iii
BAB I
LATAR BELAKANG
sedikit materi dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari (atau lebih sering
dari pada biasanya) (WHO,2019). Bentuk feses yang keluar dapat berupa cair dan
mungkin disertai lendir atau darah. Pada beberapa kasus bisa terdapat muntah dan
bisa juga tidak terdapat muntah. Diare termasuk penyakit yang bisa dicegah dan
diatasi, tetapi bila tidak ditangani secara langsung dapat menyebabkan kematian
akibat dehidrasi. Diare merupakan salah satu keadaan yang sering terjadi di
negara berkembang. Meskipun diare merupakan penyakit yang bisa dicegah dan
diobati, diare masih merupakan penyakit penyebab kematian kedua pada anak-
kurang lebih 2 juta kasus diare 1,5 juta dari kasus tersebut menyebabkan kematian
dan 80% dari kasus tersebut adalah anak-anak berumur 2 tahun (WHO, 2019).
Pada tahun 2004 diare menyebabkan 6,9% kematian dan menjadi penyebab
kematian yang disebabkan oleh diare di Indonesia sudah menurun dari penyebab
kematian pertama tahun 1972 menjadi nomor 54 pada tahun 1996. Diare menjadi
1
2
karena faktor infeksi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan parasit.
makanan seperti alergi susu sapi dan alergi makanan lainnya defisiensi vitamin
seperti niacin dan folat, dan faktor lingkungan yang tidak higienis sehingga
lingkungan tempat tinggal, faktor pendidikan orang tua, faktor sosial ekonomi,
dan faktor nutrisi bayi baik dari makanan atau keadaan status gizi bayi tersebut
Madu sudah dikenal sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit sejak
zaman dahulu, namun madu belum banyak digunakan dalam pengobatan modern
tinggi bagi dunia medis. Madu dapat mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan
oleh bakteri atau mikroba. Madu dapat dipakai untuk mengatasi diare karena efek
antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang mudah dicerna. Manfaat madu lain
adalah membantu dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat diare.
Dalam cairan rehidrasi, madu dapat menambah kalium dan serapan air tanpa
yang rusak, merangsang pertumbuhan jaringan baru dan bekerja sebagai agen
3
seperti C. Frundii, P. Shigelloides, dan E. Coli, juga dapat dihambat oleh ekstrak
Uji klinis pemberian madu pada anak yang menderita gastroenteritis telah
diteliti, Para peneliti mengganti glukosa di dalam cairan rehidrasi oral yang
Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas bakterisidal
akut pada anak yang berusia 1-5 tahun. Madu juga dapat mengendalikan berbagai
jenis bakteri dan penyakit menular. Madu juga mempunyai pH yang rendah hal
yang berada dalam usus dan lambung. Untuk metode terapi madu yang diberikan
pada anak usia 1-5 tahun ini diberikan selama 5 hari dengan dosis madu 5 cc yang
ditambahkan pada air hangat 10 cc diberikan 3 kali sehari pada pukul 07.00,
15.00, dan 21.00 WIB. Madu yang digunakan dalam studi kasus ini adalah madu
murni.
pemberian madu sebagai langkah efektif dalam mengatasi masalah diare akut
keperawatan anak terutama dalam terapi non farmakologis proyek inovasi ini
1. Bagi Pasien
Dengan memberikan madu dapat menurunkan tingkat diare yang di
alami pasien
2. Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang bedah anak
Dengan dilaksanakannya proyek inovasi ini dapat menambah
pengetahuan pada tenaga kesehatan mengenai intervensi non
farmakologis pemberian madu dapat menurunkan kejadian diare pasien
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pemberian terapi non
farmakologis dalam menangani pasien dengan penurunan kejadian
diare dengan memberikan madu pada pasien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Diare
kumpulan gejala yang ditandai buang air besar encer (cair), lebih banyak dari
biasa, bisa atau tidak disertai darah dan lendir, dapat atau tidak disertai muntah.
Frekuensi pada bayi baru lahir lebih dari 3 kali, pada bayi dan anak lebih dari 2
kali per hari (Ikatan Dokter Anak Indonesia,2009). Berdasarkan World Health
Organization (WHO) diare adalah keluamya feses dalam bentuk cairan ataupun
mengandung sedikit materi dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari (atau
Nelson Textbook of Pediatrics adalah keluamya tinja air dan elektrolit yang hebat.
Pada bayi, volume tinja lebih dari 15g/kg/24 jam dapat disebut diare. Pada umur 3
tahun, yang volume tinjanya sudah sama dengan volume orang dewasa, volume
meningkat dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan berlangsung dalam
6
7
2. Diare kronik yaitu diare yang berkelanjut sampai 2 minggu atau lebih
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama
Menurut Widjaja (2002) dan Depkes (2010) ada beberapa faktor faktor
2. Faktor umur
mukosa usus masih belum baik, sehingga daya tahan tubuh masih
7-24 bulan, hal ini teijadi karena : a. Bayi usia 7 bulan ini
berarti juga anti bodi yang masuk bersama ASI berkurang. Setelah
Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin sering dan berat diare
4. Faktor lingkungan
hidup sehat dari keluarga. Oleh karena itu dalam usaha mencegah
Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian
lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi serangga Madu mengandung
sejumlah senyawa dan sifat antioksidan yang telah banyak diketahui. Sifat
antioksidan dari madu yang berasal dari zat-zat enzimatik (misalnya, katalase,
glukosa oksidase dan peroksidase) dan zat-zat non enzimatik (misalnya, asam
flavonoid dan asam fenolat). Jumlah dan jenis antioksidan ini sangat tergantung
pada sumber bunga atau varietas madu, dan telah banyak banyak penelitian yang
pada saluran cerna dan pernafasan, serta meningkatkan kebugaran tubuh. Madu
10
alumunium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin–vitamin yang terdapat dalam madu
adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin,
asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K. Sedangkan enzim yang
peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur kandungan lain madu adalah memiliki zat
antibiotik atau antibakteri. Salah satu metode yang telah ditekankan dalam
madu. Madu adalah satu nutrisi kaya yang mengandung karbohidrat, enzim, asam
amino, asam organik, mineral, senyawa aromatik, pigmen, dan serbuk sari. Kaitan
antara terapi madu dan diare, bahwa madu memiliki aktivitas bakterisidal yang
spesies dari Salmonella, Shigella, dan E.colli. Uji klinis dari pengobatan madu
pada anak-anak yang telah diteliti Adebolu, Adeoye, & Oyetayo (2015), dan
menemukan bahwa madu alami dapat menurunkan bakteri pada penyakit diare.
kerusakan permukaan kripte usus dan adanya efek madu sebagai prebiotik yang
11
12
1. Madu murni
PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Tahap pra interaksi
1. Mengkonfirmasi identitas klien
2. Menyiapkan madu sesuai takaran
b. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada klien dengan menyapa nama pasien dan
perawat memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian madu murni pada
pasien
3. Melakukan kontrak waktu dan tempat kepada pasien
4. Menanyakan persetujuan dan persiapan klien sebelum kegiatan
pemberian madu
c. Tahap kerja
Langkah-langkah :
1. Persiapan alat
a) Persiapan 5 cc madu murni
b) Siapkan 10 cc air mineral hangat
c) Gelas & Sendok teh
2. Fase Kerja
a) Siapkan gelas dan sendok teh
b) Berikan 5 cc madu murni dicampurkan dengan 10 cc air mineral hangat
dan berikan pada anak usia 1-5 tahun. Pemberiannya dapat dilakukan 3
kali sehari dalam jangka waktu pemberian inovasi madu 5 hari.
d. Tahap terminasi
1. Merapikan alat dan bahan
2. Evaluasi setelah melakukan pemberian madu murni
3. Salam
4. Dokumentasi tindakan yang sudah dilakukan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari proyek inovasi ini akan menyajikan hasil pelaksnaan tentang
pengaruh pemberian madu terhadap anak usia 1-4 tahun yang sedang mengalami
diare di ruang anak Aria Kemuning RSUD Gunung Jati. Waktu pelaksanaan
dengan jumlah 3 orang pasien sedang mengalami diare di ruang anak RSUD
pemberian madu pada anak usia 1-4 tahun di RSUD Gunung Jati Cirebon.
Tabel 4.1 Gambaran Kejadian Diare Sebelum Pemberian Madu Pada Anak
Usia 1-4 Tahun di Ruangan RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun
2023.
Kejadian Diare Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 3 100
Tidak 0 0
Total 3 100
13
14
pemberian madu pada anak usia 1-4 tahun di RSUD Gunung Jati Cirebon.
Tabel 4.2 Gambaran Kejadian Diare Sesudah Pemberian Madu Pada Anak
Usia 1-4 Tahun di RSUD Gunung Jati Cirebon
Kejadian Diare Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 1 33,3
Tidak 2 66,7
Total 3 100
sesudah pemberian madu pada anak usia 1-4 tahun di RSUD Gunung Jati Cirebon
Diukur menggunakan uji t-test independent. Berikut disajikan hasil analisis t-test
Tabel 4.4 Kejadian Diare Sebelum dan Sesudah Pemberian Madu Pada
Anak Usia 1-4 Tahun di RSUD Gunung Jati Cirebon Tahun 2023
Pemberian P
N Mean SD SE Signifikasi
Madu Value
Nilai Sig. (2-
Pre Test 3 1,00 0,000 0,00 tailed) > 0,05,
0,000 maka tidak
Post Test 3 1,67 0,577 0,333 terdapat Pengaruh
yang signifikan
pemberian madu diperoleh nilai Mean = 1,00 , pada kelompok setelah pemberian
madu nilai Mean = 1,67 dan diperoleh hasil p value = 0,00 (> 0,05) yang artinya
terdapat pengaruh pemberian madu pada kejadian diare pada anak usia 1-4 Tahun
4.2 Pembahasan
di ruang anak RSUD Gunung Jati Cirebon dann berdasaekan hasil analisis
statistik di dapatkan p value 0,000 > 0,05 artinya terdapat pengaruh pemberian
madu terhadap penderita diare anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Abdul
16
ada pengaruh yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian madu terhadap
dari tahun 2017 sebesar 7.0%. tingginya angka diare disebabkan oleh beberpa
faktor di antaranya kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang
pengetahuan dan perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung
Madu dapat digunakan sebagai anti bakteri dan prabiotik yang dapat
mengatasi diare. Selain itu, madu juga mampu mengobati masalah konstipasi dan
termasuk spesies dari salmonella,shigella dan e-coli. Sifat anti abkteri yang
terdapat pada madu dipengaruhi oleh osmolaritas madu yang tinggi, kandungan
rendah air, pH yang rendah sehingga keasaman madu menjadi lebih tinggi. Madu
2021).
17
No. Nama Judul Lokasi Desain Jumlah Metode Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Sample Pemilihan
Sample
5.1 Simpulan
1. Dari hasil analisis diperoleh nilai kejadian diare sebelum diberikan madu
kepada 3 pasien, menunjukkan seluruhnya mengalami diare (100%).
2. Dari hasil analisis diperoleh nilai kejadian diare sesudah diberikan madu
kepada 3 pasien, menunjukkan sebagian besar tidak mengalami kejadian
diare 2 pasien (66,7%) dan 1 pasien mengalami kejadian diare (33,3%).
3. Dari hasil analisis sebelum diberikan madu diperoleh nilai Mean = 1,00,
sedangkan setelah diberikan madu diperoleh nilai Mean = 1,67 dan
diperoleh hasil p value = 0,00 (< 0,05) yang artinya terdapat pengaruh
pemberian madu untuk mengurangi kejadian diare di Ruang Aria
Kemuning RSUD Gunung Jati Cirebon tahun 2023.
5.2 Saran
1. Bagi Pasien
Dapat menambah pengetahuan tentang mengatasi kejadian diare pada anak
dengan cara pemberian madu, sehingga dapat mengurangi kejadian diare
pada pasien.
2. Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Anak
Bagi Rumah Sakit Khususnya Ruang Aria Kemuning diharapkan dengan
dilaksanakannya proyek inovasi ini dapat menambah pengetahuan
mengenai intervensi non farmakologis.
3. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dalam impelentasi pemberian terapi non
farmakologis untuk menurunkan kejadian diare pada anak yang sedang
menjalani perawatan dengan cara diberikan madu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jenson. (2000). kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare pada anak
Nurmaningsih et al. (2015). pengaruh edukasi PHBS tentang cuci tangan terhadap
Smith, K. . dan E. G. (2019). Faktor yang memengaruhi kejadian diare pada anak
who. (2019). Gambaran kejadian diare pada anak usia 1-4 tahun.
Widjaja. (2002). faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia
1-4 tahun.
Wulandari. (2019). obat diare yang disimpan di rumah tangga di Indonesia. media
Statistics
sebelum sesudah
pemberian pemberian
madu terhadap madu terhadap
kejadian diare kejadian diare
N Valid 3 3
Missing 0 0
Mean 1.00 1.67
Std. Error of Mean .000 .333
Median 1.00 2.00
Std. Deviation .000 .577
t-test independent
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 27.363 a
2 .000
Likelihood Ratio 35.854 2 .000
Linear-by-Linear Association 25.390 1 .000
N of Valid Cases 3