Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Intracranium Hemoragic (ICH)

NAMA : Imro’atul Jamila


NIM : 19020036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
1.1 Definisi
Intra Cerebral Hematom (ICH) merupakan koleksi darah fokus yang biasanya
diakibatkan oleh cidera regangan atau robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang
kadang-kadang disertai lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya
daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi jika Singel, diameter lebih dari 3
cm, Perifer, adanya pergeseran garis tengah (Paula, 2012).

1.2 Etiologi
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom menurut Sudoyono (2013) adalah :
 Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
 Fraktur depresi tulang tengkorak
 Gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba
 Cedera penetrasi peluru
 Jatuh
 Kecelakaan kendaraan bermotor
 Hipertensi
 Malformasi Arteri Venosa
 Aneurisma
 Distrasia darah
 Merokok

1.3 Klasifikasi
Klasifikasi intracranial hematom menurut Sudoyono (2013) diklasifikasikan
menjadi:
a. Hematom supra tentoral
b. Hematom serbeller
c. Hematom pons batang otak
1.4 Patofisiologi
Perdarahan intracranial ini dapat disebabkan karena kecelakaan yang
menyebabkan trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, gerak akselerasi
dan deselerasi tiba-tiba, hipertensi, malformasi arteri venosa, distrasia darah
sehingga menyebabkan pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah tersebut
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan disekitarnya atau didekatnya
sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan tertekan. Darah yang keluar dari
pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan vasospasme
pada arteri disekitar perdarahan, perdarahan ini dapat menyebar keseluruh
hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan aneorisma ini merupakan lekukan-
lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah.
Makin lama aneurisma makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan
aktivitas. Dalam keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang
mengalir ke otak 58ml/menit per 100 gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak
turun menjadi 18 ml/ menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian
aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala ini
masih reversible. Oksigen sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh
dari darah. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan fungsi otak,
bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jejas atau lesi yang irreversibbel.
Perdarahan dapat meninggikan tekanan intracranial dan menyebabkan ischemi
didaerah lain yang tidak perdarahan, sehingga dapat berakibat mengurangnya
aliran darah ke ottak baik secara umum maupun lokal (Corwin, 2012).

1.5 Pathway
1.6 Manifestasi klinis
Menurut Corwin (2012) manifestasi klinik dari dari Intra cerebral Hematom yaitu :
 Kesadaran mungkin akan segera hilang, atau bertahap seiring dengan
membesarnya hematom.
 Pola pernapasaan dapat secara progresif menjadi abnormal
 Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal
 Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium
 Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan
gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat
 Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan
peningkatan tekanan intra cranium.
1.7 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dari Intracranial Hematom menurut Sudoyono (2013)


adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan radiologi
 CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
 MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
 Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma
atau malformasi vaskuler.
 Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke.
b. Pemeriksaan laboratorium
 Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
Gula darah dapat mencapai 250 mg dalajm serum dan kemudian berangsur-
angsur turun kembali.
 Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
1.8 Diagnosa banding
 Stroke iskemik, stroke hemoragic
 Ensefalitis herpes simpleks
 Subdural hematoma
 Epidural hematoma

1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Intracranial Hematoma (ICH):
 Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse
 Transfusi atau platelet
 Transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet
(plasma segar yang dibekukan)
 Pemberian infus pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah
yang membantu darah untuk menggumpal (faktor penggumpalan)
 Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di
dalam tengkorak, bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup, jarang
dilakukan karena operasin itu sendiri bisa merusak otak.

Corwin (2000) menyebutkan penatalaksanaan untuk Intra Cerebral Hematom


adalah sebagai berikut :

 Observasi dan tirah baring terlalu lama


 Mungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan evakuasi hematom
secara bedah
 Mungkin diperlukan ventilasi mekanis
 Untuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok
 Metode-metode untuk menurunkan tekanan intra kranium termasuk
pemberian diuretik dan obat anti inflamasi
1.10 Komplikasi
Beberapa komplikasi kemungkinan akan menjadi permanen menurut Sudoyono
(2013) beberapa di antaranya adalah:
 Paralysis
 Beberapa bagian tubuh terasa lemah atau mati rasa
 Kesulitan menelan atau disfagia
 Penglihatan terganggu
 Kesulitan berbicara
 Kesulitan memahami kata-kata atau informasi
 Kebingungan
 Hilang ingatan
 Perubahan sifat dan masalah emosional (depresi)
 Demam
 Pembengkakan otak

1.11 Proses keperawatan

1.1.1 Pengkajian

 Pengumpulan data
1. Identitas klien meliputi
 Nama, umur : pasien pada intracranial hematom kebanyakan terjadi pada
usia tua 45-75 tahun hal tersebut terjadi karena elastisitas pembuluh
darahnya berkurang sehingga mudah pecah)
 Jenis kelamin : pada pasien ICH laki-laki lebih sering terjadi dari pada
perempuan, hal tersebut bisa terjadi salah satunya perilaku yang tidak baik
seperti merokok
 Pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo,
dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasaanya penyebab pasien ICH kebanyakan karena kecelakaan
sehingga menyebabkan trauma kepala, selain itu penyakit tekanan darah yang
terlalu tinggi atau hipertensi juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh
darah sehingga terjadi ICH.
4. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran
Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang
tidak bisa bicara
Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
 Pemeriksaan integument
Kulit : jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu juga
dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol karena
klien harus bed rest 2-3 minggu
 Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis
 Rambut : umumnya tidak ada kelainan
 Pemeriksaan kepala dan leher
 Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas terdengar ronchi, wheezing
ataupun suara nafas tambahan, pernafasan tidak teratur akibat penurunan
refleks batuk dan menelan.
 Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan
kadang terdapat kembung.
 Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
 Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
 Pemeriksaan neurologi
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan radiologi : CT scan : didapatkan hiperdens fokal,
kadang-kadang masuk ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
 MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
 Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskuler.
 Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung,
apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah
satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.
 Pemeriksaan laboratorium : fungsi lumbal : pemeriksaan likuor
yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.

1.1.2 Diagnosa Keperawatan

a. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan otot progresif


b. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d gangguan aliran
darah dan oksigen ke otak
c. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka insisi pembedahan)
d. Resiko inseksi area pembedahan b.d pemajanan pathogen
e. Ketidakefektifan pola nafas b.d penekanan pada batang otak (medulla
oblongata)
f. Ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi b.d anoreksia
1.1.3 Perencanaan

a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d gangguan aliran darah


dan oksigen ke otak
Kriteria Hasil
 Perfusi jaringan serebral (0406)
Kode Indikator
040602 Tekanan intracranial
040603 Sakit kepala
040619 Penurunan tingkat

b. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka insisi pembedahan)


Kriteria hasil :
 Kontrol nyeri (1605)
.
Kode Indikator
160502 Mengenali kapan nyeri
terjadi
160501 Menggambarkan faktor
penyebab
160505 Menggunakan analgesik
yang direkomendasikan

c. Ketidakefektifan pola nafas b.d penekanan pada batang otak (medulla


oblongata)
Kriteria Hasil:
 Status pernapasan (0415)
Kode Indikator
041501 Frekuensi pernapasan
041502 Irama pernapasan
041508 Saturasi oksigen
Daftar pustaka

Corwin, J.E. (2012). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

NANDA.(2018). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC.

NOC.(2013).Nursing Outcomes Clasification Edisi Bahasa Indonesia Edisi ke


5.jakarta: Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai