Anda di halaman 1dari 11

Nama : ADINDA NURHALIZA

NIM : JNR0220002

PROFESI NERS

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH)

A. PENGERTIAN
Intra Cerebral Hemoragik (ICH) adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan
otak. Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan lesi pendarahan diantara neuron
otak yang relative normal. Indikasi di lakukan operasi adanya daerah
hiperdens, diameter > 3 Cm, perifer, adanya pergeseran garis tengah. (Amin
dan Hardhi, 2015).
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan
otak. Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-
kadang disertai lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya
daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi jika single, diameter lebih
dari 3 cm, perifer, adanya pergeseran garis tengah, Secara klinis hematom
tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologis/lateralisasi. Operasi yang
dilakukan biasanya adalah evakuasi hematom disertai dekompresi dari tulang
kepala. Faktor-faktor yang menentukan prognosenya hampir sama dengan
faktor-faktor yang menentukan prognose perdarahan subdural (Paula, 2011).
Intra secerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak itu
sendiri. Hal ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera
kepala terbuka. .Intra serebral hematom dapat timbul pada penderita stroke
hemorgik akibat melebarnya pembuluh nadi. (Corwin,2011).
Sesuai beberapa pendapat para ahli diatas saya menyimpulkan
bahwa Itra Cereberal Hemoragik (ICH) adalah pendarahan yang terjadi dibagian
jaringan otak, hal itu dapat terjadi pada penderita cidera kepala tertutup yang berat
atau cedera kepala terbuka.
B. ETIOLOGI
Etiologi dari Inra Cerebral Hemoragik menuerut Suyono (2010) adalah :
- Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
- Fraktur depresi tulang tengkorak
- Gerak aklerasi dfan deselarasi tiba – tiba
- Cedera penetrasi peliru
- Jatuh
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Hipertensi
- Malformasi arteri venosa
- Distrasia darah
- Obat
- Merokok

C. KLASIFIKASI
ICH secara umum diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder.
a. ICH primer adalah pendarahan spontan dari arteriol kecil klasik yang
rusak karena hipertensi kronis di regio subkortikal otak atau
amiloidangiopathy di regio kortikal otak. PIS primer diperkirakan sekitar 80%
dari semua kasus.
b. Sedangkan PIS sekunder merupakan perdarahan sebagai hasil dari
beberapa keadaan patologik vaskular yang mendasarinya atau penyebab lainnya,
yaitu arteriovenous malformation (AVM), neoplasma intrakranial, angioma
kavernos, angioma vena, trombosis venaserebral, koagulopati (baik primer
atau karena obat, seperti pada pasien terapi warfarin kronis), vaskulitis, kokain
atau penggunaan alkohol dan berubah menjadi strokehemoragik dari stroke
iskemik.

D. PATOFISIOLOGI
Pendarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena rupture arteri
serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah dari
pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau
didekatnya, sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan.
Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga
mengakibatkan vasospasme pada arteri disekitar pendarahan, spasme ini dapat
menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran willisi, pendarahan aneorisma-
aneorisma ini merupakan lekukan-lekukan berdinding tipis yang menonjol pada
arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneorisme makin besar dan kadang-
kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan fisiologis pada orang
dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per 100gr jaringan otak.
Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100gr jaringan otak akan
menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik,
sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak
sedangkan oksigen diperoleh dari darah, otak sendiri hampir tidak ada cadangan
oksigen dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap
saat. Bila suplay oksigen terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak,
bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jelas/lesi yang tidak putih lagi
(ireversibel) dan kemudian kematian. Pendarahan dapat meninggikan tekanan
intracranial dan menyebabkan ischemi didaerah lain yang tidak pendarahan,
sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik secara umum
maupun local. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung
beberapa menit, jam bahkan beberapa hari (Corwin, 2009).

E. MANIFESTASI KLINIS
Intra Cerebral Hemoragik mulai dengan tiba-tiba, hal itu diawali
dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktivitas. Meskipun begitu,pada orang
tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya
disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan.
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa,
danmati rasa, seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. Orang
kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan
kemungkinan terganggu atau hilang. Mata bisa di ujung perintah yang
berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil.
Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi
di dalam hitungan detik sampai menit.
Menurut Corwin (2011) manifestasi klinik dari dari Intra cerebral Hematom
yaitu :
a.Kesadaran mungkin akan segera hilang, atau bertahap seiring dengan
membesarnya hematom.
b.Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi abnormal.
c.Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal.
d.Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium.
e.Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan
motorik dapat timbul segera atau secara lambat.
f.Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan
tekanan intra cranium.

F. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada perdarahan intrakranial, antara lain :
- Kematian
- Sistem saraf: defisit neurologis, kejang, hidrosefalus, spastisitas, nyeri neuropati,
herniasi otak
- Sistem pernafasan: pneumonia aspirasi, emboli paru
- Pembuluh darah perifer: deep vein thrombosis (DVT), ulkus decubitus
- Sistem kemih: infeksi saluran kemih
- Sistem pencernaan: perdarahan saluran pencernaan
- Sistem kardiovaskular: infark miokard atau gagal jantung
- Risiko jatuh

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemerikasaan penunjang dari Intra Carnial Hematom adalah sebagai berikut :
- Angioterapi
- CT scanning
- Lumbal fungsi
- MRI
- Thorax foto
- Labolatorium
- EKG

H. PENATALAKSAAN MEDIS
Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke
ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic, khususnya
pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yangkronis. Lebih dari
setengah orang yang mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa
hari. Mereka yang bertahan hidup biasanya kembali sadar dan beberapa
fungsi otak bersamaan dengan waktu. Meskipun begitu, kebanyakan tidak
sembuh seluruhnya fungsi otak yang hilang.
Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari
strokeischemic. Anticoagulant (seperti heparin dan warfarin), obat-
obatantrombolitik dan obat-obatan antiplatelet (seperti aspirin) tidak
diberikankarena membuat pendarahan makin buruk. Jika orang yang
menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah,mereka
bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti :
a.Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
b.Transfusi atau platelet.
c.Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet
(plasma segar yang dibekukan).
d.Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein didalam darah
yang membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan).
e.Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di
dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang
dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. Juga,
pengangkatan penumpukan darah bisa memicu pendarahan lebih, lebih
lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang parah. Meskipun begitu,
operasi ini kemungkinan efektif untuk pendarahan pada kelenjar pituitary
atau pada cerebellum.
Menurut Corwin (2011) menyebutkan penatalaksanaan untuk Intra
Cerebral Hematom adalah sebagai berikut:
a.Observasi dan tirah baring terlalu lama
b.Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuasi
hematom secara bedah
c.Mungkin diperlukan ventilasi mekanis.
d.Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok.
e.Metode – metode untuk menurunkan tekanan intrakranium termasuk pemberian
diuretik dan obat anti inflamasi.
f.Pemeriksaan Laboratorium seperti : CT Scan, Thorax foto, dan
laboratorium lainnya yang menunjang.

I. MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan nyeri kepala (D.0077 Hal : 172)
2. Risiko Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan
hipertensi(D.0017 Hal : 51)
3. Gangguan komunikasi verbal dengan penurunan sirkulasi selebral ditandai
dengan tidak mampu berbicara (D.0119 Hal : 264 )
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
ditandai dengan kelemahan fisik (D.0054Hal : 124)
 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut

Tujuan Intervensi
Setelah di lakukan perawatan Observasi
selama 1x8jam diharapkan nyeri 1. Identifikasi lokasi,
berkurang denganKriteria hasil : karakteristik,durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,intensitas
2. Meringis menurun nyeri
3. Gelisah menurun 2. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri

Terapeutik
3. Hindari pemasangan infus
atauKontrol lingkungan
yangmemperberat rasa nyeri.
4. Berikan teknik
nonfarmakologis
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Edukasi
6. Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik jika
perlu.
2. Resiko Perfusi Cerebral

Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 1x8 Jam 1. Identifikasi peningkatan TIK
diharapkan Perfusi Serebral dapat 2. Monitor tanda gejala
membaik dengan Kriteria hasil peningkatan TIK
SLKI : 3. Monitor status pernapasan
1. Sakit kepala menurun 4. Monitor intake dan output
2. Gelisah menurun cairan

Terapeutik
5. berikan posisi semi-fowler
6. pertahankan suhu tubuh
normal

3. Gangguan Komunikasi Verbal

Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1x4 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau
masalah gangguan komunikasi keluhan fisik lainnya
verbal dapat menurun Kriteria 2. Identifikasi toleransi fisik
hasil SLKI : melakukan amblasi
1. Kemampuan berbicara
meningkat Terapeutik
2. Kontak mata meningkat 3. Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu
4. Fasilitasi melakukan
mobilasi fisik
5. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
6. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
7. Berikan tindakan ROM
8. Anjurkan melakukan
ambulasi dini

Edukasi
9. Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan
4. Gangguan Mobilitas Fisik

Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 1x4 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau
diharapkan normal dengan keluhan fisik lainnya
criteria hasil SLKI : 2. Identifikasi toleransi fisik
1. Pergerakan ekstremitas melakukan ambulasi
meningkat
2. Gerakan terbatas Terapeutik
menurun 3. Fasilitasi aktivitas ambulasi
3. Kelemahan fisik dengan alat bantu
menurun 4. Fasilitasi melakukan mobilasi
fisik
5. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi

Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
7. Anjurkan melakukan ambulasi
dini
8. Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan

Intra Cerebral
Hemoragik
(ICH) adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan lesi pendarahan di
antara neuron otak yang relative normal. Indikasi di lakukan operasi
adanya daerah hiperdens, diameter > 3 Cm, perifer, adanya pergeseran
garis tengah. (Amin dan Hardhi, 2015)
Intra Cerebral
Hemoragik
(ICH) adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan lesi pendarahan di
antara neuron otak yang relative normal. Indikasi di lakukan operasi
adanya daerah hiperdens, diameter > 3 Cm, perifer, adanya pergeseran
garis tengah. (Amin dan Hardhi, 2015)
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi Intra Cerebral
Hemoragik
Intra Cerebral
Hemoragik
(ICH) adalah perdarahan yang
terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat
robekan pembuluh darah yang
ada dalam
jaringan otak. Pada pemeriksaan
CT Scan didapatkan lesi
pendarahan di
antara neuron otak yang
relative normal. Indikasi di
lakukan operasi
adanya daerah hiperdens,
diameter > 3 Cm, perifer,
adanya pergeseran
garis tengah. (Amin dan Hardhi,
2015).
ntra Cerebral
Hemoragik
(ICH) adalah perdarahan yang
terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat
robekan pembuluh darah yang
ada dalam
jaringan otak. Pada pemeriksaan
CT Scan didapatkan lesi
pendarahan di
antara neuron otak yang
relative normal. Indikasi di
lakukan operasi
adanya daerah hiperdens,
diameter > 3 Cm, perifer,
adanya pergeseran
garis tengah. (Amin dan Hardhi,
2015).

Anda mungkin juga menyukai